Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153959 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Anindito
"ABSTRAK
Kemacetan lalu lintas Jakarta yang parah mendorong akan dibutuhkannya moda transportasi publik yang baru dan memadai. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan PT MRT Jakarta untuk membangun, mengembangkan, mengoperasikan, memelihara, dan mengelola bisnis di area sekitar koridor MRT dengan tujuan mengatasi masalah kemacetan Jakarta yang semakin kronis. PT MRT Jakarta telah didirikan sejak 2008 dan pekerjaan konstruksinya tengah berlangsung, dimana diharapkan akan memulai operasinya pada Maret 2019. Menjelang penyelesaian proyek ini, perlu dikembangkannya sistem tiket MRT Jakarta yang baik. Saat ini, MRT Jakarta merencanakan penggunaan e-ticketing sistem untuk operasinya. Dengan telah dimulainya proses pengembangan sistem tiket ini, penelitian ini bertujuan untuk mengulas dan menganalisa kesiapan proyek MRT, khususnya mengenai model bisnis sistem e-tickting nya dengan kemungkinannya untuk berintegrasi atau interoperabilitas dengan moda transportasi publik lainnya di wilayah Jakarta.

ABSTRACT
Jakarta rsquo s severe congested traffic has urged the presence of new modes for its public transport. Provincial Government of DKI Jakarta establish a PT MRT Jakarta to build, develop, operate, maintain, and manage the business around the MRT corridor in order to overcome Jakarta rsquo s most chronic traffic congestion. PT MRT Jakarta has been established since 2008 and its construction already underway and expected to begin their operation in March 2019. Toward the project completion, the ticketing system of MRT Jakarta need to be develop in a firm fashion. At current state, MRT Jakarta rsquo s ticketing will be utilizing e ticketing system. With the system is already took place for its development, this study review and analyze the readiness of the MRT Project, especially for business models for its e ticketing systems with the possibility to integrate or interoperability with other public transportation modes in greater Jakarta."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Khansa
"Polusi udara dan kemacetan kerap kali menjadi permasalahan yang dihadapi oleh Kota Jakarta. Salah satu penyebab permasalahan tersebut adalah penggunaan kendaraan pribadi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan transportasi umum. Untuk meningkatkan perilaku penggunaan moda transportasi umum, dibutuhkan pemahaman mengenai faktor yang dapat memengaruhi masyarakat dalam memilih menggunakan transportasi umum. Penelitian ini mengidentifikasi faktor yang memengaruhi perilaku penggunaan MRT Jakarta dengan menerapkan perluasan dari Theory of Planned Behavior (TPB) yang mempertimbangkan pengaruh dari kualitas layanan transportasi umum dan perilaku individu. Kuesioner penelitian disebarkan kepada pengguna MRT Jakarta Fase 1 yang berdomisili di Jabodetabek dengan minimal frekuensi penggunaan MRT Jakarta satu hari dalam seminggu. Hasil dari pengolahan data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi perilaku tersebut adalah attitude, perceived behavioral control, perceived service quality, satisfaction, habit, dan intention. Rekomendasi strategi disusun dengan menggunakan pendekatan Pull Strategy dan EAST Framework. Dengan menggunakan Relationship Matrix pada metode Quality Function Deployment, diperoleh prioritas utama rekomendasi strategi berupa mengintegrasikan seluruh stasiun MRT Jakarta dengan moda transportasi lain.

Air pollution and congestion are often the problems faced by Jakarta City. One of the causes of these problems is the use of private vehicles which is higher than the use of public transportation. To increase the behavior of using public transportation modes, an understanding of the factors that can influence people in choosing public transportation is needed. This study identifies factors that influence the behavior of the use of MRT Jakarta by applying an extension of the Theory of Planned Behavior (TPB) which considers the effect of the quality of public transportation services and individual behavior. The research questionnaire was distributed to Phase 1 MRT Jakarta user who lives in Greater Jakarta with a minimum frequency of using MRT Jakarta one day a week. The results of data processing using Structural Equation Modeling (SEM) show that the factors that influence the behavior are attitude, perceived behavioral control, perceived service quality, satisfaction, habit, and intention. Strategy recommendations are prepared using the Pull Strategy and EAST Framework approaches. Through the Relationship Matrix in Quality Function Deployment method, the main priority of the strategy recommendation is to integrate all MRT Jakarta stations with other transportation modes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setiyo Puryanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak lingkungan dari beroperasinyaMass Rapid Transit (MRT), khususnya peningkatan kualitas udara lokal di daerah perkotaan. Di Jakarta, MRT atau biasa dikenal dengan MRT Jakarta merupakan transportasi kereta api perkotaan pertama dengan beberapa jalur bawah tanah yang beroperasi pada Maret 2019. Menggunakan metode Difference-in-Difference dan indeks standar polusi udara sebagai proksi kualitas udara, studi ini menemukan bahwa, beroperasinya MRT dapat mengurangi nilai ISPU maksimum harian sebesar 27,4 persen, ISPU PM10 sebesar 19,5 persen dan ISPU O3 sebesar 24,8 persen, tetapi tidak berdampak pada polutan CO dan SO2 di area yang dekat dengan jalur MRT.

