Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140275 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggoro Wibowo
"ABSTRAK
Pasar BBM bunker di Asia Tenggara sangat potensial. Faktor pajak menyebabkan penjualan di dalam negeri tidak kompetitif. Untuk mengembangkan pasar, Pertamina bekerja sama dengan Third Party Vendor untuk melayani Pelanggan di luar negeri. Dalam melakukan pemilihan Third Party Vendor sebagai mitra dalam pemasaran BBM bunker di luar negeri, perlu dirancang sistem pemilihan vendor yang memudahkan pengambilan keputusan sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam penelitian ini, digunakan metode AHP dan TOPSIS dalam perancangan sistem pemilihan vendor, sehingga diperoleh Third Party Vendor terbaik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor harga Basic Price menjadi kriteria utama dalam sistem pemilihan vendor tersebut dengan bobot sebesar 0,340.

ABSTRACT
Bunker fuel market is very potential in Southeast Asia. Bunker fuel price in Indonesia is not competitive because of tax. As part of market expansion strategy, Pertamina collaborates with Third Party Vendor to enter oveseas market. A vendor selection system design is needed to simplify the decision making process in selecting the best business partner. In this research, AHP and TOPSIS are used for designing the vendor selection system to acquire the best Third Party Vendor. As the result, Basic Price is the most important criteria in Third Party Vendor selection system which weighted 0,340 of the total criteria."
2017
T47722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sijabat, Rizky Adrian
"Penelitian ini mencoba menganalisis nilai bobot kriteria dan subkriteria yang digunakan dalam suatu proses pemilihan vendor Fuel Management System pada sebuah perusahaan tambang dan juga melakukan analisis pemeringkatan vendor yang dipilih. Penelitian ini dilakukan sekaitan dengan pemberian bobot awal yang tidak terlalu berdasarkan perhitungan matematis dan metode yang digunakan belum terlalu jelas, sehingga bobot yang diperoleh belum sepenuhnya menggambarkan penilaian yang sesungguhnya. Penelitian ini menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk memberikan bobot baru pada setiap kriteria dan subkriteria serta metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) untuk pemeringkatan vendor. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bobot global untuk seluruh kriteria dan subkriteria dan menunjukkan kriteria atau subkriteria mana yang memiliki nilai tertinggi dan menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam pemilihan vendor serta perhitungan pemeringkatan vendor dengan nilai berbeda. Walau hasil vendor terpilih tetap sama, namun dengan adanya metode dan landasan matematis yang lebih jelas digunakan dapat menjadi acuan pemberian bobot baru untuk proses pemilihan vendor selanjutnya.

This study tries to analyze the valuation of criteria and subcriteria that are used in a vendor selection process for Fuel Management System by a mining company and also analyze the ranking for chosen vendors. This study is carried out in relation to the initial criteria and subcriteria weights that are not really based on a mathematical calculations and the method used isn’t really clear, thus the weights acquired don’t really show the true valuations. This study uses Analytical Hierarchy Process (AHP) method for calculating the new weights for each criteria and subcriteria and Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) for vendors ranking. The results show that there are differences in global weights for every critera and subcriteria and also show which criteria and subcriteria that has the highest value and thus being the most valued in vendor selection and a new value in vendors ranking. Although the chosen vendor is the same with the initial one, the use of new methods dan a more clear mathematical calculations can be a new benchmark in weights valuation for future vendor selection processes."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cinthya Nila Kristy
"ABSTRAK
