Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61124 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nindy Annisa
"ABSTRAK
Perluasan Theory of Planned Behavior TPB digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui intensi individu dalam mendonasikan uang. Responden berjumlah 232 orang telah mengisi kuesioner dengan teknik convenience sampling. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh sikap, norma deksriptif, norma moral, perceived behavioral control, dan pengalaman masa lalu Selain itu, keyakinan agama dijadikan sebagai variabel moderasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hanya norma deskriptif, norma moral dan perceived behavioral control berpengaruh signifikan terhadap intensi perilaku berdonasi dan keyakinan agama berperan dalam memoderasi seluruh variabel independen dalam penelitian ini.

ABSTRACT
An extended Theory of Planned Behavior TPB was used to predict individual rsquo s intention on donating money. Respondents n 232 completed an online questionnaire using convenience sampling. Multiple regression analyses used in order to test the influence of attitude, descriptive norm, moral norm, perceived behavioral control, and past behavior. Furthermore, religious beliefs is integrated as a moderating variable. This study shows only descriptive norm, moral norm and perceived behavioral control that significantly influencing behavioral intention to donate on an individual. Meanwhile, religious beliefs has role on moderating all independent variables on this study."
2017
S68220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Mahardika
"Seiring meningkatnya berbagai permasalahan lingkungan, kesadaran manusia terhadap isu lingkungan semakin meningkat, dan tren untuk menggunakan produk ramah lingkungan juga semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian tumbler sebagai produk ramah lingkungan di kalangan generasi Z dan milenial muslim di daerah perkotaan, serta peran variabel moderasi nilai religiusitas dalam hubungan tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Theory of Reasoned Action. Penelitian ini melibatkan variabel Green Brand Knowledge, Environmental Concern, Environmental Knowledge, Green Perceived Value, Attitude toward Purchase of Green Products, Subjective Norms, Green Purchase Intention, Green Purchase Behaviour Intrapersonal Religious Values, dan Interpersonal Religious Values. Data primer dikumpulkan melalui survei dengan mengajukan kuesioner kepada 416 responden di wilayah perkotaan. Analisis data menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) PLS menggunakan SmartPLS 4.0 untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Attitude toward Purchase of Green Products dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh Green Brand Knowledge, Environmental Concern, dan Green Perceived Value. Environmental Knowledge tidak berpengaruh signifikan terhadap Attitude toward Purchase of Green Products. Attitude toward Purchase of Green Products dan Subjective Norms berpengaruh positif dan signifikan terhadap Green Purchase Intention, Green Purchase Intention berpengaruh positif dan signifikan terhadap Green Purchase Behavior. Intrapersonal Religious Values dapat memperkuat secara signifikan pengaruh positif dari Subjective Norms terhadap Green Purchase Intention, namun nilai religiusitas lainnya tidak memperkuat hubungan Attitude toward Purchase of Green Products ataupun Subjective Norms terhadap Green Purchase Intention. Temuan dari penelitian ini dapat digunakan oleh produsen produk tumbler maupun pemangku kepentingan lainnya sebagai strategi pemasaran maupun kampanye pro-lingkungan.

