Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30861 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vicky Widyani Kartiwa
"Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD), saat ini telah menjadi penyebab
kematian nomor satu di Indonesia. Dan data-data Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) Departemen Kesehatan RI dari tahun ke tahun memperIihatkan adanya
kecenderungan peningkatan angka kematian akibat penyakit tersebut. Seringkali penyakit
ini mengakibatkan kematian mendadak, ketika karier korban mulai menanjak atau
mencapai puncaknya. Hal tersebut tentu saja mencemaskan bagi para pengambil
keputusan di negara kita.
Dari pasien poliklinik jantung di Rumah Sakit X yang terdiagnosa Penyakit
Jantung Koroner yang mempunyai prevelensi tertinggi maupun jenis penyakit jantung
lainnya, sebelumnya selalu dirujuk ke rumah sakit lain yang memiliki layanan bedah
jantung.
Berangkat dari adanya kebutuhan dan pasien penderita penyakit jantung yang
menginginkan kualitas hidup yang lebih baik, maka sejak bulan Juli 1999 Rumah Sakit X
yang merupakan rumah sakit swasta dengan kelas madya, mengembangkan layanan
barunya yaitu Unit Bedah Jantung (Cardiac Surgery Unit). Rumah Sakit X juga
menetapkan target jangka pendek yang akan dicapai yaitu 1 minggu 1 kasus.
Karya akhir ini mengambil topik tentang perumusan strategi pemasaran Unit
Bedah Jantung Rumah Sakit X yang merupakan institusi kesehatan yang bersifat sosio
ekonomik, Langkah-langkah dalam menentukan usulan strategi tersebut berupa analisa
lingkungan eksternal dan internal, penentuan sasaran strategi, penentuan target pasar, dan
perumusan strategi bauran pemasaran.
Berdasarkan analisa SWOT, sasaran strategi yang disarankan untuk Rumah Sakit
X adalah meningkatkan pangsa pasar. Untuk mencapai sasaran tersebut maka alternatif
strategi yang dapat dipilih adalah strategi O-S dan strategi O-W yaitu sebagai berikut:
. Menambah intangible services
. Menghilangkan ketergantungan pada 1 pemasok
. Menambah jumlah personil pemasaran dengan kualifikasi yang lebih baik
. Melakukan publikasi dan iklan
Pada saat ini, Rumah Sakit X belum menetapkan target pasar yang spesifik untuk
layanan barunya yaitu Unit Bedah Jantung, melainkan masih dalam tahap pengenalan
sehingga tujuannya masih murni sosial.
Strategi kemudian dijabarkan ke dalam strategi bauran pemasaran, yang meliputi
strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosì.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3623
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Widyani Kartiwa
"Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD), saat ini telah menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Dari data-data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI dan tahun ke tahun mempenlihatkan adanya
kecenderungan peningkatan angka kematian akibat penyakit tersebut. Seringkali penyakit ini mengakìbatkan kematian mendadak, ketika karier korban mutai menanjak atmi mencapai puncaknya. Hal tersebut tentu saja mencemaskan bagi para pengambil keputusan di negara kita.
Dari pasien poliklinik jantung di Rumah Salcit X yang terdiagnosa Penyakit Jantung Koroner yang mempunyai prevelensi tertiuggi maupun jenis penyakit jantung lainnya, sebelumnya selalu dinijuk ke ruxnah sakit yang memiliki layanan bedah jantung.
Berangkat dan adanya kebutuhan daii pasien penderita penyakit jantung yang menginginkan kualitas hidup yang tebih baik, maka sejak bulan Juli 1999 Rumah Sakit X
yang merupakan rumah sakit swasta dengan kelas madya, mengembangkan layanan barunya yaitu Unit Bedah Jantung (Cardiac Surgery Unit). Rumah Sakit X juga menetapkan target jangka pendek yang alcan dicapai yaitu 1 minggu 1 kasus.
