Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Rani Miftah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan perbedaan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas terakreditasi dan belum terakreditasi, mengetahui perbedaan kualitas pelayanan kesehatan berdasarkan lima dimensi mutu wujud, kehandalan, keresponsifan, jaminan dan empati, mengetahui hubungan kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien, mengetahui hubungan karakteristik pasien dengan kepuasan, mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Responden berjumlah 212 orang yaitu pasien yang berobatke Puskesmas. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan selama bulan April 2017 di Puskesmas terakreditasi dan belum terakreditasi Kota Tangerang. Data terkumpul dianalisis dengan metode analisis univariat, bivariatuji Chi Square dan analisis multivariat uji regresi logistik.
Terdapat perbedaan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas terakreditasi 51,9 dan belum terakreditasi 17. Terdapat perbedaan persepsi kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas terakreditasi dan belum terakreditasi, pada Puskesmas terakreditasi sebagian besar responden memiliki persepsi baik sedangkan pada Puskesmas belum akreditasi sebagian besar responden memiliki persepsi yang tidak baik terhadap kualitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis bivariat didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna pada semua variabel kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien, dan hanya variabel pendidikan pada karakteristik responden yang mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan. Hasil analisis multivariat tidak didapatkan variabel yang paling berhubungandengan kepuasan pasien.

The purpose of this research is to know the description and the difference ofpatient 39 s satisfaction level in accredited and unaccredited community healthcenter, to know the difference of health service quality based on the fivedimensions of quality tangible, reliability, responsiveness, assurance andempathy, to know the relation of health service quality with patient satisfaction, characteristics of patients with satisfaction, knowing the factors most related tothe level of patient satisfaction.
This research is a quantitative research with crosssectional study design. Respondents amounted to 212 people ie patients who wentto the community health center. Data collection using questionnaires conducted during April 2017 at accredited community health center and unaccredited community health center in Tangerang City. Data collected were analyzed by univariate analysis method, bivariate of Chi Square test and multivariate analysis of logistic regression test.
There is a difference of patient 39 s satisfaction level inaccredited community health center 51.9 and unaccredited 17. There is a difference of perception of health service quality in accredited and unaccredited community health center, at accredited community health center most of respondent have good perception whereas at unaccredited community health center most of respondent have bad perception toward health service quality.
Based on the results of bivariate analysis found that there is a significant relationship on all variables of health service quality with patient satisfaction, and only variable education on the characteristics of respondents who have a significant relationship with satisfaction. The result of multivariate analysis was not found the most correlated variable with patient satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dia Anggraini
"Puskesmas pada era JKN ini memegang peranan penting sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama penapis rujukan. Sebagai pintu gerbang pelayanan kesehatan dasar, puskesmas memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan kasus-kasus medis non spesialistik secara tuntas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas puskesmas yang diwakili oleh nilai rujukan apabila dihubungkan dengan ketersediaan sumber daya puskesmas dan kepemimpinan manajerial. Metode penelitian adalah metode potong lintang dengan pendekatan kuantitatif kepada 25 puskesmas di Kota Tangerang Selatan.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sumber daya yang dimiliki puskesmas belum memenuhi standar yang telah ditetapkan kecuali untuk obat. Ketersediaan alat/teknologi dan bahan penunjang medis berkisar pada level 60-79%. Sedangkan aspek kepemimpinan manajerial yang harus disoroti adalah pengawasan Kepala Puskesmas, pendelegasian tugas dan komunikasi antara pimpinan dan staf. Dari 25 puskesmas, terdapat 7 puskesmas dengan kategori efektivitas baik dimana nilai rujukan < 15%.

Primary Health Center (Puskesmas) in the era of JKN plays an important role as First level Health Facilities filters refferal. As a gatekeeper, Primary Health Center have a responsibility to resolve cases of non-specialist medical thoroughly. This study aims to analyze the effectiveness of the Primary Health Center are represented by the refference value when linked with the availability of resources and Primary Health Center managerial leadership. This research was cross sectional design with quantitative approach. Sampling was collected by purposive sampling method to 25 puskesmas in South Tangerang.