Environmental concerns are increasing along with the rising trend of using green products as environmental issues continue to worsen. The purpose of this study is to examine the factors influencing urban Generation Z and Millennial Muslims' purchasing decisions for tumbler as a green products. Furthermore, it explores at how religious values influence these relationships in a moderating way. The Theory of Reasoned Action forms the theoretical basis for this study.  Several variables are included in the study: Green Brand Knowledge, Environmental Concern, Environmental Knowledge, Green Perceived Value, Attitude toward Purchase Green Products, Subjective Norms, Green Purchase Intention, Green Purchase Behaviour, Interpersonal Religious Values, and Intrapersonal Religious Values. Surveys were conducted to gather primary data, with questionnaires distributed to 416 respondents in urban areas. To evaluate the proposed hypotheses, data was analyzed using Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Attitude toward Purchase Green Products is positively and significantly influenced by Green Brand Knowledge, Environmental Concern, and Green Perceived Value, according to research findings. Meanwhile, Attitude toward Purchase Green Products is not significantly influenced by Environmental Knowledge. Both Attitude toward Purchase Green Products and Subjective Norms had positive and significant effects on Green Purchase Intention. Green Purchase Intention had a positive and significant effect on Green Purchase Behaviour. The Intrapersonal Religious Values can significantly strengthen the positive influence of Subjective Norms on Green Purchase Intention, but other religious values neither reinforce the attitude’s relationship nor Subjective Norms on Green Purchase Intention. The findings of this research can be utilized by tumbler product manufacturers and other stakeholders as part of marketing strategies and green campaigns."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurie Rusfianie
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dari sikap, norma subyektif dan perceived behavioral control konsumen yang mengetahui produk private label sekaligus untuk mengetahui pengaruh langsung perbedaan status (perkawinan dan pekerjaan) wanita terhadap intensinya untuk membeli produk private label. Penelitian ini juga melihat faktor-faktor apa saja yang secara langsung mempengaruhi konsumen terhadap intensinya untuk membeli produk private label. Dalam penelitian ini akan dilihat mengenai salah satu bentuk ritel yakni pasar modern,sampel di dalam penelitian ini berjumlah 160 responden. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu convenience sample dimana syarat dari respondennya wanita,pernah berbelanja dan pernah mengetahui produk komoditas private label yang dijual di pasar modern tersebut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multiple regression dan two-way anova. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sikap, norma subyektif dan perceived behavioral control dan perbedaan status perkawinan wanita mempengaruhi intensi konsumen untuk membeli produk private label, sedangkan perbedaan status pekerjaan wanita tidak mempengaruhi intensi konsumen untuk membeli produk private label.

ABSTRACT
This study aims to determine the direct effects of attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control and (marital and employment) status differences affect women's consumer intention to buy private label products. The study also looked at factors what directly affects consumers' intention to buy private label products. In this study will be seen on one of the forms of modern market, the sample in this study is 160 respondents. This study uses non-probability sampling technique in which the terms are convenience sample of female respondents had shopped and knew private label for commodity products that are sold in the modern market. Hypothesis testing is performed by multiple regression analysis and two-way ANOVA. The research concludes that attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control and marital status differences affect women's consumer intention to buy private label products, while the difference in women's employment status does not affect consumer intention to buy private label products.
"
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iswary Lawanda
"Tulisan ini adalah mengenai jinja sebagai pusat shaen. Shaen, sebuah pedoman yang merupakan keyakinan pimpinan, staf, dan buruh sebuah perusahaan untuk setia dalam pekerjaan bagi kekuatan dan kebesaran perusahaan tersebut. Melalui matsuri (upacara) posisi leluhur pendiri dan pelindung perusahaan dihidupkan kembali dalam simbol-simbol bagi seluruh anggota, pimpinan dan buruh perusahaan; upacara selalu diulang dari waktu ke waktu pada waktu pendirian perusahaan. Tulisan ini juga ingin menunjukkan bahwa pusat dari shaen adalah jinja yang berfungsi mengingatkan adanya shaen yang menjadi pedoman bagi perusahaan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Geo Adhyatma Zenkusuma
"Kelestarian lingkungan telah menjadi isu yang hangat dibahas di seluruh dunia. Maka dari itu, keberlanjutan perlu menjadi bagian integral dari pengembangan strategi perusahaan agar tetap relevan dan kompetitif pada iklim usaha saat ini. Industri sepatu global adalah industri yang masif dan diproyeksikan akan terus berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara empiris mengenai faktor-faktor yang secara langsung dan tidak langsung mendorong Green Purchase Intention. Sampel penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli produk sepatu dengan bahan dasar daur ulang dari 4 merek sepatu terbesar di dunia, yaitu Nike, Adidas, Skechers dan Puma di Indonesia.  Survei terhadap 188 responden dilakukan melalui kuesioner daring, dan data dianalisis dengan menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Green Brand Positioning dan Perceived Value memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Green Purchase Intention. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat efek moderasi Green Brand Knowledge pada pengaruh Green Brand Positioning dan Perceived Value terhadap Green Purchase Intention.

