Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148349 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suryo Prasetyo
"ABSTRAK
Sebelum reformasi di tahun 1998 proses suksesi kepemimpinan nasional di Indonesia tidak pernah melewati proses yang normal yaitu Pemilihan Umum. Presiden Soekamo dan Presiden Soeharto diturunkan di tengah masa pemerintahannya oleh tekanan krisis ekonomi dan gelombang demonstrasi penolakan administrasi mereka. Hak konstitusional warga negara tidak memperoleh tempat semestinya pada masa sebelum tahun 1998.
Setelah reformasi bergulir enam tahun lalu, Indonesia telah mengalami empat kali pergantian administrasi pemerintahan. Dimulai dari BJ. Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati, dan terakhir Susilo Bambang Yudhoyono. Pada era reformasi ini sudah berhasil diselenggarakan dua Pemilu yang relatih jauh lebih bebas daripada pemilu-pemilu sebelumnya.
Banyaknya partai politik peserta pemilu-tahun 1999 terdaftar 48 partai, 2004 terdaftar 24 partai dan kandidat presiden, tiga kandidat di tahun 1999 dan lima kandidat tahun 2004. Merupakan atmosfer yang sangat baik bagi berkembangnya pemasaran politik di tanah air.
Begitu banyak partai politik yang menawarkan produknya pada konsumen, lantas bagaimana konsumen mengolah semua tawaran tersebut dalam benak mereka? Kemampuan otak untuk memproses stimuli yang ditangkap panca indera terbatas, maka konsumen akan memberi perhatian pada stimuli-stimuli tertentu. Konsumen akan mencari atau memproses stimuli yang dianggap relevan dengan proses pemenuhan kebutuhan mereka.
Dalam proses pemenuhan kebutuhan tersebut, stimuli-stimuli yang diproses oleh konsumen berbeda-beda tergantung pada latar belakang, pengalaman dan keyakinan konsumen. Untuk itu pemasar politik perlu mengetahui stimuli-stimuli yang mendapat perhatian oleh kelompok-kelompok konsumen yang ada, guna memenangkan sejumlah suara tertentu.
Bauran pemasaran yang di program oleh pemasar perlu disesuaikan dengan segmen yang hendak dicapai agar stimuli-stimuli yang dikirimkan tepat sasaran dan mendapat perhatian konsumen. Pada pemasaran kandidat presiden stimuli-stimuli tersebut tersimpan dalam atribut-atribut kandidat. Untuk mengetahui atribut-atribut yang menarik perhatian konsumen tersebut maka penelitian ini dilaksanakan.
Penelitian ini menggunakan analisis data sekunder dan data primer. Analisis data sekunder dilakukan untuk mengetahui tingkat antusiasme pemilih dalam memberikart hak suara mereka, kepercayaan mereka pada penyelenggaraan pemilu. Data primer dikumpulkan dengan metode riset eksploratori Focus Group Discussion, tujuannya untuk:
1. Mengetahui atribut apa yang melekat pada diri kandidat yang dianggap penting bagi kelompok remaja.
2. Apakah media yang digunakan untuk mencapai pemilih pemula remaja?
3. Apakah yang menjadi faktor pertimbangan pemilih pemula remaja saat mengevaluasi altematif produk yang tersedia?
Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut-atribut yang menjadi perhatian dan pertimbangan konsumen pemilih pemula remaja adalah terfokus pada sosok personal kandidat dan individu-individu pendukungnya. Dan sosok yang dibutuhkan oleh konsumen
kelompok pemilih pemula remaja adalah sebagai berikut:
a. Moralitas seorang kandidat, dalam arti tidak terkait isu-isu berkaitan dengan korupsi, kolusi, nepotisme serta HAM dengan penekanan pada kejujuran.
b. Latar belakang agama dan keimanan yang dilegitimasi oleh ulama.
c. Integritas dan karisma seorang kandidat, faktor-faktor yang menjadi pertimbangan adalah kemampuan mempengaruhi khalayak dan bisa menjadi teladan.
d. Intelektualitas dan wawasan yang luas, dengan faktor yang menjadi pertimbangan adalah latar belakang pendidikan kandidat minimal lulusan strata 1 dari perguruan tinggi yang dapat diidentifikasi dan kemampuan mengetahui isu-isu ekonomi dan hukum.
e. Kandidat presiden adalah seorang pria beragama Islam dan berasal dari suku Jawa, dengan kata lain harus berasal dari suku dan agama mayoritas.
f. Memiliki empati dan simpati pada masyarakat banyak dengan faktor yang menjadi pertimbangan adalah sensivitas pada isu-isu kontemporer yang berkembang di masyarakat.
g. Prioritas program berantas KKN dan perbaikan ekonomi, isu HAM, otonomi daerah dan lainnya (diluar pemberantasan KKN dan ekonomi) tidak dipertimbangkan.
h. Kandidat presiden dan wakil presiden harus membawa suasana pembaharuan, baik individu baru maupun budaya kerja yang baru.