Karya akhir ini mengambil topìk tentang perumusan strategi pemasaran Unit Bedah Jantung Rumah Sakit X yang merupakan institusi kesebatan yang bersifat sosio ekonoinik Langkah-langkah dalam menentukan usulan strategi tersebut berupa analisa Berdasarkan analisa SWOT, sasaran strategi yang disarankan untuk Rumah Sakit X adala1ah pangsa pasar. Untuk mencapai sasaran tersebut maka alternatif strategi yang dapat dipilih adalah strategi O-S dan strategi O-W yaitu sebagai berikut:
. Menambah intangible services
. Menghilangkan ketergantungan pada 1 pemasok
. Menambah jumlah personil pemasaran dengan kualifikasi yang lebih baik.
Melakukan publikasi dan iklan Pada saat ini, Rumah Sakit X belum menetapkafl target pasar yang spesifik utk
layanan barunya yaitu Unit Bedah Jantung, melainkan masih dalam tahap pengenalan sehingga tujuannya masih murni sosial.
Strategi kemudian dijabarkan ke dalarn strategi bauran pemasaran, yang meliputi strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Mira Dyah Wahyuni
"Sumber Waras Hospital ( RSSW) is a non government hospital which is appointed as a referral hospital in West Jakarta. This hospital also has develop a vision to become a prominently referral hospital in its service area. Lately, RSSW has faced a major problem caused by the decrease of its total number of patients. To achieve its vision of becoming a good referral hospital, The Sumber Waras Hospital is strongly required to have a superior competency on four major types of services , namely are pediatric , obstetric and gynecologic , surgery and internal medicine care. Based on the current data of RSSW's services utilization, the surgery care has the smallest proportion of decrease number of patients. The purpose of this research is to gather various information which affect surgery care in RSSW and conduct an analysis marketing strategic for surgery care. This design of this research is a case study which focuses on problem solving using combination qualitative and survey method quantitative. Data collection instruments includeiv questionnaire and indepth interviews. In addition the Porter's competitive analysis and TOWS analysis are used to asses the existing data.
Based on the results of this research, RSSW's surgery care is facing various threats. But on the other hand it this hospital gaining unexplored opportunities. The current management of RSSW need to deal with various weaknesses over its limited strengths. Using TOWS technique, following strategy is suggested to the management :
1. RSSW has to cope with ongoing continuous technology aspect of the surgery care and fix the internal weaknesses by applying the double distribution and cost analysis. Hence, RSSW will have more financial resources for dealing with this threat.
2. Due to the current economic crisis of the country and the people's ability to pay has substantially reduced, RSSW is recommended to provide a low cost economic package services for surgical patient and increase the third party payer consumer.
3. To anticipate competition among similar institutions, the RSSW has to develop an effective marketing program.
4. It is further recommended that the RSSW has to strengthen its human resources and also improve the quality or surgical services and initiate to extend r the market to the third party payer."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Derita
"Telah dilakukan penelitian tentang perencanaan strategi Pemasaran Instalasi Bedah Sentral RS Persahabatan. Ruang lingkup penelitian ini meliputi analisis lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, menentukan alternatif strategi dan menetapkan strategi terpilih yang sesuai bagi posisi IBS RS. Persahabatan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan strategik. Pengumpulan informasi dilakukan melalui wawancara mendalam, sumber data sekunder dan observasi oleh peneliti sendiri.
Teknik penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap pertama (tahap input) meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal RS Persahabatan, evaluasi faktor lingkungan eksternal dan internal dengan menggunakan matriks EFE dan IFE. IBS Tahap kedua (tahap pencocokan) meliputi penetapan tujuan jangka panjang RS Persahabatan dan menentukan alternatif strategi dengan menggunakan matriks, TOWS, dan IE. Dan pada tahap ketiga (tahap keputusan) dilakukan penetapan strategi terpilih IBS RS Persahabatan dengan menggunakan matriks QSPM. Cara pengambilan keputusan menggunakan metode CDMG (Consensus Decision Making Group).
HasiI penelitian menunjukkan bahwa dengan matriks TOWS dan matriks IE, diketahui posisi IBS RS Persahabatan pada internal fix-it kuadran dan pada sel V (hold & maintain) serta strategi yang sesuai adalah strategi penguatan internal dan pengembangan produk.

Marketing Strategic Plan of Central Surgery unit RS PersahabatanResearch for marketing strategic plan of Central Surgery unit RS Persahabatan has been done. The scope of the research consist of external environment analysis, internal environment analysis, define strategic alternative and the chosen strategy which suitable to its condition.
