Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anna Anita Widyarti
"Temuan Proyek The Indonesian Early Childhood and Development (ECED) menyebutkan bahwa anak-anak usia dini di Indonesia perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius dalam hal pembentukkan kesiapan belajar mereka di sekolah formal. Atas dasar itu peneliti membuat modul pembelajaran numerasi untuk anak usia 5-6 tahun sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan matematika, agar anak-anak usia dini di Indonesia memiliki kesiapan yang cukup memadai untuk belajar di sekolah formal tingkat dasar. Modul pembelajaran numerasi yang disebut dengan Metode ABA (Ayo Belajar Angka) ini dibuat dengan menggunakan design based research yang didasarkan pada analisis terhadap Standar Nasional dan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia dan kemudian diperkaya dengan Learning Pathway in Numeracy yang dibuat oleh Julie Wagner berkerja sama dengan Mathematic Teaching and Learning Department at The Offife of Superintendent of Public Instruction Washington. Sedangkan untuk menguji keberhasilan modul dalam meningkatkan kemampuan numerasi anak, digunakan desain Quasi Experimental dalam bentuk Nonequivalen Control Group Design, yaitu dengan mengukur kemampuan numerasi anak dengan cara membandingkan skor pretest dan post test pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang tidak dipilih secara random. Hasil pengolahan data statistik uji t berpasangan pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa nilai sig = 0.001 < 0.05, yang berarti rata-rata skor pretest dan skor post test pada kelompok intervensi berbeda nyata secara statistik, atau dengan kata lain terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan numerasi anak setelah mereka mengerjakan modul pembelajaran numerasi metode ABA.

The Indonesian Early Childhood Education and Development (ECED) Project found that children aged 5-6 years in Indonesia needs to get more serious attention in preparing their readiness to study at formal schools. Based on the finding, the researcher creates a numeracy learning module to improve their ability in math, so they are ready to study in formal schools, in this case at primary level. A numerical learning module called ABA Method (abbreviation for "Ayo Belajar Angka" in Bahasa Indonesia - "Let's Learn Numbers" in English) was created by using a research based design that was conducted based on an analysis from the National Standards and Curriculum of Early Childhood Education in Indonesia enriched with Learning Pathway in Numeracy by Julie Wagner who worked with the Mathematic Teaching and Learning Department at The Office of the Superintendent of Public Instruction Washington. A nonrandomized pretest-post test control group design was used to check the effectiveness of the module which measures their numeration abilities by comparing the pretest with the post test score. The result of paired t-statistical data test within the intervention group showed that the value of sig = 0.001 < 0.05, which means the average pretest score and post test score in the intervention group was statistically different or in other words there was a significant increase on their numeration abilities after they do the ABA method of numerical learning module."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesmita Regar
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas metode math talk untuk
meningkatkan kemampuan numerasi pada anak usia 5-6 tahun. Desain penelitian
adalah nonrandomized pretest – posttest control group design pada 15 orang anak
PAUD AKI. Terdapat dua kelompok dalam penelitian ini yaitu kelompok kontrol
dan kelompok intervensi. Kelompok intervensi diberikan pengajaran sembilan
aspek numerasi. Analisis data secara kuantitatif dengan membandingkan
kemampuan numerasi kelompok intervensi dan kelompok kontrol serta analisis
kualitatif setiap aspek dan subjek kelompok intervensi. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan numerasi
kelompok intervensi yang menggunakan metode math talk dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Dengan demikian, metode ini diharapkan dapat membantu
guru dalam pembelajaran numerasi di dalam kelas.

