Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17428 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Aeni
"Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Pati bergerak fluktuatif dan me-
nunjukkan status tertinggi pada tahun 2011 dengan 126 per 100.000 ke-
lahiran hidup. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan kematian ibu di
Kabupaten Pati dan menganalisis faktor risiko kematian maternal di
Kabupaten Pati Tahun 2011. Penelitian menggunakan pendekatan obser-
vasional analitik dengan metode kasus kontrol. Jumlah sampel adalah 24
untuk setiap kelompok kasus dan kelompok kontrol. Analisis data meng-
gunakan uji univariat, bivariat dan multivariat. Hasil dari penelitian adalah
tiga penyebab utama kematian ibu di Kabupaten Pati adalah penyakit jan-
tung, preeklamsi/eklamsi, dan perdarahan. Kematian ibu tersebar di 16
kecamatan dari 21 kecamatan yang ada dan sebagian besar kematian ter-
jadi pada masa nifas. Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor
yang berpengaruh terhadap kematian ibu adalah komplikasi kehamilan (OR
= 12,198, nilai p = 0,010), komplikasi persalinan (OR = 9,94, nilai p = 0,020)
dan riwayat penyakit (OR = 27,735, nilai p = 0,011). Secara bersama-sama,
ketiga variabel tersebut berkontribusi terhadap 64,3% kematian ibu yang
terjadi di Kabupaten Pati Tahun 2011.
Maternal Mortality Ratio (MMR) of Pati Regency fluctuated and showed the
highest state in 2011 with 126 per 100.000 live births. This research aimed
to describe maternal mortality cases in Pati Regency and to analyze risk
factors of maternal mortality happened in 2011. This research used obser-
vational analysis, i.e. cases control study. The number of samples was 24
in each of case group and control group. Data was analyzed with univariate,
bivariate, and multivariate. This research resulted that three major causes
of maternal mortality were heart disease, preeclampsia/eclampsia, and
hemorrhage. Maternal mortality spread on 16 from 21 sub-districts on Pati
Regency and the majority of them happened in post delivery period.
Logistic regression analysis concluded that risk factors influenced maternal
mortality were pregnancy complication (OR = 12.198, p value = 0.010), de-
livery complication (OR = 9.94, p value = 0.020) and history of illness (OR
= 27.735, p value = 0.011). Collectively, those variables contributed to
64.3% of maternal mortality in Pati Regency 2011."
Kantor Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pati, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Susmaneli
"Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi
untuk pencapaian Millennium Development Goals, ditetapkan kebijakan
bahwa setiap ibu yang melahirkan, biaya persalinannya ditanggung oleh
pemerintah melalui Program Jampersal, namun dalam pelaksanaannya
masih ditemukan ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kebidanan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dimensi mutu
pelayanan kebidanan terhadap kepuasan pasien program Jampersal
meliputi keandalan bidan, ketanggapan bidan, jaminan bidan, empati dan
bukti langsung. Penelitian ini dilakukan di RSUD Rokan Hulu dengan pop-
ulasi semua pengguna Jampersal yaitu sebanyak 92 orang dan pada
penelitian ini seluruh populasi dijadikan sampel. Penelitian ini menggu-
nakan desain potong lintang. Pengumpulan data dilakukan dengan data
primer dan data sekunder. Dilakukan analisis data yaitu analisis univariat,
analisis bivariat (kai kuadrat) dan analisis multivariat (regresi logistik gan-
da). Proporsi pasien program Jampersal yang memiliki kepuasan terhadap
mutu pelayanan kebidanan sebanyak 67 orang (72,8%) dari 92 sampel.
Variabel independen dengan hubungan yang signifikan dengan kepuasan
pasien program Jampersal adalah variabel bukti langsung dengan nilai p <
0,05 (0,003).
In order to reduce maternal mortality rate and infant mortality rate, in achiev-
ing the Millennium Development Goals set policy, that every mother who
gave birth, her labor costs borne by the government through assurance of
delivery program, but in practice still found dissatisfaction of patients to ob-
stetric care. This study aimed to analyze the influence of the quality dimen-
sions of midwifery care on patient satisfaction assurance of delivery pro-
gram include reliability midwife, responsiveness midwife, assurance mid-
wife, and direct tangible. This study was conducted in Rokan Hulu District
General Hospital with a population assurance of delivery all users and as
Dimensi Mutu Pelayanan Kebidanan terhadap Kepuasan
Pasien Program Jampersal
Quality Dimensions of Midwifery Care on Patient Satisfaction Jampersal
(Delivery Assurance) Program
Herlina Susmaneli, Ani Triana
many as 92 people on the entire study population sampled. This study used
a cross sectional design. The data was collected primary data and second-
ary data. Data analysis is performed univariate, bivariate analysis (chi-
square) and multivariate analysis (Multiple Logistic Regression). The pro-
portion of patients who had an assurance of delivery program satisfaction
with the quality of obstetric care by 72.8%. Independent variables with sig-
nificant association with patient satisfaction assurance of delivery is a con-
crete manifestation of variables with p value < 0.05 (0.003)."