Kegiatan konstruksi bersifat dinamis jika dibandingkan dengan sektor bisnis lainnya. Hal ini dikarenakan kegiatan konstruksi memiliki ketidakpastian yang tinggi, yang disebabkan oleh cuaca, kondisi ekonomi-politik, dan faktor tidak pasti lainnya yang mempengaruhi selama berjalannya proses konstruksi. Pemilihan supplier memiliki peranan yang penting dalam kegiatan konstruksi. Keterlambatan pada pengadaan material dan peralatan akan mempengaruhi durasi penyelesaian proyek. Banyak penelitian mengenai pemilihan supplier pada kegiatan konstruksi. Penelitian yang ada menggunakan penggabungan metode pengambilan keputusan dengan model matematika yang bersifat deterministik. Selain itu, model pemilihan supplier dari penelitian yang menggabungkan metode pemilihan supplier dengan metode Monte Carlo masih kurang cocok dengan kegiatan konstruksi. Maka tujuan dari penelitian ini yakni merumuskan model pemilihan supplier yang bersifat probabilistik untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian pada kegiatan konstruksi menggunakan metode AHP dan metode Monte Carlo. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) berfungsi untuk menentukan bobot prioritas dari faktor ketidakpastian, dimana membutuhkan opini dari pakar sebagai data awal. Kemudian metode Monte Carlo berfungsi sebagai simulasi dari kriteria ketidakpastian yang terpilih dari AHP dengan menggunakan case study dari suatu perusahan konstruksi. Kontribusi penelitian ini yakni untuk merumuskan model pemilihan supplier yang probabilistik untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian yang berkaitan dengan pemilihan supplier pada kegiatan konstruksi.

ABSTRACT
Construction is typically more dynamic than any other business sector because of development have a high uncertainty which can be affected by weathers, political-economy conditions, and unpredictable situation along the process. Supplier selection is an essential key in construction, delay in supply materials, and tools can affect the project's duration. There are many studies for supplier selection to solve the problem of supplier selection in construction-recent studies using the Decision-Making Method with a deterministic mathematical model. Furthermore, the supplier selection model in some studies which combine Decision Making Method with the Monte Carlo method still not suitable for construction's supplier selection that has high uncertainty. This study aims to build a model for supplier selection with a probabilistic mathematical model to solve the uncertain problem in construction. This paper proposes an integrated MCDM methodology. Analytic Hierarchy Process (AHP) is used to determine the weight of the unclear criteria for supplier selection, which needs an opinion from the experts. And Monte Carlo Method is used as a simulation for selected uncertain criteria in construction using a case study from a construction company. The contribution of this research is to propose a probabilistic model MCDM for supplier selection in construction to conquer the uncertainty."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elena Feridani
"PT. X sebagai perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi migas memiliki resiko operasional yang tinggi sehingga spesifikasi terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan juga kompleks. Maka keputusan pemilihan pemasok di PT. X juga menjadi penting. Karena itu dibutuhkan suatu metode yang objektif dan mampu mengatasi permasalahan multikriteria secara proporsional. Dalam penelitian ini akan dibahas dua alternatif metode yang dapat digunakan, yaitu Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy AHP.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan studi kasus, yaitu pemilihan pemasok jasa pemeliharaan fasilitas off shore di PT X. Pertama-tama kriteria dan sub kriteria yang digunakan untuk memilih pemasok jasa pemeliharaan fasilitas off shore, dipilih oleh Procurement Specialist di PT. X kemudian dilakukan pembobotan kriteria dan sub kriteria dengan menggunakan metode AHP dan Fuzzy AHP.
Dari penelitian ini didapatkan 7 kriteria dan 34 sub krteria yang menjadi pertimbangan dalam memilih pemasok. Kriteria Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan merupakan kriteria yang memiliki prioritas dan bobot tertinggi untuk memilih pemasok. Sedangkan kedua metode yang digunakan memberikan hasil pembobotan yang tidak jauh berbeda satu sama lain dengan rata-rata perbedaan bobot sebesar 0,032.

As an oil and gas company, PT X has a very high operational risk in every of its activities. This cause the company has very detail specifications on goods or services that they needed. So, the decision on supplier selection becomes important. This situation needs an objective and accommodative method for multi criteria supplier selection problem. This research will introduce two alternatives method which can be used to solve these problems; they are the Analytic Hierarchy Process (AHP) and Fuzzy AHP.