ABSTRACT
The study is aimed to seek effectiveness math talk method for improving
numeracy ability 5-6 years children. Research desain was used nonrandomized
pretest – posttest control group for 15 PAUD AKI students. There are two group
in this study, control group and intervention group. Intervention group was taught
nine numeracy aspects with math talk method. Data were analyzed quantitatively
and qualitatively . Result of this study showed there was significance numeracy
ability in intervention group which used math talk method than control group. As
result, this method can help teacher teach numeracy lesson in class later., The study is aimed to seek effectiveness math talk method for improving
numeracy ability 5-6 years children. Research desain was used nonrandomized
pretest – posttest control group for 15 PAUD AKI students. There are two group
in this study, control group and intervention group. Intervention group was taught
nine numeracy aspects with math talk method. Data were analyzed quantitatively
and qualitatively . Result of this study showed there was significance numeracy
ability in intervention group which used math talk method than control group. As
result, this method can help teacher teach numeracy lesson in class later.]"
2015
T44159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Sari Catur Wardani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah program Everyday Mathematic dapat meningkatkan kemampuan numerasi pada anak usia 4,5 – 6 tahun di Taman Kanak-kanak (TK). Anak usia 4,5- 6 tahun yang duduk di TK berada dalam tahap kognitif praoperasional, sebaiknya dipersiapkan agar memiliki kemampuan numerasi sebelum masuk Sekolah Dasar (SD). Program Everyday Mathematic merupakan suatu program intervensi yang memiliki metode sesuai untuk tahapan kognitif anak praoperasional, dalam meningkatkan kemampuan numerasinya. Program berupa 5 kegiatan yang mencakup 9 konsep dasar matematika, merujuk kepada Seo dan Ginsburg (2004). Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretes posttest design. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Numeration Indicator (PNI) dari Flyod & Hojnoski (2006). Kegiatan dilakukan selama 5 hari dengan jumlah subyek penelitian 15 anak di Taman Kanak-kanak SAF di Kecamatan Rawalumbu, Bekasi. Analisis data menggunakan statistik parametrik karena data berdistribusi normal, dan hasilnya menunjukkan perbedaan yang signifikan (P<0.05) antara rata-rata skor kemampuan numerasi anak pada sebelum dan sesudah mengikuti program everyday mathematic. Dimana rata-rata skor post-test menunjukkan hasil yang lebih besar daripada rata-rata skor pada pre-test.

ABSTRACT
This study aimed to determine whether the Everyday Mathematic program can improve numeracy skills for children aged 4.5 - 6 years old in kindergarten. Children ages 4.5-6 years in kindergarten are in preoperational stage of cognitive so numeracy ability should be prepared before they entering elementary school. Everyday Mathematic Program is an intervention program that has a method suitable for children to improve their numeracy ability. The program contains 5 activities that includes 9 basic concepts of mathematics, referring to Seo and Ginsburg (2004). The design of this research study use one group pretest-posttest design. Measurement tool used in this study is Pre Numeration Indicator (PNI) by Floyd & Hojnoski (2006). Activities carried out for 5 days by the number of study subjects 15 children at kindergarten SAF in District Rawalumbu, Bekasi. Analysis of data using parametric statistics because the data were normally distributed, and the results showed a significant difference (P <0.05) between the average scores on the child's numeracy skills before and after the program everyday mathematic. The average post-test scores showed a greater-than-average scores on the pre-test. "
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Permata Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji program intervensi dramatic play untuk meningkatkan empati anak usia 5-6 tahun. Desain penelitian ini adalah non-experimental within subject. Pelaksanaan rangkaian aktivitas penelitian dilakukan secara tatap muka di sekolah RA Al Ikhlas Kabupaten Bandung. Penelitian ini melibatkan guru sebagai fasilitator yang menyampaikan rangkaian aktivitas. Penelitian diawali dengan praintervensi berupa pemberian materi kepada guru terkait empati, dramatic play, dan rancangan intervensi. Partisipan penelitian adalah anak-anak kelas B berusia lima hingga enam tahun (n=5). Alat ukur yang digunakan saat pre-test dan post-test adalah Skala Empati Anak. Hasil analisis statistik Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada skor rata-rata anak pada waktu pre-test (M=7, SD=1.78) dan post-test 1 (M=11.16, SD=0.70) Z=-1.841ᵇ, p>0.05. Angka menunjukkan dramatic play tidak efektif meningkatkan empati anak. Hasil analisis statistik kedua menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada skor rata-rata post-test 1 dan rata-rata post-test 2 (M=11.4, SD=0.89) Z=-1.414ᵇ, p>0.05. Angka menunjukkan dramatic play tidak memberi pengaruh setelah jangka waktu tertentu.