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Zulkifli Abdullah
"Angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi, kematian neonatal 50% terjadi pada bayi berat lahir rendah (BBLR) dan lebih dari 50% kematian bayi adalah kematian neonatal dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor antenatal care (ANC), status imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil, anemia pada saat hamil, berat lahir, status paritas, dan status hipotermia terhadap kematian neonatal dini. Penelitian menggunakan desain penelitian case control di Rumah Sakit Bersalin Kota Makassar dengan sampel 40 kasus dan 120 kontrol. Data diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko kejadian kematian neonatal dini meliputi ANC (nilai p = 0,000; odds ratio, OR = 7,333; CI 95% = 2,966 _ 18,129), status imunisasi TT (nilai p = 0,000; OR = 19,205; CI 95% = 7,902 _ 46,678), anemia ibu hamil (nilai p = 0,000; OR = 32,818; CI 95% = 7,549 _ 142,674), berat lahir (nilai p = 0,000; OR = 122,212; CI 95% = 32,324 _ 462,068), status paritas (nilai p = 0,000; OR = 5,537; CI 95% = 2,029 _ 15,111), status asfiksia (nilai p = 0,000; OR = 8,197; CI 95% = 0,452 _ 2,745). Status hipotermia bukan merupakan faktor risiko kematian neonatal dini (nilai p = 0,815; OR = 1,114; CI 95% = 3,646 _ 18,428). Hasil uji regresi logistik ganda menemukan bahwa berat lahir bayi merupakan faktor yang paling berisiko terhadap kematian neonatal dini (nilai p = 0,000).

Infant mortality rate in Indonesia is still high. Fifty percent of the neonatal mortality occurred among low birth weight infants (LBWI) and neonatal mortality within 7 days of life accounted for 50% of total infant mortalities. This study was aimed to examine the extent of early neonatal mortality risk by antenatal care (ANC), Tetanus Toxoid (TT) immunization status of pregnant women, anemia during pregnancy, birth weight of neonatal, parity status, and hypothermia status.This study was a case control study with direct in- terview to respondents, conducted in the Maternity Hospital of Makassar with 40 cases and 120 controls. Samples were selected by purposive sampling. Study results indicated that risk factor of early neonatal mortality were ANC (p value = 0,000; odds ratio, OR = 7,33; CI 95% = 2,966 _ 18,129), TT immunization status (p value = 0,000; OR = 19,205; CI 95% = 7,902 _ 46,678), pregnancy anemia (p value = 0,000; OR = 32,818; CI 95% = 7,549 _ 142,674), birth weight (p value = 0,000; OR = 122,212; CI 95% = 32,324 _ 462,068), parity status (p value = 0,000; OR = 5,537; CI 95% = 2,029 _ 15,111), asphyxia status (p value = 0,000; OR = 8,197; CI 95% = 0,452 _ 2,745), whereas hypothermia status (p value = 0,815; OR = 1,114; 0,452 _ 2,745) was not a risk factor. Results of logistic regression multivariate analysis indicated that infant?s birth weight was the most risk factor of early neonatal mortality (p value = 0,000). Specific surveillance program for high risk neonatal needed to be arranged in all health centers."
Makasar: Bagian Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sufiatur R.
Jakarta: Mediakita, 2014
899.221 AHM a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnawati Bantas
"Sindrom Metabolik (SM) merupakan faktor risiko penting penyakit kardio-
vaskuler yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Perbedaan
gender pada SM berkontribusi terhadap perbedaan gender pada penyakit kar-
diovaskuler. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi dan risiko SM
berdasarkan gender di perkotaan Indonesia menggunakan data Riset
Kesehatan Dasar 2007 dan menggunakan rancangan penelitian potong lintang.
