Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90674 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwiata Chandra Susatyo
"Perkembangan moda transportasi kereta api di Indonesia yang sedang berkembang pada saat itu juga harus diimbangi dengan perkembangan jalur kereta api untuk menjangkau seluruh tujuan. Stasiun Lampegan adalah salah satu stasiun kereta api pertama di Indonesia yang terletak di jalur KA manggarai-Padalarang, terletak di Desa Cibokor, kecamatan Cibeber, Cianjur. Stasiun kereta api ini dibangun oleh perusahaan kereta api SS Staats Spoorwegen pada periode 1879-1882 untuk melayani perjalanan kereta api jalur Jakarta-Bogor-Sukabumi-Bandung melalui Cianjur dan sebagai stasiun penjaga Terowongan Lampegan yang berada di dekatnya. Terowongan Lampegan adalah salah satu terowongan kereta api tertua di Indonesia. Terowongan ini membelah Gunung Kencana dan memiliki panjang 686 meter dan dibangun untuk mendukung jalur kereta api rute Bogor - Sukabumi - Bandung. Kini Stasiun ini hanya melayani Kereta api Siliwangi yang melayani jalur Sukabumi-Cianjur. Bangunan stasiun Lampegan merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang berasal dari masa kolonial. Pembangunan stasiun ini dilakukan untuk mempermudah proses distribusi komoditi dan moda transportasi para buruh.

The development of railway transportation mode in Indonesia that is being developed at that time must also be balanced with the development of the railway line to reach all destinations. Lampegan station is one of the first railway station in Indonesia, located on the railway line manggarai Padalarang, located in the village of Cibokor, Cibeber subdistrict, Cianjur. The train station was built by the railway company SS Staats Spoorwegen within the period of 1879 to 1882 to serve the train route from Jakarta Bogor Sukabumi Bandung through Cianjur and serves as Lampegan tunnel guard station. Lampegan tunnel is one of the oldest railway tunnel in Indonesia. This tunnel splits Kencana Mountain and has a length of 686 meters and was built to support the railway line Bogor Sukabumi Bandung. The station now serves only Siliwangi trains serving routes Sukabumi, Cianjur. Lampegan station building is one of the heritage buildings from the colonial period. Construction of the station is done to ease the process of distribution of commodities and modes of transport."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Rahmat Danar Hadi
"Stasiun kereta api Tanjung Priok adalah sebuah bangunan penunjang industri yang dibangun pada masa Hindia Belanda. Perkembangan kegiatan industri di Hindia Belanda pertengahan abad ke-19 menuntut untuk dibangunnya jalur kereta api sebagai moda transportasi massal. Hal yang sama juga terjadi di Batavia, sehingga jalur kereta api dibangun untuk melayani pengangkutan hasil industri dan penumpang. Untuk menunjang kegiatan operasional kereta api, maka dibangun pula stasiun sebagai terminal pengangkutan. Pembangunan Stasiun Tanjung Priok berkaitan dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan paling modern di Hindia Belanda. Di sekitar bangunan stasiun, juga terdapat bangunanbangunan lain yang memiliki fungsi untuk menunjang kegiatan kereta api di Stasiun Tanjung Priok. Stasiun Tanjung Priok memiliki makna yang besar bagi kegiatan ekonomi, sosial, dan politik masyarakat dan pemerintah Batavia sejak tahun 1925 hingga 1942. Fungsi utamanya adalah sebagai gerbang utama menuju kota Batavia.