This study aims to examine the intervention program “dramatic play” to improving kindergarten’s empathy. This research design is on-experimental within subject. The implementation of research activities was carried out by face-to-face at RA Al Ikhlas School, Bandung Regency. This study involved the teacher as the person who delivered the activities. This study began with pre-intervention to providing materials for teacher related to empathy, dramatic play, and manual program research. The participants were kindergarten children age 5-6 years old (n=5). The measuring instrument used during pre-test and post-test is Skala Empati Anak. Statistical analysis used Wilcoxon Signed Rank Test showed that there was no significant difference on kindergarten’s emotional understanding mean score in pre-test (M=7, SD=1.78) and post-test 1 (M=11.16, SD=0.70) Z=-1.841ᵇ, p>0.05. It shows that dramatic play is no effective in increasing kindergarten’s emotional understanding. The result of the second statistical analysis show that there was no significant difference in the mean score of post-test 1 and post-test 2 (M=11.4, SD=0.89) Z=-1.414ᵇ, p>0.05. It shows that dramatic play doesn’t take effect certain amount of time."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giyati Retnowati
"ABSTRAK
Kindness merupakan tindakan fisik atau dukungan emosional yang bertujuan untuk membangun atau mempertahankan hubungan dengan orang lain Binfet Gaertner, 2015 . Pembacaan cerita dapat menjadi salah satu cara untuk mengajarkan kindness pada anak melalui perilaku kindness dari tokoh cerita sebagai model. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembacaan buku cerita bergambar dalam meningkatkan kindness pada anak.Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 31 anak usia 5-6 tahun yang diambil dari Taman Kanak-Kanak di Bandung sebagai partisipan. Intervensi dilakukan dengan pembacaan 8 delapan buku cerita bergambar selama 8 delapan hari. Peningkatan kindness diukur dengan menggunakan alat ukur yang dibuat oleh peneliti, berupa sembilan kartu berwarna yang menggambarkan perilaku kindness serta dengan melakukan pengamatan melalui pohon kebaikan dan lembar observasi yang diisi oleh guru.Analisis data penelitian dengan menggunakan uji beda Wilcoxon signed-rank test menunjukkan perbedaan nilai rata-rata kindness yang signifikan p

ABSTRACT
Kindness is a physical act or emotional support aimed to build or maintain relationships with others Binfet Gaertner, 2015 . Storytelling can be one way of teaching kindness to children, through the kindness of a character rsquo s behavior as a model. This study aimed to determine the effectiveness of picture storybook reading to increase kindness in children.This study involving 31 children aged 5 6 years taken from Kindergarten in Bandung as participants. The intervention is done by reading 8 eight picture books for 8 eight days. Increased kindness is measured using a measurement instrument created by the researcher, in the form of nine colored cards that describe the behavior of kindness. Measurement also done by making observations through the ldquo kindness tree rdquo and observation sheets filled out by the teacher.Data analysis using Wilcoxon Signed rank test shows a significant difference on average score of kindness p"
2016
T46989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuanakotta, Melissa
"ABSTRAK
Pada masyarakat modern sekarang ini, termasuk di Indonesia, sedang terjadi krisis lingkungan hidup. Krisis tersebut bisa diatasi dengan mengubah perilaku dan cara pandang manusia terhadap alam secara mendasar dengan melakukan intervensi kepada masyarakat sedini mungkin. Mendongeng dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman anak tentang respek kepada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mendongeng untuk meningatkan pemahaman respek kepada lingkungan pada anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini melibatkan 31 partisipan dari TK Negeri Pembina, Kuningan. Intervensi dilakukan dengan membacakan empat dongeng selama empat hari. Pemahaman respek kepada lingkungan diukur dengan menggunakan alat ukur yang dibuat peneliti, berupa enam ilustrasi yang menggambarkan perilaku respek kepada lingkungan. Dari hasil analisis statistik Wilcoxon signed-rank test menunjukkan perbedaan nilai rata-rata respek kepada lingkungan yang signifikan p

ABSTRACT
In today 39 s modern society, including in Indonesia, there is an environmental crisis. This environmental crisis can be overcome by changing people 39 s behavior and perspective by intervening to the community as early as possible. Storytelling can be one way to increase children 39 s understanding about respect for nature. This study aims to knowing the effectiveness of storytelling to increase understanding of respect for nature in children aged 5 6 years. This study involving 31 children from TK Negeri Pembina, Kuningan, as participants. Intervention is done by reading four tales in four days. Understanding of respect for nature is measured using a measurement tool created by the researcher, in the form of six illustrations that depicting the behavior of respect for nature. The statistic analysis using Wilcoxon signed rank test showed the difference of mean value of respect for nature understanding is significant p "
2018
T50888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarrah Hasyim Abdullah
"ABSTRAK
Pengembangan empati merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi munculnya masalah perilaku sosial seperti perilaku agresif. Penelitian ini membahas mengenai program intervensi kegiatan bercerita menggunakan puppetry untuk meningkatkan pemahaman empati anak usia 5-6 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas dari kegiatan bercerita dengan menggunakan puppetrydalam meningkatkan pemahaman empati pada anak usia 5-6 tahun. Partisipan pada penelitian ini terdiri dari 11 siswa di PAUD X. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Emosi Dasar-Anak Usia Dini (ED-AUD) yang di adaptasi dari alat ukur Bryant Empathy Scales for Children (Bryant, 1982) dan sistem skoring yang digunakan adalah Empathy Scoring System yang dikembangkan oleh Strayer (1993). Desain penelitian ini adalah One Group Pre-Test-Post Test Design. Kegiatan bercerita dilakukan dengan hand puppet dan stick puppet yang dilakukan selama 5 sesi. Pembuatan cerita dilakukan dengan mempertimbangkan aspek empati mengenai 4 emosi dasar, yaitu senang, marah, sedih, dan takut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bercerita dengan puppetry secara signifikan dapat meningkatkan pemahaman empati anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan mengukur tingkah laku empati ataupun dengan menggunakan kelompok kontrol.