The kind of this research is descriptive analytic research used information as base information of taking strategic decision. The collecting information was done through deep interviewed, secondary data source and observation by the researcher himself.
The techniques strategy compositions were done through three stages. Stage I (input stage) included external and internal environment analysis, evaluation of external and internal environment factor used EFE and WFE matrix. Stage II (matching stage) included established of long term objective and decided alternative strategy used, TOWS and, IE matrix. And stage III (decision stage) was done by decided chosen strategy of IBS RS Persahabatan used QSOM. The taking of decision was made using CDMG (Consensus Decision Making Group) method.
The result of this research shows position of IBS could be known by TOWS matrix and IE matrix an internal fix-it quadrant and cell V (hold and maintain) and also appropriate strategy is internal strengths strategy and product development. This research is also give ideas and suggestions to implementation chosen strategy to make vision and mission also determined long term objective to be accomplished.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T7775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Semiarty
"Dalam rangka globalisasi perlu upaya lebih besar membenahi rumah sakit termasuk data upaya penetapan pola tarif, agar tetap survive. Rumah Sakit RPS sebagai RS dengan pelayanan bedah, belum menetapkan pola tarif pelayanan bedah merujuk pada biaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan biaya satuan tindakan bedah, serta mengidentifikasikan tindakan yang mencapai break even, dan kebijakan pola tarif tindakan bedah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisa dengan metoda evaluatif dan analisa tarif yang berlaku selama ini di kamar bedah. Data yang digunakan adalah data isian sekunder dari bagian keuangan dan wawancara, serta FGD dengan para dokter bedah.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran biaya satuan tindakan bedah dari 4 kelompok bedah yaitu : Digestif, Orthopaedi, Onkologi, Urologi, serta biaya satuan yang memperhitungkan utilisasi untuk 4 jenis operasi (Minor, Medium, Mayor, Khusus). Ternyata terdapat beberapa tindakan yang tidak mencapai break even, defisit, serta ada yang surplus. Atas dasar perhitungan analisa tarif didapatkan pola kebijakan tarif yang berdasarkan perhitungan unit cost.

Design Pricing For Surgical Services at Ropanasuri Hospital
In order to prepare globalization era, all hospital mainly private hospital should arrange their management and the resources including financial. Ropanasuri hospital as one of the private hospital specialized in surgical, also should arrange their income budget in order to keep survive.
This research was maid to identification all the unit cost mainly for surgical cases, in order to find which cases deficit values and surplus value. The research method is evaluation type with analyses the all income of the hospital especially operation theatre, gaining on rating price right now. We analyze the data collecting from financial unit, including personal interview with executive hospital, and focus group discussion with the surgeon. There are about 1066 cases was done at the operating theatre during January until December 2000. To simplify all the data, we divided in to 4 big groups such as Orthopedic, Digestive, Oncology, and Urology.
The result of investigation we can conclude there were cases that come out with deficit and some others with surplus. Based on this cost analyze, especially unit cost we can offering the reasonable rate that worth for both sides, hospital and doctors."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaini
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian secara retrospektif terhadap 260 penderita yang menjalani bedah pintas koroner di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita antara bulan Maret 1986 sampai dengan 31 Maret 1990 untuk mencari variabel prognostik mortalitas bedah.
Tiga puluh satu variabel prabedah yang terdiri dart 24 variabel klinis, 7 variabel kateterisasi-angiografi; dan 6 variabel intrabedah, telah diuji secara univariat dengan analisa "Kai-kuadrat" atau "Fisher's exact" dan selanjutnya secara multivariat dengan "Forward stepwise selection".
Dari 24 variabel klinik yang dianalisa secara univariat hanya 4 variabel yang bermakna yaitu kelas angina, riwayat CHF, aritmia dan kreatinin. Dari 7 variabel kateterisasi-angiografi tidak satupun yang bermakna. Dari 6 variabel bedah hanya 3 variabel yang bermakna secara univariat yaitu prioritas bedah, lama klem aorta dan endarterektomi. Dari 4 variabel klinik dan 3 variabel bedah yang bermakna tersebut, dengan analisa multivariat hanya 3 variabel yang bermakna yaitu prioritas bedah (p=0,0002), lama klem aorta (p=0,019) dan kreatinin serum (p=0,049).
