Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141365 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarifa Hasna Fairuz
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang dimiliki oleh tingkat penggunaan media sosial terhadap tingkat resiko viktimisasi online harassment pada mahasiswa angkatan 2013 Universitas X. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang didasari oleh Teori Aktivitas Rutin dari Cohen dan Felson dalam melihat resiko viktimisasi online harassment. Dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner, indikator-indikatornya telah ditentukan oleh penulis. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan SPSS dan kajian teori serta jurnal peneltian yang digunakan. Dari 383 responden, hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan serta pengaruh antara pengguna tingkat penggunaan media sosial terhadap viktimisasi online harassment yang dialami oleh mahasiswa angkatan 2013 Universitas X.

ABSTRACT
This research aims to understand the extent of influence of the use of social media towards the risks of online harassment victimization on batch 2013 students of University X. this research ia a quantitative reseach that is based on Routine Activity Theory by Cohen and Felson in order to see the risks of online harassment victimization. Questionnare, which indicators have been determined by the writer, is used as an instrument in conducting this research. The received data is then analyzed by using SPSS, theoretica studies, and research journals. The result revealed by 383 respondents that there is a correlation and impacts between the social media usage level and the level of online harassment victimization that is experienced by batch 2013 students of University X."
2017
S68012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nedya Farisia
"ABSTRAK
Media sosial berkembang dengan pesat saat ini dan menyediakan kenyamanan untuk berkomunikasi. Namun kenyamanan tersebut banyak disalahgunakan untuk memperlakukan orang lain dengan tidak layak di hadapan seluruh komunitas internet yang biasa disebut cyberbullying. Apabila cyberbullying gagal dicegah, akan sulit untuk melacak dan menanganinya. Salah satu senjata utama untuk mencegah aksi cyberbullying adalah dengan melakukan deteksi pada media sosial. Deteksi cyberbullying dapat dilakukan dengan menentukan apakah suatu post menyinggung topik sensitif yang bersifat pribadi seperti ras atau tidak. Dengan menentukan kata-kata terkait topik sensitif tersebut dan filter sentimen, deteksi tweet cyberbullying dilakukan dengan menggunakan metode klasifikasi Hyperpipes, Tree-based J48, dan SVM. Hasil menunjukkan bahwa algoritma hyperpipes dan decision tree menghasilkan hasil evaluasi yang terbaik dengan tingkat akurasi 85,32% dan 86,24%.

ABSTRACT
Social media is growing rapidly at the moment and provide convenience to communicate. But such convenience widely misused to treat other people with not decent before the entire internet community commonly called cyberbullying. If cyberbullying fail to prevent, it will be difficult to track down and deal with it. One of the main weapons to prevent acts of cyberbullying is to perform detection on social media. Detection of cyberbullying can be done by determining whether a post offend the sensitive topic of a personal nature such as racist or not. By determining the related words such sensitive topics and filter sentiment, cyberbullying tweet detection is done by using the method of classification Hyperpipes, Tree-based J48, and SVM. The results show that the algorithm hyperpipes and decision tree produces the best evaluation results with the accuracy of 85.32% and 86.24%.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yaumil Syafindra
"Peningkatan penggunaan media sosial yang telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari pada remaja, yang akan berdampak pula pada peningkatan perilaku negatif, seperti cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk cyberbullying pada korban remaja di media sosial, prakiraan dampak bentuk cyberbullying terhadap kemampuan kecerdasan emosional remaja, serta cara mitigasinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui teknik pengumpulan data yang meliputi studi literatur, studi dokumen dan wawancara. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis tematik kualitatif untuk mengidentifikasi bentuk cyberbullying pada korban remaja di media sosial, dan menganalisa prakiraan kualitatif menurut narasumber ahli, terkait prakiraan dampak cyberbullying terhadap kemampuan kecerdasan emosional remaja dalam penggunaan media sosial, serta cara mitigasi cyberbullying pada remaja. Hasil penelitian ini teridentifikasi temuan lima kasus korban cyberbullying remaja dalam bentuk flaming dan harassment di media sosial, yang memungkinkan korban remaja cenderung mengalami dampak terhadap kemampuan kecerdasan emosionalnya, dalam sulitnya untuk memahami dan mengelola emosi dirinya dan orang lain. Dengan sulitnya korban cyberbullying remaja untuk memahami dan mengelola emosinya, memungkinkan korban remaja cenderung untuk mengalami sulitnya membina hubungan sosial, ketidak percayaan diri, stres, depresi, dan mengalami kegagalan dalam prestasi belajar di sekolah. Serta, hasil penelitian dalam cara mitigasi cyberbullying terhadap remaja untuk memiliki kemampuan kecerdasan emosional yang baik, yaitu, pertama, dengan cara individu remaja untuk tidak merespon cyberbullying yang dialaminya. Kedua, dengan cara memastikan remaja mendapati dukungan dari lingkungan keluarga dan sekolah, yaitu, pastikan remaja dapat komunikasi yang baik oleh orang tuanya, dan pastikan remaja untuk dapat literasi oleh guru di sekolah, tentang penggunaan media sosial yang baik dan fenomena cyberbullying merupakan perilaku buruk.