ABSTRACT
Empathy development is a program that can be done to overcome the emergence of social behavior problems such as aggressive behavior. This study discusses the intervention program of storytelling activities using puppetry to increase empathy understanding of children aged 5-6 years. The purpose of this study is to look at the effectiveness of storytelling activities using puppetry in increasing empathy understanding in children aged 5-6 years. Participants in this study consisted of 11 students in PAUD X. Measuring instruments used in this study were Basic Emotions-Early Childhood (ED-AUD) adapted from the Bryant Empathy Scales for Children (Bryant, 1982) and the scoring system used is the Empathy Scoring System developed by Strayer (1993). The design of this research is One Group Pre-Test-Post Test Design. Storytelling activities were carried out with hand puppets and stick puppets conducted for 5 sessions. The making of the story is done by considering aspects of empathy regarding the 4 basic emotions, which are happy, angry, sad, and afraid. The results showed that storytelling activities with puppetry could significantly increase empathy understanding for children aged 5-6 years. This research can be developed by measuring empathy behavior or by using a control group."
2019
T55323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Sabila
"Video animasi dapat digunakan untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan konsep disabilitas pada anak dini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penggunaan video animasi dalam meningkatkan pengetahuan dan kecenderungan berinteraksi terhadap penyandang disabilitas pada anak usia 5-6 tahun, serta mengetahui ketahanan efektivitas tersebut selama jangka waktu tertentu setelah diberikan video animasi. Peningkatan pengetahuan anak tentang penyandang disabilitas diukur dengan alat ukur yang dibuat sendiri oleh peneliti, yaitu Skala Pemahaman Anak terhadap Penyandang Disabilitas. Sedangkan peningkatan kecenderungan berinteraksi anak terhadap penyandang disabilitas, diukur dengan Skala Kecenderungan Perilaku yang dikembangkan dari Behavioral Intention Scale (Hooser, 2009). Hasil analisis data menunjukkan bahwa video animasi cukup efektif digunakan dalam pengenalan disabilitas dikarenakan terdapat peningkatan skor partisipan penelitian pada pengetahuan tentang penyandang disabilitas dan kecenderungan berinteraksi terhadap penyandang disabilitas. Namun demikian, hasil analisis data penelitian menggunakan uji beda Wilcoxon signed-rank test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05), baik pada pengetahuan anak tentang penyandang disabilitas maupun pada kecenderungan berinteraksi anak terhadap penyandang disabilitas antara sebelum dan sesudah ditayangkan video. Setelah jeda waktu dua minggu, hasil analisis data juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Animation video could be used to introduce the concept of disability in early childhood. This study was aimed to examine the effectiveness of animation video of disability in increasing knowledge and intention to interact toward persons with disability in children aged 5-6 years, and knowing whether the effectiveness could be last in certain period. The children`s knowledge was measured by a scale that developed by the researchers themselves, namely Skala Pemahaman Anak terhadap Penyandang Disabilitas. We used Skala Kecenderungan Perilaku that was adapted from Behavioral Intention Scale (Hooser, 2009) to measure the intention of children to interact with persons with disability. Data analysis showed that the animation video increased the children`s knowledge about disability and intention to interact with persons with disabilities. However, data analysis using Wilcoxon signed-rank test showed that there was no significant difference (p> 0.05) between two measurement times, both in childrens knowledge of persons with disabilities and in the intention to interact with persons with disabilities. After two weeks, data analysis also showed that there was no significance difference both in childrens knowledge of persons with disabilities and in the intention to interact with persons with disabilities."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Konda A. Melontige
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah program psikoedukasi kesehatan reproduksi efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perlindungan diri dari kekerasan seksual pada anak usia 5-6 tahun. Tiga belas anak berpartisipasi dalam psikoedukasi kesehatan reproduksi yang diberikan dengan menggunakan pendekatan observational learning. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan perlindungan diri yang diukur adalah pengetahuan pencegahan kekerasan seksual, sentuhan pantas dan tidak pantas, serta kemampuan merespon secara verbal dan non verbal. Penelitian ini menggunakan before and after design.
Hasil uji statistik dengan menggunakan the Wilcoxon sign ranks menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada tiga aitem pengetahuan dan kemampuan perlindungan diri yang diukur sesudah intervensi. Artinya program psikoedukasi kesehatan reproduksi efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan kekerasan seksual, kemampuan mengenali sentuhan yang tidak pantas; dan kemampuan perlindungan diri dalam merespon secara vebal dan non-verbal.

