Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122249 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Helfiana
"Tari Tinikling adalah tari bambu yang dibawakan oleh sepasang penari yang berasal dari Filipina Tengah, Kepulauan Visayas, Pulau Leyte. Tari Tinikling unik dalam kostum, gerakan, penari dan alat musik sehingga digemari masyarakat dan menjadi populer di Filipina. Tari Tinikling merupakan perpaduan akulturasi dari kebudayaan lokal yaitu masyarakat Visayan dengan masyarakat Spanyol dan Amerika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui arti dan makna tari Tinikling pada kebudayaan masyarakat Filipina, untuk mengetahui bentuk dinamika tari Tinikling dalam kehidupan masyarakat Filipina dan untuk mengetahui adanya nilai nasionalisme pada tari Tinikling. Tari Tinikling mengalami 4 periode dalam perkembangannya yang tidak menghilangkan sisi estetika dengan bantuan kesiapan penari dalam gerakan menghindari pukulan bambu. Simbol warna dan bambu merujuk pada negara dan hasil alam. Tari Tinikling memiliki fungsi keagamaan, sosial, hiburan, sarana edukasi, pelestarian budaya dan komoditi pariwisata. Tari Tinikling berperan sebagai media komunikasi antara manusia, Tuhan dan alam. Tari Tinikling bisa dianggap sebagai tari nasional kebanggaan masyarakat Filipina karena sampai sekarang masih eksis dan ditarikan pada saat perayaan hari besar seperti hari kemerdekaan dan natal. Masyarakat Filipina menerima perubahan tari Tinikling karena menyatukan hubungan mereka. Nilai yang terkandung dalam tari adalah nilai estetika, nilai religius dan nilai nasionalisme. Lembaga formal dan non formal menerapkan kurikulum di Sekolah dan Universitas tentang seni tari demi keberlangsungan tari Tinikling.Kata kunci:Tari Tinikling, masyarakat Visayan, nilai nasionalisme.

Tinikling dance has unique in costume, movement, dancers and musical instruments so that very popular in the Philippines. Tinikling dance is a blend of acculturation from local culture that is Visayan with Spanish and American. The purpose of this study is to determine the meaning and significance of cultural on Philippines society, to determine the form of dynamic in Tinikling dance on Philippines society and to determine the existence of nationalism value in Tinikling dance. Tinikling dance experienced four periods in its development that does not eliminate the aesthetic side with the help of the readiness of dancers in motion to avoid the puch of bamboo. The symbol of colors and bamboo refers to the country and natural products. The Tinikling dance has the function of religious, social, entertainment, educational, cultural preservation and tourism commodities. Tinikling dance acts as a medium of communication between man, God and nature. Tinikling dance can be considered as the national dance of community pride in the Philippines because until now it still exist and danced during big celebration such as the Independence Day and Christmas. The Philippines society accept changes in Tinikling dance because it unites their relationship. The values contained in the dance is the aesthetic value, the value of religious and nationalism value. Formal and informal institutions implementing the curriculum in schools and universities about the art of dance for the continuation of Tinikling dance.Key words Tinikling dance, Visayan society, nationalism value.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Satrio Sudewo
" ABSTRAK
Skripsi ini membahas kaitan antara nasionalisme masyarakat Australia dengan olahraga cricket di tahun 1877 sampai dengan 1882. Pemilihan judul tersebut dengan alasan bahwa olahraga cricket merupakan olahraga yang populer di Australia dan olahraga cricket menjadi salah satu unsur pembentuk nasionalisme Australia selain melalui jalur sosial dan politik. Olahraga cricket menjadi salah satu sarana masyarakat Australia dalam melawan dominasi Inggris di tengah lemahnya gerakan-gerakan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini adalah kemenangan tim Australian Eleven atas kesebelasan cricket Inggris di bulan Agustus tahun 1882 menunjukkan bahwa dengan kemenangan tersebut masyarakat Australia dapat berdiri sejajar dengan orang-orang Inggris di bidang olahraga terutama dalam olahraga cricket.
ABSTRACT This research discusses the relations between Australian nationalism and cricket in 1877 until 1882. The selection of the title is the reason that cricket is a popular sport in Australia and cricket became one of the elements forming the Australian nationalism aside from social and political movements. Cricket became one of the means of the Australian community in the fight against British dominance amid weak social movements. The method used in this research is the historical method comprising the steps of heuristics, criticism, interpretation and historiography. The results of this study are Australian Eleven victory over representative England cricket team in August 1882 showed that by winning the Australian people could be respected by the British people in the level of sports especially in cricket."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S66204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asyura
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2019
900 HAN 3:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti N. Arinton Pudja
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1991
398.208 9 ARI n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rismawati
"Skripsi ini membahas budaya minum minuman beralkohol dalam kehidupan sosial masyarakat Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami budaya minum minuman beralkohol dari segi sosial kehidupan masyarakat Korea. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil dari penelitian ini adalah budaya minum minuman beralkohol di Korea adalah sesuatu yang tidak bisa dihilangkan dari kehidupan sosial masyarakat karena budaya ini adalah budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu dan memiliki peran penting dalam kehidupan social masyarakat Korea.

