Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112784 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Lusi Sepriana Lasmaria
"ABSTRAK
Tantangan pengawasan kualitas air minum dengan risiko paling besar berada pada pasokan air minum bukan perpipaan. Fenomena penggunaan air minum isi ulang terjadi pada masyarakat terutama daerah perkotaan. Air produksi depot air minum (DAM) ini nyatanya belum bebas bakteri dan berpotensi wabah. Dinas Kesehatan memiliki keterbatasan dalam melaksanakan pengawasan sehingga tidak terpantaunya DAM yang kualitas airnya memenuhi dan tidak memenuhi syarat. Penelitian ini menghasilkan prototipe sistem informasi berbasis web yang memungkinkan berbagi data dan informasi akurat dengan sedikit usaha. Kemampuan sistem melakukan pencatatan dan pelaporan secara bersamaan mendukung pengambilan keputusan pada setiap level manajemen sesuai wewenangnya. Penerapan sistem informasi pengawasan online menjadi strategi efektif dalam melakukan upaya segera mengendalikan faktor risiko penyakit media air produksi DAM di perkotaan. Sistem informasi ini menciptakan kolaborasi pengawasan antara pemerintah sebagai penanggung jawab kesehatan masyarakat, penyelenggara air minum sebagai penyedia layanan, dan masyarakat sebagai konsumen.

ABSTRACT
The challenge of monitoring the quality of drinking water with the greatest risk lies in non-piped water supply. The phenomenon of the use of drinking water refills from drinking water depots (DWD) occur in the community, especially urban areas. These kind of drinking water is in fact not yet bacteria-free and potentially plague. The limited resources of the Health Office as the supervisor caused the problem of unimpeded DWD whose water production quality meets and does not meet drinking water requirements. This research produces a prototype web-based information system that enables accurate sharing of data and information with minimal effort. The ability of the system to record and report simultaneously support decision-making at each level of management in accordance with its authority. Implementing an online surveillance information system becomes an effective strategy in making an immediate effort to control the risk factors of urine water production disease in urban DWD. This information system creates collaborative oversight between the government as responsible for public health, providers of drinking water as service providers, and the community as consumers."
2017
T48341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Triana
"Pelaksanaan terkait inspeksi kesehatan lingkungan sarana air minum merupakan kegiatan pengawasan yang dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi. Kurangnya data dan informasi yang didapatkan, mempengaruhi belum tercapainya cakupan akses air minum layak. Adapun evaluasi terkait dengan pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan sarana air minum bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaannya ditingkat Puskesmas Kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh puskesmas di Kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu yakni sebanyak 42 puskesmas. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 puskesmas (sampel minimal) yang dipilih secara acak sederhana atau simple random sampling (SRS) di Kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu. Analisis data menggunakan analisis statistik dan uji kurva ROC. Komponen yang di teliti diperoleh hasil bahwa struktur manajemen surveilans pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan yaitu legal aspek dan pelaksanaan surveilans masih kurang baik. Adapun fungsi dasar pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan yaitu konfirmasi dan interprestasi masih kurang baik. Selain itu, fungsi pendukung pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan diantaranya pedoman, pelatihan, sistem komunikasi, sarana dan prasarana kurang baik. Sedangkan pada mutu surveilans pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan yang terdiri dari kualitas data, kesederhanaan, juga masih kurang baik. Berdasarkan uji sensitivitas-spesifisitas diantara tingkat risiko inspeksi kesehatan lingkungan pada sarana air minum terhadap kejadian diare tidak menunjukan hasil yang signifikan. Oleh sebab itu, dibutuhkan dukungan dan kerjasama dari semua pihak terkait, baik pemerintah pusat dan daerah, dinas kesehatan maupun puskesmas untuk mencapai tujuan pelaksanaan kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan di bidang kesehatan lingkungan menjadi lebih baik.