The aim of this study is to know the effectiveness of reproductive health psyhoeducation program to enhance knowledge and ability of self protection from sexual abuse for children aged 5 6 years old. Thirteen children participated in reproductive health psychoeducation which given by using observational learning approach. Knowledge and protection capabilities increased by measured of sexual violence prevention knowledge, appropriate and inappropriate touches, and the ability to respond verbally and non verbal. Research was conducted using before and after design.
Statistical test using the Wilcoxon sign ranks shows there are significant difference in three item being measured after intervention. It means that reproductive health psyhoeducation program efective to enhance sexual violence prevention knowledge, the ability to recognize inappropriate touches, and the ability to respond verbally and non verbal.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Dwinadia
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji program intervensi “Three in One” melalui metode storytelling sebagai sarana mengembangkan kemampuan regulasi emosi anak TK (usia 5-6 tahun). Desain penelitian menggunakan the one group pretest-posttest design. Pelaksanaan dilakukan secara daring yang melibatkan peran guru kelas TK B sebagai asisten peneliti yang akan membacakan buku cerita bergambar. Penelitian dimulai dengan training for trainers pada guru sebelum melakukan storytelling dalam program intervensi “Three in One” kepada partisipan penelitian. Partisipan penelitian adalah anak-anak kelas TK B yang berusia lima hingga enam tahun (n= 7). Alat ukur yang digunakan untuk menilai perkembangan regulasi emosi anak saat pretest, posttest, dan follow up adalah The Emotion Regulation Checklist (ERC). Hasil analisis statistik Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor rata-rata kemampuan regulasi emosi anak TK pada waktu pretest (M = 43,29, SD = 1,32) dan posttest (M = 41,64, SD = 3,25) Z = 0,000, p >0,05. Akan tetapi ada perbedaan yang signifikan pada skor rata-rata kemampuan regulasi emosi anak TK pada waktu posttest (M = 41,64, SD = 3,25) dengan follow up (M = 34,64, SD = 1,65) Z = 2,37, p <0,05. Kesimpulannya adalah meskipun program intervensi “Three in One” melalui metode storytelling tidak efektif dalam mengembangkan kemampuan regulasi emosi anak TK (usia 5-6 tahun), namun pengembangan kemampuan regulasi emosi memerlukan waktu yang tidak hanya melibatkan peran guru di sekolah saja, tetapi juga membutuhkan peran orang tua di rumah.

This aim of this study is examine the intervention program “Three in One” using storytelling method to develop kindergarten’s emotion regulation, aged five to six years old. The design is the one-group pre test-post test design. This research did by online administration which involved kindergarten’s teacher from class B as researcher assistant, who read picture books. First, this research was started by training for trainers to teacher before did a storytelling in intervention program “Three in One” to the participants. The participants were kindergartens in class B which is five to six years old (n=7). The instrument which was used to rate the kindergarten’s emotion regulation development in pre-test, post-test, and follow up is The Emotion Regulation Checklist (ERC). Statistical analysis used Wilcoxon Signed Rank Test showed that no significant differences on kindergarten’s emotion regulation mean scores in pre-test (M = 43,29, SD = 1,32) and post-test (M = 41,64, SD = 3,25) Z = 0,000, p >0,05. But, it showed significant differences on kindergarten’s emotion regulation mean scores in post-test (M = 15,86, SD = 3,25) and follow up (M = 34,64, SD = 1,65) Z = 2,37, p <0,05. The conclusion is even though intervention program “Three in One” using storytelling method is not effective to develop kindergarten’s emotion regulation aged 5-6 years old, the development emotion regulation need much time which wasn’t involved only by teacher’s role at school, but also need the parents’ role at home."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>