This research using study case approach in off shore facilities maintenance service supplier selection problem at PT.X. First, the criteria and sub criteria used to evaluate supplier is chosen by some procurement specialist in PT X, then the criteria and sub criteria is weighted by AHP and Fuzzy AHP Method.
This research resulting 7 criteria and 34 sub criteria used to evaluate the supplier. Health, Safety and Environmental is the criteria with highest priority and weight for selecting supplier. The two methods used here, give weighting result which is not too different each other with said average difference is 0,032.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainina Saphira
"Procurement is the earliest step in supply chain management. Performance of these vendors have a direct influence on the efficiency of the company. The evaluation of the performance of the vendor is required to be able to know the advantages and disadvantages of each vendor in order to facilitate the process of vendor management. There are several methods to determine the vendor assessment criteria but Analytic Hierarchy Process is the method used in this research. To develop an evaluation system vendor, several criterias and sub-criteria are selected ande compared kecara pair-wise by experts. AHP model shows that the most important criteria is quality, followed by delivery, service, and flexibility. Clustering vendor is also performed to determins the priority in this evaluation process.

Pengadaan material merupakan langkah paling awal dalam menejemen rantai pasok . Performa dari vendor-vendor tersebut memiliki pengaruh langsung terhadap tingkat efisiensi perusahaan. Evaluasi terhadap performa vendor diperlukan untuk dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing vendor sehingga dapat memudahkan proses menejemen vendor. Terdapat beberapa metode dalam menentukan kriteria penilaian vendor, namun metode yang digunakan dalam penelitian ini Analytic Hierarchy Process. Untuk mengembangkan suatu sistem evaluasi vendor, dipilih beberapa kriteria dan sub kriteria yang dibandingkan kecara pair-wise oleh para ahli. Dari model AHP ini menunjukkan bahwa kriteria paling penting adalah kualitas, diikuti pengiriman, layanan, dan fleksibilitas. Pengelompokkan vendor juga dilakukan untuk mengetahui vendor yang diprioritaskan dalam proses evaluasi ini, dimana terdapat 15 vendor prioritas utama.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Niryono
"ABSTRAK
Persaingan industri di jaman era globalisasi sangat tergantung dari kemampuan
sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi organisasi. Kemampuan dalam
melihat peluang bisnis menjadi arti yang sangat penting jika perusahaan akan
terus bertahan dan bergerak sesuai dengan visi dan misi. Kemampuan dalam
mengelolah proyek diharapkan akan mendapatkan benefit yang baik secara
organisasi. Diperlukan Manajer proyek yang bisa mengidentifikasi,
merencanakan, mengevaluasi serta memonitor seluruh proyek yang sedang
dilaksanakan supaya mendapatkan benefit yang baik. Untuk mendapatkan seorang
Manajer proyek yang handal diperlukan evaluasi yang kompeherenship terhadap
kinerja Manajer proyek. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan faktor-faktor
sukses manajer proyek dan menentukan peringkat manajer proyek yang sesuai
dengan faktor-faktor sukse. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan
untuk mendapatkan nilai bobot prioritas yang paling signifikan terhadap kriteria
yang sesuai dalam menentukan tingkat keberhasilan seorang Manajer proyek.
Penelitian ini menghasilan bobot nilai prioritas dari kriteria utama yang dijadikan
faktor-faktor sukses yaitu Schedules and Plan 0.105, Communication 0.042,
Project Mission 0.084 dan Managing Resources 0.077. Manajer proyek 9 (PM9)
menjadi peringkat teratas dengan nilai 0.246. Manajer proyek dengan peringkat
tertinggi diharapkan dapat menjalankan proyek-proyek saat ini dan masa yang
akan datang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi

ABSTRACT
Industry competition in the era of globalization depends on the ability of human
resources in carrying out the functions of the organization. The ability to see a
business opportunity be of great significance if the company will continue to
sustain and move in accordance with the vision and mission. Ability to manage
projects are expected to receive benefits that both organizations. Project Manajer
required that can identify, plan, evaluate and monitor the entire project is being
implemented in order to get a good benefit. To obtain a reliable Project Manajer
required kompeherenship evaluation of the performance of the Project Manajer.