Tanjung Priok railway station is an industrial support building which built during the Dutch East Indies. The development of industrial activities in the Dutch East Indies mid -19th century demanded for the construction of a railway line as a mode of mass transportation. The same thing happened in Batavia, so that the railway line was built to serve the industry and the transportation of passengers. To support the operations of the railway, the station was also built as a freight terminal. Tanjung Priok Station development with regard to the existence of the Tanjung Priok port as the most modern ports in the Dutch East Indies. In the vicinity of the station building, there are also other buildings that have the functionality to support the railway station in Tanjung Priok .Tanjung Priok Station has great significance for the economic, social, and political society and government in Batavia since 1925 to 1942. Its main function is as a major gateway to the city of Batavia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Widadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kani Muthmainnah
"Dalam sejarah kolonial di Hindia Belanda terdapat narasi yang berhubungan dengan non-place, terutama dalam bukti sejarah stasiun kereta api pada periode akhir kolonial. Namun, gambaran keadaan stasiun kereta api pada priode Hindia Belanda berbeda dengan gambaran stasiun sebagai non-place. Perbedaan ini pada dasarnya dipengaruhi karena adanya sistem kolonial. Pembahasan non-place dalam konteks kolonialisme dapat menjadi celah kritik yang dapat memunculkan pernyataan baru terhadap konsep non-place.
Stasiun Kereta Api Cianjur dipilih sebagai objek penelitian karena berdasarkan alasan historis juga geografis wilayahnya. Pada periode kolonial, kereta api dan stasiun membawa Cianjur pada kejayaannya di masa lalu sebagai salah satu wilayah yang menghasilkan komiditi perkebunan terkenal.
Berdasarkan pertimbangan topik penelitian yang dipilih, saya menggunakan metode penelitian sejarah untuk menangkap apa yang telah terjadi pada masyarakat, kejadian, dan makna dari stasiun kereta api Cianjur yang muncul pada masa kolonial yang berpengaruh terhadap keadaanya sekarang. Dengan mencari indikasi-indikasi yang menujukkan perbedaan atau kontradiksi dengan konsep non-place melalui penelusuran narasi dan bukti sejarah stasiun serta analisis arsitektur dari stasiun kereta api pada periode kolonial diharapkan dapat menjawab alasan perbedaan gambaran non-place dalam konteks kolonial.

In the colonial history of the Dutch Indies, there were non-place related narratives, especially in the historical evidence of the railway station in the late colonial period. However, the depiction of the state of the train station in the Dutch East Indies period is different from the depiction of the station as non-place. This difference is basically influenced by the existence of colonialism. Non-place in the context of colonialism can be a gap of criticism that can bring new statements to the concept of non-place.
Cianjur Railway Station was chosen as the object of this research because it was based on historical and geographical reasons for its territory. In the colonial period, trains and railway stations brought Cianjur to its glory in the past as one of the areas that produced famous plantation commodities.
Based on the research topic, I used the historical method to capture what had happened to the community, the events, and the meaning of the Cianjur railway station that happened in the colonial period which had an effect on the present situation. By looking for the indications that show the differences or contradictions with non-place concept through tracing the narratives and evidence of railway history and also base on the analysis of the architecture of the railway station in the colonial period are expected to answer the reasons for the differences in non-place depiction in the colonialism context.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Rahmatika Hadi
"Stasiun kereta api merupakan satu bagian menarik dari sebuah kehidupan kota, dimana di tempat tersebut terjadi berbagai peristiwa. Stasiun merupakan asset permanen yang seringkali bertahan dalam hitungan umur yang lama. Dalam kenyataannya tempat ini dikunjungi oleh ratusan atau bahkan ribuan orang setiap harinya. Dengan pertambahan kebutuhan penduduk kota, stasiun saat ini bukan hanya berfungsi sebagai haltenya kereta api. Banyak ruang-ruang baru yang tumbuh daiam stasiun kereta api. Ada keinginan untuk menyediakan ruang bagi masyarakat terutama pengguna jasa transportasi ini.
Sebuah stasiun kereta api bukan hanya sebuah tempat persinggahan kereta api, namun juga merupakan satu ruang untuk berkegiatan pengunjungnya. dimana karakteristik yang dihasilkan pasti akan berbeda.
Apa saja ruang-ruang atau mungkin dapat dikatakan fasilitas yang ada clalam stasiun kereta api? Apakah ruang yang ada pada satu stasiun kereta api juga terjadi pada stasiun Iainnya. Bagaimana dengan fasilitas yang telah tersedia pada stasiun kereta api di Jakarta? Unluk menjawab pertanyaan itu diadakan pencarian dasar-dasar teori tentang stasiun kereta api dan studi kasus pada stasiun kereta api yang ada di Jakarta, daiam hal ini Stasiun Gambir dan Stasiun Cikini.
Ternyata benyak ditemukan ketidaksesuaian antara teori yang menjelaskan bagaimana seharusnya fasilitas yang ada pada sebuah stasiun kereta api dengan kenyataan yang diterapkan pada Stasiun Cikini dan Stasiun Gambir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifi Lutfia Wardhani
"Stasiun kereta api Kedjaksan Cirebon merupakan salah satu Cagar Budaya yang berasal dari masa kolonial dan dapat diteliti menurut sudut pandang arkeologi industri. Salah satu pengaruh bangsa Belanda pada masa penjajahan di Indonesia adalah pengadaan transportasi kereta api dalam rangka mempelancar eksplosari dan eksploitasi terhadap tanah jajahan. Dengan perkembangan transportasi kereta api, berkembang pula fasilitas pendukungnya, yakni stasiun. Salah satu stasiun kereta api yang didirikan di Jawa Barat adalah Stasiun Kereta Api Kedjaksan Cirebon. Pada kompleks stasiun Kedjaksan Cirebon terdapat beberapa komponen penunjang kegiatan perkeretaapian alat dan bangunan operasional, serta bangunan tempat tinggal pegawai. Berdirinya sebuah stasiun kereta api membawa perubahan terhadap tatanan masyarakat sehingga menghasilkan kelas sosial pekerja. Kelas-kelas sosial tersebut dapat diamati melalui bangunan rumah tinggal dan atribut yang dikenakan.

