Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172864 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Sutisna Sulaeman
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2016
614 END p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Nata Lilys
"Sebagai suatu wacana dalam ilmu sosial, khususnya studi pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat menempati arti sendiri dalam upaya mewujudkan pembangunan karena berbagai literatur."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2023
330 ASCSM 62 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sahala, Sumijati
"Legal empowerment for women in Indonesia"
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2001
346.013 SAH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwi Widaratih
"Bidang Pendidikan adalah salah satu bidang terpenting dalam kehidupan manusia modern dan dapat menjawab tantangan akan terbatasnya sumber daya manusia bcrkualitas. Keterlibatan setiap komponen sosial (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) guna mendukung berjalannya pendidikan menjadi caktor penentu bergulirnya kegiatan-kegiatan pendidikan di masyarakat.
Penelitian ini menguraikan penerapan program intervensi terhadap pengurus Yayasan Nurul Huda (YNH), pelaku utama di bidang pendidikan di lingkungan masyarakat Desa Payalaman, Pulau Matak.
Strategi intervensi dalam bentuk workshop dengan teknik Appreciative Inquiry yang telah menimbulkan semangat pengurus YNH untuk menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan YNH yang sempat terhenti. Kali ini dengan cara rencana kerja yang lebih sistematis. Pengurus YNH menjadi merasa sanggup untuk beraksi positif memberikan kontribusi di bidang pendidikan bagi masyarakat Payalaman. Walau keterbatasan dan kendala-kendala lain masih ada dan harus dihadapi. Namun semua hal tersebut tidak menjadi belenggu bagi pengurus YNH untuk bertindak.
Appreciative Inquiry adalah suatu pendekatan yang baru dalam penerapan program intervensi di masyarakat Payalaman maka perlu pemahaman yang sama dari setiap pihak yang ambit bagian berperan aktif dalam perubahan sosial di Desa Payalaman.

Education is one of the most important things in modem human life. The problem in the limitation of the number of the qualified human resources can solve with proper education. The involvements of the people components (government, community and private sectors) are become definite factor in order to run the people education activities.
This research try to explain the implementation of social intervention program to Board of Yayasan Nurul Huda (YNH), who is the leader organization in education sector of Payalaman's community, at Matak Islands.
The intervention strategy is in workshop form and using Appreciative Inquiry approach. The workshop has been energized YNH Board to run some activities that had been stop couples years ago. This time they will run the activities with better action plan. The Board convinced to re-run the activities as their contribution to Payalaman's education. Even they realize that they still have to face some problems. But those problems don't tie them to get action.
Appreciative Inquiry is still new approach in implementation of intervention program in Matak's community. Therefore it is need for every side that takes part in social change of Payalaman Village to have the same perception on the strategy implementation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sutisna Sulaeman
"Faktor internal komunitas yang berperan dalam pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan adalah kepemimpinan dan modal sosial, sedangkan faktor
eksternal komunitas yang berperan adalah akses informasi kesehatan,
petugas dan fasilitator kesehatan. Tujuan penelitian adalah mengetahui dan
menganalisis peran kepemimpinan, modal sosial, akses informasi kesehatan,
petugas, dan fasilitator kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan. Desain penelitian adalah potong lintang dengan pendekatan
penelitian kualitatif melalui metode studi kasus terpancang.
Penelitian dilakukan selama tiga bulan di Kabupaten Tulungagung, Jawa
Timur dengan mengambil dua desa, yaitu Desa Bulus di Kecamatan
Bandung dan Desa Tanggul Kundung di Kecamatan Besuki tahun 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepemimpinan dalam pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan pada program Desa Siaga adalah
menyebarluaskan informasi, memberikan contoh, menyadarkan, memotivasi,
membimbing, menggerakkan sasaran dan masyarakat, memfasilitasi
dan mengalokasikan sumber daya. Peran modal sosial adalah saling percaya,
kekerabatan, pertemanan, pertetanggaan, norma sosial, tolongmenolong,
kerja sama, dan jaringan masyarakat. Peran akses informasi kesehatan
adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kesehatan,
mengambil keputusan, dan meminta pelayanan kesehatan. Peran petugas
kesehatan adalah sosialisasi, memberikan petunjuk, melatih, membina,
memfasilitasi, menumbuhkembangkan partisipasi, serta memantau dan
mengevaluasi program. Sedangkan peran fasilitator kesehatan adalah
sosialisasi, memotivasi, memengaruhi pengambilan keputusan, memediasi
masyarakat dan pemerintah, memfasilitasi dan menumbuhkembangkan
partisipasi.