The purpose of this study is to get success factors Project Manajer and Project
Manajer rankings. Analytic Hierarchy Process (AHP) is used to get the value of
the most significant priority weight to the appropriate criterion in determining the
level of success of a project Manajer. This research resulted in the priority
weighting of the main criteria that made success factors that schedules and plan is
0.105, Communication is 0.097, Project Mission is 0.084 and Managing resources
is 0.077. Project Manajer 9 (PM9) is the best rank with a value of 0.246. Project
Manajer with the highest ranking is expected to run projects current and future
tailored to the needs of the organization"
2016
T45750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayrafedi
"Pengambilan keputusan adalah suatu metoda pencarian multi alternatif solusi yang setiapnya merupakan gagasan yang memberikan pengaruh atau hubungan yang menguatkan. Metoda ini dikelompokkan dalam Multi Criteria Decision Making (MCDM) yang terdiri dari metoda pengolahan data kualitatif dan metoda pengolahan data kuantitatif, bahkan pengolahan ini dapat menggabungkan keduanya dengan hasil data kualitatif sebagai penegasan cara pandang untuk data kuantitatif. Dalam pengambilan keputusan multi solusi, pengolahan data kualitatif dengan metoda analytic Hierarchy Process (AHP) yang diambil berdasarkan perspektif responden ini menghasilkan nilai hirarki sebagai penegasan data atribut. Untuk pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan metoda Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) yang data atributnya telah dipengaruhi perpektif responden. Sehingga objektif yang dihasilkan merupakan proses menentukan solusi terbaik dan terpercaya sesuai menurut pembuktian criteria. Pada manufaktur konstruksi baja penggunaan bahan baku dikontrol untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan sisa bahan. Data yang menunjukkan sisa bahan merupakan permasalahan awal dari efisiensi material sehingga dilakukan pengelola multi criteria decision making untuk permasalahan ini. Metoda ini diterapkan pada konstruksi baja, diperoleh langkah perubahan rancangan, proses pemotongan, pengelasan dan testing dimana diperoleh penurunan material sisa sebesar 26.2% dari rancangan sebelumnya. Perubahan yang dilakukan tanpa menurunkan kualitas dan kekuatan konstruksi.

Decision making is a multi search for alternative methods of solution each with an idea that gives influence or strengthens relationships. These methods are grouped in Multi-Criteria Decision Making (MCDM) of processing methods of qualitative data and quantitative methods of data processing, this processing can even combine them with the results of the qualitative data as a confirmation of the perspective or perception to quantitative data. In a multi-solution decision-making, processing of qualitative data with analytic Hierarchy Process (AHP) method is taken based on respondents' perspective this result as confirmation of the value hierarchy attribute data. For quantitative data processing is done by a method Technique for Order Preference by similarity to Ideal Solution (TOPSIS), which attributes have influenced the data perspective of respondents. So that the resulting objective is to determine the best and reliable solution in accordance according to criteria of evidence. In the manufacture of metal construction materials using controlled to improve efficiency and reduce the residual material. Data showing residual material is the beginning of the efficiency problems that made the management of material multi criteria decision making for this problem. This method is applied to metal construction, obtained by step changes in the design, the process of cutting, welding and testing where the residual material obtained decrease of 26.2% from the previous design. Changes made without lowering the quality and strength of construction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26786
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Suziana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah - masalah dalam pengembangan kakao di Kabupaten Padang Pariaman serta menentukan masalah utama yang perlu mendapatkan prioritas penanganan. Disamping itu juga diteliti dampak pengembangan kakao ini terhadap perekonomian daerah. Data utama yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuisioner Analytic Hierarchy Process (AHP) dan data sekunder yaitu Tabel Input Output Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2007 Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masalah utama yang perlu mendapatkan prioritas penanganan adalah permodalan. Dampak pengembangan kakao terhadap perekonomian daerah untuk saat ini masih rendah. Namun simulasi kebijakan menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan di sektor kakao akan mampu meningkatkan output, Nilai Tambah Bruto (PDRB) dan pendapatan masyarakat Kabupaten Padang Pariaman. Untuk itu disarankan kepada stake holder terkait agar melakukan terobosan untuk mengatasi permodalan, meningkatkan kegiatan pembinaan dan penyuluhan serta pengembangan industri pengolahan kakao.