The increased use of social media has become an integral part of daily life in adolescents, which will also have an impact on increasing negative behaviors, such as cyberbullying. This study aims to determine the form of cyberbullying on teenage victims on social media, the predicted impact of this form of cyberbullying on adolescents' emotional intelligence abilities, and how to mitigate it. This research used qualitative methods through data collection techniques which included literature studies, document studies and interviews. This study uses qualitative thematic analysis techniques to identify the form of cyberbullying on adolescents' victims on social media, and analyzes qualitative forecasts according to expert sources, related to forecasting the impact of cyberbullying on adolescents' emotional intelligence abilities in using social media, as well as how to mitigate cyberbullying on adolescents. The results of this study identified the findings of five cases of adolescent victims of cyberbullying in the form of flaming and harassment on social media, which allows adolescent victims to tend to experience an impact on their emotional intelligence abilities, in the difficulty of understanding and managing the emotions of themselves and others. With the difficulty of adolescent victims of cyberbullying to understand and manage their emotions, it is possible for adolescent victims to tend to experience difficulties in fostering social relationships, lack of self-confidence, stress, depression, and experience failure in academic achievement at school. In addition, the results of research on how to mitigate cyberbullying so that adolescents have good emotional intelligence abilities, namely first by how individual adolescents do not respond to the cyberbullying they experience. Second, by ensuring that adolescents get support from the family and school environment, namely ensuring that adolescents can communicate well with their parents, and ensuring that adolescents are literate by teachers at school, about good use of social media and the phenomenon of cyberbullying is bad behavior."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melita Nuriza
"Di masa kini, efektivitas media sosial dalam menjangkau massa berisiko membuat penggunanya terekspos pada konten negatif seperti ekstremisme. Studi terdahulu mengungkapkan bahwa ekspos terhadap ekstremisme erat kaitannya dengan perkembangan wacana dan ideologi tertentu pada level kelompok dan individu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Worldview dan rutinitas penggunaan media sosial terhadap risiko keterpaparan konten ekstremisme daring. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data online survey yang dilakukan di Fakultas X Universitas Y. Total Sampel dalam penelitian ini berjumlah 164 responden dengan karakteristik mahasiswa berusia 15-24. Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Melalui teori Aktivitas Rutin dari Cohen dan Felson dan teori pembelajaran sosial Akers, penelitian ini berupaya membuktikan pengaruh dari penggunaan media sosial serta tingkat kepercayaan dan kepuasan pada pemerintah dan institusi terhadap kemungkinan peningkatan risiko keterpaparan konten ekstremisme daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Worldview dan penggunaan media sosial berpengaruh terhadap risiko keterpaparan konten ekstremisme daring.

