Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148575 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joice Erha Juliet Bakara
"ABSTRAK
Karya akhir ini menggambarkan pengaruh ekonomi makro, return pasar dan lHPB yang mempengaruhi return saham perdagangan, yang dapat berguna bagi pihak yang ingin mengetahui informasi mengenai saham perdagangan yang ada di BEJ, oleh sebab itu dalam penelitian ini menggunakan data variabel makro, return pasar yang di wakili oleh IHSG dan IHPB yang mewakili karakteristik dari perdagangan.
Variabel ekonomi makro yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi perubahan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah, tingkat SBI untuk satu bulan, Jumlah Uang Beredar (M2) dan perubahan tingkat inflasi, sedangkan variabel pasar di wakili oleh IHSG dan variabel lainnya yang di ikutkan adalah IHPB. Penelitian ini menggunakan 15 saham perdagangan, yaitu AKRA, EPMT, HEXA, INTA, INTO, LTLS, MORN, TGKA, TURI, UNTR, SOPC, TIRA, WICO, KONI, TMPI.
Penelitian ini menggunakan regresi melalui empat tahapan. Pertama, regresi untuk melihat pengaruh pasar, yang di wakili oleh IHSG, Kedua regresi untuk melihat . pengaruh IHSG dengan variabel ekonomi makro. Ketiga, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan IHPB. Keempat, regresi untk melihat pengaruh bersama- sama variabel ekonomi makro, IHSG dan IHPB.
Berdasarkan basil penelitian di peroleh bahwa variabel independent di atas mempunyai pengaruh beragam terhadap kinerja saham perdagangan, tidak semua variabel independent mempunyai pengaruh terhadap return saham perdagangan, sebagian tidak berpengaruh terhadap return saham perdagangan, di mana variabel tersebut yang bervariasi, ada yang berpengaruh negative dan ada juga yang berpengaruh positif.
Akhirnya untuk lebih akuratnya penelitian ini penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lanjutan yang membedah lebih detail mengenai saham perdagangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bia Hedy Puspita
"ABSTRAK
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 lalu ditandai dengan runtuhnya sektor perbankan nasional telah meningkatkan ketidakpastian bagi keberlangsungan ekonomi Indonesia di jangka panjang. Dari sisi moneter, ketidakpastian ini terkait dengan beban utang luar negeri dan domestik serta lambannya proses restrukturisasi kredit yang telah mengakibatkan proses pemulihan ekonomi menjadi sangat sulit dan lambat.
Dengan adanya krisis tersebut, industri perbankan Indonesia menghadapi masalah kedit macet yang mengakibatkan permodalan bank menjadi negatif. Hal ini mengharuskan Pemerintah melakukan rekapitalisasi perbankan agar bank-bank tersebut dapat mengoperasikan usahanya kembali. Selama krisis terjadi, pertumbuhan kredit sangat kecil sehingga perkembangan sektor riil juga sangat tidak berkembang. Tidak mengalirnya kredit ke sektor riil dikarenakan perbankan masih melakukan konsolidasi. Perbankan lebih banyak menginvestasikan dananya kepada SBI dan obligasi rekap yang dikeluarkan Pemerintah untuk merekapitalisasi perbankan. Dengan demikian pertumbuhan perusahaan tidak lagi dipengaruhi oleh kredit yang diberikan perbankan, melainkan lebih banyak dipengaruhi oleh variabel tingkat bunga SBI, nilai kurs rupiah terhadap dollar, perubahan junlah uang beredar dan sebagainya. Dengan demikian, permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:
1. Pengaruh pasar riil dalam hal ini IHSG terhadap kinerja saham perbankan
2. Pengaruh makro ekonomi (KURS, SBI, DM2) riil terhadap kinerja saham perbankan
3. Pengaruh karakteristik industri dalam hal kredit perbankan riil terhadap kinerja saham perbankan
4. Pengaruh pasar, makro ekonomi dan karakteristik industri terhadap kinerja saham perbankan (dalam nilai riil)
Pemodelan yang dipergunakan adalah model regresi linear berganda dengan menggunakan software komputer E-Views 4. Dari model tersebut selanjutnya dilakukan pengembangan dengan menyertakan faktor nilai masa lalu (autoregressive) dan kesalahan nilai masa lalu (moving average) saham. Pengembangan model ini adalah untuk menemukan suatu model yang memiliki kemampuan menjelaskan dan memprediksi secara memuaskan.