Kedjaksan Cirebon railway station is one of the heritage from the colonial period and can be studied in terms of the industrial archeology. One of the influences of the Dutch during the colonial era in Indonesia is the provision of railway transportation in order to facilitate the exploration and exploitation of the colonies. With the development of rail transportation, is also developing its supporting facilities, the train station. One of the railway station was established in West Java Kedjaksan Cirebon Railway Station. At the station complex Kedjaksan Cirebon there are several components to support activities which the tools and building railway operations, as well as residential buildings employees. The establishment of a railway station brought changes to the society that produces social class workers. Socialclasses can be observed through the houses and subject attributes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Riky Mawan
"ABSTRACT
PT Kereta Api Indonesia meupakan salah satu penyedia jasa transportasi darat yang dibutuhkan di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Masinis sebagai karyawan yang bertugas untuk membawa setiap kereta mengalami tekanan baik dari dalam maupun luar pekerjaan sehingga mengakibatkan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres kerja pada masinis PT Kereta Api Indonesia di Stasiun Jatinegara tahun 2014. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional dengan cara menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masinis jurusan luar kota di Stasiun Jatinegara dikategorikan tidak stres. Semua variabel faktor internal pekerjaan dikategorikan buruk anak tetapi semua variabel faktor eksternal pekerjaan dikatergorikan baik.

ABSTRACT
PT Kereta Api Indonesia is a provider of ground transportation services are needed in Indonesia, particularly in Java. The engineer as an employee whose job is to bring every train was under pressure from both inside and outside of work that lead to stress. The purpose of this research is to describe the work stress on long range locomotive engineer PT Kereta Api Indonesia at Jatinegara Station in 2014. Research was conducted by cross sectional method by distributing questionnaires. The results showed that out of town engineer majors at Station Jatinegara categorized no stress. All variables of internal job factors categoried as bad but all variables of external job factors catergories as good."
2014
S55973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Riyadi Fitriyan
"Transportasi online saat ini menjadi pilihan moda yang diminati oleh masyarakat perkotaan di indonesia, namun dengan semakin sibuknya aktifitas antar jemput penumpang terutama di kawasan stasiun kereta api menyebabkan permasalahan kemacetan. Hadirnya shelter ojek online diharapkan dapat mengatasi solusi permasalahan tersebut. Namun sampai saat ini belum ada ketentuan yang pasti penempatan lokasi shelter yang tepat. Akibatnya beberapa shelter harus dibongkar dan dipindahkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis indikator apa saja yang dibutuhkan dalam penyediaan shelter ojek online dalam sebuah panduan. Penelitian ini menggunakan metode Analitycal Hierarchi Process (AHP) agar didapatkan faktor kepentingan untuk masing-masing indikator dan kriteria yang terbentuk berdasarkan preferensi pengemudi dan pengguna layanan ojek online. Panduan penyediaan shelter ojek online ini diaplikasikan di kawasan stasiun kota Tegal dengan pihak penilai lokasi pemerintah Kota Tegal, operator transportasi online dan PT KAI Daop IV Semarang stasiun tegal. Penilaian ini dilakukan dengan metode skoring berdasarkan indikator dan pembobotan yang telah terbentuk. Hasil survei yang telah dilakukan menunjukan bahwa aksesibilitas shelter menjadi indikator dengan prioritas tertinggi yaitu sebesar 21,54 % disusuldengan indikator keselamatan (19,19%), demand (14,52%), keamanan (12.87%), kenyamanan (12,14%), keteraturan (11,85%), dan kesetaraan (7,89%). Setelah dilakukan penilaian lokasi oleh calon penyedia layanan diketahu bahwa lokasi shelter di Jl Kolonel Sugiono merupakan lokasi paling optimal untuk dijadikan shelter ojek online di kawasan stasiun Kota Tegal dengan nilai total sebesar 12,718. Dengan penempatan shelter yang terukur ini dapat mengakomodir berbagai pihak yang terkait sebagai solusi permasalahan yang timbul dari aktifitas antar jemput ojek online. Panduan ini diharapkan dapat diaplikasikan di berbagai lokasi yang membutuhkan penyediaan fasilitas shelter ojek online.