The objective of the research was to understand both of problems of cocoa development on padang pariaman regency and its priority treatment to solve. Despitefully, this research is also attributed to understand the cocoa development impact on regional economy of padang pariaman regency. The research utilizes the prominent data which consist of primary data and secondary data. The primary data was collected by analytic Hierarchy Process (AHP) quisioner whereas the secondary data was provided by domestic input-output tabel transaction base on producer price of Padang Pariaman regency on year 2007.
The observational result indicates that the capital is the priority treatment which must be performed. Nowadays, the cocoa development impact on regional economy is still contemning. However, the policy simulation shows that the investment which done on the cocoa sector will increase the output, Gross District Product (GDP), and society income of Padang Pariaman Regency. There is several recommendations for relevant stakeholder to increase attainment of cocoa development impact on regional economy such as breakthrough the overcame capital, improving guidance and counseling activities, and development of cocoa processing industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T28754
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Guna Mandhasiya
"UKM Distro mulai berkembang pesat dengan banyaknya clothing brand yang baru mulai merintis maupun yang sudah lama merintis hadir dan dapat dijumpai secara online. Bertambahnya jumlah pelaku UKM Distro membuat persaingan antar pelaku menjadi semakin ketat. Untuk dapat bersaing dalam mendapatkan pelanggan, UKM Distro diharuskan untuk unggul secara kompetitif. Meningkatkan keunggulan kompetitif dengan melakukan inovasi pada semua komponen yang dimiliki para pelaku UKM Distro. Komponen ini merupakan faktor-faktor inovasi yang dimiliki oleh para pelaku UKM Distro seperti faktor inovasi Produk, Proses, Organisasi, dan Pemasaran.  Dilakukan penelitian terhadap beberapa UKM Distro untuk memprioritaskan faktor-faktor inovasi tersebut. Tujuannya untuk mendapatkan data yang kemudian diolah dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Pengolahan dengan metode ini ialah untuk menentukan bobot dari setiap faktor dan subfaktor inovasi UKM Distro. Bobot dari setiap faktor kemudian diperingkatkan untuk mendapatkan priorirtas inovasi setiap faktor dan sub-faktor UKM Distro. Peringkat tersebut kemudian dapat menjadi acuan oleh pelaku UKM Distro untuk melakukan lebih banyak inovasi yang efektif untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Hasil dari penelitian ini adalah prioritas dari faktor dan subfaktor inovasi UKM Distro berdasarkan besar nilai bobot. Peringkat pertama adalah inovasi Produk dengan inovasi dalam kualitas sablon atau bordir dan desain gambar. Peringkat kedua adalah Inovasi pemasaran dengan inovasi dalam metode pemasaran dan kesesuaian pelanggan.

