Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116256 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kasnodihardjo Kasnodihardjo
"Pada tahun 2009, dilakukan penelitian deskriptif di Kecamatan Jatibarang dan Kecamatan Kedokan Bunder untuk mengetahui faktor-faktor sanitasi lingkungan, dan perilaku ibu-ibu dan kejadian penyakit infeksi pada bayi dan anak. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan responden ibu rumah tangga yang mempunyai bayi/ anak balita berjumlah 401 orang. Penyakit diare pada bayi/anak disebabkan oleh media tercemar yang masuk ke sistem pencernaan melalui sumber air untuk minum maupun mandi, cuci, kakus (MCK) yang bukan berasal dari ledeng, keluarga yang tidak mempunyai jamban, ibu yang masih jarang mencuci tangan setelah membersihkan kotoran bayi ataupun setelah buang air besar, meminum dan memakan makanan yang tidak dimasak, dan sampah yang dibuang ke lingkungan. Penyakit Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), pneumonia, dan tuberkulosis paru pada bayi/anak kemungkinan disebabkan media tercemar masuk ke sistem pernapasan melalui sampah yang dibakar, membawa (menggendong) anak sewaktu memasak, merokok di dalam rumah berdekatan dengan bayi/anak, menggunakan obat nyamuk bakar, penderita tuberkulosis paru meludah dan membuang dahak di sembarang tempat dan penderita tidur bersama anggota keluarga yang lain. Penyakit tular vektor pada bayi/anak (malaria) kemungkinan disebabkan upaya pencegahan gigitan nyamuk dengan repellent kurang efektif dan penggunaan kelambu masih rendah.

In 2009 a descriptive study conducted in the subdistrict Jatibarang and Kedokan Bunder to determine the factors of environmental sanitation, infectious disease in baby/child, and mother?s behavior. Data were collected using questionnaires which respondents are 401 housewives who have a baby/child. Occurrence of diarrhea disease in baby/child because of the possibility of contaminated media through the digestive system by water for drinking and toilets which do not originate from the piping network, families who do not have own toilet, mothers who still seldom washing hands after cleaning the baby?s stool or after a bowel movement, drinking and eating food that is not cooked and throw trash to the environment. Occurrence of respiratory diseases, pneumonia and pulmonary tuberculosis in baby/child possibly because the media is polluted through the respiratory system by burning garbage, carrying baby/children while, smoking at home or adjacent with babies/children, the use of mosquito coils, pulmonary tuberkulosis patients spit and throw phlegm in random places and sleeping with other family members. The occurrence of vector borne diseases in baby/child (malaria) because of the possibility of preventing mosquito bites with repellent less effective, the use of mosquito nets still low."
Jakarta: Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Colti Sistiarani
"Pemanfaatan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) masih belum maksimal terbukti dari data cakupan buku KIA Puskesmas Ajibarang I sekitar 72,34%, yang masih dibawah target Standar Pelayanan Minimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara fungsi buku KIA yang meliputi pencatatan, edukasi, dan komunikasi dengan pengetahuan ibu terhadap KIA. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang, yang di- lakukan pada peiode bulan Juni Oktober 2012, pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Ajibarang I. Populasi adalah ibu yang mempunyai anak berusia kurang dari 5 tahun. Sampel diambil sebanyak 91 orang dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Analisis data meliputi univariat dengan melakukan uji distribusi frekuensi, dan analisis bivariat dengan uji kai kuadrat (x2). Hasil fungsi pencatatan buku KIA kurang baik ditemukan sekitar 44 %, fungsi edukasi buku KIA baik sekitar 57,1%, fungsi komunikasi buku KIA baik sekitar 61,5%, dan pengetahuan ibu tentang KIA baik adalah sekitar 56%. Ada hubungan antara fungsi pencatatan buku KIA dengan pengetahuan KIA, tidak ada hubungan antara fungsi edukasi dan komunikasi buku KIA dengan pengetahuan KIA.