Implementation of environmental health inspection of drinking water is a surveillance activity conducted to obtain data and information. Lack of data and information obtained, affecting the unprecedented coverage of drinking water access. The evaluation is related to the implementation of environmental health inspection of drinking water aims to know the description of the implementation of primary healthcare in Seluma and Bengkulu. This type of research is descriptive research using the Cross Sectional design. The population in this study is the entire primary healthcare in Seluma and Bengkulu in the city of 42 primary healthcare. The samples in this study were 30 primary healthcare (minimal sample) which were chosen at random simple or simple random sampling (SRS) in Seluma District and Bengkulu City. Analyze data using statistical analysis and ROC curve testing. Components that are carefully obtained the results that the management structure of the implementation of environmental health inspection is legal aspects and implementation of surveillance is still lacking good. The basic function of environmental health inspection is that confirmation and inner achievement is still less good. Besides, the function of supporting the implementation of environmental health inspection includes guidelines, training, communication systems, facilities, and infrastructure is not good. While in the quality surveillance of the implementation of Environmental health inspection consisting of data quality, simplicity, is also still less good. Based on the sensitivity-specificity test among the risk level of environmental health inspection in drinking water to the incidence of diarrhea does not show significant results. Therefore, the support and cooperation of all stakeholders, both central and local governments, public health agencies, and primary healthcare to achieve the objectives of environmental health inspection activities in the field of environmental health is better."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abiyyu Akmal
"Air minum adalah kebutuhan yang sangat esensial bagi seluruh makhluk hidup termasuk manusia. Air minum dengan kualitas yang memenuhi standar kesehatan sangat penting karena kualitas air yang tidak memenuhi standar kesehatan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan pada orang yang meminumnya. Untuk itu pengadaan akses air minum yang sehat penting untuk diupayakan dalam setiap aspek kehidupan, salah satunya di lingkup pendidikan tinggi. Universitas Indonesia adalah salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang menyediakan akses air siap minum melalui fasilitas kampus yang terletak di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengestimasi besaran risiko gangguan kesehatan akibat pajanan nitrat dan besi melalui konsumsi air siap minum yang disediakan oleh pihak Kampus UI Depok pada mahasiswa UI. Terdapat 50 responden mahasiswa yang berasal dari 8 (delapan) fakultas yang diamati di lingkungan Kampus UI Depok diwawancara guna mendapatkan data terkait pola konsumsi air siap minum dan antropometri. Konsentrasi nitrat dan besi diketahui dari hasil uji laboratorium sampel air siap minum dari 8 fakultas yang diamati. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa keseluruhan sampel sudah memenuhi baku mutu kesehatan untuk parameter besi. Sedangkan untuk parameter nitrat masih terdapat satu sampel yang memiliki konsentrasi nitrat melebihi baku mutu. Berdasarkan hasil perhitungan analisis risiko, tingkat risiko (RQ) pajanan nitrat melalui konsumsi air siap minum pada mahasiswa di lingkungan Kampus UI Depok pada pajanan realtime parameter nitrat dan besi masing-masing sebesar 0,006 dan 0,001. Sedangkan pajanan lifespan parameter nitrat dan besi melalui konsumsi air siap minum pada lingkup populasi yang sama menunjukan nilai masing-masing sebesar 0,043 dan 0,011. Selain itu tingkat risiko pada semua skenario (intake minimum, rata-rata dan maksimum) baik pada lingkup populasi keseluruhan Kampus UI Depok maupun per fakultas dinyatakan aman atau tidak berisiko (RQ ≤ 1) menyebabkan gangguan kesehatan pada mahasiswa yang mengkonsumsi air siap minum tersebut.

