Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fiqi Giffari
"Adsorbed natural gas ANG adalah teknologi penyimpanan gas bumi yang, berpotensi untuk menjadi teknologi pengangkutan darat dengan skala kecil dan menengah. Oleh karenanya dilakukanlah penelitian ini untuk mengetahui kelayakan teknologi ANG dalam memanfaatkan gas suar bakar yang pada umumnya memiliki volume kecil dan menengah ke sektor pengguna di sekitar sumber gas suar bakar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah simulasi pemodelan proses, simulasi pemodelan keekonomian dan optimalisasi kelayakan proyek dengan variabel yang dioptimalisasi antara lain : harga jual ANG, harga gas suar bakar, dan presentase pembiayaan biaya capital oleh pemerintah. Hasil simulasi proses menghasilkan produk ANG dengan rentang 0,32 ndash; 2,97 mmscfd. Sedangkan hasil simulasi kekeonomian menghasilkan interest rate of return IRR dibawah 10 . Namun dengan optimalisasi kelayakan dapat dihasilkan IRR hingga diatas 20.

Adsorbed natural gas ANG is a natural gas storage technology, which potential to be small and medium natural gas transportation technology. Therefore, this study was undertaken to determine the feasibility of ANG technology in the use of gas flaring which generally has a small and medium volume to consument around the source of gas flaring. The method used in this research is the process simulation modeling, economic simulation modeling and optimization of project feasibility with variables include ANG selling price, fuel flare gas price, and percentage of financing of capital cost by the government. The result of process simulation yield ANG product with range 0,32 2,97 mmscfd. While the economic simulation results generate interest rate of return IRR below 10 . However, by optimizing the feasibility, IRR can generate up to over 20 ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicgorry Nafiscatoha
"Lingkungan kita sedang terancam oleh gas rumah kaca dari proses pembakaran gas. Sekitar 4 MMSCFD dikontribusikan oleh gas suar dari lapangan X. Studi ini akan membahas aspek tekno-ekonomi dari teknologi pemanfaatan gas suar. Dalam tulisan ini, tiga metode gas alam terkompresi, Gas Pipa dan gas ke listrik yang dikombinasikan dengan CNG. Menurut hasil, produksi metode pemanfaatan gas suar metode CNG adalah teknologi yang paling ekonomis dengan memiliki IRR yang lebih besar, laba tahunan sekitar $ 4,23 juta, dan waktu pengembalian 1,62 tahun. Analisis ini menunjukkan ada peningkatan nilai ekonomi gas suar dan peningkatan perlindungan lingkungan.

Our environment is being endangered by greenhouse gases from gas flaring processes. Approximately 4 MMSCFD is contributed by flare gas from X field. This Study would discuss a techno-economic aspect of flare gas utilization technology. In this paper, three methods of compressed natural gas, pipeline gas and gas to wire was combined with CNG. According to the results, the production of the CNG method of flare gas utilization is the most economical technology; with has a greater IRR, an annual profit of about $4,23 million, and a payback period of 1,62 years. Analysis shows there improved economic gas flare value and improvement environmental protection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawan Dicky Widyantoro
"Aktivitas pembakaran gas sisa (Gas flare) pada lapangan Oseil milik PT. CSEL dinilai tidak ekonomis, sementara terdapat perusahaan listrik (PLN) yang membutuhkan energi alternatif sebagai pengganti HSD untuk bahan bakar pembangkit. Thesis ini membahas aspek keteknikan dan keekonomian penggunaan gas sisa sebagai bahan bakar turbin untuk PLN Kabupaten Bula. Investasi yang digunakan, yaitu unit pemurnian gas DEA-MDEA, pipa transmisi, dan turbin gas atau modul bifuel. Unit pemurnian gas diinvestasikan oleh produsen gas (PT.CSEL), sedangkan pipa transmisi dan turbin gas atau modul bifuel diinvestasikan oleh PLN. Sistem pemurnian gas amin DEA15%MDEA 20% efektif menurunkan kandungan H2S dan CO2 gas umpan dari 1,79 % dan 6,95 % mol menjadi 0,96 ppm dan0,01%mol dengan laju alir 44.000 kg/h dan energi 370.800 kJ/h. Pengiriman gas dilakukan dengan menggunakan pipa baja karbon 3in skedul 40 sepanjang 5 km dengan laju alir gas di dalam pipa sebesar 16,885 m/s dan penurunan tekanan 15,59%. Penggunaan turbin gas secara ekonomi lebih menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan modul bifuel. Penggunaan turbin gas menghasilkan NPV positif pada penggunaan harga gas lebih dari 3,5$/MMBTU, namun pada penggunaan modul gas terjadi jika harga gas lebih dari 5$/MMBTU. Berdasarkan pertimbangan aspek keekonomian dari produsen gas dan PLN, harga gas 6$/MMBTU r = 7% dengan penggunaan skenario turbin gas layak secara ekonomi karena periode pengembalian investasi yang singkat, yaitu 0,6 tahun untuk produsen gas IRR 31,90% dan 2 tahun untuk PLN IRR 27,85%. Sehingga PLN dapat menghemat biaya produksi sampai 1.101.571,24 $ pertahun dan produsen gas dapat memperoleh keuntungan bersih sebesar 210.621 $ pertahun.