The results showed that the resources of Primary Health Center do not meet the standards that have been set except for the drug. The availability of tools/technology and medical support material ranges level from 60-79%. While aspects of leadership managerial should be highlighted is supervision, jobs delegation and communication between leaders and staff. From 25 Primary Health Center, there are 7 Primary Health Centers with good effectiveness category which the reference value < 15%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T44793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Herlina
"Seiring dengan adanya tuntutan masyarakat akan penerapan good governance dan tuntutan akan pelayanan pubiik yang berkualitas, demokratisasi dan pengakuan hak hak azasi manusia, serta giobalisasi dan berlakunya era perdagangan bebas akan melahirkan tuntutan terhadap peiayanan yang berkualitas agar supaya tetap eksis dan mampu bersaing, Begitu juga di bidang kesehatan yang merupakan suatu kebutuhan tampak tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan telah bergeser kearah yang lebih berkualitas. Pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang maka puskesrnas sebagai penyelenggara pelayanan publik hendaknya dapat memberikan kualitas pelayanan yang dapat memenuhi keburuhan masyarakat. Selain itu, saat ini masyarakat semakin menyadari hak-haknya sebagai konsumen kesehatan. Sehingga seringkali mereka secara kritis nempertanyakan tentang penyakit, pemeriksaan, pengobatan, serta tindakan yang akan diambil berkenaan dengan penyakitnya.
Puskesmas yang merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalarn upaya mencapai tujuan pembanguna kesehatan, untuk itu diperlukan suatu penilaian kinerja puskesmas yaitu suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas. Pengukuran kualitas pelayanan puskesmas belum pemah dilakukan di Kota Tangerang, sehingga puskesmas belum dapat mengukur sejauh mana pelayanan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan atau harapan masyarakat. Selama ini penilaian puskesmas baru terpusat pada keberhasilan pencapaian program dart penampilan fisik akan tetapi dari aspek pasien sebagai pengguna jasa pelayanan belum pemah diukur.
Tujuan penelitian ini adalah didapatkannya gambaran hubungan antara pemenuhan hak pasien dengan kualitas pelayanan kesehatan puskesrnas di Kota Tartgerang tahun 2007. Penelitian dilaksanakan di Kota Tangerang dari bulan Mei sampai Juni 2007. Sampel penelitian adalah 270 pasien di 10 puskesmas di Kota Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional.
Hasil penelitian menunjukan penilaian baik terhadap kualitas pelayanann di puskesmas (79,6%). Dari hasil analisis peranan hak pasien terhadap kualitas pelayanan di puskesmas terdapat hubungan yang positif, dimana pasien yang tepenuhi halmya memberi penilaian baik terhadap kualitas pelayanan puskesmas. Saran kepada Dinas Kesehatan, agar dalarn penilaian kinerja puskesmas hendaknya memasukkan unsur penilaian pa.sien. Saran unrtuk puskesmas, hasil survey dapat dijadikan evaluasi terhadap kualitas pelayanan.

As the public begun to claim the practice of good governance and good quality of public services, democratization, and recognition of human's rights, and also globalization, and validity of free trade era will bear the claim of good quality of service in order to keep exist and able to compete. Also in health aspect, a need of health service is one of basic needs, that is why puskesmas as the public service operator must be able to give service quality which can satisfy the needs of public.
Puskesrnas which is the pioneer of health development have a big role in the effort to reach the purpose of health development, so that, a work evaluation of puskesmas is needed to give the evaluation of puskesmas achievement. The evaluation of puskesmas service quality has never been done before, that is why puskesmas never be able to evaluate how good the service they give to satisfy the public's needs. Until today, puskesmas' evaluations focus on the success of program accession and physical appearance never from the patients as the consumer of service.