Drinking water is a very essential need which is required by all living creatures including humans. Drinking water that fulfils health standards is important since if drinking water does not meet the required health standards it could cause many health problems to those who consume it. Due to these terms, the provision of access to healthy drinking water is important to strive for in every aspect of life, one of these aspects is in academic realm. Universitas Indonesia is one the campuses in Indonesia that has provided healthy drinking water access to its inhabitants through its campus facility located in Depok City, West Java. This study aims to estimate the health risk cause by exposure to nitrate and iron through the consumption of ready-to drink water provided by Universitas Indonesia. There are 50 student respondents from eight observed faculties that are interviewed to obtain data related to consumption patterns of ready-to-drink water and anthropometry. Nitrate and iron concentrations were known from laboratory test results of ready-to-drink water samples from the 8 observed faculties. Laboratory test results showed that all samples met the health quality standards for iron parameters. As for the nitrate parameter, there is still one sample that has a nitrate concentration that exceeds the quality standard Based on the results of risk analysis calculations, the risk level (RQ) of nitrate exposure through consumption of ready-to-drink water in students at the UI Depok Campus on realtime exposure to nitrate and iron parameters is 0,006 and 0,001, respectively. While exposure to nitrate and iron lifespan parameters through consumption of ready-to-drink water in the same population range showed values of 0,043 and 0,011 respectively. In addition, the level of risk in all scenarios (minimum, average and maximum intake) both in the scope of the overall population of the UI Depok Campus and per faculty is stated to be safe or not at risk (RQ ≤ 1) causing health problems to students who consume ready-to-drink water."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delyna Agustia Ning Tias
"Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah yang menggunakan teknik open dumping dalam pengelolaan sampahnya dinilai sangat berisiko terhadap lingkungan di sekitarnya karena adanya proses perlindian yang dapat mencemari tanah. Masyarakat yang menggunakan air tanah sebagai sumber air minumnya berisiko untuk terkena dampak kesehatan dari kandungan logam berat yang berasal dari cemaran air lindi. Kadmium dan timbal merupakan logam yang dapat bersifat toksik apabila dikonsumsi secara berlebihan. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan untuk mengestimasi risiko kesehatan akibat pajanan logam kadmium dan timbal yang terdapat pada air minum masyarakat di sekitar TPA sampah Namo Bintang. Terdapat 96 sampel individu dewasa yang diperoleh melalui data sekunder dalam penelitian ini yang berasal dari dusun IV dan V Desa Namo Bintang. Sampel lingkungan adalah sampel air sumur masyarakat yang telah diambil pada penelitian sebelumnya oleh Ashar 2013 untuk kandungan timbal dan Ashar 2013 untuk kandungan kadmium. Dari hasil perhitungan analisis risiko menunjukkan bahwa tingkat risiko pajanan kadmium dan timbal melalui air minum pada masyarakat dengan skenario intake minimal dan rata-rata tidak berisiko atau aman untuk pajanan realtime maupun lifespan RQ < 1 sedangkan untuk skenario maksimal, pajanan kadmium dan timbal untuk pajanan realtime dan pajanan lifespan dinyatakan berisiko RQ > 1 sehingga diperlukan manajemen risiko yaitu dengan mengurangi konsentrasi asupan dan laju asupan. Selain itu, masyarakat juga harus menjaga TPA dengan tidak membuang sampah kembali disana dikarenakan TPA tersebut sudah ditutup, dan pemerintah juga dapat membantu dengan menyuplai air, baik itu air minum maupun air bersih dari sumber lain yang aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Landfill using open dumping method has potential risk to contaminate groundwater of the surrounding environment because of leaching process. Population that use groundwater as their drinking water source has health risk from heavy metal exposure. Cadmium and lead are toxic if they consumed in exessive ammount. This study use health environment risk analysis to estimate health risk from cadmium and lead exposure through drinking water at population around landfill Namo Bintang. There are 96 samples of secondary data from Dusun IV and V Namo Bintang village. Environment samples is well water from population households from Ashar 2013 for lead and Ashar 2016 for cadmium contains. From the calculation of risk analysis showed that risk level of cadmium and lead exposure through drinking water with minimum and mean scenario are not risky or safe for realtime and lifespan exposure RQ 1 . For maximum intake scenario, cadmium and lead exposure are risky RQ 1 and need risk management with reduce consuming rate and agent concentration. Since the landfill was closed, the population also have to keep the landfill clean and do not throwing the waste into the landfill. The governance also can helping the population to fulfill their need of water with supplying water from safe and clean source."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marhamah Dwi Anjani