At present, the effectiveness of social media in reaching out to the public is at risk of exposing users to negative content such as extremism. Previous studies revealed that exposure to extremism is closely related to the development of certain discourses and ideologies at the level of groups and individuals. This study aims to analyze the effect of Worldview and routine use of social media on the risk of exposure to online extremism content. This study uses quantitative methods with online survey data collection techniques conducted at the Faculty of X, University of Y. Total Samples in this study amounted to 164 respondents with the characteristics of students aged 15-24. The sampling technique in this study used purposive sampling. Through Cohen's and Felson's Routine Activity theory and Akers' social learning theory, this study seeks to prove the effect of the use of social media and the level of trust and satisfaction with government and institutions on the possibility of increasing the risk of exposure to online extremism content. The results showed that worldview and the use of social media influence the risk of exposure to online extremism content.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufiq Yogaprasetyo
"Penelitian ini membahas mengenai dinamika dramaturgi dalam penggunaan media sosial Path pada mahasiswa Universitas Indonesia. Media sosial merupakan bagian dari perkembangan teknologi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-sehari pada masa ini. Salah satu perkembangan media sosial adalah munculnya media sosial Path. Saat ini, Path merupakan media sosial yang populer dan digunakan oleh berbagai kalangan, terutama kaum muda atau mahasiswa. Telah terjadi perubahan interaksi pada masyarakat di era media sosial. Perubahan interaksi langsung menjadi interaksi virtual yang dilakukan melalui media sosial turut menjadikan perubahan proses dramaturgi di era media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam informan, observasi di dunia nyata, observasi di media sosial Path, dan survei ringkas. Berdasarkan hasil survei, mahasiswa Universitas Indonesia secara umum merupakan tipe pengguna media sosial Path ?Socializers?. Penelitian ini juga menemukan bahwa terjadi proses dramatugi yaitu berubahnya batasan antara front stage dan backstage, yang secara spesifik disebut sebagai the forefront of the backstage, melalui interaksi virtual di media sosial Path.

This research discusses the dynamics of dramaturgy in the usage of Path, a platform of social media, among students of Universitas Indonesia. Social media is a product of the technological advancement that nowadays cannot be separated from everyday life. The emergence of Path marks a phase of evolution of social media. Now, Path is one of the more popular social media, and it reaches all kinds of social groups, especially to those who are in young age or are in college. There has been a change in interaction among people in this era of social medias. The change from direct interactions through social media has also brought a change in the process of dramaturgy. This research used qualitative methods with in-depth interviews; observations on real world and virtual world of social media Path; and quick survey. According to the survey, the students of Universitas Indonesia in general are ?Socializers? type of Path user. This research also found that there is a process of dramaturgy, that is a shift of borders between the front stage and the backstage, specifically called as the forefront of the backstage, following the virtual interaction on Path.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Firdausya Sunaryo
"Komunikasi yang kini dimudahkan dengan kemunculan media sosial juga memiliki konsekuensi buruk, seperti aksi cancel culture yang berujung pada tindakan cyberbullying. Cancel culture merupakan sebuah praktik pemboikotan terhadap seseorang yang dianggap melanggar norma. Figur publik seringkali menjadi target utama cancel culture di internet dikarenakan rumor yang disebarkan di media sosial. Dengan menggunakan metode kualitatif studi kasus dan kajian literatur, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis cancel culture dan cyberbullying terhadap aktor Korea Selatan Kim Seonho dan idol Kim Garam di forum daring dan Twitter dengan konsep efek disinhibisi online, di mana batasan komunikasi hilang apabila dilakukan secara daring dibandingkan secara tatap muka. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa empat dari enam dimensi efek disinhibisi online paling tampak di kasus cancel culture dan cyberbullying kedua figur publik ini, yakni dissociative anonymity, asynchronicity, dissociative imagination, dan minimization of status and authority, dengan anonimitas sebagai faktor utamanya.