Utilization maternal child health (MCH) book is not maximized, it is evident from the data MCH book coverage in Ajibarang I Primary Health Care (PHC) was 72.34%, the coverage is still below the target of Minimum Service Standards ( MSS ). The purpose of the study was to analyze rela- tionship between the function of MCH books (recording, educational, communication) with knowledge of MCH. This study used a cross sectional approach and conducted from June to October 2012, performed to mothers at Ajibarang I PHC. The population were mothers of children aged less than 5 years. Samples were taken of 91 people conducted by proportional random sampling technique. Univariate analysis of the data for the frequency distri Fungsi Pemanfaatan Buku KIA terhadap Pengetahuan Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu Function of Utilization Maternal Child Health Book to Maternal Knowledge bution test, bivariate chi squared test (x2). Results MCH book recording function less well in the amount of 44%, a good educational functions MCH book of 57.1%, good communication function MCH book by 61.5%, and maternal knowledge about the MCH that is equal to 56 % better. There are relationship between the function of recording MCH books with knowledge, there is no relationship between education and communication functions with knowledge MCH."
Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Jurusan Kesehatan Masyarakat, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Siyam
"Demam berdarah dengue (DBD) menimbulkan syok dan kematian. Penderita DBD di Yogyakarta sebagian besar usia 1 - 12 tahun dengan DBD parah. Asupan vitamin D rendah diasumsikan penyebab DBD parah. Asumsi ini perlu dibuktikan dengan menganalisis pengaruh asupan Vitamin D dan keparahan DBD. Rancangan penelitian adalah studi kasus kontrol. Penelitian di bangsal rawat inap anak dan instalasi catatan medik RS Jogja dan RSUP Dr. Sardjito. Kasus adalah anak usia 1 - 14 tahun dengan DBD grade III & IV, kontrolnya DBD grade I & II. Data asupan vitamin D diambil dengan food frequency questionnaire (FFQ). Variabel luar adalah indeks massa tubuh (IMT), usia, status penyakit kronis dan intensitas terpapar matahari pagi. Analisis dengan uji-t dan regresi logistik. Hasil penelitian didapatkan 60 kasus dan 60 kontrol tanpa matching. Cut-off point asupan vitamin D berdasarkan ROC curve adalah 2,7 μg/hari. Penderita DBD parah rata-rata asupan vitamin D 1,10 kali lebih sedikit dibandingkan DBD tidak parah. Rata-rata asupan vitamin D lebih rendah 1 μg/day bersama IMT ≥18,75 kg/m2, penyakit kronis, dan kurang terpapar matahari pagi berpengaruh pada DBD parah (OR=0,47; 95% CI: 0,32-0,71). Cukup Asupan vitamin D disarankan untuk menghindari keparahan DBD. Penyakit kronis dan berat badan lebih perlu menjadi perhatian tenaga medis sebagai kewaspadaan dini terjadinya shock.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) lead to shock and death. Patient in Yogyakarta mostly aged 1 - 12 years old with severe dengue. A low vitamin D intake is assumed to be the cause of severe dengue. This assumption needs to be proved by analyzing the effect of vitamin D intake and severity of DHF. Study design was a case control study. Research on children's wards and medical record installation in hospital. Cases were children with DHF grade III and IV, the control of DHF grade I & II. Data vitamin D intake was obtained by FFQ. Outer variables: BMI, age, chronic diseases and intensity morning sun exposure. Analysis by t-test and logistic regression. The results showed 60 cases and 60 controls without matching. Cut-off point vitamin D intake based ROC curve was 2.7 μg/day. Patients with severe dengue average vitamin D intake of 1.10 times less than not severe dengue. The average vitamin D intake lower 1 μg/day with a BMI ≥ 18.75 kg/m2, chronic disease, and less exposed to the morning sun effect on severe dengue (OR = 0.47, 95% CI: 0.32 to 0.71). Sufficient vitamin D intake is recommended to avoid the dengue severity. Chronic diseases and more weight should be a concern of medical personnel as early warning shock occurrence."
Semarang: Universitas Negeri Semarang, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Departemen Epiodemiologi dan Biostatistik, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Ayu Erika
"Overweight dan obesitas pada anak merupakan suatu masalah yang kom-
pleks disebabkan multifaktor, yaitu interaksi genetik dan lingkungan. Gaya
hidup perkotaan dipicu oleh asupan makanan yang berlebih pada anak
overweight dan obesitas. Strategi untuk menurunkan asupan makan
berlebih pada anak adalah dengan pendekatan child healthcare model dan
transtheoretical model sehingga dapat mengendalikan gaya hidup anak.
Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh pendekatan child health-
care dan transtheoretical model terhadap asupan karbohidrat anak over-
weight dan obesitas. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kecamatan
Biringkanaya dan Tamalanrea, Makassar, pada bulan Agustus 2013 sam-
pai Maret 2014. Desain yang digunakan adalah quasy experiment yaitu pre
test and posttest with control group design. Sampel dipilih secara purposive
sebanyak 31 anak overweight atau obesitas pada kelompok perlakuan dan
33 kontrol pada anak sekolah dasar kelas 4 - 6. Intervensi penelitian 6 bu-
lan dengan pemberian buku panduan gaya hidup sehat. Instrumen meng-
gunakan kuesioner food recall. Hasil uji-t berpasangan menghasilkan asu-
pan karbohidrat pada pre-post intervensi kelompok perlakuan dengan nilai
p 0,004 (< 0,05) sedangkan kelompok kontrol dengan nilai p 0,114.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan child health-
care model dan transtheoretical model terhadap asupan karbohidrat anak
overweight dan obesitas.
Overweight and obesity in children is a complex problem that is caused by
a multifactorial genetic and environmental interactions. Urban lifestyle
fueled by excessive food intake in overweight and obese children.
Strategies to reduce excessive food intake in children is the child healthcare
approach and the transtheoretical model so that the model can control the
child?s lifestyle. This study aimed to prove the effect of child healthcare
Pengaruh Pendekatan Child Healthcare Model dan
Transtheoretical Model terhadap Asupan Makan Anak
Overweight dan Obesitas
The Effect of Child Healthcare Model and Transtheoretical Model
Approaches to Food Intake of Overweight and Obese Children
Kadek Ayu Erika* Elly Nurachmah**
approach and the transtheoretical model of the food intake of overweight
and obese children. This research was conducted in the district area
Tamalanrea and Biringkanaya, Makassar fromAugust 2013 to March 2014.
The design used is quasy experiment pretest and posttest with control
group design. Purposively selected sample of 31 children as overweight or
obese in the treatment group and 33 controls on primary school children
grade 4 - 6. Intervention research was conducted during a six month peri-
od by providing guide books on healthy lifestyle. The instrument used food
recall questionnaire. Paired t-test results produced carbohydrate intake in
the pre-post intervention treatment groups with p value 0.004 (<0.05),
whereas the control group with p value of 0.114. This study concludes that
there is influence of CHM and TTM approaches to the intake of carbohy-
drates of overweight and obese children."
Universitas Hasanuddin, Fakultas Kedokteran, *Departemen Anak Program Studi Ilmu Keperawatan, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Albiner
"Kebutuhan energi, protein, dan zat besi dapat disumbangkan oleh makanan jajanan masing-masing sekitar 36%, 29%, dan 52%. Namun, makanan jajan yang tersedia disamping tidak selalu sehat dan bergizi juga perilaku sisiwa tidak selalu positif untuk kebutuhan gizi. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh media visual poster dan leaflet terhadap perilaku makanan jajanan pelajar suatu SMA di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, 2009. Dengan desain eksperimen kuasi one pre- and post-test group, penelitian dengan perlakuan pajangan poster dan leaflet di sekolah ini menilai pengaruh intervensi 2 minggu setelah perlakuan. Analisis data dilakukan dengan metode uji T-berpasangan terhadap sampel 80 pelajar kelas khusus. Sebelum dan setelah perlakuan, skor rata-rata pengetahuan siswa adalah 1,99 dan 3,00, skor rata-rata sikap adalah 1,80 dan 3,00. Tindakan konsumsi makanan para pelajar juga meningkat sebelum (x=1,76) dan sesudah (x=1,86) intervensi. Terdapat perbedaan yang bermakna antara perilaku konsumsi makanan jajanan pada anak sekolah sebelum dan sesudah intervensi. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan gizi menggunakan media poster dan leaflet mampu meningkatkan perilaku gizi anak sekolah. Disarankan pihak sekolah dan puskesmas menggunakan poster dan leaflet sebagai salah satu media penyuluhan gizi menyampaikan informasi gizi tentang makanan jajanan dan isu kesehatan lain untuk mempromosikan upaya kesehatan sekolah.