Obyek yang menjadi populasi dalam penelitan ini adalah saham-saham perbankan yang tercatat di BEJ dan sampel penelitiannya adalah saham-saham perbankan yang telah listing minimal dua tahun. Dengan demikian, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah ANKP, BABP, BBCA, BBIA, BCIC, BBNI, BBNP, BDMN, BEKS, BKSW, BNGA, BNII, BNLI, BSWD, BVIC, INPC, LPBN, MAYA, MEGA, NISP, PNBN.
Return pasar memiliki pengaruh yang berbeda terhadap masing-masing return saham. Secara umum, return pasar tidak berpengaruh secara signi:fikan. Penambahan variabel makro tidak mendukung sepenuhnya pemyataan bahwa variabel makro sangat mempengaruhi tingkat return saham perbankan. Hal ini didukung hasil penelitian bahwa dari ketiga variabel makro yaitu KURS, SBI dan DM2, hanya KURS yang berpengaruh signifikan terhadap return saham perbankan. Pengaruh KURS juga tidak terjadi pada semua saham, hanya empat dari 21 saham perbankan. Dengan demikian dapat disimpulkan kebijakan moneter pemerintah tidak cukup berpengaruh terhadap tingkat return saham perbankan. Penambahan variabel karakteristik industri yaitu KREDIT sebagai variable spesifik industri perbankan juga tidak signifikan mempengaruhi tingkat return saham perbankan."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Hans Tanova
"ABSTRAK
Krisis yang melanda industri tekstil dan alas kaki tampaknya masih terus berlanjut. Tantangan untuk merestrukturisasi hutang, restrukturisasi alat dan mesin serta kuota ekspor memaksa pemerintah bekerja keras membenahi sektor ini. Sehubungan dengan hal tersebut, saham-saham sektor ini turut merasakan imbasnya dan tidak lagi menarik minat investor.
Penelitian ini mencoba melihat bagaimana pengaruh variable return pasar, ekonomi makro, serta karakteristik industri terhadap kinerja saham industri tekstil dan alas kaki di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Return pasar diwakili oleh IHSG, sedangkan variabel ekonomi makro yang dimaksud meliputi perubahan nilai tukar dollar AS terhadap Rupiah, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk satu bulan, jumlah uang beredar (M2) dan tingkat inflasi. Sementara variabel karakteristik industri diwakili oleh jumlah ekspor dan impor sektoral, dimana seluruhnya menggunakan data bulanan.
Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda melalui empat tahapan. Pertama, regresi untuk melihat pengaruh pasar (IHSG) secara spesifik. Kedua, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dan variabel ekonomi makro. Ketiga, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dan karakteristik industri secara sektoral, dan regresi k eempat bertujuan untuk melihat pengaruh variabel pasar (IHSG), ekonomi makro, dan karakteristik industri secara bersama-sama. Adapun alat bantu yang digunakan untuk pengolahan data adalah program software Eviews versi 3 .1.
Tehnik penarikan sampel menjaring 17 saham yang terdiri dari 14 saham industri tekstil yaitu ARGO, ERTX, ESTI, HDTX, INDR, KARW, MYRX, POLY, RDTX, RICY, SRSN, SSTM, TEJA, TFCO serta 3 saham industri Alas Kaki yaitu BATA, BIMA dan GDWU yang listing di BEJ. Hal ini dilakukan mengingat adanya keterbatasan data yang memenuhi periode pengamatan dari Juli 1998 sampai dengan Desember 2003.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang beragam terhadap kinerja saham industri tekstil dan alas kaki. Sebagian variabel independen memiliki pengaruh baik positif maupun negatif, tetapi sebagian lainnya tidak signifikan mempengaruhi return saham industri tekstil dan alas kaki."