"Air tanah berperan penting sebagai sumber pemenuhan air bersih dan air minum sehari-hari di Kota Depok. Air tanah dianggap memiliki kualitas alami yang baik, namun tidak berarti semua air tanah berkualitas baik. Besi dan mangan merupakan logam esensial dan juga toksik yang sering ditemukan pada air tanah. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) yang bertujuan untuk mengestimasi tingkat risiko pajanan besi dan mangan pada air tanah sebagai air minum. Pengumpulan data konsentrasi besi dan mangan didapatkan dari data hasil survei kualitas air tanah oleh BPP PDAM Tirta Asasta Kota Depok tahun 2018 sebanyak 63 sampel. Data lainnya, antropometri, laju aktivitas, dan pola konsumsi air minum didapatkan dari wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran berat badan secara langsung di rumah 63 responden. Hasil analisis konsentrasi besi dan mangan menunjukkan hanya terdapat 18 sampel yang melebihi baku mutu konsentrasi mangan menurut Permenkes 492/2010. Jumlah estimasi asupan besi dan mangan masing-masing 5,02059 x 10-4 mg/kg/hari dan 5,52265 x 10-3 mg/kg/hari. Sedangkan RQ non karsinogenik besi dan mangan masing-masing 0,00072 dan 0,03945 yang menunjukkan bahwa tidak berisiko atau aman. Hasil analisa lebih lanjut menemukan bahwa asupan harian besi dan mangan menurut umur dan jenis kelamin dikategorikan defisiensi (Asupan besi dan mangan

Groundwater plays an important role as a source of fulfillment of daily clean water and drinking water in Depok City. Groundwater is considered to have good natural qualities, but that does not mean that all groundwater is good quality. Iron and manganese are essential but also toxic metals that are often found in groundwater. This study uses the Environmental Health Risk Assessment (EHRA) method which aims to estimate the level of iron and manganese risk exposure in groundwater as drinking water. Data collection of iron and manganese concentration was obtained from groundwater quality survey results by BPP PDAM Tirta Asasta Depok City in 2018 as many as 63 samples. Other data, anthropometry, activity rates, and drinking water consumption rates were obtained from interviews using questionnaires and measurement of body weight directly in the homes of 63 respondents. The result of the analysis of iron and manganese concentration showed that there were 18 samples that exceeded the standar quality of manganese according to Permenkes 492/2010. The estimated amount of iron and manganese intake is 5,02059 x 10-4 mg/kg/day and 5.52265 x 10-3 mg/kg/day, respectively. Whereas non-carcinogenic RQ of iron and manganese were 0,00072 and 0,03945 respectively which indicated that they were safe. Further analysis found that daily intake of iron and manganese according to age and sex categorized as deficiency (intake of iron and manganese "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukanda
"Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk hidup dan menjadi faktor penentu dalam kasehatan dan kesejahteraan manusia. Dalam memenuhi kebutuhan air minum masyarakat lebih meyukai air minum dalam kanasan(AMDK) yang ini adalah ada hubungan antara kualitas bakteriologis air minum depot dengan kejadian diare pada bayi di Kecamatan Cimanggis Kota Depok tahun 2008. Data yang dihasilkan dianalisa secara univarial, bivariat, multivariat dan uji interaksi. Secara staristik faktor berisiko yang menyebabkan terjadinya diare di Kecamatan Cimanggis Kota Depok adalah 1.) Higiene dan sanitasi makanan dan minuman 2). Perilaku cuci tangan ibu/pengasuh bayi, dan 3). Sumber air bersih lain. Pada multivaxiat faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kejadian diare Serta model akhir terjadinya diare pada bayi di Kota Depok tahun 2008 adalah "Faktor Perilaku Cuci Tangan Ibu yang berinteraksi dengan hygiene sanitasi makanan-minuman secara bersamaan", dengan OR sebesar 4,554 kali diproduksi oleh industri besar dan mewah melalui proses yang otomatis sem disertai pengujian laboratorium sebelum air tasebut diedarknn sehingga dianggap lebih praklis dan higienis. Namun AMDK semakin mahal dan masyarakat beralih pada air minum dari depot air minum yang harganya 1/3 dari AMDK walaupun masyarakat masih meragukan kualitasnya karena belum ada informasi yang jelas mengenai proses, perizinan dan peraturan tentang peredaran dan pengawasannya. Sedangkan pesyaratan kualitas air untuk keperluan minum dan rumah tangga haruslah memenuhi persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan radioaktif. Persyaraian bakteriologis mempunyai peranan yang sangat penting dalam menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit gangguan saluran pencernaan karena sifatnya yang akut seperti diare bila kualitas bakteriologis tidak tapenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kualitas bakteriologis (Ecoly air minum depot, sarana sanitasi lingkungan (sarana air bersih, Jamban keluarga dan sarana pembuangan sampah), higiene dan sanitasi makanan/minuman, perilaku cuci tangan ibu/pengasuh bayi, karakteristik bayi (status gizi, stmus irnunisasi, ) dan karakteristik keluarga bayi (pendidikan ibu dan pmdapatan keluarga) dengan kejadian diare pada bayi di Kecamatan Cimanggis Kota Depok tahun 2008. Disain penelitian adalah kasus komrol, dengan jumlah sampel pada kasus sebesar 75 responden dan kontrol 75 responden. Hipomis dalam penelitian.