The presence of social media in the contemporary media landscape has made communication more accessible. However, the emergence of such a platform also comes with cultural consequences, such as cancel culture–a practice of boycotting someone who is considered to have violated the norm–which often leads to cyberbullying. Public figures have become the main target of cancel culture which is amplified by the online rumors spread on social media. By using qualitative case study methods and literature review, this paper aims to analyze the cancel culture and cyberbullying against South Korean actor Kim Seonho and idol Kim Garam in online forums and Twitter, with the concept of the online disinhibition effect, where communication boundaries disappear as it takes place online. The result shows that four among six dimensions of the online disinhibition effect, namely dissociative anonymity, asynchronicity, dissociative imagination, and minimization of status and authority are present in the cancel culture and cyberbullying of these two public figures, with anonymity being the main factor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Eka Sakti
"Efek media terhadap sikap politik, termasuk kepercayaan kepada pemerintah, menjadi salah satu diskursus yang telah berlangsung cukup lama. Meskipun terus dikaji sampai saat ini, belum banyak kajian yang mencoba mengeksplorasi efek media dalam kerangka teori-teori efek media di media baru seperti internet dan media sosial. Padahal, laku politik dewasa ini tak bisa dilepaskan dari konsumsi media baru tersebut. Pun, studi-studi selama sekitar satu dekade terakhir belum bisa memberi konklusi yang definitif, apakah thesis yang ditawarkan oleh teori-teori efek media yang sebelumnya cukup kuat di media tradisional bisa kembali teruji di media baru. Dalam konteks ini lah penelitian ini dibuat. Hasil analisis menunjukkan hasil yang cukup sesuai dengan tesis yang ditawarkan oleh teori Videomalaise/Media Malaise. Meskipun begitu, paparan media sosial bukan menjadi faktor utama yang menentukan tingkat kepercayaan pada pemerintah, dalam kasus ini di DKI Jakarta. selaras dengan beberapa penelitian sebelumnya, penelitian ini turut menekankan bahwa hubungan konsumsi media, dalam konteks ini media sosial, terhadap tingkat kepercayaan pemerintah, atau dalam konteks yang lebih luas sikap politik masyarakat, perlu dikaji lebih mendalam, dengan cakupan yang lebih luas dan rentang waktu yang beragam agar bisa menghasilkan kesimpulan yang lebih definitif.

The effect of the media on political attitudes, including trust in the government, is one of the discourses that has been going on for a long time in communication studies. Although this topic continues to be studied to date, not many have attempted to explore, within the framework of media effects theories, in new medias such as the internet and social media. This appeared as a blind spot as today's political behavior cannot be separated from the consumption of the new media. Also, studies over the last decade or so have not been able to provide definitive conclusions as to whether the thesis offered by media effect theories which were previously strong enough in traditional media can be tested again in new media. It is in this context that this research was made. The results of the analysis show results that are quite consistent with the thesis offered by the Videomalaise/Media Malaise theory. Even so, exposure to social media may not be the main factor that determines the level of trust in the government, especially in the case of DKI Jakarta. in line with several previous studies, this research also emphasizes that the relationship between media consumption, in this context social media, towards trust to government, or in the broader context of people's political attitudes, needs to be studied more deeply, with a wider scope and a longer span of time so that a more nuanced and definitive conclusion can be found."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Ralasari
"ABSTRAK
Kecanduan media sosial adalah kegemaran terhadap penggunaan media sosial sehingga melupakan hal lainnya. Penggunaan media sosial saat ini juga terjadi pada kalangan remaja sehingga sudah menjadi bagian melekat pada kehidupan sehari-hari remaja, termasuk pada siswa remaja di SMA XYZ. Penggunaan media sosial dapat mempengaruhi segi moralitas, apatisme serta nilai akademik dari siswa di SMA XYZ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara tingkat kecanduan media sosial terhadap tingkat moralitas, tingkat apatisme dan nilai akademik. Variabel lain yang diperhitungkan dalam model adalah kelas, gender, status nikah orang tua, uang saku per minggu siswa di SMA XYZ. Dari hasil analisis data yang didapatkan dengan menggunakan metode analisis data Partial Least Square, diketahui bahwa tingkat kecanduan media sosial mempengaruhi nilai akademik serta tingkat apatisme siswa di SMA XYZ, dan tingkat moralitas mempengaruhi nilai akademik siswa di SMA XYZ.