Online transportation is currently a means of choice that is in demand by urban communities in Indonesia, but with increasing activity between passengers, especially in the area of the railway station causes problems of congestion. The presence of an online shelter is expected to solve this problem. So far, however, there is no definitive location for the shelter. As a result, some shelters have to be dismantled and moved. The aim of this study is to analyze what indicators are needed in the provision of online shelter in a guide. This research uses the Analitycal Hierarchy Process (AHP) method to obtain factors of interest for each indicator and criteria that are formed based on the preferences of drivers and users of online check services. The guidelines for the provision of online shelter are applied in the area of the city station of Tegal with the assessment of the location of the government of Kota Tegal, the online transport operator and PT KAI Daop IV Semarang tegal station. This assessment is done using the scoring method based on the indicators and weighing that have been formed. The results of the survey showed that shelter accessibility was the indicator with the highest priority of 21.54%, followed by indicators of safety (19,19%), demand (14,52%), safety (12.87%), comfort (12.14%), regularity (11.85%), and equality (7.89%). After an assessment of the location by the candidate service provider, it is known that the location of the shelter at Jl Kolonel Sugiono is the most optimal location to be used as an online Shelter in the area of the city station of Tegal with a total value of 12,718. With this measured shelter placement can accommodate various related parties as a solution to the problems arising from the online pick up and drop off activity. This guide is expected to be applied in various locations that require the provision of online shelter facilities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Jamal Yuliarto
"Pada Tesis ini, penulis ingin menunjukkan bahwa calo tiket kereta api di Stasiun Gambir merupakan masalah sosial yang dapat mengakibatkan ketidak percayaan terhadap petugas, karma keberadaan dan kelanggengan calo dapat merusak keteraturan sosial yang menghambat produktifitas masyarakat, yang disebabkan adanya faktor-faktor 1) Iemahnya sistim penjualan dan pendistribusian tiket, 2) perilaku social sebagian rnasyarakat, 3) tidak seimbangnya "suplay and demand", dan 4) belum adanya aturan hokum yang mengatur tentang percaloan. Sejalan dengan pemikiran tersebut, yang menjadi permasalahan dalam Tesis ini adalah praktek percaloan tiket kereta api di Stasiun Gambir, sedangkan fokusnya adalah mencari dan menemukan factor-faktor penyebab kelanggengan calo tiket kereta api di Stasiun Gambir tersebut.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografis. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan dengan tehnik pengamatan, wawancara, dan pengamatan terlibat untuk mendapatkan gambaran nyata tentang praktek percaloan tiket.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa calo adalah seseorang atau sekelompok orang yang bisa mendapatkan tiket dengan mudah karena adanya hubungan yang sating menguntungkan dengan petugas dan memahami sistim penjualan tiket, sehingga dapat menguasai tiket, memblokir akses calon penumpang untuk mendapatkan tiket, selanjutnya membuat calon penumpang membeli melalui mereka."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Ayu Lestari
"Skripsi ini membahas tentang tinggalan rel yang tersebar di Kota Cirebon, Jawa Barat yang selanjutnya dapat di rekonstruksi menjadi sebuah jaringan jalan kereta api yang pernah aktif di abad 19. Rekonstruksi tersebut tidak hanya berhenti pada jalur kereta api saja, tetapi juga berlanjut pada muatan kereta api yang dibawa melintasi jalur-jalur tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat lima jalur kereta api yang terdapat di Kota Cirebon. Jalur-jalur tersebut berpengaruh pada kegiatan perkebunan gula di sekitar Cirebon. Sehingga, industri kereta api dan industri perkebunan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan pada masa pendudukan Belanda di Indonesia.

This thesis explains about the railway remains from Dutch colonial era in Cirebon, West Java. The remains could be reconstructed into a railway network that was used in 19th century Cirebon. The study was conducted to reveal the railway lines and the goods that was freighted tousing the railways.
The result of the study finds that Cirebon had 5 railwaylines which connected the city to other places such as Cikampek, Kadipaten, Cirebon harbor, Semarang, and Kroya. These lines were used to freighting sugar productions from the nearby plantations. Thus, the railway transportation and plantation industry were two things that were related and benefited one another."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>