Kesimpulannya bauran pemasaran politik yang digunakan saat pemilu menekankan
penciptaan citra tokoh seperti diatas pada saat memasarkan kandidat presiden ke pemilih
pemula remaja, tampaknya dapat memenangkan hati mereka.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Suryati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi strategi komunikasi promosi yang dilakukan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam mencapai target penggunanya. Peneliti menggunakan bauran pemasaran dari Kotler yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik serta strategi komunikasi efektif dari Kotler Keller serta Belch Belch yang terdiri dari delapan unsur yaitu menentukan target audiens, menentukan tujuan komunikasi , merancang pesan promosi, menentukan saluran komunikasi, menentukan anggaran biaya, menentukan bauran promosi, mengukur hasil promosi, dan mengelola serta mengkoordinasikan komunikasi pemasaran terpadu. Penelitian menggunakan studi evaluatif dengan desain studi kasus single level analysis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga sudah memenuhi tujuh unsur strategi komunikasi efektif walaupun pelaksanaannya belum optimal. Satu unsur yang belum terpenuhi yaitu pengukuran hasil promosi.

The study objective is to evaluate the promotion communication strategy in the Center for Scientific Documentation and Information Indonesian Institute of Sciences in achieving its target users. Researchers use Kotler 39 s marketing mix on services which is consist of product, price, place, promotion, people, process, physical evidence and effective communication strategy from Kotler Keller and Belch Belch which is consisting of eight elements identifying the target audience, determining communication objective, designing the messages, selecting communication channels, Budgeting, deciding promotional mix, measuring results, and managing and coordinating integrated marketing communications. The study used an evaluative study with a single case analysis case study. Data collection by in depth interview, observation and document study. The results showed that the institute has met the seven elements of effective communication strategy although the implementation is not optimal. One element that has not been fulfilled is the measurement of promotional results.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T47624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Susianingsih
"ABSTRAK
Era globalisasi menuntut rumah sakit untuk melakukan pelayanan prima.
Pelayanan prima terlaksana jika lingkungan rumah sakit tersebut mempunyai
budaya kerja tinggi. Setiap pimpinan rumah sakit bertanggung jawab dan
memainkan peranan penting dalam menciptakan lingkungan kerja dengan budaya
kerja tinggi. Pimpinan rumah sakit di lingkungan YBRS-GKP berakhir pada
bulan Maret 2009. Proses pencarian kandidat pimpinan rumah sakit dengan
metode rekrutmen dan seleksi, menghasilkan beberapa kandidat pimpinan rumah,
tetapi metoda untuk pengambilan keputusan kandidat terpilih belum ada,
sehingga analisis pengambilan keputusan pimpinan rumah sakit dilingkungan
YBRS-GKP menarik untuk diteliti. Tujuan penelitian untuk mengetahui metode
dan hasil dari rekrutmen, seleksi serta pengambilan keputusan kandidat pimpinan
rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian operational research dengan
metode deskriptif analitik dan observasi-partisipatif. Penelitian ini menghasilkan
metode rekrutmen pimpinan rumah sakit melalui proses prospecting theory of
recruitment dan matching theory recruitmet. Dari sumber rekrutmen internal
dan ekternal dihasilkan 21 dan 2 kandidat. Dari saluran rekrutmen job offer dan
job posting dihasilkan 10 dan 13 kandidat. Metode seleksi melalui sistem
compensatoy-approach dan sistem succesive hurdle. Pengambilan keputusan
mempertimbangkan hasil seleksi berdasarkan ranking penilaian presentasi
manajer, asessor. Hasil assesment center dipakai jika sesuai dengan kebutuhan.