ABSTRACT
Social media addiction is craze about the use of social media until forget other things. The use of social media today also occurs among teenagers so it has become a part attached in the daily life of teenagers, including teenager students in XYZ high school. The use of social media can affect in terms of morality, apathy and academic score of students in XYZ high school. This study is to determine the pattern of relationship between social media addiction level to morality level, apathy level and academic score. Other variables to consider in model are class, gender, marital status of parents, pocket money per week of students in XYZ high school. From the results obtained by using data analysis method of Partial Least Square, it is known that social media addiction level affect academic score and apathy level of students in XYZ high school, and the morality level affect students rsquo academic score in XYZ high school."
2017
S69926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Asmarani Aditya
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang mengapa remaja melakukan perundungan siber pada media sosial, terutama Ask.fm. Dengan fitur tak kasat mata dan anonim yang disediakan oleh Ask.fm, pengguna sering melakukan perundungan siber karena memberi pengguna keuntungan untuk tidak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam apa yang menyebabkan orang merundung orang lain di media sosial seperti Ask.fm. Perilaku agresif pengguna pada Ask.fm, dipicu oleh enam faktor penghambatan online - di mana mereka mengatakan dan melakukan sesuatu secara online yang terbatas di dunia nyata. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai pendekatan pengumpulan data. Ditemukan bahwa faktor yang menyebabkan penghambatan online seperti tak terlihat, asynchronicity, introspeksi solipsistik, imajinasi disosiatif, meminimalkani status dan wewenang, anonimitas disosiatif memicu pengguna untuk melakukan perundungan secara online terutama pada Ask.fm, dan superioritas, ketakutan, dan penyombong memicu orang untuk melakukan perundungan secara umum. Dengan demikian, disarankan untuk mengintegrasikan materi perundungan siber ke sekolah. Sehingga, staf sekolah dan guru dapat mengedukasi konsekuensi dari perundungan siber dan mencegah perundungan lebih lanjut

ABSTRACT
This research is about why teenagers do cyberbully on social media, primarily Ask.fm. With invisibility and anonymous feature that Ask.fm provides, users engage in cyberbullying more often since it is giving users the advantage to be unknown. This research aims to understand in depth on what causes people to bully other people on social media such as Ask.fm. The aggressiveness of users behavior on Ask.fm is triggered by six factors of online disinhibition where they say and do things online that is limited in real world. This research uses qualitative data analysis with an in depth interview as its approach for data collection. It is found that factors that cause online disinhibition such as invisibility, asynchronicity, solipsistic introjection, dissociative imagination, minimization of status and authority, dissociative anonymity trigger users to bully online primarily on ask.fm, and superiority, fear, and braggers trigger people to bully in general. Thus, it is suggested to integrate cyberbullying materials into school. Thus, school staff and teacher can educate the consequences of cyberbullying and prevent further bullying action "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Irma Putri
"Generasi terbaru mahasiswa dibentuk oleh mereka yang dididik dan dibesarkan di tengah teknologi. Penggunaan media sosial telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir dan mahasiswa adalah termasuk golongan yang menggunakan media sosial dengan antusias. Oleh karena itu, perlu untuk menganalisis bagaimana prestasi akademik mahasiswa dipengaruhi oleh penggunaan media sosial tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media sosial terhadap prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan kepada 100 mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia pengguna media sosial dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dari penelitian ini diolah menggunakan SPSS versi 26 dengan analisis regresi linier. Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa penggunaan media sosial memiliki pengaruh yang lemah terhadap prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>