Street food plays an important role in students? nutrition. About 36%, 29%, and 52% of energy, protein, and iron, respectively, can be contributed by street food. The aim of the research was to know effect of nutritional extension using healthy food poster and leaflet on street food consumption behaviour among Senior Height School students in District of Mandailing Natal. The research is quasi-experiment with one pre- and post-test group design. The intervention was conducted by displaying poster and giving leaflet to students. Effects of interventions were evaluated two weeks after intervention. Subjects are 80 students. Data were analyzing by using paired sample T-test. Result showed that the average scores of knowledge of students were 1.99 and 3.00 before and after intervention, respectively. The average scores of attitude were 1.80 and 3.00 before and after intervention, respectively). Also, the practice of food consumption among students also increases (1.76 and 1.86 for before and after intervention, respectively). There was a significant difference in street food consumption behavior among students between before and after intervention. It can be concluded that nutritional extension using visual posters and leaflets increase student?s nutritional behaviour. It is suggested that, both school and puskesmas, use poster and leaflet as media of nutritional extension regarding street food and other health issues to promote school health."
2010
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Fitri Yani
"Indonesia bersama seluruh negara berkembang berupaya mencapai ke-
sepakatan Millenium Development Goals (MDGs) dengan salah satu
sasaran menurunkan angka kematian neonatal dari 20 per 1.000 kelahiran
hidup menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup. Penelitian ini bertujuan menge-
tahui hubungan pelayanan kesehatan ibu dengan kematian neonatal di
Kabupaten Lampung Timur tahun 2011. Penelitian dengan desain studi
kasus kontrol ini mengamati kasus ibu yang mengalami kematian neonatal
dan kontrol ibu yang tidak mengalami kematian neonatal. Analisis multi-
variat menemukan pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan
berhubungan secara signifikan dengan kematian neonatal, setelah me-
ngendalikan variabel umur ibu dan riwayat kehamilan (OR = 16,32; nilai p
= 0,000); dan (OR = 18,36; nilai p = 0,31). Bayi yang dilahirkan dari Ibu de-
ngan pelayanan antenatal tidak lengkap berisiko mengalami kematian
neonatal 16,32 dan 18,36 kali lebih besar daripada bayi yang dilahirkan. Ibu
dengan pelayanan antenatal lengkap dan penolong persalinan profesional.
Tidak ada hubungan penolong persalinan dengan kematian neonatal, sete-
lah mengontrol variabel pelayanan antenatal, umur ibu, riwayat kehamilan,
riwayat penyakit, dan riwayat persalinan. Disarankan meningkatkan kuali-
tas pelayanan antenatal dengan memerhatikan faktor umur ibu dan riwayat
persalinan, mengembangkan kegiatan audit maternal perinatal serta
meningkatkan keterampilan petugas penolong persalinan.
All developing countries including Indonesia seek to reach agreement the
Millennium Development Goals (MDG?s). It is objectives include reducing
neonatal mortality by 25 percent from 20 per 1,000 live birth to 15 per 1,000
live births. This study aimed to determine the relationship of maternal health
services with neonatal mortality in East Lampung District in 2011. This study
used case control design to compare between the groups of mother whom
have neonatal deaths (cases) and neonatal life (control) in East Lampung
District in 2011. The result on antenatal care variables found that antenatal
care and birth attendant had significant correlation with neonatal death,
after controlling age and pregnancy history variable (p value = 0.000, OR =
16.32; p value = 0.31, OR = 18.36). The babies from mothers who did not
get completed prenatal care risk of 16.32 times have neonatal death than
babies born from mothers who received completed maternal care. There
was no association between neonatal mortality and birth attendant, after
controling variables of antenatal care, maternal age, pregnancy history,
medical history and chilbirth history. Based on this study, it is suggested to
increase activity of maternal perinatal audit, improve the quality of antenatal
care, maternal delivery, and develop other support activities to prevent
neonatal mortality in East Lampung District."
Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kekerasan seksual pada anak (KSA) merupakan aktivitas seksual yang melibatkan anak-anak oleh orang yang lebih dewasa. Perbuatan ini mengakibatkan trauma, baik fisik, psikis, sosial, maupun perilaku. Fenomena ini tidak selalu terlaporkan mengingat keadaan, kesediaan atau keberanian korban untuk melaporkan, dukungan keluarga untuk mempertahankan laporan ke polisi, dan kepedulian berbagai pihak pada perlindungan anak. Demi melindungi anak maka diperlukan suatu strategi preventif untuk mengantisipasi meluasnya kasus tersebut. Media buklet diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk media pendukung pencegahan terhadap KSA. Suatu studi dilakukan untuk menguji apakah media buklet dapat dipakai sebagai alat pencegahan KSA, khususnya bagi siswa sekolah dasar (SD). Metode studi yaitu deskriptif dengan subjek 4 orang ahli media. Analisis deskriptif digunakan untuk mengukur kelayakan media buklet melalui penilaian para ahli media tersebut. Hasilnya ditemukan bahwa warna, tipe huruf, ukuran huruf, kesesuaian antara gambar dan kata, maupun kalimat serta substansi materi yang terdapat dalam buklet yang diuji sudah sesuai untuk siswa, walau dengan beberapa saran untuk direvisi. Studi ini menyimpulkan bahwa medium buklet dapat diterapkan pada siswa SD sebagai alat pendukung pencegahan KSA.