Mortalitas bedah meningkat dengan tindakan urgensi--emergensi (mortalitas elektif 5,7%, mortalitas urgensi 28,0% dan mortalitas emergensi 57,1%). Lama klem aorta juga mempengaruhi mortalitas (mortalitas lame klem aorta < 52 menit 2%, antara 52-70 menit 4,9%, antara 71-96 menit 10,0% dan > 96 menit 22,9%). Kadar kreatinin > 2 mg% menyebabkan mortalitas meningkat (pada kadar kreatinin serum > 2 mg% mortalitasnya 60%).
Sebagai kesimpulan bahwa kadar kreatinin serum yang tinggi, pernbedahan secara urgensi-emergensi, dan lama klem aorta yang panjang akan meningkatkan mortalitas bedah.

ABSTRACT
A retrospective study on 260 patients who underwent bypass surgery at the Harapan Kiita National Cardiac Center from March 1986 up to March 1990 was undertaken to determine the prognostic variable in surgical mortality.
Thirty one preoperative variables comprising of 24 clinical, 7 coronary angiographies and 6 intraoperative variables were tested using univariate analysis with chi-square or Fisher's exact followed by multivariate analysis using Forward Stepwise Selection.
Of 24 variables analyzed using univariate analysis only 4 were significant, namely angina class, history of CHF, arrhythmias and creatinine.
Of the 7 angiographies variables, not even one was significant ; whereas of 6 surgical variables, only 3 were significant, that is priority of surgery, duration of aortic clamp and endarterectomy.
From 4 clinical and 3 surgical variables which were significant, using multivariate analysis, only 3 were significant: priority of surgery (p=0,0002), duration of aortic clamp (p=0,019), and serum creatinine (p=0,049).
Surgical mortality increased with urgency-emergency procedures (elective mortality 5,7%, urgency mortality 28,0% and emergency mortality 57,1%). Duration of aortic clamp also influenced mortality (aortic cross clamp < 521,2%; between 71-96',10,0% ; and > 96',22,9%). 96',22,9%). Serum creatinine level exceeding 2 mg% increased mortality (at a serum creatinine level of > 2 mg%, mortality was 60%).
In conclusion, a high serum creatinine level, an urgency-emergency surgical procedure, and the duration of aortic clamp time will increase surgical mortality."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartaty Sarma Sangkot
"ABSTRAK
Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mortalitas dan
morbiditas pada pasien elektif dalam daftar tunggu serta gambaran waktu tunggu
pasien elektif dalam daftar tunggu operasi bedah pintas koroner dikaitkan dengan
ketersediaan sumber daya (sistem, sumber daya manusia dan fasilitas) UPF Bedah
Jantung Dewasa, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain studi kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif dikumpulkan secara prospektif selama 2 bulan sejak bulan Agustus-
September 2010.
Hasil : Dari 58 pasien tersebut, 1 pasien meninggal selama menunggu dan 1
pasien terkena stroke selagi menunggu. Tidak terdapat sistem khusus atau skoring
untuk menentukan waktu tunggu pada pasien. Belum terdapat sistem penjadwalan,
termasuk metode memasukan pasien kedalam daftar, memutuskan status
kegawatan, menjadwalkan tanggal masuk dan memindahkan pasien dari daftar
yang adekuat.
Kesimpulan : Kejadian mortalitas dan morbiditas selama waktu tunggu tidak
ditemukan sebagai kejadian yang sering terjadi selama menunggu operasi bedah
pintas koroner pada studi ini. Namun sulit mengabaikan kerjadian yang terjadi
pada kedua pasien pada penemuan, apalagi hasil penelitian menguatkan bahwa
belum terdapat sistem penentuan waktu tunggu dan penjadwalan yang adekuat di
UPF Bedah Jantung dan Intermediate Bedah Dewasa RS.Jantung dan Pembuluh
Darah Harapan Kita walaupun sementara ini sumber daya yang ada (baik fisik
maupun sumber daya manusia) masih dirasakan cukup mengakomodir jumlah
kasus yang ada.