This study aims to analyze the environmental impact of the operation of the Mass Rapid Transit (MRT), particularly the improvement of local air quality in urban areas. In Jakarta, the MRT or commonly known as MRT Jakarta was the first urban rail transportation with several underground lines operating in March 2019. Using the Difference-in-Difference method and the air pollution standard index as a proxy for air quality, this study found that, MRT can reduce the daily maximum ISPU value by 27.4 percent, PM10 ISPU by 19.5 percent, and ISPU O3 by 24.8 percent, but has no impact on CO and SO2 pollutants in areas close to MRT lines."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renaldiansyah
"

Permasalahan transportasi DKI Jakarta merupakan masalah umum di DKI Jakarta. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta mencari solusi untuk mengurangi permasalahan transportasi, salah satunya melalui peningkatan pelayanan transportasi publik, yaitu MRT Jakarta. Moda transportasi MRT Jakarta dikelola oleh PT MRT Jakarta sebagai sebuah BUMD di DKI Jakarta. Dalam perjalanan pelayanan transportasi publiknya, PT MRT Jakarta dapat menerapkan co-production pada pelayanannya. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan co-production dalam pelayanan transportasi publik oleh PT MRT Jakarta. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis penerapan co-production dalam pelayanan transportasi publik oleh PT MRT Jakarta. Pernyataan Osborne & Strokosch (2013) mengenai enhanced co-production, menjadi landasan teori pada penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu post-positivist dengan teknik pengumpulan data melalui survei, wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian yang diperoleh dengan melihat penerapan co-production tersebut berdasarkan dimensi operasional dan strategis. Dimensi operasional digambarkan dengan keterlibatan masyarakat, pemerintah, dan lembaga sektor ketiga dalam pengawasan dan evaluasi pelayanan MRT Jakarta. Keterlibatan tersebut seperti monitoring dan evaluasi berkala. Sedangkan pada dimensi strategis digambarkan dengan keterlibatan masyarakat, pemerintah, dan lembaga sektor ketiga dalam perencanaan pelayanan MRT Jakarta. Keterlibatan tersebut seperti identifikasi awal perencanaan dan pemanfaatan TIK dalam perencanaan pelayanan transportasi publik. Oleh karena itu, co-production dalam pelayanan transportasi publik oleh PT MRT Jakarta sudah diterapkan, meskipun keterlibatan masyarakat dalam pengawasan, evaluasi, dan perencanaan pelayanan tersebut masih rendah.


Transportation has become a common problem in DKI Jakarta. Because of that, DKI Jakartas Provincial Government are looking for the solutions to lower that problems, one of them is by improving the public transportation services, specifically in the MRT Jakarta. The MRT Jakarta is managed by PT MRT Jakarta as a Regional Owned Enterprise in DKI Jakarta. PT MRT Jakarta can implements co-production in its services. The purpose of this research is to analyze the implementation co-production in public transportation services by PT MRT Jakarta. Osborne & Strokoschs (2013) statements regarding enhanced co-production used as the theoretical framework of this study. The data needed for this research is collecting through surveys, interviews, and library studies based on the post-positivist approach. The results of this research shows the application of co-production based on the operational and strategic dimensions. In the operational dimension, it is depicted by the involvement of the citizen, government, and third sector organization in supervision and evaluation MRT Jakarta services. This involvement such like periodic monitoring and evaluation. While in the strategic dimension it is depicted by the involvement of the citizen, government, and third sector organization in the planning of MRT Jakarta services. This involvement such like initial identification of planning and using ICT in public transportation services planning. Therefore, co-production in public transportation services by PT MRT Jakarta has been implemented, even though citizen involvement in supervision, evaluation, and planning of its services is still low.

