Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajeng Wilutantri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan psikologis terhadap intensi turnover karyawan. Hasil diagnosis awal permasalahan organisasi melalui wawancara menunjukkan bahwa karyawan Divisi X PT MI merasa kurang mampu menghadapi perubahan internal dan eksternal perusahan sehingga memutuskan keluar dari perusahaan atau menunjukkan performa kerja yang stagnan. Berdasarkan studi literatur dan penelitian terdahulu, intensi turnover dipengaruhi oleh pemberdayaan psikologis yang rendah. Pengukuran dilakukan menggunakan kuesioner intensi turnover dari Mobley sejumlah 10 aitem (α = 0.83) dan kuesioner pemberdayaan psikologis dari Spreitzer sejumlah 12 aitem (α =0.74). Hasil penelitian pada 103 orang karyawan dengan menggunakan regresi linear menunjukkan pemberdayaan psikologis berhubungan secara negatif signifikan terhadap intensi turnover (r =0.19, p <0.05). Hal ini berarti peningkatan pada pemberdayaan psikologis akan menurunkan intensi turnover. Hasil penelitian menjadi dasar untuk perancangan intervensi yang bertujuan menguatkan pemberdayaan psikologis karyawan. Rancangan intervensi berupa workshop Self Empowerment melalui pendekatan Appreciative Inquiry yang diharapkan dapat menurunkan intensi turnover karyawan.

This study aims to determine the influence of psychological empowerment to turnover intention. Initial diagnosis through interviews shows that employees of Division X PT MI felt less competent to face internal and external changes, so they decided to leave the company or showed stagnant work performance. Based on literature and previous studies, turnover intention were influenced by low psychological empowerment. Variables were measured through turnover intention questionnaire from Mobley with 10 items (α = 0.83) and psychological empowerment questionnaire from Spreitzer with 12 items (α = 0.74). The result from 103 employees using linear regression showed psychological empowerment has significant negative correlation to turnover intention (r = -0.19, p < 0,05). This research showed that psychological empowerment increase will decrease turnover intention. Based on this result, researcher determine Self Empowerment Intervention through Appreciative Inquiry approach would be appropriate as an intervention. The intervention program is expected to decrease employee turnover intention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Sita Wibowo
"Tesis ini terfokus pada usaha untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis terhadap kesiapan individu untuk perubahan organisasi. Pemberdayaan psikologis terkait dengan faktor individual dalam menghadapi perubahan organisasi, yaitu penggunaan sistem digitalisasi pada proses kerja sumber daya manusia. Karyawan pada level manajerial mempunyai tanggung jawab dalam implementasi perubahan terkait dengan implementasi dari sistem digitalisasi yang akan digunakan. Berdasarkan penggalian awal, masalah yang muncul merupakan kurangnya motivasi dalam diri karyawan pada level manajerial karena perubahan dianggap sebagai penambahan pekerjaan. Peneliti mengukur korelasi konstruk motivasional pemberdayaan psikologis dan kesiapan untuk berubah. Alat ukur pemberdayaan psikologis yang digunakan mengacu pada Spreitzer (2008) dan alat ukur kesiapan untuk berubah mengacu pada Holt, dkk (2007).
Hasil perhitungan menggunakan Pearson Correlation dari 36 responden menunjukkan bahwa pemberdayaan psikologis berkorelasi positif secara signifikan dengan dimensi change-self efficacy pada kesiapan untuk berubah. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menetapkan program intervensi berupa workshop "Appreciative Inquiry" kepada karyawan di level manajerial. Selanjutnya, peneliti melakukan evaluasi level kedua program workshop dan hasilnya yaitu terdapat peningkatan skor pengetahuan setelah diberikan workshop "Appreciative Inquiry" pada karyawan level manajerial.

This thesis was focused on the efforts to improve psychological empowerment on readiness to change. Psychoogical empowerment is related to individual factor in facing organizational change, which is digitalization system used for human resources" process of work. Manajerial level has responsible as organizational change implementation in which digitalization will use. Based on the initial diagnosis, existing problems can be attributed to low motivation of managerial level, in which organizational change as considered to extra work. Researcher measured the correlation between psychological empowerment as motivational contruct and readiness to change. Psychological empowerment scale for this research was developed by Spreitzer (1995) and readiness to change scale was developed by Holt et. al (2007).
Result calculated using Pearson Correlation of 36 respondents showed that psychological empowerment, significantly positively correlated change self-efficacy dimension of readiness to change. Based on this result, researcher determined that intervention program was to provide an "appreciative inquiry" workshop to managerial level employees. Furthermore, researchers conducted a second level evaluation workshop program and the result that there was an increase in knowledge after the "appreciative inquiry" workshop was given to managerial level employees.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Alfisyahri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perceived organizational support POS dan intensi turnover karyawan. Hasil penelitian terhadap 103 karyawan di Divisi B PT MI menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara POS dan intensi turnover. Koefisien korelasi yang didapatkan sebesar -0,51 dengan nilai signifikansi 0,00 p