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Sylvia
"ABSTRAK
Dalam kondisi perekonomian Indonesia yang tengah dilanda krisis, terdapat saham-saham yang mampu bertahan dan hampir tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi politik, yang oleh para analis dan investor di pasar modal dikategorikan sebagai defensive stocks. Saham-saham ini biasanya berasal dari emiten yang bergerak di bidang komoditi utama atau yang setiap saat dibutuhkan oleh konsumen dan memiliki pasar yang luas. Beberapa saham yang termasuk dalam kategori tersebut adalah saham perusahaan sektor industri consumer goods, terutama dari sektor industri makanan-minuman dan rokok.
Dari perbedaan yang tetjadi itu maka dilakukan penelitian guna mengetahui ada atau tidaknya pengaruh faktor-faktor ekonomi makro dan karakteristik terhadap kinetja saham saham perusahaan sektor industri consumer goods. Dan seberapa signifikan pengaruh faktor-faktor ekonomi makro seperti IHSG, SBI, Inflasi, Uang beredar dan nilai tukar dan karakteristik seperti nilai ekspor dan impor terhadap kinetja saham saham perusahaan sektor industri consumer goods.
Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda melalui empat tahapan. Pertama regresi terhdap pengaruh pasar (IHSG), kedua regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan variabel ekonomi makro. Ketiga, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan karakteristik nilai ekspor dan impor industri makanan, rnnuman dan rokok. Dan Keempat regresi untuk melihat pengaruh bersama sama variable ekonomi makro, pasar (IHSG) dan tingkat kesehatan bank.
Teknik penarikan sampel silakukan pada 16 saham industri makanan dan minuman yaitu Ades Alfindo Tbk (ADES), Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), Aqua Golden Missisipi bk (AQUA), Cahaya Kalbar Tbk (CEKA), Davomas Abadi Tbk (DA VO), Delta Djakarta Tbk (DL T A), Indo food Sukses Makmur Tbk (INDF), Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), Mayora Indah Tbk (MYOR), Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN), Sari Husada Tbk (SHDA), Sekar LautTbk (SKLT), SMART Tbk (SMAR), Siantar Top Tbk (STTP), Suba Indah Tbk (SUBA), Tunas Barn Lampung Tbk (TBLA), dan Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ). Serta 4 saham industri rokok yaitu BAT Indonesia Tbk (BATI), Gudang Garam Tbk (GGRM), H.M.Sampoema Tbk (HMSP), Bentoel lndonesia Inv,Tbk (RMBA).
Hasil pengolahan data menunjukan tingkat pengembalian pasar yang signifikan mempengaruhi tingkat pengembalian saham industri makanan, minuman dan rokok. V ariabel makro tidak signifikan mempengaruhi tingkat pengembalian saham. Oleh karenanya, kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham industri makanan, minuman dan rokok. Sedangkan karakteristik nilai ekspor dan impor tidak signifikan mempengaruhi tingkat pengambalian saham. Hal ini menunjukan saham industri makanan, minuman dan rokok memang stabil dalam setiap kondisi dan keadaan."
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Fransiska
"ABSTRAK
Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan harapan pada waktunya nanti, pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari basil investasi tersebut. Dalam berinvestasi di pasar modal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah adanya kemungkinan menderita kerugian disamping mendapatkan keuntungan. Keuntungan dan kerugian akan dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisa keadaan harga saham dan kemungkinan naik turunnya harga di bursa. Harga suatu saham perusahaan yang berfluktuasi sangat penting untuk diamati, khususnya bagi para investor yang berniat untuk menanamkan sahamnya ataupun yang telah memiliki saham suatu perusahaan.
Penelitian ini mencoba untuk membahas kinerja saham perusahaan pada industry restoran, hote4 pariwisata, printing, advertising, dan media, terutama tentang tingkat pengembalian saham perusahaan tersebut. Penelitian juga akan melihat pengaruh variable makro dan pengaruh hubungan variabel mikro (karakteristik industri) terhadap tingkat pengembalian saham perusahaan-perusahaan yang berada di industri restoran, hotel, pariwisata, printing, advertising, dan media.
Variabel-variabel ekonomi makro yang diduga berpengaruh terhadap return saham adalah nilai tukar rupiah atas dollar Amerika, jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia yang terjadi selama beberapa tahun, yang telah disesuaikan dengan tingkat inflasi. Selain variabel ekonomi makro, penelitian juga mencoba melihat variabel pasar yang dalam hal ini direpresentasikan oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau pasar terhadap kinerja saham Restoran, Hotel, Pariwisata, Printing, Advertising, dan Media. Kemudian pada masing- asing industri akan coba dilihat mengenai variabel-variabel karakteristik masing-masing industri terhadap kinerja saham di masing-masing industri.