Populasi penelitian terdiri dari 13.262 orang pria dan wanita yang tidak hamil
berusia lebih dari 15 tahun yang bermukim di daerah perkotaan. Variabel
penelitian meliputi variabel dependen sindrom metabolik. Variabel independen
utama adalah gender dan variabel kovariat yang lain adalah level 1 (umur, sta-
tus perkawinan, pendidikan, stres, merokok, dan aktivitas fisik), level 2 (penda-
patan keluarga, konsumsi energi rumah tangga, konsumsi protein rumah tang-
ga, konsumsi serat rumah tangga, anggota rumah tangga, dan balita dalam
rumah tangga), dan level 3 (provinsi, status urban, dan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)). Analisis dilakukan dengan multilevel regresi logistik. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa prevalensi SM adalah 17,5 %, prevalensi pada
wanita (21,3%) lebih tinggi daripada pria (12,9%). Risiko sindrom metabolik
berdasarkan gender bergantung pada status umur, pendidikan, dan perkawinan
dari individu. Variasi kejadian SM berdasarkan pendapatan keluarga kecil (nilai
MOR 1,21) dan variasi kejadian SM berdasarkan provinsi juga kecil (nilai MOR
1,18).
Metabolic Syndrome (MS) is an important factor for Cardiovascular
Disease (CVD). One of the main causes of death in Indonesia is CVD. Gender
differences in MS may contribute the gender differences in CVD. This study
aimed to examine the prevalence and MS risk by gender in the urban popula-
tion of Indonesia using Riskesdas 2007 data and cross-sectional design study.
Population of study consisted of 13,262 men and non pregnant women over 15
years old lived in urban area. Variables included in this study are MS as the de-
pendent variable and gender as the main independent variable. The covariate
variables consisted of: level 1 variables (age, marital status, education, stress,
smoking, and physical activity), level 2 (family outcome, household energy con-
sumption, protein consumption, fiber consumption, members, and toddler un-
der 5 years), level 3 (province, urban status, and human development index).
Multilevel logistic regression used in data analysis. Result showed that preva-
lence of MS was 17,5%, on women (21.3%) was higher than men (12.9%). The
risk of MS by gender was depent on age, educational level, and marital status
of individual. The variation of MS occurrence among the family incomes was
small (MOR 1.21), and the variation of MS occurrence among the provinces was
also small (MOR 1.18)."
Universitas Indonesia, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Idral Purnakarya
"Demensia Alzheimer menempati urutan kesembilan penyebab kematian
di Amerika Serikat. Demensia adalah kondisi yang sering dialami yang
berhubungan dengan berbagai faktor dan gaya hidup terutama diet.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan defisiensi asupan ri-
boflavin (vitamin B12) dengan demensia pada usia lanjut (usila).
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan dilaksanakan
pada bulan September 2007 sampai dengan Januari 2008. Sampel
penelitian adalah 141 lansia berumur lebih dari sama dengan 60 tahun
yang diambil secara purposive sampling. Demensia diukur menggunakan
kuesioner MMSE (≤ 24, skor maksimum 30) dan asupan riboflavin diukur
menggunakan form Semi Quantitative ? FFQ. Penelitian ini memperli-
hatkan bahwa 47,5% usila mengalami demensia. Hasil uji statistik me-
nunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara umur, tingkat
pendidikan, dan asupan riboflavin dengan kejadian demensia pada usila
(nilai p < 0,05).
Dementia Alzheimer?s was ranked the ninth leading cause of death in The
United States. Dementia can not be avoided as related to several factors
and lifestyle especially the diet. The objective of this research is to know re-
lation the deficiency of riboflavine (vitamin B12) intake and incidence of de-
mentia at elderly. A cross-sectional study was conducted between
September 2007 and January 2008. The sample obtained was 141 elderly
which it was conducted to purposive sampling. Dementia was measured by
using questionnaire MMSE (≤ 24, maximum score was 30), and riboflavine
intake was measure by Semi Quantitative ? FFQ form. This study shows
that dementia in elderly was 47,5%. Statistical test showed that Statistical
test showed that incidence of dementia had significantly associated with
ages, level of education, and riboflavine intake (p value < 0,05)."
Universitas Andalas, Fakultas Kedokteran, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyastuti Hariyanto
"ABSTRAK
Telah dilakukan suatu penelitian tentang Kendala-
kendala kelancaran perolehan angka kredit jabatan tenaga
dokter dan perawatan di RSUD Kepanjen Kabupaten Malang
dengan mengambil sampel sebanyak 50 tenaga perawat dan dokter.
