Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203784 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ponisah
"ABSTRAK
Menarche yang makin dini memungkinkan remaja putri lebih cepat bersentuhan
dengan kehidupan seksual sehingga memungkinkan remaja putri untuk hamil dan
menjadi seorang ibu semakin besar. Riskesdas tahun 2010, prevalensi menarche
dini di Provinsi Jambi 0,6%, sedangkan studi pendahuluan pada Februari 2017 di
Kabupaten Tebo, prevalensi menarche dini pada siswi SMP ada 16%, dan salah
satu faktor risiko menarche dini adalah keterpaparan media informasi pornografi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterpaparan media
informasi pornografi dengan menarche dini pada siswi SMP dan MTs di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan desain crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswi dari kelas VII sampai dengan kelas IX yang bersekolah di SMP dan
MTs baik swasta ataupun negeri yang berada di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
tahun 2017, dan sampelnya ada 776 siswi. Hasil penelitian ini, tidak ada
hubungan yang bermakna antara keterpaparan media informasi pornografidengan
menarche dini pada siswi SMP dan MTs di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi tahun
2017(p value 0,299) dengan nilai OR=1,210 (95% CI= 0,844-1,735). Perlu
pengawasan dan aturan yang kuat, terkait penggunaan media yang bisa mengakses
pornografi, serta program pembelajaran (KIE) terkait kesehatan reproduksi remaja
khususnya dampak yang ditimbulkan darimenarche dinikarena sering terpapar
pornografi.

ABSTRACT
Early menarche allows young women to get in touch with sexual life so as to
enable them to become pregnant and being a mother in greater probability.
Riskesdas in 2010, the prevalence of early young women menarche in Jambi
Province is 0,6%, while preliminary study in Februari 2017 in Tebo District, the
prevalence of young female student showed 16%. One that cause of early
menarche exposure to pornographic information media. This study aims to
determine the relationship of media exposured to pornographic informatin with
early menarche on female students of junior high school in Tebo District of jambi
Province in 2017. This is quantitative reseach with cross sectional design.
Population in reseach is all female students of junior high school from grade 7th
up to 9th who is going to either private or public junior high school in Tebo
District of jambi Provice in 2017, with 776 sample students. The result of this
study is there is no significant relationship between the exposure of pornographic
information media with early menarche of female students junior high school
intebo Districto of Jambi Province in 2017. There needs to have supervision and
rules, related to the use of media that can acces pornography, well as learning
programs (KIE) related to adolescent reproductive health especially impact of
early menarche caused bt high exposure of pornography contents."
2017
T48591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjipta Lesmana
Jakarta: Puspa Swara, 1965
363.47 TJI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lulitabuti Purwaningsih
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai usia menarche dini dan faktor-faktor yang berhubungan pada siswi kelas 6 Sekolah Dasar di Jakarta Utara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui distribusi usia menarche serta membuktikan keterpaparan media elektronik sebagai faktor dominan dari usia menarche dini pada populasi studi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengukuran antropometri menggunakan timbangan berat badan, microtoise, BIA, wawancara food recall 1 x 24 jam, serta pengisian kuesioner untuk mengetahui data aktivitas fisik, keterpaparan media elektronik, usia menarche ibu, serta karakteristik orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 45,8% responden yang sudah menarche mengalaminya pada usia dini. Faktor yang paling berhubungan dengan usia menarche adalah keterpaparan media elektronik. Peneliti menyarankan untuk mempertegas aturan mengenai tayangan anak, memantau anak dalam penggunaan media elektronik, serta memantau status gizi anak.