Untuk industri restoran, hotel dan pariwisata, variabel yang diperhatikan adalah jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke wilayah Indonesia. Kemudian untuk industri printing dan advertising digunakan data pendapatan dari basil iklan industri printing dan advertising. Untuk industri media data yang digunakan adalah besamya rating dari setiap stasiun TV. Dengan adanya variabel-variabel tersebut nantinya akan dilihat korelasi atau hubungan antara variabel-variabel yang disebutkan diatas dengan return saham perusahaan pada masing-masing industri.
Kinerja saham industri restoran, hotel, pariwisata, printing, advertising dan media yang dimaksud adalah kinerja saham-saham sektor industri tersebut yang tercatat di BEJ sesuai dengan periode pengamatan yaitu dalam periode 2000-2004. Perusahaan-perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah ANTA, BAYU, JSPT, MAMI, PANR PLIN, PNSE, PTSP, SHID, FAST, ABBA, FORU, IDKM, JTPE, SCMA, dan TMPO. Pengolahan data hingga menghasilkan data final yang siap dianalisa dilakukan dengan bantuan Eviews 4.
Kinerja saham industri restoran, Hotel, Pariwisata, Printing, Advertising dan Media di Bursa Efek Jakarta berdasarkan basil penelitian menunjukkan bahwa kinerja saham perusahaan pada industri ini beraneka ragam. Penambahan faktor makroekonomi dan parameter spesifik industri di tiap model juga memberikan tingkat pengembalian saham yang berbeda. Antara variabel dengan tingkat pengembalian saham berhubungan secara positif maupun negatif. Ada yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham dan ada yang tidak berpengaruh secara signifikan."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Ardiansyah
"Bursa Efek Jakarta hampir setiap harinya, sejak awal tahun 2005 mencatatkan rekor indeks harga tertinggi baru. Hal ini merupakan salah satu pertanda semakin baiknya kondisi perekonomian Indonesia pasca krisis tahun 1998. Instrumen investasi saham merupakan instrumen yang diminati oleh investor karena memiliki return yang lebih besar dibandingkan instrumen pendapatan tetap. Return yang tinggi dituntut oleh investor sebagai kompensasi terhadap tingginya resiko berinvesatsi di pasar ekuitas ini.
Saham farmasi adalah salah satu sektor saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek Jakarta. Saham farmasi ada yang dikelompokan ke dalam saham lapis kedua atau saham dengan resiko lebih besar dibandingkan dengan saham blue chip. Fenomena yang terjadi dalam pergerakan saham ini menarik untuk diamati. Terlebih lagi jika dihubungkan dengan variable makro ekonomi Indonesia.
Karya Akhir ini memiliki tujuan utama mengetahui pengaruh perubahan variable ekonomi makro Oumlah uang beredar, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, inflasi, dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia), return portfolio pasar dan parameter spesifik industri farmasi (lndeks Harga Konsumen Obat) terhadap return saham farmasi. Dalam literatur disebutkan bahwa harga saham dipengaruhi oleh variabel endogen yang berasal dari internal perusahaan dan variabel eksogen yang berasal dari kondisi ekonomi makro.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dengan periode observasi sepanjang tahun Januari 2000 hingga Juni 2005 menggunakan metode analisis regresi berganda. Variabel bebas dalam regresi ini adalah variabel makro, return pasar dan indeks harga obat sedangkan return saham industri farmasi berlaku sebagai variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Menurut literatur, sebelum dilakukan penyusunan model, data harus memenuhi beberapa asumsi dan tidak memiliki masalah tertentu. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam suatu model regresi berganda. Asumsi yang harus dipenuhi atau masalah data yang harus diatasi meliputi normalitas, stasioneritas, autokorelasi, mulitkolinieritas dan identitas.
Analisis regresi berganda dilakukan dengan melalui empat tahap yaitu: (1) regresi return pasar terhadap tingkat pengembaliasQ saham (2) regresi variabel makro dan return pasar terhadap tingkat pengembaalian saham (3) regresi indeks harga obat dan pengembalian pasar terhadap return saham dan (4) regresi variabel makro, return pasar, dan indeks harga obat terhadap return saham.