Dringking Water is one ofthe main needs for people to live and a key factor in the health and welfare of human, In meeting the needs of drinking water, more people like drinking water in the packaging (AMDK) produced by big industry and has been through automatic process and testing laboratory before distributed so that it is considered more practical and hygienic. However AMDK the more expensive and people move on drinking water from drinking water depot price of 1 / 3 of AMDK Although people are still doubting to the quality because there is no clear information about the process, licensing and regulation of circulation and control. While the requirements of water quality for drinking and household must meet the requirements of the physical, chemical, bacteriological and radioactive. Terms of bacteriological (E.eoli) has a "very important roie inthe cause health or disease interference charutel is due to the digestion such as acute diarrhea if the quality is not met. This study aims to examine the relationship between the quality of bacteriological (E.coIi) depot drinking water, environmental sanitation facilities (water, toilet facilities and household waste disposal), hygiene and sanitation, food / beverage, hand-washing behavior of U18 mother / baby sitter, characteristics baby (nutrition status, immunization status,) and family characteristics of infants (maternal education and family income) with diarrhea outbreak in infants in the District Cimanggis Depok City in 2008. Research design is the case with 75 cases and 75 control. Hypothesis in this research is: is there any relation between water quality (E. coli) &om water reilling station with incidence of baby diarrhea 7 Data taken from observation is analyzed by univariate, bivariate, interaction test and of multivariate. From statistical view the risk factors that cause diarrhea in District Cimanggis Depok are; 1). Hygiene and sanitation, food and beverages. 2). Hand-washing behavior ofthe mother/ baby sitter, and 3). Another source of clean water. The most dominant factor related to the diarrhea outbreak and the end of a model of diarrhea in infants in the city oflakarta in 2008 is a "factor ofwashirrg Hands with Mother of Hygiene, sanitation, food drink together" with the OR of 4.554 times.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33860
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Roza
"Kota Pariaman merupakan kota tertinggi yang menggunakan sumber air minum dari Depot Air Minum (DAM) yaitu sebesar 56,1% untuk mengatur keberadaan DAM di kota Pariaman pemerintah Kota Pariaman menerbitkan Peraturan Daerah Kota Pariaman No 9 Tahun 2015 Tentang Izin Usaha Depot Air Minum dengan tujuan sebagai upaya pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap usaha depot air minum dan memberikan perlindungan kepada masyarakat/konsumen pengguna Depot Air Minum dari resiko penyakit akibat mengkonsumsi air yang tidak memenuhi syarat. Akan tetapi pemilik Depot banyak yang tidak melaksanakan Perda, tahun 2021 terdapat 69 DAM di Kota Pariaman yang memiliki izin usaha hanya 15 depot (21,7%). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis implementasi kebijakan Peraturan Daerah Kota Pariaman No.9 tahun 2015 tentang Izin Usaha Depot Air Minum. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD) kepada informan serta telaah dokumen dengan framework Edward III meliputi variabel komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Informan penelitian yaitu perwakilan dari perangkat daerah yang tergabung dalam Tim Pengawas Perda dan pelaku usaha/pemilik depot air minum. Penelitian dilakukan bulan Juni hingga Juli 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan belum berjalan karena, komunikasi yang dilakukan belum optimal. Sumber daya dan fasilitas yang tersedia cukup memadai, untuk sub variabel anggaran belum berjalan dengan baik. Koordinasi belum berjalan dengan, sanksi yang dituangkan dalam Perda juga belum terealisasi dengan optimal. Disposisi terkait dengan komitmen pemerintah dalam implementasi kebijakan belum terlaksana. Kesimpulannya implementasi kebijakan Peraturan Daerah Kota Pariaman No.9 Tahun 2015 tentang Izin Usaha Depot Air Minum belum berjalan dengan optimal dengan masih adanya kendala pada variabel komunikasi, variabel sumber daya pada sub variabel sumber daya manusia dan anggaran, struktur birokrasi pada sub variabel koordinasi dan sanksi, serta pada variabel disposisi. Dengan demikian pelaksanaan Perda masih perlu ditingkatkan dengan melaksanakan kegiatan secara koordinatif antar Tim Pengawas Perda. Sosialisasi rutin tentang Perda kepada pemilik depot dan masyarakat 2 kali dalam setahun. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Perda, dan membuat peraturan turunan terkait Pengawasan depot air minum, agar depot dapat melaksanakan pemeriksaan rutin sesuai dengan yang tertuang di dalam Perda dan memudahkan Dinas Kesehatan melakukan pengawasan.