ABSTRACT
This study discusses about early menarche age and factors associated with early menarche age in 6th grade elementary school students in North Jakarta. The purpose of this study is to determine the distribution of menarche age and to prove electronic media exposure as the dominant factor of early menarche age in the study population. This study is a quantitative study using cross-sectional study design. The data collection process is conducted with anthropometric measurements using  validated weight scales, microtoise, and BIA, 24-hour food recall interview, and self-administered questionnaires to collect information about physical activity, electronic media exposure, mothers menarche age, and parents characteristics. The result showed that 45,8% students who have experienced menarche, experienced it in early age. The factor that has the highest association with early menarche age is electronic media exposure. Researcher recommends to clarify every regulations about childrens television programme, monitor childrens electronic media usage, and monitor childrens nutritional status."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Supriati
"Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi karena selarna masa ini keinginan untuk mencoba dan mengetahui sesuatu yang bam cukup besar. Pomografi merupakan media yang dapat mempengaruhi remaja untuk berperilaku seksual beresiko. Paparan pomografi dan efcknya pada remaja merupakan masalah yang serius oleh karena dapat mengalcibatkan adanya oulcome perilaku seksual beresiko yang berdampak terhadap masalah kesehatan rcproduksi pada remaja sepcrti : kchamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman, pcnyakit menular scksual dan HIV/ AIDS.
Penelitian ini berlujuan untuk mengetahuinya papamn pomograli dan efek yang terjadi serta faktor-faktor yang mempengaruhi efek paparan pomografi pada remaja SMP Negeri di Kota Pontianak tahun 2008. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Pontianak mulai bulan Desember 2007 sampai dengan Januari 2008 dengan menggunakan desain cross sectional (potong lintang) pada 395 responden remaja SMPN dari lima kecamatan di wilayah Kota Pontianak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja SMPN di Kota Pontianak 83,3% tclah terpapar pomograii dan sebanyak 263 responden (79,5 %) sudah mengalami efek paparan pomograti. Dari remaja yang mengalami efek paparan 52 responden (l9,8 %) sudah berada pada tahap adiksi, sisanya 211 belum mengalami tahap adiksi. Dari 52 responden yang adiksi 36 responden berada pada tahap eskalasi. 22 berada pada tahap desensitisasi dan 7 responden berada pada tahap acl our. Faktor yang mempengaruhi efek paparan pomografi pada remaja SMPN di Kota Pontianak tahun 2008 adalah jenis kelamin, kelas, waktu keterpaparan dan fiekuensi paparan. Frekuensi paparan terhaclap pomografi mempakan faktor yang paling dominan mempengaruhi efek paparan pomografi pada rcmaja SMP Negeri dengan OR = 5,02 kali (95% Cl:l,39-l8,09) setelah dil-control variabel jenis kelamin, kelas dan frekuensi paparan di Kota Polilianak tahun 2008.
Kepada berbagai pihak tcrkait disarankan agar terlibat langsung dalam memantau perkembangan rcmaja dan dengan tegas turut serta dalam memberantas pomograti yang beredar schingga dapat meminimalisir efek paparan pomograli yang terjadi pada rcmaja serta dapat mencegah perilaku seksual bcresiko pada rcmaja yang dapat mcningkatkan masalah kesehalan reproduksi pada remaja.

Adolescence is critical period during the life span which is transition age between childhood to adult. ln this period the sexual problem is often happenned in conjunction with their growing process and development. Pomogmphy is mass media who has contributed to increased of' sexual activities on adolescen. The efect of pomography exposure is serious problems that influencing of sexual behaviour which are increased reproductive health problems such as unwanted pregnancy, unsafed abortion, infection sexual disease, HIV/ AIDS etc.
The purpose of this study was to identify factors that related to the efect of pornography exposure and the most dominant factor among adolescence in state junior high school at Pontianak district on 2008. Research design used in this study was cross sectional. The study was conducted at tive state junior high school with 395 respondents from December 2007 to January 2008.
The result of this research has shown that 33,3 % adolescence has exposured to pomography and 263 respondent (79,5 %) of them had experienced the efects of pomography exposure. 52 respondent who has experienced the efects of pomography had adiction stage. 36 from 52 respondent of adiction has escalation stage. 22 from 36 respondent of escalation has desensitization stage, and 7 from 22 respondent of desensitization has act out stage. Multivariate analysis shown there were tive variables that has significant relationship on the efect of pomography exposure which are gender, level of class at school, lenght of exposure and frequency of exposure. The analysis also shown that the length of pomography exposure is the most dominant factor related to the efect of pomography exposure among adolescence in state junior high school at Pontianak District on 2008 with Odds Ratio is 5,02 (95 % Cl : l,39-I 8,09).