The purpose of this research is to get a picture of association between patien's right fulfillment and quality of health care at community health center in Tangerang City,2007. The sample of this research were 270 patients in 10 puskesmas in Kota Tangerang. Descriptive quantitative with cross sectional research design is used as a method in this research.
The result showed good evaluation of the service quality in Puskesrnas. From the result of patient's rights role to the service quality in puskesmas showed a good correlation where patients that got their rights gave good grades to quality of puskesmas service. Suggestion to health Department is to put the patients evaluation in the puskesmas evaluation as the consumer of the service. Suggestion to puskesmas is to use the result of survey as the evaluation to the quality of service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Maharanti
"Pelayanan primer sebagai gatekeeper dengan managed care dimana suksesnya dinilai dari angka kunjungan dan angka rujukan. Berdasarkan data tahun 2016 Puskesmas Kota Tangerang memiliki rata ndash; rata capaian yang tidak sesuai dengan target yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan, yaitu untuk rate kunjungan sebesar 41 permil; dibawah zona aman < 150 permil; , sedangkan rasio rujukan sebesar 29 yang idealnya adalah 10 . Selain itu, sebagian besar Puskesmas memiliki rasio rujukan non spesialistik diatas 5 dan berada di zona tidak aman. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sistem pelayanan puskesmas sebagai gatekeeper di Kota Tangerang tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan WM, telaah dokumen dan observasi. Penelitian dilakukan di Puskesmas Pedurenan dan Puskesmas Pabuaran Tumpeng dari bulan Mei sampai dengan Juni 2018. Dari penelitian ini ditemukan bahwa output angka kontak masih rendah dan rasio rujukan non spesialistik di zona prestasi walaupun masih terdapat kasus non spesialistik di rumah sakit. Pada variabel proses yang menyebabkan angka kontak rendah yaitu first contact, continuity, comprehensiveness, proses pendaftaran pasien dan sumber daya manusia pada variabel input. Pada variabel proses yang menyebabkan rasio rujukan non spesialistik masih terjadi karena proses pemberian rujukan dan pada variabel input meliputi peralatan medis, obat-obatan.

Primary care as gatekeeper with managed care where the success is assessed from contact rate and referral ratio. Based on data from 2016, PHC in Tangerang has average achievement that is not in accordance with the target set by BPJS Health, contact rate is 41 permil below the safe zone "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinni Agustin
"Pengintegrasian Jamkesda dan Askes kedalam JKN telah menimbulkan berbagai perubahan di tingkat pemegang kebijakan maupun provider pelaksana pelayanan kesehatan. Peningkatkan jumlah kunjungan pasien di Puskesmas memberi dampak layanan menjadi kurang optimal. Untuk mengetahui kepuasan pasien JKN di Poli Lansia digunakan metode kualitatif dengan teori 8 dimensi Quality Assurance QA Lori DiPrete Brown. Hasil menunjukkan dari 8 dimensi QA; 4 dimensi QA pasien sudah cukup puas, perlu evaluasi perbaikan layanan dengan penambahan SDM, pengaturan antrian, ruang tunggu, kebersihan, pelayanan yang ramah, kenyamanan, pemeriksaan dengan privasi sehingga martabat pasien lansia sebagai manusia tetap terjaga, sehingga tercapai harapan pasien akan layanan yang memuaskan.

