Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoga Mestika Putra
"ABSTRAK
Sebagai sebuah media, televisi memungkinkan para pelaku pasar untuk menayangkan dan memberitahukan bisnis berupa produk atau layanan kepada pemirsa secara lebih luas. Televisi memiliki elemen visual yang berupa gerak dinamis yang dapat diamati dan elemen audio. Pengiklan biasanya membentuk cerita lewat iklan yang berdampak kepada pemirsa. Melalui televisi pemirsa dapat merasakan pengaruh emosional dan berbagai macam karakter lainnya yang berkaitan dengan tampilan multi-sensori. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menjelaskan upaya pembentukan positioning melalui konotasi pada iklan televisi Wardah. Teori yang digunakan adalah teori konotasi Barthes 1967 . Konotasi teks iklan dibangun atas dua tanda yaitu tanda verbal dan nonverbal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah iklan televisi Wardah yang tayang selama tahun 2013. Analisis data dilakukan dengan tiga tahap yakni, tahap deskripsi, tahap identifikasi tanda verbal dan nonverbal, dan tahap analisis makna konotasi tanda verbal dan nonverbal untuk membentuk positioning iklan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa positioning Wardah sebagai sebuah merek kosmetik yang halal, menginspirasi, aman, nyaman dan sesuai dengan kebutuhan perempuan.

ABSTRACT
As a media, television enables the marketers to view and widely announce what products are being sold to the viewers. It has visual elements like print and audio like radio, but it also has dynamic movement. Advertisers often try to tell stories within their ads that have impact on their audience. Creativity can give greater meaning to a brand beyond its basic product. The aim of this research is to identify and to explain the way to create positioning through connotation on Wardah television advertisements. The theory used in this research is Barthes rsquo theory of connotation 1967 . Connotation on ads is formed by two signs verbal signs and nonverbal signs. This research is a qualitative research. The data used in the research is taken from Wardah television advertisements in 2013. The data analyzed by describing the data, identifying verbal signs and nonverbal signs, finding connotation which create positioning on the advertisements. The research found that as the one of cosmetics brands, Wardah does the positioning of the product, as halal product, inspiring, safe, comfort, and friendly to women."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhaputri Widiantini
"Tesis ini membahas permasalahan bahasa dalam sistem patriarki. Menurut saya, bahasa merupakan persoalan mendasar yang memisahkan proses pembentukan identitas pada perempuan dan laki-laki. Perbedaan penggunaan bahasa dalam ruang publik telah menyulitkan perempuan untuk terlibat penuh dalam kegiatan masyarakat. Untuk membuktikan perbedaan ini, saya mengambil dua contoh bahasa yang berbeda dalam mantra dan ayat kitab suci. Saya menemukan bahwa dalam bahasa mantra, identitas feminin memberikan kebebasan pada pembentukan identitas perempuan. Identitas feminin didorong oleh kedinamisan semiotik matemal yang kuat sehingga menciptakan identitas perempuan yang berdaya. Sementara itu, dalam bahasa ayat, saya menemukan kekakuan bahasa simbolik yang diskriminatii Saya beranggapan bahwa perjuangan perempuan adalah melalui pencarian dasar epistemologi bahasa yang khas untuk keluar dari tataran simbolik patriarkal. Perempuan harus bexjuang pada mang semiotik matemal agar mampu mengolah ahora feminjn dan menciptakan bahasanya sendiri. Pembongkaran makna melalui teori feminisme Julia Kristeva akan menghasilkan sebuah pemahaman baru tentang identitas perempuan. Layaknya pennainan mantra, perempuan akan mampu menciptakan sebuah bahasa baru yang mengekspresikan abjeksi dirinya sehingga dogmatisasi ayat simbolik yang mengintemalisasi diri sejak fase: inisiasi simbolik dapat direduksi. Dengan demikian, revolusi pembebasan perempuan akan tercipta lewat penciptaan mantra khas dirinya
The thesis examines the language concern which exists inside the patriarchal system. In my opinion, language has become a fundamental aspect that segregates the identity creation process of male and female world. The different language usage applied in general public restricts female to get fully involve in daily life activities, that makes females feel themselves uncomfortable living in the society. I have taken two distinctive examples of language usage applied in pagan spell in contrast to the one used in the bible verses in order to obtain a proof of difference usage that might exist. I found that inside the pagan spell, feminine identity gives a freedom to create women identity. This situation is made possible