"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Nabiel
"Penelitian ini mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan teknologi pada dua aplikasi transportasi umum di Jakarta, yaitu KRL Access dan MRT-J. Dengan menggunakan pendekatan riset campuran eksplanatori sekuensial, penelitian ini memodifikasi Comprehensive-TAM sebagai model penelitian. Dua kuesioner didistribusikan melalui media sosial kepada 544 responden untuk KRL Access dan 322 responden untuk MRT-J. Analisis PLS-SEM digunakan untuk menguji hipotesis. Temuan menunjukkan dukungan untuk 13 dari 15 hipotesis untuk KRL Access, dengan informasi ketepatan waktu sebagai variabel yang tidak berpengaruh. Untuk MRT-J, 10 dari 13 hipotesis didukung, dengan kualitas informasi sebagai variabel yang tidak berpengaruh pada persepsi kemudahan penggunaan. Rekomendasi penelitian ini mencakup prioritas pengembangan fitur penjadwalan kereta yang tepat waktu. Hasil analisis disampaikan kepada manajer proyek MRT-J melalui wawancara ahli.

This research investigates the influencing factors on the technological acceptance of two public transportation applications in Jakarta: KRL Access and MRT-J. Employing a sequential explanatory mixed-method approach, the study adapts the Comprehensive-TAM as the research model. Two questionnaires were distributed via social media, gathering 544 respondents for KRL Access and 322 for MRT-J. PLS-SEM analysis supports 13 out of 15 hypotheses for KRL Access, with information timeliness as a non-significant variable. For MRT-J, 10 out of 13 hypotheses are supported, highlighting information quality as non-significant for perceived ease of use, and perceived ease of use as non-significant for behavioral intention to use. Research recommendations emphasize prioritizing timely train scheduling features. Findings were conveyed to the MRT-J project manager through expert interviews."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Hana Prasanti
"Sebagai salah satu kota terpadat di dunia, Jakarta harus memiliki transportasi umum yang memadai untuk mencapai SDG 11: Sustainable Cities and Communities. Saat ini, sistem transportasi umum sudah ada di Jakarta, namun belum mencukupi kebutuhan seluruh penduduk. Untuk mendukung sistem ini, pemerintah juga harus terus meningkatkan aplikasi transportasi publiknya. KRL Access dan MRT-J adalah dua aplikasi populer yang digunakan oleh penduduk Jabodetabek dan merupakan bagian penting dari KRL Commuter Line dan MRT Jakarta, dua sistem transportasi umum yang dapat mengangkut paling banyak orang dalam satu kali perjalanan. Oleh karena itu, penulis mempelajari faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penerimaan teknologi dari kedua aplikasi tersebut untuk meningkatkan pengembangannya di masa depan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sequential explanatory mixed-method research untuk menganalisis aplikasi KRL Access dan MRT-J dan penulis memodifikasi Comprehensive-TAM sebagai model penelitian. Penulis menyebarkan dua kuesioner melalui media sosial dan menggunakan PLS-SEM untuk menganalisis secara kuantitatif. Sebanyak 544 dan 322 responden valid untuk aplikasi KRL Access dan MRT-J dianalisis untuk menguji hipotesis. Penulis kemudian melakukan uji independent-samples t-test untuk membandingkan adopsi kedua teknologi tersebut. Setelah analisis kuantitatif, wawancara mendalam (explanatory interview), dilakukan untuk mendukung hasil penelitian dan menjelaskannya dari sudut pandang responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa system quality, information quality, dan service quality berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perceived usefulness, perceived ease of use, dan satisfaction terhadap aplikasi KRL Access. Diketahui bahwa perceived usefulness, perceived ease of use, dan satisfaction secara positif mempengaruhi behavioral intention to use, yang kemudian secara positif mempengaruhi actual system use. Untuk aplikasi MRT-J, system quality berpengaruh positif terhadap perceived usefulness, perceived ease of use, dan satisfaction. Information quality mempengaruhi perceived usefulness dan satisfaction, tetapi tidak mempengaruhi perceived ease of use. Convenience juga mempengaruhi perceived ease of use dan satisfaction. Perceived usefulness dan satisfaction mempengaruhi behavioral intention to use, yang secara positif berdampak pada actual system use. Namun Perceived risk dan perceived ease of use tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use.