The gas flaring activity on the Oseil field owned by PT. CSEL considered uneconomical, while there's electricity company (PLN) which require an alternative energy to substitute HSD for generator fuel. Discussions in this thesis are aspect of engineering and economical of gas utilization as fuel of turbines to PLN of Bula District. Investments are used, there are the sweetening unit of gas DEA-MDEA, transmission pipelines, and gas turbine, or bifuel module. Gas sweetening unit invested by the gas producer (PT.CSEL), while the transmission pipeline and a gas turbine or module bifuel invested by PLN. The amine gas purification system DEA 15% MDEA 20% effective in reducing of H2S and CO2 contents, the feed gas are 1.79% and 6.95% reduced to 0.96 ppm and 0.01% mol with a flow rate of 44,000 kg/h and energy of 370 800 kJ/h. Gas is transmitted by using a carbon steel pipe 3 inch with schedule of 40 along the 5 km with a flow rate of gas in the pipes of 16.885 m/s and pressure drop 15.59%. Gas turbines usage is economically more advantageous than modules bifuel usage. Gas turbines usage generate a positive NPV on the use of gas prices over $ 3,5$/MMBTU, nevertheless the NPV of module gas will be positive when the gas prices more than 5 $/MMBTU. Based on consideration of economic aspects of gas producers and PLN, the gas prices $ 6/MMBTU r = 7% with gas turbines scenarios are economically is feasible, because investment return can be achieved in a short time, that is: 0,6 year for gas producers IRR of 31,90% and 2-year for PLN 27,85% IRR. So that PLN could save on production costs up to $ 1.101.571,24 per year and gas producers can earn a net profit of $ 210.621 per year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31890
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Widiastuti
"ABSTRAK
Gas suar bakar merupakan gas yang dihasilkan oleh kegiatan eksplorasi dan produksi atau
pengolahan minyak atau gas bumi yang dibakar karena tidak dapat ditangani oleh fasilitas
produksi atau pengolahan yang tersedia sehingga belum termanfaatkan. Berdasarkan data
pemanfaatan gas bumi tahun 2016 yang dikeluarkan oleh ESDM, jumlah gas suar bakar
di Indonesia masih cukup besar yaitu sebesar 214.3 MMSCFD. Gas to Liquid merupakan
salah satu teknologi yang dapat digunakan dalam pemanfaatan gas suar bakar.
Penggunaan teknologi ini membuat produk hasil pengolahan gas menjadi lebih mudah
untuk didistribusikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan teknis dan
ekonomi pemanfaatan gas suar bakar dari lapangan onshore X dan lapangan offshore Y
dan Z dengan menggunakan teknologi GTL. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah simulasi pemodelan proses dan perhitungan keekonomian. Dengan membuat
rancangan simulasi proses sesuai dengan konversi pada reaktor microchannel pada
pembuatan syngas dan syncrude, dihasilkan produk berupa syncrude, dari Lapangan X
sebesar 714 bbl/day, Lapangan Y menghasilkan 557 bbl/day, sedangkan Lapangan Z
sebesar 614 bbl/day. Pada perhitungan keekonomian, dengan menggunakan asumsi harga
gas suar bakar 0.35 US$/MMBTU dan harga syncrude 57 US$/bbl, didapatkan IRR untuk
Lapangan X sebesar 18.28%, Lapangan Y 13.29% dan Lapangan Z 26.47%