by the strong dynamicity of maternal semiotic that creates a powerful women identity. On the other hand, inside the bible verses, I found a stiffness form of symbolic language in it, which produces a discriminative language. Women have to tight it through a 'maternal semiotic room' to establish a feminine chora and construct their very own language. Dismantling the meanings, refers to feminism theory of Julia Kristeva, will yield a new understanding toward women identity. Like interlacing the play of spell, actually women are capable to create a new language which expresses their abjection. Thus, process of dogmatisms of symbolic verses which induce women?s intemalization that has occurred since the time of symbolic initiation phase, can be reduced. As a result, thc revolution to liberate woman will be created through her very own spell creation."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Farahmita Putri
"Ardah Najdiyah merupakan tarian perang tradisional yang sangat populer di Jazirah Arab. Tarian tersebut tidak hanya menjadi warisan budaya semata namun juga untuk mengenang sejarah pertempuran yang dipimpin oleh Raja Abdul Aziz al-Saud dalam menyatukan wilayah di Arab Saudi. Tarian tersebut memiliki tujuan untuk menunjukkan kekuatan dan keberanian para prajurit di medan perang. Ardah Najdiyah masuk ke dalam Daftar Representative UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka yang didapatkan dari buku, jurnal, situs dan analisis video yang berkaitan dengan tari Ardah Najdiyah. Dalam mewujudkan penelitian tersebut, peneliti menggunakan dua teori yaitu unsur gerakan tari dan semiotika Charles Sanders Peirce. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka yang didapatkan dari buku, jurnal, situs resmi, dan analisis video yang berkaitan dengan Ardah Najdiyah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ardah Najdiyah merupakan tarian yang memiliki makna penting terkait sejarah berdirinya Arab Saudi dan pelestarian tradisi suku nomaden Badui. Ardah Najdiyah menunjukkan identitas dan kekuatan masyarakat Arab Saudi dalam berperang yang menjadi bagian penting dalam kehidupannya.

Ardah Najdiyah is a traditional dance that is very popular in the Arabian Peninsula. Ardah Najdiyah is not only a cultural heritage but a symbol of the strength and courage of the soldiers on the battlefield and commemorates the history of the battle led by King Abdul Aziz al-Saud in uniting the region in Saudi Arabia. This study discusses the semiotic elements and themes contained in the Ardah Najdiyah dance performance. In realizing this research, the researcher uses two theories, namely elements of dance movement and the semiotics of Charles Sanders Peirce. This study uses a descriptive qualitative method with a literature study approach obtained from books, journals, websites and video analysis related to the Ardah Najdiyah dance. The results of this study indicate that Ardah Najdiyah is a dance that has an important meaning related to the history of the founding of Saudi Arabia and the traditions of the nomadic Bedouin tribe. Ardah Najdiyah shows the identity and strength of the people of Saudi Arabia in war which is an important part of her life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dhuha Hadiyansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi kebahasaan dan makna konotasi untuk membangun citra dan pemosisian iklan praktik perdukunan. Penelitian ini fokus pada empat iklan perdukunan di majalah Misteri dan Mystic dengan mengggunakan metode kualitatif. Keempat iklan tersebut adalah iklan praktik perdukunan Ki Joko Bodo, Gus Ridho, Ust Lukman HAR, dan Nyi Husna. Tiap-tiap dukun yang diteliti membangun citra yang berbeda-beda. Ki Joko Bodo ingin mencitrakan dirinya sebagai orang yang kesaktiannya tiada tanding, tetapi tetap gaul dan nyentrik, dengan lebih banyak menggunakan teknik kebahasaan berupa metafora. Dia menargetkan konsumen dari kalangan masyarakat yang cukup ekslusif, kalangan kelas menengah atas dari agama apa pun. Gus Ridho mencitrakan dirinya sebagai dukun yang religius, terkenal dan berkelas internasional. Dengan menggunakan beberapa slogan, dia menargetkan (positioning) masyarakat Islam yang religius. Ust Lukman HAR juga menonjolkan karakternya yang religius dan terkenal, tetapi citra religiusitasnya lebih kuat daripada Gus Ridho, yaitu dengan mengutip ayat dari Kitab Suci untuk melegitimasi praktik perdukunanya. Dia juga menggunakan beberapa slogan, dan memposisikan jasa dan produknya untuk kalangan Islam yang religius. Sementara itu, satu-satunya dukun perempuan, Nyi Husna, membangun citra dirinya sebagai dukun spesialis cinta. Dengan menggunakan beberapa ekspresi metaforis, dia menargetkan pangsa pasar perempuan.