Wawancara sebagai bagian dari proses seleksi hanya dilakukan terhadap calon
kandidat terpilih. Test kesehatan tidak dilaksanakan. Dasar pengambilan
keputusan yang ada dalam penelitian ini adalah : rasional, intuisi, pengalaman,
wewenang, fakta dan model pengambilan keputusan yang ada adalah formalisasi.
Pada penilaian presentasi teknik pengambilan keputusan yang dipakai adalah
nominal group technique. Teknik ini menghasilkan nilai kandidat terbaik tanpa
menimbulkan konflik, tetapi teknik ini tidak dilakukan pada proses pengambilan
keputusan akhir. sehingga pada pengambilan keputusan akhir timbul konflik
dalam pengambilan keputusan karena adanya perbedaan pendapat. Hasil
penelitian menyarankan sebaiknya dalam keadaan konflik maka tehnik
pengambilan keputusan yang dipakai sebaiknya menggunakan Metoda Delphi.
Seluruh hasil seleksi disarankan untuk diarsipkan sebagai bahan pertimbangan
evaluasi penilaian kinerja.

ABSTRACT
At this globalization era, a hospital should give their services excellently. An excellent
service will be made as the hospital having a high working ethos. The hospital leader, in
this case, is the one who take the responsibility and play an important role in managing
and maintaining the working environment with its high working ethos. The leadership of
the hospital at the YBRS-GKP is ended in March 2009 and a new leader supposes to be
recruited. The candidate selection processes is using a recruit and select method, and has
producing several candidates. However, there is still no method on making final decision
for choosing the best hospital leader, a situation that interesting to analyze. Therefore,
this study has a purpose in exploring the method on recruitment, selection, and decision
making on choosing the candidate for the hospital leader of YBRS-GKP. The study is an
operational research using a descriptive and participation-observational approach. The
study produces a recruitment method through a process of prospecting theory of
recruitment and matching theory recruitment. From the internal and external sources
there are 21 and 2 candidates. From the channel of job offering and job posting, there are
10 and 13 candidates. The selection is using the compensatory-approach system and the
successive hurdle system. Decision is made by considering the result of the selection
based on the rank of presentation judgment from the managers and from assessors. The
result from the assessment center is used if it reaches the criteria needed. An interview
as a part of the selection process will be carried out toward candidate chosen, and there
is no health examination to the candidates. The decision is made though, in this study,
based on rationality, intuition, experience, authority, facts and decision making model of
formalize. The judgment of presentation of decision making technique is using the
nominal group technique. This technique is yielding the best candidate score without
any conflict when it comes to decision. But, this technique is not proceeding in the
process of final decision. Therefore, conflicts are emerging as there are some different
opinions at the final decision. The study suggest that in order to prevent the conflict at
the process, a decision technique would be better to use Delphi method, and all selection
process is should be recorded as a consideration substance to evaluate the working
performance."
Universitas Indonesia, 2009
T41348
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Hamid S. Attamimi
"Banyak peristiwa penting yang menentukan perjalanan hidup rakyat, bangsa, dan negara Republik Indonesia ditetapkan dalam bentuk keputusan yang diambil oleh Presiden. Hal-hal yang menentukan dalam perjalanan kehidupan kenegaraan bangsa Indonesia dituangkan antara lain dalam kebijaksanaan pengaturan yang menggunakan bentuk Keputusan Presiden atau yang semacam dengan itu namun dengan nama lain. Hal itu bukan hanya terjadi dalam kurun waktu pertama masa berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 (1945-1949) melainkan juga dalam bagian pertama dari kurun waktu kedua berlakunya (atau berlakunya kembali) Undang-Undang Dasar 1945 (1959-1965) dan dalam bagian kedua kurun waktu tersebut (1966-sekarang). Untuk sekedar memberikan contoh, beberapa di antaranya dapat disampaikan sebagai di bawah ini.