This study aims to determine the relationship of perceived organizational support POS and employee turnover intentions. The result of the research on 103 employees in Division B of PT MI shows that there is a significant relationship between POS and turnover intention. The correlation coefficient obtained was 0.51 with a significance value of 0.00 p"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadia Trisia Effendi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi intrinsik dengan intervensi turnover pada karyawan di Divisi X PT ABC serta bentuk intervensi yang sesuai dalam meningkatkan motivasi intrinsik karyawan. Penelitian dilakukan pada 103 orang karyawan. Pengukuran intensi turnover menggunakan kuesioner intensi turnover 2012 dan pengukuran motivasi intrinsik menggunakan subskala interest/enjoymet pada intrinsic motivation inventory 1982 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi intrinsik secara signifikan berkorelasi negatif dengan intensi turnover r = -.51, p < .01 . Berdasarkan hasil tersebut, rancangan intervensi yang sesuai untuk meningkatkan motivasi intrinsik adalah job crafting yang diberikan melalui program workshop. Hasil evaluasi tim SDM mengenai rancangan program intervensi menunjukkan bahwa program intervensi sesuai diterapkan di organisasi.

This study aims to determine relationship of intrinsic motivation and turnover intervention on employees in Division X PT ABC as well as appropriate intervention program to improve employee rsquo s intrinsic motivation. The study was conducted on 103 employees. Measurement of turnover intentions is performed using the turnover intention questionnaire 2012 and intrinsic motivation measurement is performed using interest enjoymet subscale on intrinsic motivation inventory 1982 . The results showed that intrinsic motivation was significantly correlated with turnover intention r .51, p"
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T47658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Aprilia
"Tingkat turnover intention pada karyawan di PT X saat ini masih cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh dari pemberdayaan psikologis dengan tingginya turnover intention karyawan di PT X. Penelitian dilakukan untuk mengukur pengaruh pemberdayaan psikologis terhadap turnover intention dengan menggunakan kuesioner Psychological Empowerment dan kuesioner Turnover Intention. Responden penelitian ini berjumlah 164 orang pada level yang berbeda dimulai dari staff, sampai dengan manager. Seluruh responden bekerja di PT X pada divisi others project.
Hasil uji korelasi antara kedua variabel sebesar r = -0.214, maka terdapat hubungan negatif yang signifikan antara pemberdayaan psikologis dan turnover intention. Selanjutnya dilakukan uji regresi yang menunjukkan bahwa pemberdayaan psikologis terbukti secara signifikan mempengaruhi turnover intention R2 = -0.208, p.

The turnover rate of intentions on employees at PT X is still quite high. This study aims to see whether there is influence of psychological empowerment with turnover intention level of employees in PT X. Research conducted to measure the influence of psychological empowerment to turnover intention by using Psychological Empowerment questionnaire and Turnover Intention questionnaire. The study respondents required 164 people at different levels ranging from staff to managers. All respondents work in PT X on other project divisions.
The test result between the two variables is r 0.214, then there is a significant negative relationship between psychological empowerment and move intention. Subsequent regression test showed that the existence of psychological empowerment significantly affect the intention to move R2 0.208, p.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Fadhila
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang kesiapan untuk berubah pada organisasi pemerintah A. Penelitian ini adalah penelitian terapan kuantitatif non-eksperimental dengan desain penelitian pre-post test design. Variabel dependen yaitu Kesiapan untuk Berubah yang diukur melalui adaptasi skala Readiness for Change (Hanpachern, 1997) variabel independen yaitu Pemberdayaan Psikologis yang diukur dengan adaptasi skala Psychological Empowerment (Spreitzer, 1995) dan Persepsi terhadap Kepemimpinan Atasan diukur menggunakan adaptasi skala Leadership Practices Inventory (Kouzes dan Posner, 2004).
Hasil penelitian menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberdayaan psikologis dan persepsi terhadap kepemimpinan atasan dengan kesiapan untuk berubah (R=0,538 p<0,05) Pemberdayaan psikologis diintervensi melalui pelatihan Appreciative Inquiry for adaptive change. Setelah pelaksanaan intervensi diperoleh hasil terdapat perbedaan antara pre-test dan post-test (t=2,748 p=0,01). Dengan demikian, organisasi A perlu mempersiapkan pegawai untuk berubah dengan melakukan pelatihan Appreciative Inquiry pada seluruh pegawainya.