This study aims to analyze the verbal strategies and connotations to build brand image and positioning in quackery practice advertisements. This study focuses on four magazine advertisements in Misteri and Mystic magazine with a qualitative method. The four quackery practice advertisements are Ki Joko Bodo's, Gus Ridho's, Ust Lukman HAR's, and Nyi Husna's. Each quack builds different images. Ki Joko Bodo wants to portray himself having unmatched supernatural power, but he is 'social butterfly' and quirky, with more use of metaphors as his verbal techniques. He targets consumers from quite exclusive society class, upper middle class of any religion. Gus Ridho portrays himself as a religious, famous and internationally classy quack. Using some slogans, he targets (positioning) religious Muslim community. Ust Lukman HAR also highlights his religious and famous character, but his religiosity image is stronger than that of Gus Ridho, by quoting verses from the Holy Book to legitimate his quackery practices. He also uses some slogans and targets his products and services for religious Muslim circles. In the meantime, the only female quack, Nyi Husna, builds her image as a love specialist quack. By using some metaphorical expressions, she targets a market share of women."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T30861
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Skripsi ini membahas representasi perpustakaan dan profesi pustakawan dalam empat buah iklan televisi yang mempromosikan berbagai produk, yaitu Pampers Disposable Diapers, Scope Mouthwash, Kellogg?s Pop-Tarts, dan Mercedes-Benz E-Klasse. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode semiotik yang merujuk pada denotasi, konotasi, dan mitos dari Roland Barthes untuk mengumpulkan data. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa iklan memiliki fungsi persuasif. Penelitian dengan metode serupa dapat memperluas dan mengembangkan ilmu perpustakaan dalam lingkup yang lebih luas dan populis.

This undergraduated-thesis describes the representation of libraries and librarians in four television advertisement which promoted different kind of products such as Pampers Disposable Diapers, Scope Mouthwash, Kellogg?s Pop-Tarts, and Mercedes-Benz E-Klasse. This reasearch is a qualitative research with semiotic method and Roland Barthes? denotation, connotation, and myth to gather data. Result of this research show that advertisement has a purpose to persuade people, and how necessary to increase the study about mass media which contain of library and librarian representation in it."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk mengungkap dan menjelaskan modus penandaan dan fungsi tanda yang digunakan untuk mendukung modus penandaan preskriptif dalam iklan shampo hijab guna mencapai tujuannya yang sistemis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis yang didasarkan pada teori semiotik Charles W. Morris 1971 dan teori mengenai kajian wacana iklan Guy Cook 2001 . Adapun iklan yang dijadikan korpus penelitian ini adalah Rejoice Hijab 3 in 1, Sunsilk Hijab Recharge dan Sariayu Hijab Intense Series Hair Fall. Objek analisis yang menjadi fokus dalam penelitian ini meliputi tanda verbal dan nonverbal yang masing-masing dianalisis dalam tiga tahap dimensis semiosis, yaitu sintaksis, semantik, dan pragmatik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat kesamaan kombinasi tanda pada ketiga iklan tersebut. Kombinasi tanda tersebut adalah designatif-informatif, apresif-informatif dan formatif-valuatif. Kombinasi-kombinasi tanda tersebut diatur sebagai preskriptor beralasan grounded prescriptor sebagai proses dalam memenuhi fungsi sistemisnya.