Pada 3 Oktober 1945 Presiden Republik Indonesia menetapkan tentang tertentunya uang yang dianggap sah sebagai alat pembayaran dalam peredaran yang berlaku di Pulau Jawa. Penetapan tersebut dituangkan dalam Maklumat Pemerintah Nomor 1/10. Meskipun Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 rnenegaskan, bahwa "Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang" dan meskipun Maklumat Pemerintah itu sendiri mengemukakan dalam Pasal 2, bahwa macam dan mata uang yang dianggap sah di luar Jawa akan ditetapkan dengan Undang-undang lain namun Maklumat Pemerintah tersebut bermaksud memberikan 'penetapan' sebagai kepastian tentang macam dan harga dari mata uang yang masih dianggap berlaku dalam peredaran di Pulau Jawa. bagi daerah di luar Pulau Jawa kepastian semacam itu masih belum diberikan."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
D1135
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosliyanti
"

Efikasi diri keputusan karier sangat dibutuhkan oleh remaja dalam rangka membuat keputusan karier. Namun demikian, perubahan yang terjadi ditengah perkembangan informasi dan teknologi dapat membuat remaja yang memiliki kecenderungan thinking style tipe II kesulitan untuk beradaptasi dan fleksibel sehingga menyebabkan mereka ragu dalam pembuatan keputusan karier. Oleh sebab itu, remaja diharapkan dapat menggunakan planned happenstance skills untuk membantu mereka dalam proses eksplorasi diri dan kemudian dapat memiliki efikasi diri yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh thinking style tipe II terhadap efikasi diri keputusan karier melalui mediasi planned happenstance skills pada remaja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang melibatkan 720 orang partisipan dari tiga sekolah unggulan di Jakarta. Data penelitian didapatkan dengan menggunakan tiga  skala: Career Decision Self-Efficacy-Short Form (CDSE-SF), Thinking Style Inventory – Revised II (TSI-RII), dan Planned Happenstance Career Inventory (PHCI) yang telah diadaptasi oleh peneliti ke dalam bahasa Indonesia. Data penelitian dianalisis menggunakan macro PROCESS. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa thinking style tipe II dapat berpengaruh secara langsung terhadap efikasi diri keputusan karier maupun tidak langsung melalui planned happenstance skills. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan jika siswa memiliki planned happenstance skills yang baik, maka keterampilan tersebut dapat membantu siswa yang cenderung memiliki thinking style tipe II untuk dapat memiliki efikasi diri yang baik.

 


Career decision self-efficacy is needed by teenagers in making career decision. However, the changes that happens in the midst of globalization can make teenagers who have type II thinking style face some difficulties in making career decision. Therefore, adolescents who have type II thinking style are expected to be able to use planned happenstance skills which can help them in the process of self exploration and help them to improve their career decision self-efficacy. This study aimed to examine the influence of type II thinking style on career decision self-efficacy through mediation of planned happenstance skills in adolescence. This is quantitative study by using of 720 students from three excellent schools in Jakarta. The data were collected by using three scales: Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form, Thinking Style Inventory – Revised II, and Planned Happenstance Career Inventory, that have been adapted to Indonesian version by the researcher. Researcher were used macro PROCESS to analyzed the data. The result showed that type II thinking style can affect career decision self- efficacy directly, also indirectly. Based on the result of this study, researcher concluded when adolescents have good planned happenstance skills, these skill can help adolescence who have type II thinking style have a good career decision self-efficacy.

"
2019
T53249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Paramita
"Proses pengambilan keputusan merupakan tindakan yang biasa dilakukan dalam kehidupan seharl-hari. Pengambllan keputusan adalah tingkah laku memlllh antara leblh darl satu alternatif untuk mendapatkan solusi masalah tertentu (Cornel dalam Trisayektl, 1993). Variabel yang mempengaruhl pengambllan keputusan adalah utility dan subjective probability. Dalam hidup ini terdapat pengambllan keputusan yang leblh penting darl yang lain karena dampaknya yang langsung nyata ataupun pengaruhnya yang slgnlfikan dimasa yang akan datang (Harris, 1996). Salah satunya adalah keputusan untuk menggunakan narkoba (Rice, 1996).
Jumlah Individu pengguna narkoba di Indonesia semakin meningkat. Bahkan penlngkatannya mencapal sepuluh kail llpat dalam tiga tahun (Trevalga S., 2000). Penyalahgunaan narkoba dapat mengaklbatkan ketergantungan secara fislk dan psikologis (Davison & Neale, 1999; Rice, 1996). Menurut Sarafino (1994) leblh banyak individu yang menggunakan alkohol dan zat adiktif pertama kali pada usia remaja dibandlngkan pada tahap lain darl kehidupan. Darl penelitlan Sari, dkk (2000), diketahul bahwa sebaglan besar pengguna narkoba di Jakarta menggunakan narkoba pada tahap remaja akhIr (15-24 tahun). Sedangkan dibandlngkan remaja awal, remaja akhir leblh kompeten dalam pengambllan keputusan (Rice, 1996). JadI seharusnya remaja akhIr sudah leblh mampu membuat keputusan dengan leblh balk. Penelitlan Ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran awal tentang faktor-faktor yang berpengaruh bagi remaja akhIr dalam proses pengambllan keputusan untuk menggunakan narkoba dan memberikan gambaran mengenal proses pengambllan keputusan tersebut.