ABSTRACT
Gas flare is a gas produced by exploration activities and production or processing of oil
or natural gas which is burned because it can not be handled by production or processing
facilities that is available so it has not been utilized. Based on data of utilization of natural
gas issued 2016 by ESDM, the amount of flare gas in Indonesia is still quite large that is
equal to 214.3 MMSCFD. Gas to Liquid is one of the technologies that can be used in the
utilization of flare gas. The use of this technology makes the product of gas processing
becomes easier to distribute. This study aims to determine the technical and economic
viability of the use of flare gas from X onshore field and Y offshore field by using GTL
technology. The method used in this research is the simulation of process modeling and
economical calculation. By making process simulation with conversion for microchannel
reactor on syngas and syncrude production, syncrude is produced from X Field with
flowrate 714 bbl/day, whereas from Y Field is 557 bbl/day and Z Field produces 614
bbl/day. Then, the economic calculation obtained IRR result for X field 18.28%, Y Field
13.29% and Z Field 26.47%."
2017
T49615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dumadi Ferianto
"Monetisasi sumur gas X di perusahaan Y yang terletak didaerah Jambi belum dapat dilakukan karena terkendala jumlah cadangan yang minim yaitu hanya sekitar 21 BCF dan kadar impurities yang berada diatas nilai desain fasilitas pengolahan gas eksisting menjadikan sumur gas ini tidak termanfaatkan (stranded gas well). Pemilihan teknologi yang sesuai diperlukan agar gas dari sumur tersebut dapat dimanfaatkan.
Perbandingan keekonomian digunakan untuk memilih kelayakan beberapa opsi teknologi pemanfaatan gas yang mencakup jalur pipa, CNG dan LNG skala kecil melalui perhitungan cash flow NPV dan IRR terhadap tiga lokasi tujuan penjualan.
Dari hasil simulasi dan perhitungan didapatkan opsi LNG skala kecil adalah yang paling baik untuk target konsumen ke pembangkit listrik di Pusaka Riau dan ke kota Palembang. Sedangkan untuk target konsumen ke Jambi opsi terbaik adalah dengan jalur pipa.