To the all of stakeholders that related to the problems are suggested to directly involved in monitoring the growing of the adolescence and have a strong commitment to eliminate the pomography which is also can minimized the efect of the pomography exposures among the adolescence. This actions can prevent high risk sexual behavior and increase healthy of reproductive system among the adolescence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33624
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemaparan materi pornografi dan perilaku seksual siswa SMP diteliti untuk mendapatkan gambaran tentang epidemi (wabah) pornografi pada anak sekolah. Penelitian dilakukan dengan metode survei menggunakan kuesioner pada siswa kelas 7-9 di empat SMP Negeri di Kota Mataram, yang melibatkan 36 kelas berjumlah 1415 siswa sebagai responden. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sekitar 91 persen siswa telah terpapar pada materi pornografi. Proporsi siswa
yang terpapar pada pornografi berbeda antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan. Perbedaan keterpaparan pornografi antar tingkatan kelas terjadi antara kelas 7 dengan kelas 8 dan kelas 9. Media yang paling sering digunakan untuk melihat konten pornografi adalah telepon genggam ( handphone ). Awal pemaparan pornografi pada siswa SMP dimulai pada kelas 5 SD, dengan indikasi kuat semakin hari
semakin dini terjadi pemaparan. Perilaku seksual siswa SMPN menunjukkan bahwa 14 persen siswa telah melakukan masturbasi, 45 persen siswa telah berpacaran dan 13 persen siswa pernah berciuman mulut. Tidak ada responden yang mengaku pernah melakukan hubungan seksual. Pola perbedaan perilaku seksual (masturbasi, berpacaran, atau berciuman mulut) antar tingkatan kelas mengikuti pola perbedaan keterpaparan pornografi. Proporsi siswa yang berpacaran lebih tinggi pada siswa perempuan dari pada siswa
laki-laki. Penelitian ini tidak menunjukkan bukti yang kuat adanya hubungan sebab akibat antara pemaparan pornografi dengan perilaku seksual siswa.

Abstract
Pornographic exposure and sexual behavior of Junior High School (JHS) students were studied to determine
pornographic epidemy in young shool children. The study was carried out using questioner survey for students at
Grades 7-9 on four state JHS at the City of Mataram. The respondents were consisted of 36 classes or 1415 students.
Results of the study show that 91 per cent of students have been exposed to pornographic materials. The exposure was
different between males and females. The pornographic exposure of Grade 7 was different from 8 and 9 students
showing the vulnerability of Grade 7 students. Cellular or m
obile-phone is the most popular equipment of pornographic
exposure. At present, the earlie
st time student exposed to pornographic mate
rials is at Grade 5, and there is a tendency
to become earlier in future. Sexual behaviors of JHS students were identified still in normal level; 14 per cent students
have experienced masturbation, 45 per cent have had boy or
girl friends, and 13 per cent have had mouth-kissed. No
student has sexual intercourse. Sexual behavior pattern was found different among school-grades along with
pornographic exposure. Proportion of female students having boyfriend is higher than male students having girlfriend.
There is no strong evidence on JHS students of Mataram City that pornographic exposures have any effect on sexual
behaviors."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, SMPN 7 Mataram], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This research raises problem about “How's traditionall media role in development information dissemination in province of Jambi now?, and it purposes to get describing about that media at the present, with uses and gratification theory, positive paradigm, description type, quantitave approach and survey methode with indepth interview. "
KM 3:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
"Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia dewasa ini. Penyakit ini terdapat hampir di semua negara di dunia termasuk Indonesia, dan hingga saat ini belum ada obatnya dan praktek pelacuran dan pergaulan seks dituding sebagai salah satu penyebab terbesar timbulnya virus tersebut. Menurut data WHO, 2 dari 3 penderita PMS terjadi pada kelompok umur di bawah 24 tahun, dan proporsi remaja yang terinfeksi diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah menikah. Di Indonesia berdasarkan Dirjen P2M/PLP Depkes R.I., sampai dengan Juni 2000, terdapat 42,9% penderita HIV/AIDS pada kelompok umur (20-29) tahun, sedangkan pada kelompok usia (15-19) tahun sekitar 7,1%.