ABSTRACT
This thesis aims to reveal the modes of signifying and sign functions to support prescriptive mode of signifying in hijab shampoo advertisements in order to attain its systemic function. This research is a qualitative research based on the semiotic theory by Charles W. Morris 1971 and the discourse analysis of advertising by Guy Cook 2001 . The advertisements that are used as corpus research are Rejoice Hijab 3 in 1, Sunsilk Hijab Recharge and Sariayu Hijab Intense Series Hair Fall. The object of analysis that became the focus in this research included verbal and nonverbal signs, each analyzed in three dimentions of semiosis, namely syntactic, semantic, and pragamatic. The result of this research indicate there are similarities in combination of signs in the three advertisements. The combinations are designative informative, appraisive informative and formative valuative. These combinations are set as grounded prescriptor as a process in fulfilling its systemic functions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah
"Penelitian ini membahas kata bersufiks -in dalam pembentukan klausa bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menjabarkan pola klausa yang mengandung kata bersufiks -in di dalamnya dan menjabarkan fungsi kata bersufiks -in dalam klausa.Data yang diteliti adalah 249 klausa yang mengandung kata bersufiks -in di dalamnya. Hasilnya menunjukkan dari 249 data klausa yang mengandung kata bersufiks -in, terdapat 32 pola klausa. Penulis mendapatkan empat pola golongan besar yang memiliki contoh klausa terbanyak dibanding yang lain. Kata bersufiks -in dalam suatu klausa dapat berfungsi sebagai perluasan subjek, predikat, perluasan objek, pelengkap, dan keterangan. Fungsi kata bersufiks -in yang paling dominan adalah sebagai predikat.

This study discusses -in suffixed words in Indonesian clause formation. The purpose of this study was to describe the pattern of clauses that contain the words -in suffix in it and describe the function of words suffixed -in the clause. Data studied were 249 clauses containing words -in suffix in it. The results show the data of 249 clauses containing words suffixed -in, there are 32 patterns clause. Writer gets four major categories patterns that have the highest instances than the other clauses. -in Suffixed words in a clause can serve as a extension of subject, predicate, extension of object, complement, and a description. Function words suffixed -in most dominant is a predicate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butler, Christoper
Bandung: ITB Press, 1995
410.1 BUT s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nur
"Istilah merupakan sendi penting didalam sistem ilmu pengetahuan, harus mempunyai makna yang sama bagi semua orang yang menggunakannya, agar pertukaran informasi memproleh hasil yang biak, maka melalui kesempatan umum tentang makna, nama dan istilah khusus serta penggunaannya secara konsisten akan menghasilkan keseragaman suatu kosa kata khusus yang memuat konsep, istilah, dan deefinisnya yang baku. Artikel ini merupakan hasil kajian bidang penerjemahan tentang suatu pendekatan yang terkai dengan peristilahan, khususnya istilah teknis (techinical terms). Sejumlah pendekatan yang dapat disajikan adalah sebagai alterntif dengn mengacu pada prinsip-prinsip kesamaan konsep antara bahasa sumber dan bahasa target (donor and recipient language). Data dalam kajian ini diperoleh melalui akses internet (online) untuk memperoleh jurnal, artikel dan referensi lain yang mengkaji masalah peristilahan dan aspek-aspek linguistik secara tekstual yang berorientasi pada bidang penerjemahan. Hasil dari kajian ini menunjukan bahwa bentuk interaksi di antara berbagai bahasa dalam bidang penerjemahan, khususnya menyangkut istilah teknis dapat dilakukan dengan pendekatan penyesuaian aspek kebahasaan atau kaidah linguistik bahasa donor menurut aspek atau kaidah kebahasaan bahwa penerima (recipient language). Hal ini dilakukan adalah sebagai upaya untuk mempertahankan makna konsep yang dimiliki bahwa donor di satu sisi, dan upaya menyesuaikan aspek atau kaidah linguistik menurut bahasa penerima di sisi lain. Dengan demikian, harmoni bahasa dapat terbangun bagu penutur atau pengguna bahasa di antara komunitas bangsa itu sendiri."