The focus of this study is drinking culture in the social life of Korean society. The purpose of this study is to know and understand drinking culture in the social life of Korean society in more detail. This research is qualitative descriptive interpretive. To support this research, the researcher collected a variety of written data sources relevant to the theme of this thesis, ranging from books to articles in the internet.
The results of this study is drinking culture in Korea is something that can not be remove from the social life because this culture is a culture that already exists since ancient times and has an important role in the social life of Korean society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S456
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan peranan Islam sebagai landasan ideal kebudayaan masyarakat Tanah datar (Minangkabau - Sumatera Barat) dan implementasinya dalam kehidupan seni pertunjukan musik. Untuk menemukan kejelasan yang dimaksud dilakukan kajian berdasarkan pendekatan kualitatif dengan mengutamakan data atau bahan di lapangan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mufidah Li Silmi
"Menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia tidak sebanding dengan tingkat kesadaran masyarakat Korea Selatan yang masih rendah dalam budaya donasi. Munculnya ketidakpercayaan terhadap organisasi amal menjadi salah satu hambatannya. Sementara Korea Selatan merupakan negara yang sangat kental dengan ajaran Konfusianisme yang telah menjadikan masyarakatnya memiliki jiwa altruistik. Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk menjelaskan fenomena budaya donasi di dalam masyarakat Korea. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif analisis. Teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan ini berdasarkan pengumpulan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan rendahnya tingkat partisipasi masyarakat Korea dalam berdonasi bukan karena budaya donasi belum mengakar di Korea, melainkan masyarakat Korea telah mempunyai cara tersendiri dalam melakukan donasi.

Being one of the fastest growing economies countries in the world is not comparable to the level of Korean society awareness that has been low on donation culture. Lack faith in charitable organization is one of the obstacles. Meanwhile, South Korea is a country that is very thick with Confucian thought that make Koreans have altruistic soul. The purpose of this journal is to explain the cultural phenomenon of donating in Korean society. This journal applies descriptive analysis method by collecting secondary data. The result of this research shows the low level of Korean society participation in donating not because donation culture is has not taken root in Korea, but Korean society has its own way of making donation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dyah Agustina
"ABSTRAK
Nasionalisme banal merupakan konsep di mana media melakukan ritual mengingatkan kedudukan negara dalam masyarakat untuk mengukuhkan nasionalisme melalui hal banal atau dangkal. Film olahraga merupakan salah satu sarana mengukuhkan nasionalisme. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan bagaimana pandangan kritikus film mengenai nasionalisme banal yang tampak di dalam film olahraga Indonesia setelah reformasi. Dalam melihat penggambaran nasionalisme banal dalam film olahraga, hal yang perlu diperhatikan adalah penokohan, alur cerita, dan penggunaan identitas negara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitiatif deskriptif dengan paradigma konstruktivis. Data dikumpulkan melalui wawancara kritikus dan data sekunder mengenai film olahraga setelah reformasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bagaimana film olahraga pasca reformasi ditampilkan untuk mengukuhkan nasionalisme pada tataran banal. Pengukuhan nasionalisme ini dilihat semakin banal hingga mengarah pada komodifikasi.