As one of the most populous cities in the world, Jakarta should have adequate public transportation in order to achieve Sustainable Development Goal 11: Sustainable Cities and Communities. Currently, this public transportation system exists, but it is not sufficient for all residents of the Jakarta Metropolitan Area. To support the system, the government must also constantly improve its public transportation applications. The KRL Access and the MRT-J are the two popular applications used by Jakarta Metropolitan Area residents and a crucial part of the KRL Commuter Line and the MRT Jakarta, the two public transportation systems that could carry the most people in a single trip. Hence, the authors study the factors that contribute to the technological acceptance of the two applications to improve their development in the future. In this study, sequential explanatory mixed-method research is used for both the KRL Access and MRT-J application analyses, and the authors modified Comprehensive-TAM for the research model. The authors distributed two questionnaires via social media and used PLS-SEM to quantitatively analyze a total of 544 and 322 valid respondents for the KRL Access and the MRT-J applications to test the hypotheses. An independent-samples t-test is then used to compare the adoption of both technologies. After the quantitative analysis, an explanatory interview is conducted to support the result and explain it from the respondents' perspective. The analysis showed that system quality, information quality, and service quality positively and significantly affect perceived usefulness, perceived ease of use, and satisfaction with the KRL Access application. It is known that perceived usefulness, perceived ease of use, and satisfaction positively affect behavioral intention to use, which then positively affects actual use. For the MRT-J app, system quality positively affects perceived usefulness, perceived ease of use, and satisfaction. Information quality affects perceived usefulness and satisfaction, but not perceived ease of use. Convenience also affects perceived ease of use and satisfaction. Perceived usefulness and satisfaction affect behavioral intention to use, which positively impacts actual system use. Perceived risk and perceived ease of use had no effect on behavioral intention to use."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Wulandari Silvianila
"MRT Jakarta merupakan moda transportasi di Provinsi DKI Jakarta yang baru beroperasi sejak tahun 2019. Sebagai moda transportasi terbaru serta berada di ibukota dan pusat perekonomian, MRT Jakarta perlu memperhatikan pelayanan yang inklusif dan aksesibel untuk semua, khususnya penumpang penyandang disabilitas. MRT Jakarta harus memperhatikan aksesibilitas pelayanan yang diberikan agar bisa mendukung mobilitas penyandang disabilitas dalam menggunakan transportasi publik secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aksesibilitas pelayanan transportasi publik bagi penyandang disabilitas di MRT Jakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini terkait dengan pelayanan transportasi publik bagi penyandang disabilitas yang terdiri dari dua dimensi, yaitu karakteristik fisik pelayanan transportasi publik dan karakteristik non-fisik pelayanan transportasi publik. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui mixed method yang merupakan gabungan antara metode kuantitatif melalui survei dan kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik nonprobability sampling karena tidak semua penyandang disabilitas sudah tercatat dalam data pemerintah dan tidak ada data terkait banyaknya penumpang penyandang disabilitas yang berkendara dengan MRT Jakarta sehingga sulit untuk menyusun kerangka sampel. Jumlah responden yang didapatkan sebanyak 35 responden dengan hasil yang menunjukkan bahwa aksesibilitas di MRT Jakarta sudah baik. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa hal dalam indikator tertentu yang menunjukkan bahwa masih terdapat pelayanan yang belum aksesibel di MRT Jakarta. Oleh karena itu, MRT Jakarta masih harus terus meningkatkan aksesibilitas pelayanan yang diberikan agar bisa menjadi contoh bagi moda transportasi lainnya