Mataram: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 MABASAN 11:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Masitha Achmad Syukri
"Studi kasus ini bertujuan untuk memerikan dan menjelaskan karakteristik bahasa sang ibu (BSI) kepada anak usia satu, tiga, dan lima tahun dalam pemerolehan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dalam penelitian untuk bahasa Indonesia data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan merekam percakapan diadik antara orang dewasa dan anak selama 60 menit dan data sekunder untuk bahasa Inggris.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa BSI penutur bahasa Indonesia, baik dari keluarga batih maupun dari keluarga luas banyak menggunakan kalimat yang panjang-panjang, tidak tertata apik, dan tidak gramatikal. Hasil tersebut sesuai dengan pandangan Chomsky (1965) mengenai sifat masukan bahasa yang diterima anak. Jadi, hasil tersebut tidak mendukung motherese hypothesis yang diasumsikan sebagai karakteristik tuturan orang dewasa penutur bahasa Inggris. Akan tetapi, dalam hal dominasi nomina dan keberlewahan dalam BSI, data yang ada mendukung motherese hypothesis. Terjadinya penyelarasan kompleksitas kalimat sesuai dengan usia anak juga mendukung fine-tuning hypothesis tetapi hal itu semata-mata untuk tujuan berkomunikasi, bukan untuk mengajarkan bahasa kepada anak.
Sementara itu, ayah dan saudara kandung penutur BSI bahasa Indonesia tampak sangat responsif terhadap anak. Hasil tersebut berbeda dengan temuan berbagai studi yang dilakukan pada penutur bahasa Inggris. Jadi, studi ini juga dapat dikatakan tidak mendukung father bridge hypothesis dan sibling bridge hypothesis. Hal itu terkait erat dengan faktor budaya dalam masyarakat timur dan masyarakat barat serta konteks percakapan. Kesamaan karakteristik dalam beberapa aspek tertentu yang diperoleh dalam BSI dari ibu, BSI dari ayah, dan BSI dari saudara kandung pada kedua bahasa menunjukkan keuniversalan karakteristik BSI.

This case study aimed at describing and explaining the characteristics of speech directed to the children at the ages of one, three, and five years old in Indonesian and English acquisition. This research used primary data for Indonesian language collected by recording dyadic conversation between adult and child for 60 minutes and secondary data for English.
The result showed that Indonesian speakers from both nuclear family and extended family frequently used long, degenerate, and ungrammatical sentences. This finding led to support to Chomsky's views (1965) on the nature of the language input that children receive. It did not, however, support the motherese hypothesis assumed to be the characteristics of English adult's speech addressed to child, except with regard to the dominant use of nouns and the redundancy. This study also found that adults adjusted the sentence complexity in their speech directed to child. This supported fine-tuning hypothesis. It was highly likely that this was done in the natural course of communication and not in order to give language teaching to the child. Indonesian fathers and siblings also appeared to be very responsive to the child. This finding differed from studies done with English speaking people and so did not support either the father bridge or sibling bridge hypothesis.
It was concluded that it was dependent on the cultural aspects of both eastern and western society and the context of conversation. The universality of CDS was revealed by the same characteristics in the certain aspects found in mother, father, and sibling's speech in both languages."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>