Jenis penelitlan yang dilakukan adalah penelitlan deskriptif dengan tujuan untuk memahami dan menjelaskan proses individu mengolah InformasI yang ada sehingga mencapal keputusan tertentu (Hart & Koele, 1997). Pendekatan yang dipillh dalam penelitlan Ini adalah pendekatan kualitatif, agar gambaran mengenal proses pengambllan keputusan individu yang bersifat unik dan dinamis dapat dipahami leblh tepat, sesual dengan makna yang diberlkan Individu. Subyek dalam penelitlan ini berjumlah empat orang, yang dipllih berdasarkan karakterlstik berikut: remaja yang berusia 15 sampal 24 tahun, pertama kali menggunakan narkoba pada rentang usia 15 sampal 24 tahun dan sedang atau sudah menjalani program rehabllltasl.
Penelitian ini dilakukan pada remaja akhir yang sedang mengikuti program rehabilitasi di RSKO Jakarta. Untuk pengumpulan data dipilih metode wawancara mendalam yang bersifat informal atau s&mi structurod dengan menggunakan pedoman wawancara umum. Selain itu, digunakan pula observasi sebagai metode penunjang. Analisa dilakukan dalam dua tahap. Pertama analisa terhadap masingmasing kasus untuk mengetahui pengalaman, permasalahan dan dinamlka yang terjadi pada tiap subyek. Kemudlan dilakukan analisa antar kasus, dimana peneliti membandingkan, menangkap persamaan dan perbedaan, menyimpulkan ha-hal umum dan memberi perhatian pada hal-hal khusus yang ditemukan diantara subyek penelitian. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh suatu pola dalam proses pengambilan keputusan untuk menggunakan narkoba.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa masalah-masalah yang dialami oleh remaja akhir adalah kebutuhan untuk diterima, dikenal dan mendapatkan status dalam lingkungan sosialnya. Dalam proses pengambilan keputusan, remaja akhir selalu dipengaruhi oleh utility emosional sehingga mereka memberikan atribut positif terhadap narkoba. Remaja akhir juga sangat yakin akan kemungkinan keberhasilan mereka mencapai tujuan (subjective probability) jika menggunakan narkoba. Kedua variabel tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan remaja akhir untuk menggunakan narkoba.
Temuan lain dalam penelitian ini adalah beberapa faktor pepyebab remaja memilih untuk memakai narkoba, beberapa faktor penyebab perubahan evaluasi terhadap narkoba, hubungan antara penggunaan obat dan perilaku tawuran, penyebab timbulnya kesadaran untuk berhenti menggunakan narkoba dan pengaruh lingkungan pada penggunaan narkoba. Beberapa saran praktis yang didapat dari penelitian adalah pemberian informasi mengenai narkoba dengan lengkap dan nyata sehingga remaja memiliki informasi yang cukup tentang narkoba, diadakan pelatihan pengambilan keputusan untuk remaja melalui sekolah atau perkumpulan remaja agar remaja dapat mengambil keputusan dengan lebih kompeten dan memperbesar kontrol guru agar penggunaan narkoba di sekolah dapat berkurang atau bahkan hilang."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S2990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri
"Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat eksploratif, yang bertujuan untuk menggali informasi awal mengenai proses pengambilan keputusan dalam kondisi menyimpang di bagian produksi. Penelitian ini juga mencoba mengidentifikasi kemungkinan hubungan antara karakteristik individu pengambil keputusan dan kondisi kerja dengan proses pengambilan keputusan.