Abstract
This thesis discusses the readiness for change in a government organization which is conducting the reform process of substantial organizational change. This research is applied research with a quantitative non-experimental design ( pre-post test design). Readiness for Change - the dependent variable is measured by an adaptation from Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997) and Psychological Empowerment measured with Psychological Empowerment scale (Spreitzer, 1995) and Perceptions of Leadership was measured using a Leadership Practices Inventory Scale (Kouzes and Posner, 2004).
The results conclude there is significant influence between psychological empowerment and perceptions of superordinate?s leadership with readiness to change (R=0,538 p<0,05). Psychological empowerment intervened by Appreciative Inquiry for Adaptive Change Training. After implementation of the intervention there is a difference between the results obtained in the pre-test and post-test measurement (t=2,748 p=0,01). Thus, Organization A need to prepare its employees to change by holding an Appreciative Inquiry training to all employees.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31193
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miranty Mandasary Maswar
"Tesis ini berfokus pada pemberian konseling karir pada karyawan sales monitoring di perusahaan yang bergerak di bidang preventive health untuk meningkatkan kepuasan kerja, sehingga dapat menurunkan intention to turnover. Alat ukur diadaptasi alat ukur kepuasan kerja (Spector, 1997) (Alpha Cronbach = 0,974) dan intention to turnover (Mobley, 1978) (Alpha Cronbach = 0,958).
Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara kepuasan kerja dan intention to turnover (r=-0,868 dan signifikansi 0,001). Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya kepuasan kerja pada sales, maka intention to turnover mereka akan semakin rendah. Intervensi konseling karir diberikan kepada karyawan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan menurunkan intention to turnover.
Hasil uji Paired Sampled T-Test sebelum dan sesudah intervensi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor yang signifikan pada skor kepuasan kerja dengan nilai signifikansi 0,017 (p>0,05) dan skor intention to turnover dengan nilai signifikansi 0,038 (p>0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa konseling karir dapat meningkatkan kepuasan kerja dan menurunkan intention to turnover pada karyawan divisi sales monitoring di PT.X. Dengan demikian, perusahaan perlu menerapkan konseling karir secara berkelanjutan.

This thesis focus on providing career counseling to employees in sales monitoring division at company that engaged in the field of preventive health to increase job satisfaction, and decrease the intention to turnover. Tools were adapted from job satisfaction (Spector, 1997) (Cronbach alpha = .974) and intention to turnover (Mobley, 1978) (Cronbach alpha = 0.958).
The results of the Pearson correlation test showed a significant negative relationship between job satisfaction and intention to turnover (r = -0.868 and significance of 0.001). This result indicates that with increasing job satisfaction in sales, then the intention to turnover they will be decreased. Career counseling intervention had given to employees to enhance job satisfaction and to reduce intention to turnover.
The Paired T-Test sampled results before and after the intervention suggests that there are significant differences in scores on job satisfaction scores with a significance value of 0.017 (p> 0.05) and scores intention to turnover with a significance value of 0.038 (p> 0.05). These results indicate that career counseling can improve job satisfaction and lower intention to turnover at employees at X Company Sales Monitoring. Thus, the company need to implement a sustainable career counseling.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30709
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Dwi Rusmayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi keluar karyawan tetap pada head office PT X Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepuasan kerja yang akan diukur dengan Minnoseta Satisfaction Questionaire sedangkan variabel dependen dari penelitian ini yaitu intensi keluar yang akan diukur dengan berdasarkan teori Mobley, Horner, dan Hollingsworth.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sampel dari penelitian ini sebanyak 84 karyawan tetap PT X Indonesia yang telah berkerja minimal satu tahun. Data penelitian ini akan dianalisa menggunakan analisis deksriptif dan analisis inferensial.
Hasil penelitian ini merupakan kepuasan kerja berpengaruh signifikan dan negatif terhadap intensi keluar karyawan. Penelitian ini menyarankan kepada pihak PT X Indonesia untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, karena dengan meningkatkan kepuasan kerja akan mengurangi intensi keluar karyawan di PT X Indonesia.