Hasil analisis menunjukan bahwa sebagian variabel bebas (perubahan uang beredar, Indeks Harga Konsumen Obat) yang diujikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham industri farmasi. Variabel bebas perubahan nilai tukar dan Suku Bunga SBI hanya mempengaruhi sebagian kecil perusahaan. Return pasar memiliki pengaruh dan memiliki hubungan positif terhadap return saham farmasi dengan tingkat pengaruh yang berbeda-beda untuk setiap perusahaan."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Indah Permatasari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel ekonomi makro,return pasar dan Export Import terhadap kinerja return saham farmasi,kosmetik dan peralatan rumah tangga di bursa efek Jakarta.Variabel ekonomi makro yang digunakan meliputi perubahan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah ,tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia (SBI) untuk satu bulan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat inflasi. Sedangkan variabel pasar diwakili oleh IHSG BEJ. Sementara Export dan Import sebagai variabel yang mewakili industry.
Analisa mengggunakan model regresi berganda yang dilakukan melalui empat tahapan,yaitu pertama regresi untuk melihat pengaruh pasar ,kedua regresi untuk melihat pengaruh pasar dengan variabel ekonomi makro. Ketiga regresi untuk melihat pengaruh pasar, dan Export Import saham farmasi, peralatan rumah tangga, dan kosmetik,dan keempat regresi untuk melihat pengaruh bersama-sama variabel ekonomi makro,pasar dan Export Import.
Tehnik pengambilan sample ini dilakukan dengan menggunakan 15 saham Farmasi, Kosmetik, dan Peralatan Rumah Tangga. Kelima belas saham itu adalah Dankos Laboratiries (DNKS), Bristolmyers Squibb Indonesia (SQBI), Bayer Indonesia (BYSP), Darya Laboratoria (DVLA), Bayer Indonesia (BYSB), Scering Plough Indonesia (SCPI), Tempo Scan Pasific (TSPC), Merck (MERK), Kalbe Farma (KLBF), Kedawung Setia Industrial (KOSI), Kedaung Indah Can (KICI), Langgeng Makmur Plasic 1 (LMPI), Mandom Indonesia (TCID), Unilever Indonesia (UNVR), Mustika Ratu (MRA T). Berdasarkan basil pengolahan data yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang beragam terhadap kinerja saham Farmasi,Kosmetik, dan Peralatan Rumah Tangga. Dimana sebagian ada yang membawa pengaruh positif, ada pula yang negatif."
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Hidayat
"Saham sektor perbankan ketika sebelum krisis cukup menarik minat investor sebagai instrumen investasi. Tapi kondisi kemudian berbalik arah ketika krisis moneter mendera ekonomi Indonesia. Keadaan ini berpengaruh terhadap peta perbankan nasional dan juga berpengaruh langsung terhadap penurunan performance perbankan. Hal ini mengakibatkan saham perbankan juga kena imbasnya, dan anjlok hingga titik terendah.
Upaya pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi dan menyehatkan iklim dunia perbankan diharapkan bisa mengembalikan pamor perbankan yang selama krisis praktis hilang. Untuk itulah penelitian ini melihat bagaimana pengaruh variabel ekonomi makro, return pasar dan tingkat kesehatan perbankan terhadap kinerja atau return saham perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Variabel ekonomi makro tadi meliputi perubahan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah, tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk satu bulan, jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat inflasi. Sedangkan variabel pasar diwakili oleh MSG BEJ. Sementara variabel tingkat kesehatan bank meliputi nilai total aset, nilai total modal sendiri, nilai laba bersih dan likuiditas yang dalam hal ini diukur dengan perbandingan antara kredit yang dikucurkan (loan) dengan dana pihak ke tiga (deposito) atau Loan to Deposit Ratio (LDR).
Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda yang dilakukan melalui empat tahapan. Pertama, regresi terhadap untuk melihat pengaruh pasar (IHSG). Kedua, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan variabel ekonomi makro. Ketiga, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan tingkat kesehatan perbankan, dan keempat regresi untuk melihat pengaruh bersama-sarna variabel ekonomimakro, pasar (IHSG) dan tingkat kesehatan bank.