Environmental sustainability has become a rising issue discussed throughout the world. Therefore, sustainability needs to be an integral part of developing corporate strategy to remain relevant and competitive in the current business climate. The global shoe industry is a massive industry and is projected to continue to grow. This study aims to empirically analyze the factors that directly and indirectly encourage Green Purchase Intention. The sample of this research is consumers who have purchased shoes with recycled materials from the 4 biggest shoe brands in the world, namely Nike, Adidas, Skechers and Puma in Indonesia. The survey of 188 respondents was conducted via an online questionnaire, and the data was analyzed using Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). The results of the study show that Green Brand Positioning and Perceived Value have a positive and significant influence on Green Purchase Intention. This study also shows that there is a moderating effect of Green Brand Knowledge on the effect of Green Brand Positioning and Perceived Value on Green Purchase Intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asrori
"ABSTRAK
Pajak mempunyai arti penting dan strategis. Pembiayaan pembangunan dan pinjaman luar negeri akan membawa konsekuensi berupa kewajiban untuk mengembalikan sedangkan penerimaan dari sektor pajak lebih bisa dijamin kontinuitasnya, disamping banyak keuntungan yang lainnya antara lain meningkatnya penerimaan dari sektor pajak menunjukkan kemandirian negara, kemandirian _yang ditopang dari sektor pajak ini akan menguatkan struktur ekonomi dan sosial yang kuat, dan mempengaruhi terhadap stabilitas dan kenetralan kebijakan luar negeri. Usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak membutuhkan waktu yang panjang, karena berkaitan dengan mentalitas suatu bangsa (Tianakusubroto,1994). Pelanggaran-pelanggran yang terjadi dibidang perpajakan cukup serius dengan nilai nominal yang besar. Dalam sistem self crsessnaent wajib pajak diberi kewenangan menghitung sendiri dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayarnya. Menurut Tunggal (1995), jenis pajak penghasilan perorangan sering ditemukan adanya penyelewengan berupa antara perilaku menghindari pajak. Dalam kaitan dengan perilaku menghindari pajak, peneliti memilih intensi sebagai konstruk yang dapat menjelaskan perilaku tersebut berdasarkan Theory reacsoned action dari Fishbein dan Ajzen (1975) dan Theory Planned Behavior dari Ajzen (1988). Dari model tersebut dirumuskan permasalahan: seberapa jauh sikap, norma subjektif dan PBC hubungannya dengan intensi menghindari pajak. Dari hasil uji statistik berupa analisis regresi berganda diperoleh hasil sebagai berikut :
Sikap terhadap perilaku menghindari pajak, up pph perorangan secara signifikan berhubungan positif dengan intensi menghindari pajak, (sig T= 0.0036) sumbangan relatif sikap terhadap intensi menghindari pajak adalah sebesar .377396 (nilai Beta). Norma subjektif tidak memberikan sumbangan yang signifikan dengan intensi menghindari pajak (sig T = .1364). Sedangkan PBC secara signifikan mempunyai hubungan positif dengan intensi menghindari pajak (T= 0074). Sumbangan relatif yang diberikan oleh PBC terhadap intensi menghindari pajak adalah sebesar _240490 (nilai Beta). Secara keseluruhan varian menghindan pajak hanya dapat diterangkan oleh variabel independent yaitu sikap, norma subjektif dan PBC hanya sebesar 41 %, sehingga dengan demikian ada 59 8fo diterangkan oleh variabel lain.
Saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak yang berkepentingan dalam hal ini pengambil kebijakan adalah berkaitan dengan perubahan sikap sehingga sikap yang positif terhadap perilaku menghindari' pajak dapat dirubah menjadi sikap yang negatif terhadap perilaku menghindari pajak.