ABSTRACT
Banal nationalism is a concept in which the media perform a ritual reminder of the state in society to strengthen nationalism. Sports film is one of many ways to strengthen nationalism. The purpose of this study was to describe how the views of film critics about banal nationalism which appeared in Indonesia post-reform sports films. In looking at the depiction of banal nationalism in sports film, the thing to note is the characterization, plot, and the use of state identity. This study used a descriptive approach qualitative constructivist paradigm. Data were collected through interviews and secondary data critics about the films. The results of this study show how the post-reform sports films shown to strengthen banal nationalism. Banal nationalism is seen to lead to commodification."
2016
S62937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfa Duta Amadeo
"Masifnya perubahan lingkungan strategis terutama yang dilatarbelakangi oleh kemajuan teknologi informasi memunculkan permasalahan terkait keamanan nasional, khususnya pada kalangan generasi muda. Penelitian ini mengadopsi Teori Nilai Schwartz (2002), Teori Nasionalisme Kusumawardhani (2004) dan Hafnidar (2021), serta teori dari Stephan (2009) tentang Ancaman antar Kelompok dan Jacob (2010) tentang Model Lima Besar Keamanan Nasional. Berdasarkan teori tersebut penulis menyusun angket nilai personal (ANP), angket sikap nasionalisme (ASN), dan angket persepsi keamanan nasional (APKN) untuk mengetahui saling hubungan antar variabel. Penelitian ini bertujuan menguji tingkat persepsi keamanan nasional dari generasi muda, menguji pengaruh nilai-nilai personal dan sikap terhadap nasionalisme generasi muda secara bersama-sama pada persepsi keamanan nasional, menguji pengaruh nilai-nilai personal generasi muda pada persepsi keamanan nasional, menguji pengaruh sikap nasionalisme generasi muda pada persepsi keamanan nasional, dan menguji pengaruh nilai-nilai personal pada sikap terhadap nasionalisme generasi muda. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Menggunakan sampel 291 orang yang dipilih secara acak dari 316 generasi muda berumur 16-30 tahun dari semua kalangan. Hasil penelitian ini adalah tingkat persepsi keamanan generasi muda berada dalam taraf sedang, Nilai-nilai personal dan Sikap Nasionalisme generasi muda secara bersama-sama berpengaruh positif pada Persepsi Keamanan Nasional, Nilai-nilai Personal generasi muda berpengaruh positif pada Persepsi Keamanan Nasional, Sikap Nasionalisme generasi muda berpengaruh positif pada Persepsi Keamanan Nasional, serta Nilai-nilai Personal generasi muda berpengaruh positif pada Sikap Nasionalisme generasi muda.

The massive changes in the strategic environment, especially for those which driven by development of information technology, raises problems related to national security, especially among the young generation. This theory adopted from Schwartz's Theory of Values ​​(2002), Kusumawardhani's Theory of Nationalism (2004) and Hafnidar (2021), as well as the theory of Stephan (2009) concerning Intergroup Threats and Jacob (2010) concerning the Big Five Model of National Security. Based on this theory, the writer compiles a questionnaire about personal values (ANP), questionnaire about nationalism behaviour (ASN), and a questionnaire about national security perceptions (APKN) to find out the relations between variables. This study aims to examine the level of perceptions of national security from the young generation, examine the influence of personal values and attitudes towards nationalism of the young generation together on perceptions of national security, examine the influence of personal values ​​of the younger generation on perceptions of national security, examine the influence of nationalism behaviour towards young generation on perceptions of national security, and examine the influence of personal values ​​on behaviour towards nationalism of the young generation. The method used of this study is quantitative using multiple linear regression analysis method which samples taken from 291 people that is randomly selected from 316 young people which aged is between 16-30 years from all social backgrounds. The results of this study are supposed to knowing the level of security perceptions of the young generation now is at the stage of medium level, the personal values ​​and behaviours of nationalism of the young generation have positive effect on the perception of national security, the personal values ​​of the young generation have a positive effect on the perception of national security, and the behaviour of nationalism of the young generation have positive effect on the perception of national security, and the personal values ​​of the young generation have positive effect on the behaviour of nationalism of the young generation."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>