Child sexual abuse (CSA) is a sexual activity involving the children by the adults. The acts have caused physical, psychological, social, and behavior trauma as well. This phenomena was not always been recorded, due to circumstances and the courages of the victims and family to report to the police, as well as concern of various parties to protect the children. For the sake of child protection, a prevention strategy is needed to anticipate the cases spread out. Booklet is expected to be one of the supporting media for CSA prevention. A study was carried out to test the use of booklet as the prevention medium for the CSA, especially for the elementary school students. This is a descriptive method using 4 media experts as subject. Descriptive analysis was used to measure the booklet use through the media experts review. As result, this study found that colors, font type, font size, compatibility of pictures and words, and sentences, as well as materials are suited to the elementary school students, although there are some revisions needed. It can be concluded that booklet can be applied as preventive tool toward the CSA, particularly for the elementary school students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Selma
"Masih banyak ditemukan resep obat antituberkulosis anak dengan kombinasi beberapa obat dalam racikan puyer yang tidak sesuai standar program pemberantasan tuberkulosis (TB) paru Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui situasi dan permasalahan berhubungan praktik peresepan puyer sebagai obat anti tuberkulosis (OAT).
Pada periode Mei hingga Desember tahun 2009, penelitian diawali dengan pengukuran persentase peracikan OAT dalam bentuk puyer, dilanjutkan dengan penelitian kualitatif eksploratif. Data dikumpulkan dari rumah sakit, puskesmas, apotek dan dinas kesehatan di Jakarta, Bandung, Medan, dan Makassar. Pada tiap fasilitas kesehatan, 30 sampel resep pengobatan diambil untuk pasien tuberkulosis anak usia 1 _ 12 tahun. Kemudian dilakukan wawancara mendalam terhadap dokter anak, apoteker, keluarga pasien, dan pegawai dinas kesehatan yang terkait. Penelitian menemukan persentase peracikan OAT adalah 25% untuk campuran rifampicin dan isoniazid, dan 18% untuk campuran rifampicin, isoniazid, dan pyrazinamid.
Semua informan menyadari bahwa praktik peracikan puyer tergolong pengobatan yang irasional, tetapi situasi yang mereka hadapi membuat mereka terus meresepkan dan membuat peracikan puyer. Ketersediaan fixed dose combination (FDC) yang rendah untuk OAT serta harga yang mahal menjadi alasan utama. Pemerintah dan organisasi profesi perlu meningkatkan pembinaan secara terus menerus kepada tenaga kesehatan berhubungan serta meningkatkan akses masyarakat terhadap FDC untuk tuberkulosis anak.

There are still many practices of treating sick children with a mixture of several medicines for children suffering from tuberculosis, called it "puyer". It is not following the standard from Ministry of Health. This study explored the complex situation dealing with the practice of compounded medicines.
It was innitially by assessment the percentage of "puyer" prescription, and followed by the qualitative study, from May to December 2009. Data were collected from hospitals, primary health cares and pharmacies in Jakarta, Bandung, Medan, and Makassar. From every health cares facilities, 30 prescriptions were collected for children age 1 to 12 years old. Then, we conducted in-depth interviews with pediatricians, pharmacist, patients? families and health officers about ?puyer? prescription for children. The prevalence of prescription consists of ?puyer? for children were 25% for isoniazid and rifampicin and 18% for isoniazid, pyrazinamid, and rifampicin.
All informants knew ?puyer? prescription is irrational, because the complex situation they faced they continued to give ?puyer? to patients. Low availability and high price of fixed doses combination (FDC) are main reasons. The government and association of doctors/pharmacist should enforce discipline to their member to obey therapy standard. The government should improve access to FDC medicines for children suffering tuberculosis.