ABSTRACT
Background: This study is aimed to find out mortality and morbidity in elective
patient while waiting and description of waiting time in elective patient related to
resources needed (system, human resources and facility) at department of
cardiovascular surgery, Harapan Kita Hospital.
Method : This study is use quantitative and qualitative desain study. The
quantitative data collected prospectively within 2 months since August until
September 2010.
Result : From 58 patients, 1 patient was died while waiting and 1 fall into stroke.
There?s no adequate system in scheduling patient, including put the patient into
the list of que, decide the urgency and remove the patient from the list.
Conclusion : It?s known that morbidity and mortality is not found as a significant
event happened while waiting for CABG in this study. It?s difficult to ignore the
things happened to the 2 patient, especially after knowing there?s no adequate
system to decide wait time and scheduling at Department of cardiovascular
surgery, Harapan Kita Hospital, while resources is still"
2010
T31717
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wisesa Soetisna
"Tesis ini membahas kajian Penerapan Sistem Remunerasi Dan Kinerja Pelayanan bedah Jantung Dewasa Di Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK). Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method dengan melakukan kajian deskriftif data sekunder dan data primer dengan kuesioner self assessment dari responden terpilih, dilanjutkan Focus Group Disscusion dari informan terpilih.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar SMF dan perawat tidak puas dengan beberapa hal dalam penerapan sistem remunerasi. Namun ternyata ketidakpuasan tersebut terjadi karena kekurangpahaman terhadap isi dari Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2008. Pada penelitian ini juga terlihat kinerja pelayanan bedah jantung dewasa tetap mengalami kenaikan setiap tahunnya sebelum dan sesudah penerapan sistem remunerasi.
Saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah agar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memfasilitasi RSJPD Harapan Kita untuk memperoleh formulasi sistem remunerasi yang lebih sesuai dengan kondisi saat ini, RSJPDHK membuat sistem remunerasi yang sesuai ketentuan dan kondisi terkini, serta dilakukan sosialisasi yang baik dan evaluasi secara berkala.

This thesis studied of implementation of Remuneration System and Performance of adult cardiac surgery services in Harapan Kita Cardiovascular Hospital. This research used a mixed method approach by conducting detailed descriptive study of secondary data and primary data with self assessment questioner from selected respondent, continued with Focus Group Discussion from selected informant.
The result of the research showed that almost of functional medical staff dan nurse unsatisfied with several things in implementation of Remuneration system. However the unsatisfied due to not well informed with the content of Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 165/2008. But performance of adult cardiac surgery services increased for every year, before and after implementation of Remuneration System.
The researcher suggest that Ministry of Health facilitates RSJPD Harapan Kita to have remuneration system formulation that more appropriate with the present condition. RSJPD Harapan Kita make remuneration system that appropriate with regulation and the present condition that continued with a good socialization and evaluated regularly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. J. K. Juniarti Hatta
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menilai, apakah tolok ukur prabedah yang selama ini dipergunakan untuk memperkirakan keberhasilan tindakan bedah ganti katup aorta di RSJHK sudah cukup memadai. Penelitian bersifat studi retrospektif terhadap semua penderita Regurgitasi Aorta yang dilakukan penggantian katup aorta di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta pada periode Februari 1986 s.d. 31 Desember 1989.
Terdapat 31 penderita yang memenuhi kriteria penelitian, terdiri atas 9 penderita wanita dan 22 pria,umur berkisar antara 10-60 tahun, rata rata 33,77±14,58 tahun.
Empat belas variabel prabedah dan tiga variabel intrabedah .diteliti untuk melihat pengaruhnya terhadap kematian bedah dan perbaikan kelas fungsionalnya (NYHA) pascabedah. Dari hasil tindakan bedah penderita dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu kelompok A (hasil kurang baik) dan kelompok B (hasil baik). Kelompok A penderita yang mengalami kematian bedah atau penderita dengan kelas fungsional menetap atau bahkan memburuk (n : B). Kelompok B penderita yang hidup dan kelas fungsionalnya meningkat satu tingkat atau lebih dinilai secara kriteria NYHP (n : 23).