Studi tentang pengambilan keputusan umumnya didasarkan pada pendekatan ekonomi yang memfokuskan pada bagaimana sebuah keputusan sebaiknya dibuat untuk memperoleh hasil yang optimum. Namun, dalam realitas, hal itu sulit tercapai karena proses pengambilan keputusan tidak berada dalam ruang vakum. Para ahli teori naturalistic decision making (NDM) menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh pada proses pengambilan keputusan. Keterbatasan kognitif manusia dalam mengolah banyak informasi juga menyebabkan terjadinya berbagai kesalahan pengambilan keputusan. Perhatian terhadap kemampuan kognitif manusia menjadi semakin penting karena meningkatnya teknologi otomatis yang lebih menuntut penggunaan proses berpikir daripada tenaga fisik. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi tentang proses pengambilan keputusan dalam lingkungan industri dengan teknologi otomatis.
Penelitian ini menggunakan pendekatan human factors untuk mengetahui bagaimana peralatan dan lingkungan kerja berhubungan dengan proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini, manusia dilihat sebagai komponen aktif yang berinteraksi dengan sistem untuk mengisi fungsi sistem tersebut. Karena pengambilan keputusan merupakan aspek kognitif, penelitian ini juga menggunakan kerangka analisa cognitive system engineering. Dengan demikian, proses pengambilan keputusan dianalisis sebagai komponen aktivitas yang dihubungkan dengan pelaku dan komponen sistem.
Penelitian ini berfokus pada proses pengambilan keputusan dalam keadaan menyimpang yang dipersepsikan oleh supervisor di bagian produksi sebuah industri polyester di Tangerang. Industri ini dipilih karena merupakan industri yang telah mapan dan menggunakan teknologi canggih continuous polymerization. Sebagai studi kasus, penelitian ini menggunakan sampel dari seluruh supervisor di bagian produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan retrospektif self reports, di mana pekerja menuliskan sendiri pengalaman mereka dalam mengambil keputusan pada keadaan menyimpang.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 10.0 terhadap 64 kuesioner yang dikembalikan. Statistik non parametrik dipilih untuk menganalisis data karena penelitian ini merupakan studi kasus yang tidak bertujuan untuk menguji hipotesa. Analisa kasus proses pengambilan keputusan secara khusus dilakukan terhadap sebagian kecil responden.
Penelitian ini menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan pada keadaan menyimpang di bagian produksi sesuai dengan karakteristik NDM sebagai proses pengambilan keputusan dalam situasi alamiah yang kompleks, dengan tekanan waktu dan menuntut kerjasama tim. Diketahui juga adanya dinamika proses pengambilan keputusan berdasarkan tingkat penyimpangan. Pekerja cenderung menggunakan penyederhanaan proses berpikir dalam mengolah informasi dan menentukan tahapan yang akan dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Studi kasus ini menunjukkan adanya kecenderungan hubungan antara karakteristik individu dan kondisi kerja dengan tahapan pengambilan keputusan.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah mengembangkan instrumen penelitian dengan membuat pengukuran terhadap berbagai aspek pengambilan keputusan yang telah dijabarkan melalui penelitian ini. Metode pengumpulan data juga dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai keterbatasan yang ada pada metode retrospective self reports.
Saran praktis untuk perusahaan adalah memperbaiki tempat kerja, mengurangi beban perseptual dan beban mental karyawan. Perusahaan disarankan untuk memperbaiki dan menyempurnakan berbagai aspek pada domain kerja yang dapat mendukung kemudahan proses pengambilan keputusan pada keadaan menyimpang. Contohnya, memperbaiki sinyal atau peralatan lain yang mengindikasikan penyimpangan. Selain itu, tanda dan grafik yang memberikan informasi dan data penting harus dalam kondisi baik, mudah dibaca, dan didengar. Termasuk juga mengurangi tingkat kebisingan yang mengganggu komunikasi dalam keadaan darurat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Dwi Suprapti
"ABSTRAK
Dalam hidup, manusia dihadapkan pada berbagai masalah dan tuntutan
yang sifatnya sederhana sampai dengan yang kompleks. Untuk memecahkan
masalah dan tuntutan hidup tersebut, seseorang memiliki berbagai pilihan.
Pilihan-pilihan dalam hidup yang diambil oleh seseorang berbeda-beda. Hal itu
erat kaitannya dengan keunikan individu, seperti: kepribadian, persepsi, proses
pengolahan informasi atau aspek kognitif.
Penelitian ini membahas tentang salah satu proses pengambilan
keputusan dalam hal pribadi yang penting, yaitu pengambilan keputusan dalam
memilih karir. Secara umum, wanita dipandang sebagai pekerja, baik di dalam
maupun di luar rumahnya. Pekerjaan atau karir memungkinkan wanita untuk
melakukan aktivitasnya di luar rumah, memberinya ketersediaan peran yang
jelas, dan imbalan atas jasanya dalam berinteraksi dengan orang lain.