SME Distro began to grow rapidly with the number of clothing brands that were just starting to pioneer and who had long been pioneering and could be found online. The increasing number of SME Distro actors makes competition between actors increasingly tight. To be able to compete in obtaining customers, SME Distro are required to excel competitively. Increase competitive advantage by innovating on all components owned by SME distributors. This component is an innovation factors that is owned by the SME Distro actors such as Product innovation, Process, Organization, and Marketing factors. Conducted research on several SME Distro to prioritize these innovation factors. The goal is to obtain data which is then processed using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Processing with this method is to determine the weight of each factor and the innovation sub-factor of SME Distro. The weight of each factor is then ranked to get the priority of innovation for each factor and sub-factor of the SME Distro. The rating can then become a reference by SME Distro players to do more effective innovations to increase competitive advantage. The results of this study are the priorities of the factors and innovation sub-factors of SME Distro based on the weight values. The first rank is Product innovation with innovation in quality of screen printing or embriodery and image design. The second rank is Marketing innovation with innovation in marketing method and customer suitability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Juniar
"Tujuan dalam suatu organisasi dalam mengembangkan sistem informasi adalah ketersediaan dan aksesibilitas informasi yang dapat tercapai melalui sistem informasi yang terintegrasi. Teknologi yang dikenal dapat melakukan integrasi, menawarkan konektivitas, dan memiliki interoparabilitas tinggi adalah middleware. Teknologi middleware yang memanfaatkan konsep Service Oriented Architectures (SOA) adalah web service, yang kemudian berevolusi menjadi suatu teknologi baru bernama Enterprise Service Bus (ESB). Saat ini, terdapat berbagai produk middleware ESB yang menawarkan keunggulannya masing-masing, sehingga diperlukan suatu metode dalam memilih produk middleware ESB yang berkualitas.
Metode yang menyediakan solusi, berorientasi terhadap tujuan, fleksibel, dan fokus terhadap kebutuhan pengguna adalah Quality Function Deployment (QFD), dan metode yang dapat digunakan dalam membantu pengambilan keputusan guna menetapkan pilihan, menentukan peringkat, dan pemilahan terhadap alternatif-alternatif pilihan yang ada berdasarkan kriteria-kriteria penentu keputusan adalah Multi Criteria Decision Analysis (MCDA). Salah satu metode yang menggunakan pendekatan MCDA adalah Analytic Hierarchy Process (AHP).
Penelitian ini menghasilkan suatu model pemeringkatan kualitas produk middleware ESB dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Proces (AHP) yang diintegrasikan dengan metode Quality Function Deployment (QFD) berdasarkan kriteria model kualitas SOAQM. Implementasi dari model tersebut menghasilkan peringkat produk middleware ESB. WebMethods adalah produk middleware ESB yang mendapatkan peringkat pertama diikuti oleh IIB, Oracle SOA Suite, dan BizTalk. Penerapan metode pemeringkatan yang telah dilakukan menjadi masukan dalam proses pembelajaran dan panduan bagi BPJS Kesehatan dalam kaitannya dengan pemilihan perangkat lunak yang paling tepat dengan kebutuhan organisasi pada masa mendatang.

The goal of developing an information systems in an organization are for the availability and accessibility of information that can be achieved through integrated information systems. The technology that has function to integrating, offering connectivity, and has a high interoperability known as middleware. The middleware technology which utilizes the concept of Service Oriented Architectures (SOA) known as web service, which evolved into a new technology called Enterprise Service Bus (ESB). Currently, there are various ESB middleware products that offering the advantages of each, so we must adopt a method for choosing the right ESB middleware product.
The method that provides a solution, oriented to the organization goals, flexible, and focused to the needs of users, known as Quality Function Deployment (QFD), then, a method that can be used to help decision makers in order to making a selection, to ranking, and to sorting for the available alternatives based on criteria known as Multi Criteria Decision Analysis (MCDA). A method that uses MCDA approach is the Analytic Hierarchy Process (AHP).
This research resulted an ESB middleware product quality model using Analytic Hierarchy Proces (AHP) integrated with the Quality Function Deployment (QFD) based on the criteria of quality models SOAQM. The application of the model provide a priority quality of ESB middleware products. WebMethods ESB is the middleware product that get the first ranked, followed by IIB, Oracle SOA Suite and BizTalk. The implementation of the method can become input for the learning process and give guidance to BPJS Kesehatan in relation to the selection of the most appropriate software that best suits to the needs of the organization in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>