Dalam penelitian ini norma subjektif tidak berpengaruh secara signifikan. Kontrol perilaku yang dipersepsikan oleh wajib pajak perlu pula mendapat perhatian. Hal hal yang mendorong dapat lebih dieleminir sehingga dorongan tersebut tidak menjadi kenyataan berupa intensi ataupun perilaku yakni menghindari pajak. Bagi para peneliti berikutnya dianjurkan dapat menerapkan model Lewis dengan lebih lengkap bila situasi dan kondisi memungkinkan sehingga hasil penelitian yang didapatkan Iebih komprehensip."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ais Irmawati
"Tujuan dilakukannya studi ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh sosialisasi keluarga, sosialisasi sekolah, dan sosialisasi peergroup (teman sebaya) terhadap perilaku budi pekerti anak. Serta agen sosialisasi mana yang memegang peranan paling penting dalam mempengaruhi perilaku budi pekerti anak.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang besifat deskriptif, dengan metode studi kasus. Adapun cara pengumpulan datanya, terlebih dahulu dilakukan Focus Group Discussion, yang hasilnya kemudian dianalisa secara kualitatif, selain juga dijadikan kuesioner untuk data kuantitatif. Data kuesioner tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan korelasi dan regresi ganda.
Kerangka pemikiran teori yang dipergunakan adalah: dalam setiap tahap perkembangan manusia, sebagai makhluk sosial, yang selalu mendapat sosialisasi, baik primer maupun sekunder. Setiap orang, dalam hal ini populasi penelitiannya adalah siswa kelas III SMPN 123 Jakarta, akan mendapat pengaruh perilaku budi pekertinya dan orang lain. Namun, menurut Getting dan Donnermeyer, sumber sosialisasi sekunder hanya dapat bekerja melalui dampak dari sosialisasi primer.
Hasil studi ini mendapatkan kesimpulan bahwa variabel sosialisasi keluarga, sosialisasi sekolah, dan sosialisasi peergroup (teman sebaya) mempunyai pengaruh terhadap perilaku budi pekerti anak sebesar 0,388, atau 15 %. Artinya, terdapat 85 % perilaku budi pekerti dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel lain yang dimaksud berdasarkan hasil focus group discussion adalah media massa, dalam hal ini televisi.
Dan hasil analisa penelitian, penulis menyarankan 1) kepada para orang tua hendaklah mendidik putra-putrinya dengan pola asuh authoritative, yaitu pola asuh yang bersifat mencintai, mengontrol, komunikatif dan mempunyai tuntutan perilaku yang matang terhadap anak-anaknya.2) kepada guru, hendaklah dapat menjadi seorang guru, yang dapat digugu (dipatuhi) dan ditiru, sehingga siwa dapat melakukan imitasi terhadap perilaku guru di sekolahnya. 3) kepada badan sensor, hendaklah melakukan tugas sensor dengan baik, baik untuk produksi nasional, maupun asing. 4) kepada masyarakat luas, hendaklah selalu berperilaku budi pekerti yang baik, sehingga semua orang akan terbiasa melihat pola perilaku yang baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tono Setiadi
"ABSTRAK
Suatu rancangan rumah yang baik dapat memberikan Penampilan Bangunan (Building Performance) yang memenuhi kebutuhan kepuasan penghuni dalam penggunaan rumah itu sehari-hari. Dari ketiga aspek (aspek Teknikal, Fungsional, dan Perilaku) yang menentukan kualitas Penampilan Bangunan, aspek Perilaku (behavioral) sering kali kurang mendapat perhatian para arsitek dalam proses perancangan. Hal demikian diperkirakan terjadi pula pada unit rumah massal di lingkungan perumahan Real Estate yang dalam proses perancangan prototipe unitnya tidak dapat melibatkan partisipasi calon penghuni. Dengan kondisi proses seperti itu, memang patut dipertanyakan apakah karya arsitek tersebut benar-benar telah dapat memenuhi kebutuhan kesejahteraan sosiologikal dan psikologikal penghuni dari aspek Perilaku atau aspek lain-lain yang terkait. Pertanyaan yang sama pantas dilontarkan kepada para penghuni yang mendiami unit-unit rumah di lingkungan perumahan Bintaro Jaya. Penghuni dari golongan masyarakat berpenghasilan menengah ini dijadikan obyek penelitian karena memiliki beberapa kekhususan. Kelompok ini di Jakarta berjumlah cukup besar dan merupakan golongan profesional atau golongan tenaga terdidik yang potensial bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Dari segi reliabilitas penelitian, golongan ini dapat diandalkan karena kemampuan mereka dalam memberikan pendapat atau opini yang obyektif dan netral. Dengan pertimbangan demikian, diharapkan hasil evaluasi Penampilan Bangunan dari aspek Perilaku dapat terungkap lebih akurat, dan sekaligus bermanfaat sebagai umpan balik penyempurnaan Kriteria Rancangan (Design Criteria) dalam penyiapan pembangunan unit rumah berikutnya.