The integration of local health insurance into JKN has led to various changes. There has been an increase number of patient visit, giving impact of service less optimum. This study using qualitative method with Brown s theory on 8 dimensions of Quality Assurance. The results showed 4 of 8 dimensions overall patients were quite satisfied. It is necessary to evaluate and improve services with addition of human resources, queuing arrangements, cleanliness, adequate waiting room, friendly service, privacy in examination, so the dignity of elderly patient as a human being is maintained, finally the patient's expectation of satisfactory service can be achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T47821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Maytasari
"Latar Belakang: Masyarakat yang menerima pelayanan secara langsung merasakan bagaimana tingkat kepuasan pelayanan yang diberikan instansi pemerintah. Tingkat kepuasan masyarakat tersebut diukur dengan menggunakan instrument seperti
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Hasil pengukuran kepuasan pelanggan yang obyektif dan akurat dapat membantu puskesmas dalam merumuskan bentuk pelayanan yang lebih baik. Rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat di 36 Puskesmas pada Tahun
2019 sebesar 84,28. Target IKM pada Tahun 2019 adalah 82.8 sedangkan Puskesmas X tidak mencapai target dan memiliki skor IKM terendah yaitu sebesar 77.75. Dari hasil IKM di Puskesmas X Tahun 2019 diketahui terdapat 3 unsur pelayanan dengan nilai
mutu layanan kurang baik (<3,06) yaitu unsur kecepatan pelayanan dengan nilai 2.89, unsur kejelasan dan kepastian pelayanan dengan nilai 2.95, dan dan unsur kewajaran biaya 2.98. Tujuan: Mengetahui informasi mendalam mengenai kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di Puskesmas X Tahun 2020. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu studi kasus, instrument yang digunakan pedoman wawancara mendalam dan telaah dokumen, informan dalam penelitian ini terdiri dari 1 orang kepala puskesmas, 6 orang
petugas puskesmas dan 5 orang pasien. Hasil: Kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di puskesmas X sudah baik, seluruh informan pasien merasa puas untuk dimensi jaminan, kehandalan, ketanggapan dan empati, namun seluruh informan pasien merasa tidak puas pada dimensi bukti fisik. Kualitas pelayanan pada dimensi
bukti fisik cukup baik dalam kelengkapan sarana dan prasarana, namun masih kurang memadai kondisi gedung dan penempatan media informasi kurang optimal karena tidak semua pasien melihat media tersebut. Pada dimensi jaminan pasien merasa aman dan percaya terhadap petugas, kemampuan petugas cukup baik dan sopan santun. Pada dimensi daya tanggap petugas selalu memberitahukan kapan pelayanan akan diberikan, petugas memberikan pelayanan dengan cepat. Pada dimensi kehandalan jadwal pelayanan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan sudah memberikan pelayanan
maksimal sesuai SOP, untuk penanganan keluhan pasien disediakan kotak saran, namun ada informan pasien yang tidak tahu adanya kotak saran. Pada dimensi empati, informan merasakan petugas sudah cukup baik dalam berempati dengan memberikan perhatian dan memberikan bantuan kepada pasien. Kesimpulan: Kualitas pelayanan pada dimensi
bukti fisik, jaminan, kehandalan, ketanggapan dan empati sudah cukup baik, sehingga
pasien merasa puas namun pasien menyatakan kurang puas pada dimensi bukti fisik
khususnya terkendala dengan gedung puskesmas yang kecil, sempit dan panas

Background: People who receive services directly feel the level of satisfaction of
services provided by government agencies. The level of public satisfaction is measured
using instruments such as the Community Satisfaction Index (IKM). The results of
measuring customer satisfaction that are objective and accurate can help health
community service in formulating a better form of service. The average Community
Satisfaction Index at 36 health community service in 2019 was 84.28. The IKM target in
2019 is 82.8, while health community service X does not reach the target and has the
lowest IKM score, namely 77.75. From the results of the IKM at health community
service X in 2019, it is known that there are 3 elements of service with poor service
quality values (<3.06), namely elements of service speed with a value of 2.89, elements
of clarity and certainty of service with a value of 2.95, and elements of fairness of costs
2.98. Objective: To find in-depth information about patient satisfaction with the quality
of outpatient services at health community service X in 2020. Methods: This research is