Pada saat yang bersamaan, sejak tahun 80-an telah terjadi perubahan pandangan terhadap seksualitas dikalangan remaja yang kemudian mempengaruhi perilaku seksual remaja, sementara informasi yang bersifat merangsang dengan mudah didapat dan dinikmati melalui gambar porno, VCD/LD bahkan tayangan-tayangan televisi. Di sisi lain keterbatasan pengetahuan remaja tentang masalah kesehatan seksual reproduksi termasuk HIV/AIDS karena keterbatasan informasi dapat menimbulkan persepsi yang berbeda, sehingga remaja yang pada masa usianya ini cenderung melakukan aktivitas seks coba-coba untuk menjawab keingintahuannya dapat terjerumus ke perilaku seks bebas.
Berdasarkan keadaan diatas, dilakukan penelitian untuk melihat gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di Kabupaten Sinjai dan hubungannya dengan keterpaparan informasi dari berbagai media komunikasi massa (televisi, radio, VCD/LD, film, majalah, koran buku dan poster). Keterpaparan pada media komunikasi massa ini bersifat umum dan tidak secara khusus memuat pesan-pesan tentang HIV/AIDS.
Penelitian ini menggunakan desian Cross Sectional Study dengan menggunakan data primer. Responden berjumlah 400 orang yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS yang cukup dan kurang sama besar yaitu 50% dengan keterpaparan yang paling sering dengan media radio, televisi dan buku. Secara statistik diperoleh hubungan yang bermakna antara keterpaparan majalah, poster, tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Dari keempat faktor yang berhubungan tersebut, maka faktor keterpaparan majalah (OR : 4,81; 95% CI 3,01 - 7,69), keterpaparan poster (OR ; 1,86; 95% CI : 1,17- 2,96) dan tingkat pendidikan ayah (OR : 5,3; 95% CI : 3,33 - 8,59) merupakan faktor yang paling dominan dan secara bersamaan berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.
Diperlukan peningkatan penyebaran informasi tentang HIV/AIDS melalui media televisi dan radio, sebagai upaya peningkatan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dalam rangka pencegahan peningkatan penderita HIV/AIDS. Selain itu juga perlu dilakukan penyampaian informasi HIV/AIDS melalui lingkungan sekolah dengan menambah dan melengkapi perpustakaan sekolah dengan majalah dan poster tentang HIV/AIDS melalui kerjasama instansi terkait (Depkes dan Depdiknas) berupa pengadaan bahan majalah dan poster, Ayah remaja yang berpendidikan baik dapat dijadikan contoh edukatif dalam strategi penyuluhan dan penyebaran informasi HIV/AIDS di kalangan remaja dalam rangka peningkatan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.

The Relationship between Mass Communication Media Exposure and Young Man Knowledge with HIV/AIDS in Senior High School Two South Sinjai, Sinjai District, South Sulawesi Province by the year 2000AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) it was now a great problem of public health in the world. This surface of symptom occurred in evident and the all countries in the world including Indonesia, till now hadn't get medicine treatment for that and prostitution practice and sex practice as caused appear the viruses. According the data WHO, 2 from 3 the sick man with a age group under 24 old, and proportion of young man who infected about higher than which had married. In Indonesia according Directorate of General P2M/PLP health department Republic of Indonesia till June 2000, occurred 42,9 % HIV/AIDS with age group (20-29) old, while for age group (15-19) old about 7,1 %.
In several conditions, since the year 80 decade had changed perception forward sexuality among young men, while the information stimuli which can effect their sexual behavior among young men, while information easy responsively and can get them trough pornography, VCD/LD while television program. In order side young men knowledge limited can appear precedent difference perception, and so the young men in their age trend done sexual activity tried for fulfill their knowledge and could with free sexual.
With that reality, have done researched for saw knowledge description among young men about I-IVIAIDS in Sinjai District and related with information exposures from several mass communication media (television, radio, VCDILD, film, magazine, newspaper, book, and poster), In this exposure communication by generally and it was not specially contain HIV/AIDS massages.
This researched used Cross Sectional Study designed and used primary data, Sum of respondent were 400 persons who got according calculated have been done.