Pariaman City is the highest city that uses drinking water sources from Drinking Water Depots (DAM), which is 56.1% to regulate the presence of DAM in Pariaman City. as an effort to develop, supervise, and evaluate the drinking water depot business and provide protection to the public/consumers who use the DAM from the risk of disease due to consuming unqualified air. However, many Depot owners do not implement the Perda, in 2021 there are 69 DAMs in Kota Pariaman that have business permits only 15 depots (21.7%). The purpose of this study was to analyze the implementation of the Pariaman City Regional Regulation No. 9 of 2015 concerning the Drinking Water Depot Business Permit. The type of this research is qualitative. Data were collected through in-depth interviews and focus group discussions (FGD) with some informants and also reviewing the documents with the Edward III framework covering the variables of communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. Research informants are representatives from regional apparatus who are members of the regional regulatiors driving team and business actors/drink water depot owners. This research was conducted from June to July 2022. The results showed that the implementation of the policy had not yet been well implemented because the communication was not optimal. The available resources and facilities are quite adequate, for the sub-variables of budgeting have not been running well. While the coordination has not been going well, accompanied by the sanctions in the Regional Regulation have also not been fully realized. The disposition related to the government's commitment the implementing of policy has not been implemented. In conclusion, the implementation of the Pariaman City Regional Regulation No. 9 of 2015 concerning Drinking Water Depot Business Permits has not run optimally with still constraints on the human resources and budgeting sub-variables, the bureaucratic structure on the coordination and sanctions sub-variables, as well as on the disposition variable. Thus, the implementation of regional regulations still needs to be improved by carrying out coordinating activities between the regional regulation driving teams. Routinely socialization of local regulations to depot owners and the public for 2 times a year. Whereas monitoring and evaluating the implementation of the Regional Regulation, and making derivatives related to the supervision of drinking water depots, so that the depots can carry out routinely inspections in accordance with those contained in the Regional Regulations and make it easier for the public health officer to controlling as a supervisor."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Martono
"Penyakit diare masih menjadi penyakit endemis di Indonesia dan berpotensi menjadi KLB yang sering terjadi kematian Kemenkes, 2016. Kasus diare di Kabupaten Kebumen dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Prevalensi diare balita di Kecamatan Kebumen sebesar 111,1 per 1.000. Balita sebagai populasi yang rentan beresiko terkena diare bila mengkonsumsi air minum isi ulang yang terkontaminasi coliform.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontaminasi coliform pada depot air minum isi ulang dengan diare balita konsumennya di wilayah Kecamatan Kebumen tahun 2017. Desain penelitian ini menggunakan studi cross sectional yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara, observasi, dan pemeriksaan sampel air minum isi ulang di laboratorium.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan kontaminasi coliform pada depot air minum isi ulang dengan diare balita penggunanya. Variabel yang berhubungan dengan diae balita adalah perilaku cuci tangan p=0,05 OR=2,6, hygiene sanitasi makanan/minuman ibu atau pengasuh balita p=0,02 OR=3,3, sarana air bersih p=0,004 OR=2,7, dan penanganan sampah p=0,03 OR=2,8. Kontaminasi coliform berisiko sebesar 7,8 kali lebih tinggi menyebabkan kejadian diare setelah dikontrol variabel umur ibu atau pengasuh balita, perilaku cuci tangan, hygiene sanitasi makanan/minuman, tingkat pengetahuan, sarana air bersih, sarana jamban, dan penanganan sampah.