descriptive using qualitative research methods, namely case studies, the instruments
used are in-depth interview guidelines and document review, the informants in this
study consisted of 1 head health community service, 6 health community service
officers and 5 patients. Results: Patient satisfaction with the quality of outpatient
services was good, all patient informants were satisfied with the dimensions of
assurance, reliability, responsiveness and empathy, but all patient informants were
dissatisfied with the dimensions of physical evidence. The quality of service in the
physical evidence dimension is quite good in terms of the completeness of facilities and
infrastructure, but the building conditions are still inadequate and the placement of
information media is not optimal because not all patients see the media. In the assurance
dimension, the patient feels safe and trusts the officer, the ability of the officer is quite
good and polite. In the dimension of responsiveness, officers always tell when services
will be provided, officers provide services quickly. On the reliability dimension, the
service schedule is in accordance with the time set and has provided maximum service
according to the SOP, for handling patient complaints a suggestion box is provided, but
there are patient informants who do not know there is a suggestion box. In the
dimension of empathy, the informant felt that the staff was good enough at empathizing
by giving attention and providing assistance to patients. Conclusion: The quality of
service in the dimensions of physical evidence, assurance, reliability, responsiveness
and empathy is good enough, so that the patient feels satisfied, but the patient states that
he is not satisfied with the dimensions of physical evidence, especially constrained by
the small, narrow and hot health community service building
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Suhesti
"Studi ini bertujuan untuk menganalisa kualitas pelayanan kesehatan bagi pengidap HIV dan AIDS di lingkungan Rumah Sakit Daerah Tangerang dengan menilai persepsi dari pasien yang memanfaatkan layanan dan petugas yang memberikan pelayanan. Penelitian ini menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi secara kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kemudian data ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram. Sedang penilaian secara kualitatif dilakukan melalui proses wawancara dan pengamatan langsung di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun secara umum pelayanan kesehatan di RSUD Tangerang telah berjalan baik namun beberapa hal terkait pelayanan masih harus diperbaiki. Informasi yang tepat dan benar menjadi kunci dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Bahwa perlindungan terhadap resiko pekerjaan kepada petugas belum mendapat perhatian sehingga wajib menjadi prioritas Rumah Sakit dan Pemerintah. Dibutuhkan sebuah kebijakan yang mampu memberikan perlindungan kepada pekerja kesehatan dan pasien sebagai pengguna untuk mendapatkan pelayanan yang optimal.

The purpose of this studying is to analize the quality of health service for people with HIV and AIDS in the environment of Tangerang District general hospital by judging the patients' perceptions who get the service and the officers who give the service. This research combines qualitative anad quantitative methods. Quantitative evaluation is applied by distributing the questionnaire. The data is described in the form of tables and diagrams. Meanwhile, the qualitative evaluation is applied through the interview process and direct observation in the field.
The result of the research describes that generally the health service in Tangerang district general hospital has run well, however there are some details relate to the service are recommended to be fixed. The valid and accurate information are the main key in the effort of overcoming the problem of HIV and AIDS. The fact that the protection against the job risk of the health officers is not getting proper attention must become the top priority of the hospital and the government. It is required a regulation which is capable of providing a protection to the health workers and the patients as the users to get an optimal service."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31751
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Khasanah