Keunikan proses pengambilan keputusan merupakan salah satu bahasan
yang ingin diketahui lebih lanjut dalam penelitian ini, khususnya tentang
pengambilan keputusan karir pada wanita dewasa muda yang ingin menjadi
jurnalis di media cetak. Menurut Janis & Mann (1977), terdapat lima tahap dalam
proses pengambilan keputusan yaitu: menilai masalah, melihat alternatifalternatif
(mencari informasi), mempertimbangkan alternatif, menetapkan pilihan,
dan menilai ulang keputusan.
Dalam penelitian ini digunakan dua pendekatan, yaitu kualitatif dan
kuantitatif, untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai proses,
faktor-faktor yang mempengaruhi, dan gaya yang dilakukan seseorang dalam
pengambilan keputusan karir. Pendekatan kualitatif dipilih sebagai pendekatan
yang dominan dalam penelitian ini karena sesuai dengan permasalahan umum
penelitian, yang ingin melihat gambaran proses, faktor-faktor yang
mempengaruhi, dan gaya seseorang dalam pengambilan keputusan karir untuk
menjadi jurnalis melalui wawancara terstruktur. Sedangkan, pendekatan
kuantitatif dipakai untuk melengkapi hasil yang diperoleh dari pendekatan
kualitatif pada jumlah sampel yang lebih besar atau umum. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa tidak semua
subyek dalam penelitian ini mengalami tahap-tahap pengambilan keputusan
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Janis & Mann (1997) dan Crozier
(2001) dalam memilih untuk berkarir sebagai jurnalis (reporter) di media cetak.
Faktor-faktor yang memberikan pengaruh bagi subyek dalam memutuskan untuk
berkarir sebagai jurnalis tidak terlepas dari faktor yang berasal dari dalam diri
individu (internal), seperti preferensi, emosi, dan keyakinan yang dimiliki. Faktor
yang berasal dari luar diri subyek juga memberikan pengaruh, namun tidak
dominan. Subyek pada umumnya memiliki lebih dari satu macam gaya dalam
melakukan pengambilan keputusan karir sebagai jurnalis, dimana hal tersebut
sangat berkaitan dengan perbedaan individual, situasi, dan masalah yang
dialami."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Rakhmawati
"Program KB dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. program ini terutama untuk ibu grande mutipara. Pengambilan keputusan kontrasepsi ibu grande multipara dipengaruhi beberapa faktor: Akses pelayanan, pengetahuan, peran pasangan, bias gender, agama dan kepercayaan, sosial kultural.
Tujuan penelitian mengeksplore faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan Kontap ibu grande multipara. Desain penelitian cross sectional untuk menganalisa faktor-faktor yang melatar belakangi ibu grande multipara menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai. Sampel penelitian 58 responden.
Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara faktor: bias gender, pengetahuan, peran pasangan, akses pelayanan, sosial kultural dengan pengambilan keputusan penggunaan Kontap. Faktor agama dan kepercayaan hasil penelitian ini tidak ada hubungan signifikan dengan pengambilan keputusan penggunaan Kontap. Faktor dominannya adalah pengetahuan dan bias gender, pengaruhnya 14,6%.
Rekomendasi perlunya meningkatkan pengetahuan kontrasepsi ibu grande multipara dan bias gender dalam pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi.

Family planning programs can control the rate of population growth. This program specially for grande multiparous. Contraception decision making for grande multiparous influenced by several factors: accsess service, knowledge, role of partner, refraction gender, religion and belief, social culture.
The purpose of Research to explore the factors that influenced decision of Grande multiparous who use tubectomy technic. Research design : The crosssectional is used to analyze the background factors grande multiparous that determinane the compatible contraceptive choice. The sample of research is 58 respondents.
Result : there is a significant relationship between factors : accsess service, knowledge, role of partner, refraction gender, social culture and decisioan making tubectomy. the religion and belief factors in the results of this research there is no significant relationship with decision- making for Tubectomy. The dominat factors is knowledge and refraction gender influence 14,6%.
Recommendation : Improving contraceptive knowledge grande multiparous and refraction gender in decisioan making contraseptive use.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>