Diarrhea is still an endemic disease in Indonesia and has the potential to become a frequent outbreak of death Kemenkes, 2016. Cases of diarrhea in Kebumen District from year to year tend to increase. The prevalence of toddlers diarrhea in Kecamatan Kebumen is 111.1 per 1,000. Toddlers as a vulnerable population at risk of diarrhea when consuming contaminated refilled drinking water of coliform.
This study aims to determine the relationship between coliform contamination at refill drinking water depot with toddlers consumer diarrhea in Kebumen sub district in 2017. The design of this study used a descriptive cross sectional study. Data collection by conducting interviews, observation, and examination of refill drinking water samples in the laboratory.
The conclusion is that there is no relation of coliform contamination to refill drinking water depot with diarrhea of toddlers. The variables associated with toddlers are hand washing behavior 0,05 OR 2,6, hygiene and food sanitation of mother or toddler caregiver p 0,02 OR 3,3, clean water facilities p 0,004 OR 2,7, and waste management p 0,03 OR 2,8. Coliform contamination at risk 7.8 times higher causes diarrhea occurrence after controlled age variable of mother or toddler caregiver, handwashing behavior, hygiene and food sanitation, knowledge level, clean water facility, latrine facility, and garbage handling.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Listiyani
"Akses terhadap air minum yang layak merupakan hak asasi manusia. Air minum yang layak adalah air minum yang berasal dari air leding, sumur bor, sumur terlindungi, mata air terlindungi dan air hujan. Di daerah perkotaan, sumber air minum layak lebih mudah didapatkan jika dibandingkan dengan di daerah pedesaan. Namun, sumber air minum di daerah perkotaan sudah banyak yang tercemar oleh limbah dan terkontaminasi bakteri.
Salah satu kota yang mengalami hal tersebut adalah Kota Bekasi. Sumber air minum baku Kota Bekasi hampir seluruhnya telah tercemar, akibatnya masyarakat menggunakan air minum dalam kemasan dan air isi ulang sebagai sumber utama air minum rumah tangga. Padahal menurut WHO/UNICEF dan juga pemerintah, air minum kemasan dan air isi ulang belum termasuk ke dalam kategori sumber air minum layak dikarenakan minimnya kontrol atas kualitas. Sumber air minum lainnya seperti sumur bor rentan terhadap kontaminasi mineral dan bakteri sementara air perpipaan PDAM belum mencakup seluruh wilayah Kota Bekasi.
Atas dasar permasalahan tersebut, penelitian ini akan melakukan identifikasi terhadap karakteristik rumah tangga yang menggunakan sumber air minum layak dan juga mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pilihan sumber air minum layak rumah tangga. Data penelitian diambil dari SUSENAS KOR tahun 2016 yang terdiri dari 925 rumah tangga dan dianalisa dengan model regresi logistik.
Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor tingkat pendidikan, status kepemilikan rumah, status perkawinan, jumlah pengeluaran dan kepemilikan mobil signifikan mempengaruhi keputusan pemilihan sumber air minum layak bagi rumah tangga di Kota Bekasi.

Access to adequate drinking water is a basic human right. Decent drinking water is drinking water from tap water, drilled wells, protected wells, protected springs and rainwater. In urban areas, decent drinking water sources are easier to obtain than in rural areas. However, drinking water sources in urban areas have been contaminated with waste and contaminated with bacteria.