Angka kematian bedah 16.12%. Dari 14 variabel prabedah tidak didapatkan perbedaan yang bermakna dari kelompok A dan kelompok B, dari 3 variabel intrabedah terdapat satu variabel yang berbeda bermakna yaitu lama klem aorta.
Kelompok A dengan rata rata 185±221,56 menit dan kelompok B 80,69±22,01 menit ( p:0.03 ).
Sebagai kesimpulan penelitian ini belum dapat mencari variabel prabedah mana yang berpengaruh terhadap kematian bedah ,pada tindakan bedah ganti katup aorta pada penderita Regurgitasi Aorta. Dengan tolok ukur yang lama tampaknya seleksi penderita prabedah sudah cukup ketat oleh karena nilai dari rata-rata tolok ukur dibawah nilai risiko tinggi yang dianjurkan peneliti sebelumnya.
Suatu penelitian prospektif dan jangka panjang perlu dilakukan agar dapat dicari variabel prognostiknya dan angka ketahanan hidup dari penderita Regurgitasi Aorta pascabedah ganti katup aorta di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinto Bono Adji Hardjosworo
"ABSTRAK
Objektif: infark miokard perioperatif merupakan salah satu komplikasi pada CABG. Prediksi untuk terjadinya komplikasi tersebut dan deteksi dini pada fase paska operasi sangat penting dilakukan untuk menurunkan tingkat morbiditas dan mortalitas. Penelitian kaii ini dilakukan untuk mencari Faktor-faktor predisposisi terjadinya infark miokard perioperatif serta peran troponin T sebagai biomarker prediktor dan deteksi dini komplikasi tersebut.
Metoda: empat puluh enam pasien yang akan menjalani CABG saja dan untuk pertama kali secara elektif diobservasi secara prospektif. Data faktor predisposisi, faktor intraoperasi dan paska operasi pada periode perioperatif dicatat. Diagnosis infark perioperatif ditegakkan berdasarkan EKG dan nilai CK-MB. Nilai troponin T diambil pada 24 jam preoperasi, 1 dan 6 jam setelah total revaskularisasi.
Hasil : enam pasien (13%) teridentifikasi mengalami infark. perioperatif. Mortalitas terjadi pada 1 orang (2,1%) yaitu pada kelompok infark. Faktor preoperasi yang mempunyai hubungan bermakna untuk terjadinya infark adalah EuroSCORE dan angina tidak stabil. Pada fase intraoperasi, faktor yang teridentifikasi bermakna adalah konversi OPCAB ke on pump karena gangguan hernodinamik dan adanya gangguan hemodinamik signifikan preinsisi. Walaupun kurang bermakna, teknik CABG on pump memiliki prosentase infark yang lebih tinggi (19%) dibandingkan dengan teknik OPCAB (7%). Pada CABG on pump, penggunaan CPB, klem silang aorta, waktu iskemia lebih lama pada kelompok infark dan kardioplegia juga lebih sering diberikan. Morbiditas berupa penambahan lama waktu intubasi (p=0,009) dan lama penggunaan inotropik juga terjadi pada kelompok infark (61 jam) dibandingkan non infark (15 jam). Troponin T pada infark sudah berbeda secara bermakna 6 jam setelah revaskularisasi dengan nilai rerata 1 ng/ml (p=0,002). Nilai troponin T preoperatif juga sudah berbeda preoperasi antara kelompok infark dan non infark (0,01 vs 0,02 ng/ml) walaupun secara statistik kurang bermakna. Kenaikkan troponin T juga berkorelasi positif dengan lama pemakaian inatropik, lama intubasi, dan kadar CK-MB paska operasi.
Kesimpulan: infark miokard perioperatif meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas pada fase perioperatif. Empat faktor teridentifikasi sebagai faktor resiko. Trapanin T mampu mengidentifikasi terjadinya infark perioperatif 6 jam paska operasi dengan nilai 1 ng/ml. Terdapat kemungkinan untuk memprediksi resiko terjadinya infark perioperatif dengan pemeriksaan troponin T preaperasi apabila terjadi kenaikkan di alas 0,02 ng/ml."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>