Monetization of gas well X in the company Y located in Jambi can not be completed yet because it is constrained with minimum amount of reserves which is only about 21 BCF and levels of impurities which is above the design value of the existing gas processing facilities make this gas wells is not utilized (stranded gas well). Selection of appropriate technology is required to utilized the gas well.
Comparative economics used to select the feasibility of several gas utilization technologies that includes pipelines, CNG and small scale LNG by calculating the cash flow NPV and IRR of the three different sales gas location.
From the simulation results and calculations obtained the small scale LNG option is the best for the target consumers to the power plant in Pusaka Riau and to Palembang. As for the target consumers to Jambi best option is by pipeline.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk meningkatkan utilisasi cadangan gas marjinal di beberapa wilayah
Indonesia (remote area) dibutuhkan usaha memanfaatkan gas tersebut menjadi
produk yang mempunyai nilai tambah tinggi dan layak secara ekonomi. Salah satu
alternatif pemanfaatan gas alam marjinal tersebut adalah dengan mengkonversi gas
alam menjadi bahan bakar sintetik (Gas-to-Liquids/GTL) melalui sintesis Fischer-Tropsch.
Teknologi GTL telah dilaporkan dapat meningkatkan utilisasi gas alam
marjinal menjadi produk BBM yang bermutu tinggi. Teknologi yang dipakai pada
penulisan ini adalah sintesis Fischer-Tropsch pada temperatur rendah (220-25O°C)
dengan menggunakan reaktor tipe multitubular fixed bed yang mampu
memproduksi middle distillale (Kerosene dan Diesel) dengan yield > 85 % wt.
Kapasitas yang digunakan sebesar 50.000 BPD dengan umpan gas alam 500 MMScfD yang
berasal dari lapangan Matindok, Sulawesi Tengah.
Untuk mengetahui kelayakan tekno-ekonomi dari proses GTL ini dilakukan
analisis keuntungan (profitability) dan kepekaan (sensitivity). Dari hasil
perhitungan, untuk kapasitas kilang GTL sebesar 50.000 BPD diperlukan investasi
sebesar US$ 1,25 Billion dengan diperoleh NPV sebesar US$ 694.047.597, IRR 12,61%,
NRR 2,74%, dan PBP 5,81 tahun."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawan Darmawan
"Lebih dari 80% emisi karbon yang dilepaskan oleh fasilitas hulu pemroses minyak dan gas pada unit produksi terapung (FPU) di lepas pantai pada studi kasus ini merupakan produk dari hasil pembakaran turbin gas. Namun biaya penyerapan karbon yang tinggi menjadi hambatan utama bagi industri minyak dan gas untuk merespon kebutuhan penurunan emisi gas rumah kaca dari produk pembakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan integrasi konsep power-to-gas (P2G) pada emisi turbin gas melalui pengintegrasian unit pemanfaatan panas sisa gas buang (WHRU), resirkulasi gas buang (EGR), penyerapan karbon pasca pembakaran (PCC) menggunakan pelarut monoethanolamine (MEA), dan proses metanasi untuk produksi gas alam sintetik atau syngas. Evaluasi proses secara detail dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Aspen HYSYS. Penyerapan karbon pada kandungan MEA 28% menghasilkan efisiensi sebesar  99,65% pada tekanan absorber 2 bar dan suhu gas umpan 55oC dengan konversi menjadi metana 100% oleh reaktor metanasi pada rasio H2/CO2 sebesar 4,1, berdasarkan hasil permodelan atas beberapa kondisi sensitifitas. Jika produk sampingan berupa syngas diperhitungkan dalam analisis, maka biaya penurunan CO2 untuk unit produksi terapung di lepas pantai pada penelitian ini dapat turun secara substantial dari 138,6 USD/ton CO2 tanpa P2G, menjadi 20,6 USD/ton CO2­ dengan integrasi P2G.