Tehnik penarikan sample menjaring ada 12 bank publik yang akan dianalisis. 12 bank itu adalah PT Bank Panin Tbk (PNBN), PT Bank Lippo Tbk (LPBN), PT Bank NISP Tbk (NISP), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Global International Tbk (BGIN), PT Bank CIC Tbk (BCIC), PT Bank BNI Tbk (BBNI), PT Bank BE Tbk (BNII), PT Bank Bali Tbk (BNLI), PT Bank Interpac Tbk (INPC), PT Bank Pikko Tbk (BNPK) dan PT Bank Niaga Tbk (BNGA).
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut diatas mempunyai pengaruh yang beragam terhadap kinerja saham perbankan. Sebagian variabel independen mempunyai pengaruh, tapi sebagian yang lain tidak berpengaruh terhadap return saham perbankan. Pengaruhnyapun - jika ada - bervariasi, ada yang negatif dan ada yang positif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Sumiati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat pengembalian pasar atau market return dan faktor makro ekonomi (tingkat inflasi, tingkat suku bunga bank Indonesia, kurs Rp terhadap US$, harga emas dan jumlah uang yang beredar) terhadap return saham individu maupun terhadap return portfolio sektor industri barang konsumsi,
Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda dengan menggunakan tujuh variabel; return saham, return portfolio sebagai variabel dependen serta enam variabel lainnya, yaitu market return dan beberapa variable makro ekonomi (tingkat inflasi, tingkat suku bunga bank Indonesia, kurs Rp/US$, harga emas dan jumlah uang yang beredar) sebagai variabel independent
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh saharn yang termasuk dalam sektor industri barang konsumsi sebanyak 35 saham yang listing dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 dengan menggunakan data bulanan.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 35 return saham sektor industri barang konsurnsi diperoleh bahwa market return adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap return saham individu. Ini dibuktikan dengan pengaruh positif dan signifikan pada tingkat signifikansi 5% adalah sebanyak 13 saham, yaitu CEKA, DAVO, DLTA, INDF, MYOR, SKLT, GGRM, HMSP, MRAT, UNVR, KDSI, KICI dan LMPI
Sementara terhadap saham AISA dan KLBF pengaruhnya negatif. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan terhadap return portfolio saham sektor industri barang konsumsi sangat dipengaruhi secara signifikan oleh market return.
Sementara itu, variabel tingkat inflasi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap return saham SQBB dan DNKS, begitu juga dengan variabel kurs Rp/US$ berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham AISA dan KLBF, sedangkan terhadap return saham UNVR pengaruhnya positif Harga emas berpengaruh terhadap return saham ADES, KICI dan LMPI secara negatif dan signifikan, tetapi terhadap return saharn STTP positif Jumlah uang beredar berpengaruh negatif terhadap return saharn INDF secara signifikan. Namun, secara keseluruhan beberapa variabel makro ekonomi tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return portfolio saham sektor industri barang konsumsi.

This research aim to know how influence of market return and macro economics factor (inflation rate, Indonesia bank rate, rate of Rp to US$, price of gold and of money supply) to individual stock return and also to consumer goods industrial portfolio return.
Model to be used in this research is regression tinier model by using seven variable; stock return, portfolio return as dependent variable and also six other variable, that is market return and macro economics variable (inflation rate, Indonesia bank rate, rate of Rp/US$, price of gold and money supply) as independent variable.
In this research which become sample is stocks which included in consumer goods industrial sector counted sixty five stocks which is listing of year 1999 to 2003 by using monthly data.
From result of research can be taken conclusion; From sixty five stocks of consumer goods industrial obtained that market return is most having an effect on individual stock return. This proved with positive influence and significant at a = 5% is thirteen stock, that is CEKA, DAVO, DLTA, 1NDF, MYOR, SKLT, GGRM, HMSP, MRAT, UNVR, KDSI, KICI and LMPI. But, AISA and KLBF its negative influence. So also with Result of research to consumer goods industrial portfolio return very influenced significant by market return.