"
Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Hapsari
"Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva karena mikroorganisme, aler-
gi, atau bahan kimia. Total kasus konjungtivitis dan gangguan konjungtiva
di Indonesia (2009) sekitar 73%. Konjungtivitis terjadi karena infeksi
mikroorganisme merupakan penyakit menular yang terjadi lewat kontak
langsung atau barang penderita. Sebagian besar penderita konjungtivitis
adalah anak-anak yang umumnya tertular dari teman di sekolah, tempat
bermain, atau bimbingan belajar. Data Puskesmas Trowulan Mojokerto me-
nunjukkan kenaikan jumlah siswa sekolah dasar penderita konjungtivitis
meliputi 3% (2009), 4% (2010), 7% (2011), dan 9% (2012). Cara termudah
mencegah penularan konjungtivitis adalah mencuci tangan dengan sabun.
Guru sebagai wakil orang tua di sekolah dan idola anak diharapkan berper-
an dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan
dengan sabun. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan
konjungtivitis guru kelas sekolah dasar dengan pemberian pendidikan ke-
sehatan tentang mencuci tangan dengan sabun pada peserta didik. Desain
penelitian adalah potong lintang, penarikan sampel dengan purposive sam-
pling. Sampel penelitian adalah seluruh guru kelas sekolah dasar di wilayah
kerja Puskesmas Trowulan. Penelitian menemukan 80 responden (59,7%)
berpengetahuan kurang dan berperilaku negatif atau tidak memberikan
pendidikan kesehatan terhadap peserta didiknya. Ditemukan hubungan
yang bermakna pengetahuan konjungtivitis pada guru kelas sekolah dasar
dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan dengan
sabun pada peserta didik.
Conjunctivitis is conjunctiva?s inflammation by microorganisms, allergy, or
chemicals. Total conjunctivitis and conjunctiva disorders? cases in Indonesia
(2009) is 73%. Conjunctivitis caused by infection is infectious that transmit-
ted through direct contact or contaminated goods. Most conjunctivitis pa-
tients are children. They mostly caught from friends at school, playground,
Pengetahuan Konjungtivitis pada Guru Kelas dan
Pemberian Pendidikan Kesehatan Mencuci Tangan pada
Siswa Sekolah Dasar
Konjunctivitis Knowledge Classrooms? Teachers and the Granting of Health
Education About Hand Washing in Elementary Schools? Students
Anindya Hapsari* Isgiantoro**
or tutoring. Trowulan Public Health Center?s data indicates increasing num-
ber of conjunctivitis at elementary school?s students, namely 3% (2009), 4%
(2010), 7% (2011), and 9% (2012). The easiest way preventing spreading
is washing hands with soap. Teachers as representatives of parents and
students? idols are expected to give health education about hand washing
with soap. This study aimed to analyze the relationship of conjunctivitis
knowledge of elementary schools? classrooms? teachers with the granting of
health education about hand washing with soap on students. Study design
was cross sectional with purposive sampling technique. Sample used are
all elementary schools? classrooms? teachers at Trowulan Public Health
Service?s district. Research finds 80 respondents (59,7%) less knowledge-
able and behave negatively or not provide health education to their stu-
dents. The conclusion is there is a meaningful relationship between con-
junctivitis knowledge of elementary schools classrooms? teachers with the
granting of health education about hand washing with soap on students."
Universitas Negeri Malang, Fakultas Ilmu Keolahragaan, *Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu Kesehatan, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heriandi Sutadi
"Karies rampan merupakan masalah yang sering ditemukan pada anak usia balita. Adanya karies rampan dapat menyebabkan berbagai masalah, terutama yang berhubungan dengan kesehatan umum anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Pada anak dengan karies rampan seringkali ditemukan keluhan seperti: anak sulit makan karena adanya rasa sakit bila mengunyah, makan sering diemut, bahkan lebih lanjut seringkali terjadi pembengkakan atau abses. Berbagai penyebab faktor terjadinya karies rampan, akan tetapi yang utama adalah kurangnya kebersihan mulut, struktur gigi yang kurang baik, seringnya makan makanan yang mengandung gula, serta adanya aktifitas bakteri karies yang tinggi. Karies rampan harus segera ditanggulangi terutama untuk menghentikan keluhan yang dirasakan, menghilangkan faktor penyebab utama, menanggulangi akibat adanya patologis pada gigi dan jaringan mulut lainnya. Selanjutnya melakukan pencegahan secara berkesinambungan agar kesehatan gigi dan mulut dapat terjaga dengan baik."
[Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia], 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>