Penelitian ini terutama bertujuan untuk mengungkapkan tanggapan penghuni terhadap Penampilan Bangunan ditinjau dari aspek Perilaku (dengan sub aspek Privasi, Teritorialitas, Ruang Personal, Kesesakan, dan Citra) dan bagaimana kondisi saling hubungan antar sub aspek Perilaku tersebut. Selain itu ingin pula mengetahui tingkat Kepuasan Keseluruhan (Overall Satisfaction) yang dirasakan penghuni atas unit rumah itu, dan bagaimana kondisi saling hubungan antara Kepuasan Keseluruhan tersebut dengan tiap sub aspek Perilaku. Untuk memperoleh pendapat atau opini penghuni, sebagai instrumen utama telah disebarkan sebanyak 152 kuesioner berskala kepada responden yang memenuhi kriteria/persyaratan sebagai penghuni kelas menengah di lingkungan Bintaro Jaya. Dari kuesioner yang masuk, setelah diseleksi, ditetapkan 80 kuesioner yang memenuhi syarat untuk dijadikan data penelitian. Data tersebut disusun dalam Tabel Induk, untuk kemudian dianalisis dan uji statistik, diinterpretasi, dan dibahas untuk memperoleh kejernihan masalah dan pemecahannya. Arah pembahasan ditujukan untuk memberikan bahan masukan terhadap pembentukan Kriteria Rancangan yang nantinya akan bermanfaat bagi para arsitek.
Hasil penelitian dilaporkan sebagai berikut:
1 Profit Penghuni
a. 58% berpendidikan Sarjana ke atas dan 42% Sarjana Muda/ SLTA.
b. 81% Pegawai Swasta dan 19% Pegawai Negeri.
c. 29% berpenghasilan kurang dari. 1 juta rupiah, 47% berpenghasilan 1-2 juta rupiah, 9% berpenghasilan 2-3 juta rupiah, 9% berpenghasilan 3-5 juta rupiah, dan 6% berpenghasilan lebih dari 5 juta rupiah.
d. 60% berusia 40 tahun ke bawah, 29% antara 41-50 tahun, dan 11% berusia 51 tahun ke atas.
e. 62% mempunyai anak 1-3 orang, 13% antara 4-5 orang, dan 25% tidak mempunyai anak/tidak tinggal bersamanya.
f. 79% memiliki pembantu antara 1-2 orang, 19% memiliki pembantu 3-4 orang, dan hanya 2% yang tidak memiliki.
2. Penampilan Bangunan dari aspek Perilaku
a. Privasi, Ruang Personal, Teritorialitas, dan Citra, dirasakan telah memadai.
b. Kesesakan, dirasakan kurang memadai.
3. Hubungan antar sub aspek Perilaku
a. Tidak semua variabel sub aspek saling berhubungan/berkorelasi.
b. Hubungan yang cukup signifikan terjadi antara: Ruang Personal dengan Kesesakan, Ruang Personal dengan Citra, Kesesakan dengan Citra.
4. Hubungan antara sub aspek Perilaku dengan Kepuasan Keseluruhan
a. Unit rumah dirasakan telah memenuhi Kepuasan Keseluruhan pars penghuninya.
b. Tidak semua variabel sub aspek Perilaku berhubungan dengan Kepuasan Keseluruhan. Teritorialitas, Ruang Personal, dan Citra mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Kepuasan Keseluruhan.