While, inflation variable have an effect negative with significant to stock return of SQBB and DNKS, Variable Indonesia bank Rate only having an effect on UNVR stock return positive, while to stock return of AISA and KLBF its negative influence. Price of gold have an effect to stock return of ADES, KICI and LMPI negative and significant, but to stock return of STTP positive. Money supply have an effect on negative to stock return INDF by significant. But, macro economics variable do not have an effect significant to consumer goods industrial portfolio return.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Santi Noviastuti
"Perumusan masalah dalam penulisan tesis ini adalah apakah variabel-variabel makro ekonomi (variabel independent) yaitu perubahan tingkat inflasi, tingkat bunga rill, dan nilai tukar RpIUSS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return IHSG ( Indeks Harga Sahara Gabungan ) dan return tujuh portofolio saham sector industri ( variabel dependen) di BET (Bursa Efek Jakarta ) pada periode Juli 1997 s.d. Desember 2003 baik secara partial maupun bersama-lama.
Untuk menganalisis permasalahan dan menguji hipotesa penelitian digunakan model multi factor melalui pendekatan Arbitrage Pricing Theory (APT) sebagaimana yang digunakan Roll dan Ross (1986) dengan memakai model regresi multi variate.
Dari basil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perubahan tingkat inflasi, tingkat bunga riil, dan nilai tukar RpIUSS mempengaruhi return IHSG dan tujuh portofolio saham sector industri. Kesimpulan secara garis besar adalah sebagai berikut : perubahan tingkat inflasi, tingkat bunga riil, dan nilai tukar RpIUSS mempengaruhi secara negative dan signifikan pada beberapa time lag terhadap return IHSG, Return Portofolio II ( aneka industri), Return Portofolio IV ( property, real estat, dan konstruksi), Return Portofolio V ( infrastruktur, utility, dan transportasi), dan Return Portofolio VII ( perdagangan, jasa, dan investasi). Sedangkan Return Portofolio I ( Industri Dasar dan Kimia), Return Portofolio III ( Industri Barang Konsumsi), dan Return Portofolio VI ( Keuangan) hanya dipengaruhi secara negative dan signifikan pada beberapa time lag oleh perubahan tingkat bunga rid dan nilai tukar RpIUS$. Namun Return Portofolio I, Return Portofolio III, dan Return Portofolio VI dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh perubahan tingkat inflasi. Oleh karena itu Return Portofolio I, Return Portofolio III, dan Return Portofolio VI mempunyai korelasi positif dengan perubahan tingkat inflasi karena pada saat inflasi naik maka Return Portofolio I, Return Portofolio III, dan Return Portofolio VI juga naik.

Problem formulation of thesis is what macroeconomic variables ( exchanges of inflation rate , real interest rate, and RpIUS$ rate) are have significant influence toward Jakarta Stock Exchange Index (JSX Index) return and seven stock portfolios of industry sector return at Jakarta Stock Exchange (JSX) during July 1997 until December 2003 either partial or together.
The research uses multi factors model based on Arbitrage Pricing Theory Approach with multivariate regression model as used by Roll and Ross (1986),
Based on the analysis and investigation, we get some conclusions. First, the changes of inflation rate, real interest rate, and RpIUS$ exchange rate influence JSX index return and seven portfolio industry sector return in different directions depend on time Iag and each dependent variable. More specific, the changes of inflation rate, real interest rate, and Rp1US$ exchange rate have negative direction and significant influence in some time lag toward JSX index , Return of Portfolio II ( aneka industri), Return of Portfolio IV ( property, real estat, dan konstruksi), Return of Portfolio V ( infrastruktur, utility, transportasi), Return of Portfolio VII ( perdagangan, jasa, dan investasi). Return of Portfolio I ( industri dasar dan kimia), Return of Portfolio III (industri barang konsumsi), and Return of Portfolio VI (keuangan) are only influenced negatively and significantly by the changes of real interest rate and RpIUS$ exchange rate in some time lag. Nevertheless, Return of Portfolio I, Return of Portfolio III, and Return of Portfolio IV are influenced positively and significantly by the changes of inflation rate. Because of that, Return of Portfolio I, Return of Portfolio III, and Return of Portfolio IV have positive correlation toward the change of inflation rate because when inflation rate goes up, the RPF1, RPF3, and RPF6 also go up.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>