MRT Jakarta is a mode of transportation in DKI Jakarta Province which has only been operating since 2019. As the newest mode of transportation and located in the capital and the center of the economy, MRT Jakarta needs to pay attention to inclusive and accessible services for all, especially passengers with disabilities. MRT Jakarta must pay attention to the accessibility of the services provided in order to support the mobility of persons with disabilities in using public transportation independently. This study aims to find out how the accessibility of public transportation services for persons with disabilities at MRT Jakarta is. The theory used in this study is related to public transportation services for persons with disabilities which consists of two dimensions, namely the physical characteristics of public transportation services and non-physical characteristics of public transportation services. The approach used in this research is quantitative with data collection techniques through the mixed method which is a combination of quantitative methods through surveys and qualitative methods through in-depth interviews and literature studies. Sampling was carried out using a nonprobability sampling technique because not all persons with disabilities have been recorded in government data and there is no data regarding the number of passengers with disabilities who ride the MRT Jakarta so it is difficult to develop a sample frame. The number of respondents obtained as many as 35 respondents with results showing that accessibility at MRT Jakarta is good. Nevertheless, there are still some things in certain indicators that show that there are still services that are not yet accessible at MRT Jakarta. Therefore, MRT Jakarta still has to continue to improve the accessibility of the services provided so that it can be an example for other modes of transportation"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Ikbar Muhtadi
"Belakangan tahun terakhir, penggunaan moda privat seperti mobil seakan menjadi alat yang ideal untuk berpegian dalam jangkauan kota. Akan tetapi, dengan pertumbuhan populasi yang pesat dan perkembangan urban yang bermasalah, sebuah kota metropolis seperti Jakarta sudah tidak mampu memberikan ruang yang cukup bagi semua mobil di kota. Berhubungan dengan ini, transportasi publik menjadi pilihan yang paling efisien dalam konteks transportasi massal and memegang peran penting sebagai alat dalam pengembangan kota berkelanjutan. Saat ini, Jakarta memiliki beberapa moda transportasi publik untuk ditawarkan dari transportasi dalam level mikro hingga makro, untuk menyediakan fasilitas yang cukup untuk komuter baik yang datang dari dalam maupun luar kota Jakarta. Mempunyai banyak moda transportasi publik juga berarti memiliki kepentingan untuk menyediakan konektivitas antar moda yang cukup. Dalam kasus ini, area transit sebuah stasiun menjadi area penting sebagai penghubung berbagai moda transportasi untuk memudahkan pengguna berpindah moda.

For the past few years, the private car has seemed to be the ideal tool for inner city travel. However, with the rapid population growth and urban development issues, a metropolis city like Jakarta is not capable to provide sufficient space for everyone's car. Corresponds to this, Public Transit has become the most efficient means for a mass transportation and plays an essential role as a tool upon sustainable city development. Jakarta has now several public transportation modes to offer, ranging from micro-level to macro-level transportation modes, to provide its daily commuter coming both from the city and peripheral area of Jakarta. Having several transportation modes also means a necessity to have good connectivity between modes, as it would create more travel possibilities and reach area coverage. In this case, transit area of a station/stops has always been a critical point that links variety modes of transportation to ease commuter's transfer between modes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Santika
"Dengan diberlakukannya Permenhub Nomor PM 98 Tahun 2017, setiap penyelenggara transportasi publik wajib untuk melaksanakan kebijakan penyediaan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, termasuk MRT Jakarta. Kebijakan tersebut menuntut MRT Jakarta untuk menyediakan layanan yang aksesibel dan ramah terhadap disabilitas. Akan tetapi, masih terdapat sejumlah permasalahan yang ditemukan dalam penyediaan layanan bagi disabilitas di MRT Jakarta. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan penyediaan aksesibilitas pada pelayanan transportasi publik MRT Jakarta bagi penyandang disabilitas yang ditinjau berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhinya dengan menggunakan teori implementasi kebijakan publik milik Mazmanian dan Sabatier (1983). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivist, teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi, serta data sekunder dilakukan melalui studi literatur. Hasil analisis menunjukkan bahwa implementasi kebijakan penyediaan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di MRT Jakarta sudah berjalan dengan optimal. Dari 16 indikator yang dibahas, masih terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi dan 2 indikator yang kurang terpenuhi yang dapat menjadi faktor penghambat jalannya implementasi. Adapun faktor penghambat tersebut antara lain kemajemukan masyarakat disabilitas yang bersifat heterogen, tidak adanya aturan keputusan yang secara spesifik mengatur mengenai pelayanan disabilitas di MRT Jakarta, serta masih tertutupnya penyandang disabilitas di DKI Jakarta adanya perubahan terkait manfaat dari implementasi kebijakan aksesibilitas pada transportasi publik disebabkan karena kondisi sosial ekonomi yang kurang mendukung dan kurang optimalnya sosialisasi terkait fasilitas digital yang terdapat di stasiun MRT Jakarta.