"Secara persentase, alokasi anggaran di Dinas Kesehatan Kota Tangerang pada tahun 2021 yang bersumber dari APBD Kota Tangerang mengalami penurunan dari tahun 2020. Pada tahun 2021 jumlahnya13,83% dari total APBD Kota Tangerang sementara pada tahun 2020 sebesar 15,04% dari total APBD. Jumlah kematian ibu hamil di Kota Tangerang pada tahun 2021 adalah sebanyak 15,47/100.000 kelahiran hidup dimana meningkat dari tahun 2020 yang sebesar 12,92/100.000 kelahiran hidup dimana 50% penyebab kematian adalah karena COVID-19. Pandemi COVID-19 turut mempengaruhi jumlah kematian ibu hamil di Kota Tangerang, selain itu dari sisi anggaran terdapat perubahan kebijakan terkait alokasi anggaran dalam rangka penanganan COVID-19. Untuk mengetahui bagaimana kesesuaian pembiayaan kesehatan dengan perencanaan anggaran oleh pemerintah daerah dalam program pelayanan kesehatan ibu hamil di Kota Tangerang, maka perlu dilakukan analisis pembiayaan kesehatan yang bersumber Pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian belanja program pelayanan kesehatan ibu hamil di Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun 2020-2022 dengan perencanaan pada awal tahun anggaran. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional dengan menganalisis data pembiayaan kesehatan program pelayanan kesehatan ibu hamil bersumber pemerintah di Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun 2020-2022. Hasil penelitian adalah pembiayaan program pelayanan kesehatan ibu hamil bersumber pemerintah di Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengalami peningkatan dari tahun 2020 hingga tahun 2022. Dimensi sumber pembiayaan program pelayanan kesehatan ibu hamil bersumber pemerintah di Dinas Kesehatan Kota Tangerang yang terbesar adalah bersumber dari APBN Kementerian Kesehatan berupa innatura. Berdasarkan jenis kegiatan, belanja untuk kegiatan tidak langsung proporsinya lebih besar dibandingkan belanja kegiatan langsung, sehingga belum mencerminkan adanya penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting). Menurut dimensi mata anggaran, jenis input yang dibeli dengan proporsi terbesar yaitu belanja operasional untuk peningkatan kinerja pelayanan kesehatan. Belanja pada program pelayanan kesehatan ibu hamil untuk tahun 2020-2022 tidak sesuai dengan perencanaan pada awal tahun anggaran karena terjadi refocusing anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19, selain itu juga terdapat pembatasan kegiatan tatap muka sehingga beberapa jenis belanja kegiatan tidak dapat terserap. Penelitian ini menyarankan bahwa Dinas Kesehatan Kota Tangerang perlu meningkatkan pembiayaan program pelayanan kesehatan ibu hamil dari pemerintah daerah; memperkuat kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan swasta dan organisasi profesi; dan membuat kebijakan yang mengarah kepada kegiatan-kegiatan langsung yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan meningkatkan cakupan program baik di tingkat Dinas Kesehatan maupun puskesmas. Sementara itu, puskesmas diharapkan perlu mengoptimalkan pendapatan BLUD baik dari pendapatan kapitasi maupun non kapitasi JKN dan meningkatkan pembiayaan kegiatan-kegiatan langsung yang bersentuhan dengan masyarakat.

In percentage terms, the budget allocation at the Tangerang City Health Office in 2021 sourced from the Tangerang City APBD has decreased from 2020. In 2021 the amount is 13.83% of the total Tangerang City APBD while in 2020 it is 15.04% of the total APBD. The number of deaths of pregnant women in Tangerang City in 2021 is 15.47/100,000 live births which has increased from 2020 which was 12.92/100,000 live births where 50% of the causes of death were due to OVID-19. The COVID-19 pandemic has also affected the number of pregnant women deaths in Tangerang City, apart from a budget perspective, there have been policy changes related to budget allocations in the context of handling COVID-19. In order to find out how the suitability of health financing is with the budget planning by the local government in the health service program for pregnant women in Tangerang City, it is necessary to analyze government-sourced health financing. The purpose of this study was to determine the suitability of program spending on pregnant women’s health services at the Tangerang City Health Office in 2020-2022 with planning at the beginning of the fiscal year. This study used a cross-sectional design by analyzing data on government-sourced health financing for pregnant women’s health service programs at the Tangerang City Health Office in 2020-2022. The results of the study are that government-sourced financing for pregnant women's health services at the Tangerang City Health Office has increased from 2020 to 2022. The largest dimension of government-sourced maternity health service program financing at the Tangerang City Health Office is sourced from the State Budget of the Ministry of Health in the form of innatura. Based on the type of activity, spending on indirect activities