The internal factors of community contributing to public empowerment in
health sector were leadership and social capital, meanwhile the external factors
included health information access, health duty and facilitator. This
study aimed to determine and analyze the roles of leadership, social capital,
information access, and health duty and facilitator within public empowerment
in health sector. The study design was cross sectional with qualitative
study approach through embeded case study method. The study was
conducted in Tulungagung District, East Java by taking two villages namely
Bulus Village at Bandung Subdistrict and Tanggul Kundung Village at
Besuki Subdistrict in 2013. The result showed the roles of leadership and
public empowerment in health sector in Alert Village program were spreading
information, giving examples, awakening, motivating, educating, moving
targets and the public, facilitating and allocating resources. The roles of social
capital were mutual trust, kinship, friendship, neighborhood, social
norms, mutual help and public network. The roles of health information access
were improving health knowledge and skill, making decision and asking
for health services. The roles of health duty were socialization, giving instructions,
training, building, facilitating, developing participation as well as
monitoring and evaluating the program. Meanwhile, the roles of health facilitator
were socialization, motivating, influencing decision making, mediating
public and government, facilitating and developing participation"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Oos M. Anwas
"Globalisasi adalah keniscayan. Globalisasi tidak bisa dihindari oleh siapapun atau negara manapun. Bagaimana supaya globalisasi ini tidak memporakporandakan tatanan alam, sosial, ekonomi, budaya, agama, serta kearifan-kearifan lokal masyarakat lainnya. Globalisasi harus diarahkan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Buku ini memberikan solusi bagaimana menjinakan ganasnya arus globalisasi melalui pendekatan pemberdayaan (empowerment) secara holistik, berkelanjutan, serta sesuai potensi dan kebutuhan masyarakat"
Bandung: Alfabeta, 2013
361 OOS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejak tahun 2006, Departemen Kesehatan meluncurkan kebijakan program Desa Siaga. Tampaknya, kebijakan tersebut tidak mampu memberdayakan masyarakat dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan pada level komunitas (desa). Penelitian ini bertujuan merumuskan model pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan pada program Desa Siaga. Sasaran penelitian adalah Forum Kesehatan Desa dan Pos Kesehatan Desa Siaga di 30 desa di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan dan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan. Model pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan meliputi kemampuan mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan. Faktor-faktor internal dan eksternal komunitas pada level anggota masyarakat, institusi masyarakat, kepemimpinan masyarakat, dan akses informasi kesehatan memiliki peran penting dalam pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.

Since 2006, the Health Department had launched the Village Preparedness program policy. But, this policy apparently not capable of empowering the community in identifying and solving the health problem at community (village) level. The objective of research is to formulate the community empowerment model in health in the Village Preparedness program. The targets of research were the Village Health Forum and Village Health Post in 30 Village Preparedness in Karanganyar Regency, Central Java. The method involving survey and case study. The case study showed factors related to community capability of identifying health problem and community capability of solving the health problems. The community empowerment model in health including the capabilities of identifying and of solving the health problems. The community internal and external factors at members of commuModel Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, Studi Program Desa Siaga Community Empowerment Model in Health Sector, Study on Village Preparadness Programnity level, community institution, community leadership, and information access played important role in community empowerment in health."
Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta, FK, Bagian Ilmu Kesmas, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lucie Setiana
Jakarta : Ghalia Indonesia , 2005
630.7 LUC t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>