With the implementation of Ministerial Regulation Number PM 98 of 2017, every public transportation provider is required to implement a policy on accessibility for persons with disabilities, including MRT Jakarta. This policy demands that MRT Jakarta provides accessible and disability-friendly services. However, there are still several issues found in the provision of services for disabilities in MRT Jakarta. Therefore, this research aims to analyze the implementation of the accessibility provision policy in the public transportation service of MRT Jakarta for persons with disabilities, based on influencing factors using the policy implementation theory by Mazmanian and Sabatier (1983). The method used in this research is post-positivist, primary data collection techniques are conducted through in-depth interviews and observations, and secondary data is obtained through literature studies. The analysis results show that the implementation of the accessibility provision policy for persons with disabilities in MRT Jakarta is running optimally. Out of the 16 discussed indicators, there is still 1 indicator that is not fulfilled and 2 indicators that are partially fulfilled, which can act as inhibiting factors for the implementation process. The inhibiting factors include the heterogeneous nature of the disabled community, the absence of specific decision rules governing disability services in MRT Jakarta, and the limited participation of persons with disabilities in DKI Jakarta due to changes related to the benefits of accessibility policy implementation in public transportation, caused by socio-economic conditions that are less supportive and inadequate socialization regarding digital facilities available at MRT Jakarta stations."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Nur Kartikoseno
"Pertumbuhan jumlah kendaraan di provinsi DKI Jakarta terus mengalami kenaikan dimana pada tahun 2016 terdapat 18 juta kendaraan bermotor. Untuk mengatasi kemacetan yang terus meningkat setiap tahunnya, pemerintah DKI Jakarta tengah mempersiapkan moda transportasi umum baru yaitu Mass Rapid Transit MRT Jakarta. Salah satu persiapan yang harus diperhatikan MRT Jakarta sebagai penyedia jasa transportasi baru adalah kualitas pelayanan yang optimal sebagai salah satu faktor utama yang menentukan keputusan calon penggunanya dalam memilih jenis transportasi umum. Penelitian ini mengidentifikasi kriteria apa yang mempengaruhi kualitas pelayanan menggunakan 5 dimensi SERVQUAL dan Model Kano. Terdapat 34 atribut standar kualitas yang disesuaikan dengan standar nasional pelayanan transportasi kereta penumpang perkotaan yaitu PM No. 48 Tahun 2015 dan standar internasional yaitu EN 13816. Hasil dari Model Kano menunjukkan terdapat 15 kriteria standar pelayanan yang memiliki kategori Attractive, 13 One-dimensional, dan 5 Must be yang diterjemahkan sebagai Customer Needs untuk merumuskan strategi standar pelayanan serta 1 kriteria dengan kategori Kano Indifference yang tidak dimasukkan kedalam House of Quality Fase 1. Melalui pembentukan House of Quality, diperoleh 5 Technical Response utama yang perlu dilakukan Mass Rapid Transit MRT Jakarta untuk mempersiapkan kualitas pelayanan yang optimal yaitu: penyediaan fasilitas utama dalam stasiun dan kereta, pengembangan teknologi dan manajemen sistem informasi pendukung layanan, penerapan sistem evaluasi pelayanan yang berasal dari pelanggan, evaluasi performa pelayanan secara berkala, dan on-job training khusus maintenance staff

The number of vehicle growth in DKI Jakarta continues to increase, as in 2016 it is known that there are 18 million vehicles registered. To overcome this increasing amount of congestion every year, the government of DKI Jakarta is currently preparing a new public transportation known as Mass Rapid Transit MRT Jakarta. In this situation, one of the preparations that plays a big role is the transportation service quality itself. It rsquo s considered as one of the main factors that affects the decision of prospective users in order to choose their public transportations to reduce the usage of private car. This preliminary study identifies what, and which service criterias should considered first in order to deliver the optimum service performance using the 5 dimensional SERVQUAL and Kano Model. There are 34 attributes of service quality criterias identified which adapted from PM No. 48 2015 as national standard service quality for railway passenger transportation mode and international standard service quality from EN 13816 as a main external reference to improve its service quality standard. The result of Kano Model shows that there are 15 service criterias in ldquo Attractive rdquo category, 13 in ldquo One dimensional rdquo , and 5 in ldquo Must be rdquo which translated as ldquo Customer Needs rdquo to formulate standardized service strategies. Through the establishment of House of Quality phase 1, there are 5 major ldquo Technical Responses rdquo that needed to be done for Mass Rapid Transit MRT Jakarta to prepare in order to deliver its optimal service quality which are The provision of main facilities in stations and trains, technology and management of information system development, implementation of customer service evaluation system, periodical service performance evaluation system, and special on job training for maintenance staffs."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>