5. Tanggapan terhadap aspek Perilaku dan Kepuasan Keseluruhan ditinjau dari tingkat Pendidikan
a. Dalam menanggapi penampilan bangunan dari aspek Perilaku, penghuni berpendidikan Sarjana ke atas tidak berbeda jauh dengan penghuni yang berpendidikan Sarjana Muda/ SLTA. Perbedaan yang agak mencolok hanya terjadi pada sub aspek Teritorialitas dan Kesesakan.
b. Begitu pula terhadap Kepuasan Keseluruhan.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarinadiyya Shaliha
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pengaplikasian model Theory of Planned Behavior untuk memprediksi intensi perilaku remaja terhadap pola makan sehat. Pengumpulan data dilakukan melalui survey kepada 230 siswa berusia 12-18 tahun di sebuah sekolah di Jakarta Selatan. Hasil penelitian menemukan bahwa persepsi kendali perilaku diikuti dengan sikap terhadap pola makan sehat adalah faktor terpenting dalam memprediksi intensi perilaku. Pola makan sehat dianggap sangat diperlukan dan berguna, selain cukup enak dan menarik. Keluarga dan guru merupakan agen sosialisasi yang paling berpengaruh. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi bagi pendidik dan otoritas publik maupun pemasar dalam merencanakan strategi komunikasi dan menciptakan kesadaran bagi agen sosialisasi dalam perannya untuk mendorong remaja menjalankan perilaku pola makan sehat.

ABSTRACT
The purpose of the study was to apply the theory of planned behavior to predict adolescents? behavioral intention for healthy eating. A sample survey of 230 students aged 12-18 years was conducted in a school in South Jakarta. Perceived behavioral control followed by attitudes were the most important factors in predicting behavioral intention. Healthy eating was perceived to be desirable and useful, and, to a lesser extent, interesting and enjoyable. Family and teachers were influential socialization agents. The results may inform educators and policy makers in designing health communication campaigns, particularly in making socializing agents aware of their role in encouraging healthy eating behaviors in adolescents."
2013
S46353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Diah Pranidhana
"This study conducted to examine the relationship between father involvement, in affective domain and behavior domain, from child’s perception with gender role flexibility in middle adolescent. In this study, father involvement variable measured by two instrument that developed by Finley and Schwartz (2004); Nurturant Fathering Scale (NFS) to measure affective domain and Father Involvement Scale (FIS) to measure the behavior domain of father involvement. Gender role flexibility variable measured by Adolescent Sex Role Inventory (ASRI) that adapted by Thomas dan Robinson (1981) from Bem Sex Role Inventory (BSRI) that first developed by Bem (1974). Sample of this study is 423 adolescent (148 male and 275 female), from 15 to 18 years old, that lived in Jabodetabek area. The result of this study showed that there is no significant relationship between father involvement, in both affective and behavior domain, with gender role flexibility in middle adolescent (r = -0,54, p>0,05, two-tailed; r = -0,10, p>0,05, two-tailed).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah, dalam domain afektif maupun domain perilaku, dari persepsi anak dengan fleksibilitas peran gender pada remaja madya. Variabel keterlibatan ayah dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Finley dan Schwartz (2004), yaitu Nurturant Fathering Scale (NFS) untuk mengukur domain afektif dan Father Involvement Scale (FIS) untuk mengukur domain perilaku. Sedangkan variabel fleksibilitas peran gender diukur dengan menggunakan alat ukur Adolescent Sex Role Inventory (ASRI) yang diadaptasi oleh Thomas dan Robinson (1981) dari alat ukur Bem Sex Role Inventory (BSRI) yang pertama kali dikembangkan oleh Bem (1974). Penelitian ini dilakukan terhadap 423 remaja berusia antara 15 sampai 18 tahun yang berdomisili di daerah Jabodetabek, diantaranya terdapat 148 remaja laki-laki dan 275 remaja perempuan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dalam domain afektif maupun domain perilaku dengan fleksibilitas peran gender pada remaja madya (r = -0,54, p>0,05, two-tailed; r = -0,10, p>0,05, two-tailed).
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>