Resulted this research shown proportion of the young men level about HIV/AIDS was enough and less than is the same namely 50 % with immediately frequency exposures with media involved radio, television, and book. By the statistic gotten relationship was significant between magazine exposures, poster, parent's education level and the young men knowledge about HIV/AIDS. From four factors which related, exposures of magazine factor ( OR : 4,81; CI : 3,01-7,69 ), poster exposure ( OR : 1,86 ; 95 % CI : 3,33 - 8,59 ) occur dominant factor and simultaneous relationship with the young men knowledge about HIV/AIDS.
Improving for information HIV/AIDS need through television and radio, for effort in this prevention improving HIV/AIDS. Beyond that necessary do explain HIV/AIDS information through school environment and to add and school library available about HIV/AIDS involved magazine and poster about HIV/AIDS through the other institution (health and national education department) look-like magazine and poster, the young men father can be model for educative with counseling and to distribute HIV/AIDS information among young men for improving their knowledge about HIV/AIDS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahajeng Sari putri
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26577
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya Farisa
"Konsumsi buah dan sayur pada remaja masih banyak yang belum memenuhi rekomendasi WHO sebesar 400 gram per hari. Rendahnya konsumsi buah dan sayur pada remaja dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif di masa dewasa dan lanjut usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja awal di Depok. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2012 di SMP Negeri 8 Depok dengan 160 siswa kelas 7 dan 8. Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan mengunakan teknik systematic random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden dan wawancara FFQ semi kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 57.5% responden yang konsumsi buah dan sayur memenuhi 400 gram per hari. Dari hasil bivariat menggunakan uji chi-square terdapat hubungan yang bermakna antara antara sikap (OR=4,5; CI=1,2-17,4), pengetahuan (OR=2,6; CI=1,3-4,9), ketersediaan buah dan sayur di rumah (OR=4,5; CI= 1,2-17,4) dan keterpaparan media massa (OR=4,5; CI=1,2-17,4) dengan konsumsi buah dan sayur.

Fruit and vegetables consumption among adolescent was still less than WHO recommendation of 400 gram per day. Low fruit and vegetable consumption in adolescents can lead to various degenerative diseases in adulthood and elder. The purpose of this study was to identify factors which asosiated with fruits and vegetables consumption. The method used in this study is cross sectional design which was conducted by 160 student respondents at 8 Junior High School Depok in February until June 2012. This study use systematic random sampling technique for taking the samples. Data were collected through the questionnaire and semi quantitative Food Frequency Questionnaire. The result of this study showed that 57,5% respondent who consumed fruit and vegetables which meet 400 gram per day. From analyses data by chi square test, there were significant association between attitude (OR=4,5; CI=1,2-17,4), knowledge OR=2,6; CI=1,3- 4,9, availability in home (OR=4,5; CI=1,2-17,4), and mass media (OR=4,5; CI=1,2-17,4) with fruit and vegetable consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Redatin Parwadi
"Pendahuluan
Media massa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bagi kehidupan bangsa Indonesia yang merupakan penduduk negara kepulauan, dan terdiri atas aneka ragam suku bangsa dan latar budaya, media massa memegang peran penting sebagai sarana integrasi bangsa, pendidikan dan penggugah partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Pentingnya peranan media massa bagi kehidupan manusia tak dapat dipungkiri lagi. Berbagai pendapat diajukan para ahli tentang keperkasaan efek media massa, Dervin antara lain mengatakan bahwa khalayak dianggap sebagai kepala kosong yang siap menerima seluruh isi pesan yang diekspos kepadanya.
Teori peluru (Bullet Theory) berasumsi bahwa semua orang memberikan reaksi yang sama terhadap pesan. Noelle-Neumann melalui teori "spiral keheningan" (The Spiral of Silence) mengungkapkan bahwa media massa punya kemampuan yang besar untuk mempengaruhi dan membentuk opini khalayak. Sementara itu Denis McQuail menyatakan bahwa media massa telah mendominasi sistem komunikasi bukan saja bagi individu, melainkan juga bagi masyarakat, sebab media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif, yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
Bila ditelaah di dalam literatur media massa secara implisit mencerminkan dua kenyakinan normatif tentang peran yang seharusnya dimainkan oleh media massa. Pertama, media massa hendaknya menjelaskan diversitas masalah kemasyarakatan. Hal ini berkaitan dengan diversitas masalah yang dianggap penting di kalangan anggota masyarakat. ? "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>