has a larger proportion than spending on direct activities, so it does not yet reflect performance-based budgeting. According to the dimensions of the budget line, the type of input purchased with the largest proportion is operational expenditure for improving the performance of health services. Expenditure on the health care program for pregnant women in 2020- 2022 is not in accordance with the planning at the beginning of the fiscal year due to budget refocusing for handling the COVID-19 pandemic, besides that there are also restrictions on face-to-face activities so that several types of activity spending cannot be absorbed. This study suggests that the Tangerang City Health Office needs to increase the financing of the maternal health service program from the local government; strengthening cooperation with private health care facilities and professional organizations; and make policies that lead to direct activities that can be felt by the community and increase program coverage at both the Health Office and puskesmas levels. Meanwhile, it is hoped that the puskesmas will need to optimize the BLUD's income, both from capitation and non-capitation JKN income; and increase the financing of activites directly in contact with the community.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Widuri
"Dalam era desentralisasi diharapkan puskesmas mampu meningkatkan ketanggapan pelayanan kesehatan. Survei pada awal tahun 2009, menunjukkan bahwa kepuasan pasien pelayanan kesehatan di Puskesmas Gambir masih rendah, meskipun sudah menerapkan ISO 9001 : 2000. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketanggapan pelayanan kesehatan rawat jalan di Puskesmas Gambir.
Metode penelitiaan yang digunakan adalah kuantitaf dengan pendekatan cross sectional. Sampelnya 324 pasien rawat jalan yang memenuhi kriteria inklusi. Alat pengumpulan data adalah kuesioner. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ketanggapan pelayanan kesehatan rawat jalan di Puskesmas Gambir masih rendah dan faktor yang berhubungan adalah usia dan pendidikan.

In decentralization era primary health care should improve the responsiveness of health services. Survey in initial 2009 shows that the satisfied of patient to health services at Gambir primary health care still at low level, eventhough it had applied ISO 9001-2000. So that need to be surveyed to identify the factors that?s related to the responsiveness of ambulatory health service at Gambir primary health care.
This Survey applied quantitative's method with cross sectional theory. Using sample of 324 patients of Gambir health center that had passed the inclution criteria. The devive of data collect is quisioner. From the result of this survey, it's resulted that the responsiveness of ambulatory health services at Gambir primary health care is still at low level and the causes of it are the age and education factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31099
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas kinerja pelayanan publik Kota Tangerang Selatan di bidang pendidikan dan kesehatan, dari semenjak awal pemekaran Kota Tangerang Selatan tahun 2009 hingga tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian Post Positivist dengan desain deskriptif. Kinerja pelayanan publik Kota Tangerang Selatan di bidang
pendidikan dapat disimpulkan baik, dengan terpenuhinya sejumlah indikator dan sub indikator seperti prestasi siswa Tangerang Selatan dan rata-rata lama belajar yang sudah melebihi wajib belajar sembilan tahun. Kinerja pelayanan di bidang kesehatan dapat disimpulkan baik, dengan terpenuhinya sejumlah indikator dan sub indikator seperti kesembuhan pasien, kepuasan pasien, hasil intervensi medis, dan biaya
pelayanan murah. Walaupun kedua pelayanan kedua bidang ini baik, masih ada beberapa hal yang harus ditingkatkan.

ABSTRACT
This research discussed about public service performance in South Tangerang on education and health, since redistricting of South Tangerang in 2009 until 2014. Research was done in Post Positivist with descriptive design. The result showed that public service performance in South Tangerang on education is good, with accomplish amount of indicators and sub indicators such as student achievement and average time study that exceed nine years compulsory. Public service performance in South Tangerang on health is good, with accomplish amount of indicators and sub indicators such as curing and satisfaction patient, result of health intervention, and low cost in service. Even though both of these service are good, several thing must be improved."
2014
S56385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>