This research examines the analysis influences of job satisfaction on employee turnover intention at Head Office PT X Indonesia. The independent variable is job satisfaction which is scaled with Minnoseta Satisfaction Questionaire and the dependent variable is turnover intention which is scaled with Mobley, Horner, and Hollingsworth's theory.
The research used quantitative methos with questionnaire as an research instrument. Subject of the research is 84 employees in PT X Indonesia for more than a year. Data gathered from research will be analysed using desriptive analysis and inferential analysis.
Job satisfaction was significantly and negatively related employee turnover intention. This research suggests that management of PT X Indonesia should paid more attention to their employee's satisfaction, because their satisfaction will decreased turnover intention in PT X Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Ariani Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberdayaan psikologis dengan perilaku kerja inovatif pada karyawan divisi Produksi di PT X. Berdasarkan hasil identifikasi masalah organisasi, para karyawan menampilkan pemberdayaan psikologis yang rendah dan dianggap menjadi salah satu faktor yang menghambat munculnya perilaku kerja inovatif. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner pemberdayaan psikologis (Spreitzer, 1995) dan kuesioner perilaku kerja inovatif (Janssen, 2000) yang telah diadaptasi oleh Etikariena & Muluk (2014). Partisipan penelitian berjumlah 144 orang karyawan level staf di divisi Produksi PT X.
Hasil analisis korelasional menunjukkan koefisien korelasi r= .536 (p<0.05) yang berarti pemberdayaan psikologis memiliki hubungan positif yang signifikan dengan perilaku kerja inovatif. Peneliti merancang program pelatihan sebagai intervensi untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis. Dengan meningkatnya pemberdayaan psikologis, maka diharapkan dapat meningkatkan perilaku kerja inovatif.
Uji perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pengetahuan pemberdayaan psikologis, persepsi pemberdayaan psikologis, dan persepsi perilaku kerja inovatif. Dengan demikian, program pelatihan disarankan sebagai intervensi untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis dan perilaku kerja inovatif pada karyawan divisi Produksi PT X.

This study aimed to determine the relationship between psychological empowerment and innovative work behavior in the Production division's employees at PT X. Based on identification of organizational problems, employees indicate lower level of psychological empowerment and it is considered to be the one of the factors that inhibit innovative work behavior. Data collection instrument used was a questionnaire of psychological empowerment (Spreitzer, 1995) and innovative work behavior (Janssen, 2000) which has been adapted by Etikariena & Muluk (2014). There were 144 staff level employees that had participated in the Production division of PT X.
orrelational analysis result showed the correlation coefficient of r = .536 (p<0.05) which means that psychological empowerment has a significant positive relationship with innovative work behavior. Researcher designed a training program as an intervention to improve the psychological empowerment. An improving psychological empowerment is expected to improve innovative work behavior.
The difference between pre-test and post-test result of training showed a significant increase in knowledge of psychological empowerment, perception of psychological empowerment, and perception of innovative work behavior. Hence, the training program is recommended as an intervention to improve the psychological empowerment and innovative work behavior in the Production division employees of PT X.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Prianda Pratama Soedja
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan tetap non-manajerial kantor pusat PT. X Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja yang akan diukur dengan menggunakan Job Descriptive Index JDI, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah turnover intention yang akan diukur dengan menggunakan teori dari Mobley, Horner, dan Hollingsworth. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 179 karyawan tetap non-manajerial PT. X Indonesia yang telah bekerja lebih dari satu tahun. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analis inferensial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh yang signifikan dan bersifat negatif terhadap turnover intention. Penelitian ini memberikan saran kepada PT. X Indonesia untuk menjaga dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan dengan tujuan untuk menurunkan tingkat turnover intention dari karyawan PT. X Indonesia.

This research analyzes the influence of job satisfaction on employee turnover intention at PT. X Indonesias Headquarters. The independent variable for this research is job satisfaction, which is measured using Job Descriptive Index JDI. The dependent variable for this research is turnover intention, which is measured using Mobley, Horners, and Hollingsworths Turnover Intention Theory. This research used quantitative methods and questionnaires is used as instrument to this research. The samples for this research are 179 employees whose already working at the company for at least 1 year. This research uses descriptive and inferencial statistics to analyze its data. This research shows that job satisfaction was significantly and negatively influenced employees turnover intention. This research suggests PT. X Indonesia to maintain and raise their employee rsquo s satisfaction, which will help decreasing employees turnover at PT. X Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>