One city that experienced it is the city of Bekasi. The source of drinking water in Bekasi City is almost entirely contaminated; consequently, the community uses bottled drinking water and refill water as the main source of household drinking water. Yet according to WHO / UNICEF and also the government, bottled water and refill water is not included in the category of drinking water source is feasible due to lack of control over quality. Other sources of drinking water such as drill wells are vulnerable to mineral and bacterial contamination while PDAM piped water does not yet cover all areas of Kota Bekasi.
On the basis of these problems, this study will identify household characteristics using appropriate drinking water sources as well as identify what factors influence the choice of a household's proper source of drinking water. The research data was taken from SUSENAS KOR 2016 consisting of 925 households and analyzed by logistic regression model.
The results of the study prove that the factor of education level, home ownership status, marital status, amount of expenditure and car ownership significantly influence the decision of election of drinking water source suitable for household in Bekasi City.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursuci Fatmawati Perwendha
"Air merupakan kebutuhan esensial yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia. Namun, pelayanan air bersih di wilayah Bekasi khususnya Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang sebagian besar menggunakan sumur sebagai sumber air minum dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Mangan dan besi merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh tetapi apabila dikonsumsi dengan jumlah berlebih dapat bersifat toksik. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan untuk mengestimasi pajanan mangan dan besi dan tingkat risiko kesehatan yang diterima dari air minum pada penduduk dewasa di pemukiman sekitar tempat pembuangan akhir Bantargebang, Kota Bekasi. Selain itu, penelitian ini juga menguji korelasi antara mangan, besi, TDS, DHL, dan pH sehingga ditemukan persamaan linear untuk memperkirakan keberadaan mangan atau besi. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk usia dewasa yang tinggal di sekitar TPA Bantargebang. Penentuan sampel dengan menentukan kriteria inklusi yaitu penduduk usia lebih dari 18 tahun dan mengonsumsi air sumur minimal 2 bulan. Pengambilan sampel dengan cara non random sampling dan quota sampel. Sampel lingkungan adalah air sumur yang berada di rumah tangga terpilih sebagai responden. Selain itu, dilakukan pengambilan data antropometri berupa laju asupan, durasi pajanan, dan berat badan. Jumlah asupan mangan dan besi pada populasi penelitian belum memenuhi angka kecukupan gizi masing-masing yaitu 0,26 dan 0,02 mg/l. Dari hasil perhitungan estimasi risiko didapatkan hasil bahwa tingkat risiko mangan dan besi di sekitar TPA Bantargebang tidak berisiko atau aman. Selain itu, diperoleh dari uji korelasi hubungan yang signifikan antara mangan dengan pH, DHL, dan TDS (p<0,05) sehingga ditemukan persamaan linear sederhana untuk masing-masing variabel.

Water is an essential requirement that must be met for human survival. However, water services, especially in the area of Bekasi Well Batu Village, District Bantargebang mostly using wells for drinking water and other daily needs. Manganese and iron are essential nutrients needed by the body. However, when consumed in excessive amounts can be toxic. This research uses environmental health risk analysis methods to estimate exposure levels of manganese and iron and acceptable health risks of drinking water in the adult population in the settlements around landfills Bantargebang, Bekasi. In addition, this study also tested the correlation between the manganese, iron, TDS, DHL, and so the pH found a linear equation to predict the existence of manganese or iron. The study population was the entire adult population living around the landfill Bantargebang. The samples to determine inclusion criteria ie the population aged over 18 years and consume well water at least 2 months. Sampling by way of non-random sampling and quota sampling. Environmental samples is well water that is in the selected households as respondents. In addition, anthropometric data collection is done in the form of intake rate, duration of exposure, and weight. Total intake of manganese and iron in the study population not meet nutritional adequacy rate each ie 0.26 and 0.02 mg / l. From the calculation of risk estimates showed that the level of risk of manganese and iron around the landfill Bantargebang not risky or safe. In addition, the correlation obtained from a significant relationship between manganese with pH, DHL, and TDS (p <0.05) thus found a simple linear equation for each variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>