More than 80% of the carbon emitted by the offshore oil and gas processing facilities on  a floating production unit (FPU) utilized as a case study in this work is a product of gas turbines combustion. However, the current high cost of CO2 capture is the primary obstacle preventing the oil and gas industry from responding to the increasing need for reducing greenhouse gas emissions from combustion products. This research seeks to determine the viability of incorporating the power-to-gas (P2G) concept on existing gas turbines emissions through the integration of waste heat recovery unit (WHRU), exhaust gas recirculation (EGR), post-combustion carbon capture (PCC) using monoethanolamine (MEA) solvent, and methanation to produce synthetic natural gas or syngas. Aspen HYSYS is used to simulate the evaluation process detailed in this research. The maximum carbon capture efficiency with 28% MEA resulted in 99.65% capture efficiency at 2 bar absorber pressure and 55oC feed temperature with 100% methane conversion produced by a methanation reaktor at an H2/CO2 ratio of 4.1, according to modeling results from a number of sensitivity conditions. When the sales of syngas by-products are accounted for, the cost of avoiding CO2 for the offshore floating production unit represented here lowers substantially from USD 138.6/ton CO2 without P2G to USD 20.6/ton CO2 with P2G. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Guritno
"Naskah seminar ini membahas usulan potensi pemanfaatan Natural Gas Hydrates (NGH) sebagai media alternatif transportasi gas bumi. Indonesia saat ini mengalami penurunan produksi gas dan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memproduksi gas dari lapangan stranded. NGH merupakan media alternatif transportasi gas alam yang cukup menjanjikan, namun belum banyak dikembangkan. Berbagai skenario rantai suplai NGH, mulai dari proses produksi dan transportasi telah diuji melalui analisis tekno-ekonomi untuk mengkaji kelayakan dari sisi teknis dan ekonomi terkait kemungkinan penerapan di Indonesia. Butana dengan laju alir 30 MMSCFD dipilih sebagai refrigeran pada satu train produksi NGH dengan kapasitas 25 MMSCFD gas alam. Empat skenario rantai suplai NGH telah dianalisis dan didapatkan harga jual NGH untuk skenario pengiriman dari Sorong ke Makassar, Surabaya, Jakarta, dan Arun berturut-turut US$ 9.56/MMBTU, US$ 8.93/MMBTU, US$ 9.04/MMBTU, dan US$ 9.95/MMBTU pada skenario IRR 15%. Berdasarkan analisis tekno-ekonomi yang dilakukan, NGH layak menjadi media alternatif dalam transportasi gas alam dan memungkinkan untuk dikembangkan di Indonesia.

The focus of this study is to discusss Natural Gas Hydrates (NGH) utilization potential as alternative medium for natural gas transportation. Indonesia has been facing gas declining problem and one of solution which can be applied is by producing gas from stranded area. NGH is one of promising media for natural gas transportation, but not much developed yet. Various scenarios of NGH supply chain, including production and transportation have been analyzed by applying techno-economic analysis in order to examine its feasibility from technical and economical views concerned with its application in Indonesia. Butane with flow rate of 30 MMSCFD has been chosen as refrigerant at one train of NGH production process with 25 MMSCFD of natural gas capacity. Four NGH supply chain scenarios have been analyzed and NGH sales price has been achieved for delivery scenario from Sorong to Makassar, Surabaya, Jakarta, and Arun respectively with value of US$ 9.56/MMBTU, US$ 8.93/MMBTU, US$ 9.04/MMBTU, dan US$ 9.95/MMBTU at 15% IRR. Based on techno-economical analysis have been performed, NGH may feasible as alternative medium for natural gas transportation and be developed in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Agung Wicaksono
"

Pada industri pemurnian gas alam, umumnya CO2 hasil pemisahan dari gas alam di lepas ke atmosfer. Pelepasan CO2 secara langsung ke atmosfer dapat menimbulkan permasalahan lingkungan salah satunya adalah pemanasan global. Ada beberapa alternatif usaha mitigasi pengurangan emisi CO2 salah satunya adalah dengan pemanfaatan CO2 untuk EOR. Injeksi CO2 ke dalam reservoir minyak dapat meningkatkan kinerja pemulihan minyak dan dapat menyimpan CO2 secara permanen ke dalam tanah untuk mengurangi efek gas rumah kaca. Proses penangkapan CO2, transportasi ke sumur injeksi dikenal dengan teknologi Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS). Penelitian ini membahas tekno-ekonomi dari pemanfaatan CO2 dengan pembangunan fasilitas CCUS pada industri pemurnian gas alam di lapangan X. Emisi yang di lepas sebesar 3,56 Mt CO2e/tahun akan ditangkap dan di transportasikan ke sumur di lapangan Y dengan jarak 44 km. Penelitian ini membandingkan fasa superkritis dan fasa gas pada transportasi pipa CO2 point-to-point. Penelitian ini juga menghitung jumlah emisi yang dapat dikurangi oleh penerapan CCUS. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada jarak 44 km, transportasi pipa CO2 dalam fasa gas lebih ekonomis dibanding fasa superkritis dengan investasi sebesar US$ 252.974.905. Dari analisa kelayakan proyek diperoleh IRR 54% dengan dua tahun masa pengembalian. Penerapan teknologi CCUS di lapangan X juga dapat mengurangi emisi sebesar  3 Mt CO2e/ tahun.

 


 

In the natural gas sweetening industry, CO2 from natural gas separation generally released into the atmosphere. The direct release of CO2 into the atmosphere can cause environmental problems, such as global warming. There are several alternative mitigation efforts to reduce CO2 emissions, one of which is the utilization of CO2 for EOR. Injection of CO2 into oil reservoirs can improve oil recovery performance and can permanently store CO2 into the geological storage to reduce the effects of greenhouse gases. The process of CO2 capture, transportation to injection wells is known as Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) technology. This study discusses the techno-economics of CO2 utilization with the development of CCUS facilities in field X. Emissions released at 3.56 Mt CO2e / year will be captured and transported to wells in the Y field at 44 km distance. This study compares the supercritical phase and gas phase in the CO2 pipeline point-to-point transportation. This study also calculates the amount of emissions that can be reduced by the application of CCUS. The results obtained that at a distance of 44 km, CO2 pipeline transport in the gas phase is more economical than the supercritical phase with an investment of US$ 252,974,905. From the project feasibility analysis give an IRR of 54% with a two year return period. The application of CCUS technology in field X can also reduce emissions by 3 Mt CO2e / year.

 

"
2019
T52921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Agus Farhan
"Pertumbuhan associated gas flaring sebagai efek samping dari perkembangan fasilitas produksi minyak dan gas bumi menimbulkan pemasalahan perubahan iklim global akibat emisi CO2. Pengurangan associated gas flaring harus dilakukan dengan cara memanfaatkanya karena masih memiliki value dengan penerapan teknologi yang tepat. Thesis ini menyajikan analisis tekno-ekonomi pemanfaatan skala kecil terkait pembakaran gas terakumulasi dari platform stasiun terapung. Skema teknologi pemanfaatan yang diusulkan adalah pembangkit listrik, mini LNG, mini GTL dan sumur injeksi ulang gas. Metode analisa teknis menggunakan proses simulasi dan cashflow untuk analisa keekonomiannya.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa skema pertama menghasilkan listrik 13 x 106 kWh/tahun dan skema kedua menyediakan 20 tpd produk LNG, dan skema ketiga menyediakan 80 bpd produk syncrude dan skema terakhir hanya terjadi peningkatan tekanan reservoir sekitar 3 bar. Hasil analisis ekonomi, pembangkit listrik membutuhkan CAPEX terendah dan memberikan IRR tertinggi yaitu 30,12% dengan NPV sebesar 4,2 juta USD. Skema pembangkit listrik ini menjadi teknologi yang paling optimal berdasarkan tekno-ekonomi untuk pemanfaatan pembakaran gas terkait skala kecil di platform stasiun terapung.

The accretion of associated gas flaring as a side effect oil and gas production facilities growth raise climate changes issue in global due to CO2 emissions. Reduction of associated gas flaring should be done because associated gas still have a value by applying the right technology. This paper presents techno-economics analysis of utilization small-scale associated gas flaring of flow station platform. The proposed technology utilization scheme is a power plant, mini LNG, mini GTL and gas re-injection wells. Technical analysis method uses the simulation process and cashflow for economic analysis.
The simulation results show that 1st scheme generates 13 x 106 kWh/year of electricity and 2nd rd scheme provides 80 bpd of syncrude products and the last scheme only generate reservoir pressure enhancement around 3 bar Economic analysis result, Power generation requires lowest CAPEX and provides highest IRR 30.12% with NPV 4.2 million USD. Power generation scheme become the most optimum technology based on techno-economic analysis for the small-scale associated gas flaring utilization in flow station platform.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>