Penelitian yang dilatar belakangi oleh ketidak lancaran
pelaksanaan perolehan angka kredit ini, bertujuan untuk
mendiskripsikan pelaksanaan, kendala dan prospek perolehan
angka kredit di RSUD Kepanjen. Dalam parkembangan pengkajian
dilapangan ternyata diperlukan pula kajian identifikasi ken-
dala ditingkat tim penilai tingkat Kabupaten dan tingkat
Propinsi, bahkan sampai ketingkat Tim Perumus Departemen
Kesehatan, Asisten - II MENPAN dan Staf BAKN di Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab tidak ber-
jalannya pelaksanaan perolehan angka kredit di RSUD Kepanjen
merupakah akibat dari Kekurang pahaman karyawan tentang
latar belakang, tujuan dan proses perolehan angka kredit,
yang ditunjukkan oleh bukti-bukti : banyaknya kesulitan
dalam pengisian formulir pelaporan kegiatan, dan hanya
direkamnya kegiatan pelayanan kesehatan saja karena tidak
tahu unsur-unsur yang dinilai Telaah lebih lanjut membuk-
tikan bahwa masalah ini merupakan akibat dari Kurang paham-
nya Tim Teknis RSUD dan para manajer RSUD tentang Sistem
Perolahan Angka Kredit. Ini terbukti dari adanya : Kendala
alur data dari karyawan ke Tim Teknis, jumlah jenis formulir
ng hanya satu (Rl dan D1 saja), tidak adanya umpan balik,
dan belum adanya rancangan kegiatan penqembangan profesi
sebagai unsur yang dituntut dalam penilaian.
Kekurang pahaman Tim Teknis inipun ternyata merupakan
akibat dari kurangnya proses komunikasi dan penyebaran
pengertian sistem perolehan angka kredit mulai dari Depar-
temen Kesehatan he Tim Penilai Tingkat Propinsi dan Tim
Penilai Tingkat Kabupaten.
Diharapkan dengan diidentifikasikannya sumber masalah
ini, saran-saran yang diajukan dapat mengurangi kendala-
kendala pelaksanaan dimasa mendatang."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kushner, Harold J.
New York: Springer-Verlag, 1992
003.76 KUS n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shirley Ivonne Moningkey
"Preeklampsia-eklampsia merupakan Salah satu penyebab utama kematian ibu di Rumah Sakit Umum Tangerang. Penelitian ini dilakukan unluk mengetahui faktor-faktor risiko kematian ibu oleh karena preeklampsia-eklampsia di Rumah Sakit Umum Tangerang sejak tahun I996 sampai dengan 1999.
Metode. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol karena kasus kematian ibu dengan preeklampsia-eklampsia merupakan hal yang jarang terjadi. .Jumlah kasus diambil secara keseluruhan berjumlah 69 kasus kematian ibu dengan preeklampsia-eklampsia sejak tahun 1996-1999, dan kontrol adalah ibu dengan preeklampsia-eklampsia yang tidak meninggal dari tahun yang sama. Data diperoleh dari catatan rekam medis dengan menggunakan kuesioner. Analisa dengan regresi logistik dengan kekuatan 80% dan derajat kepercayaan 95%.
Hasil. Preeklampsia-eldampsia merupakan penyebab utama kematian ibu di Rumah Sakit Umum Tangerang, dengan proporsi penyebab kematian dibanding dengan seluruh kematian ibu yang teljadi 39,l3% pada tahun 1996, 42,85% tahun 1997, 52,38% tahun 1993 dan 56% tahun 1999. Terdapat hubungan yang kuat dan bermakna antara layanan antenatal dngan OR 12,8978 (95%CI 6,6475-25,0247; p 0,0000); dan penanganan sesuai dengan presedur tetap dengan OR 13,0100 (95% CI 3,9792 - 42,5356; p 0,0000).
Kesimpulan. Layanan antenatal dan penanganan kasus sesuai dengan Protap menunjukkan hubungan asosiasi yang kuat dengan kejadian kematian ibu oleh karena preeklampsia-eklampsia di RSU Tangerang 1996-1999, setelah dikontrol oleh faktor rujukan, umur ibu, frekuensi kehamilan, tekanan darah diastolik dan proteinuria.

Preeclampsia/eclampsia is one of the major causes of maternal mortality in Tangerang General Hospital. The-objective of this study was to examine the risk factors of maternal mortality caused by preeclampsia/eclampsia in Tangerang General Hospital 1996-1999.
Methods. Case control study is applied to achieve the objective of the study. Cases were all of the maternal death caused by preeclampsia/eclampsia (n = 69) in Tangerang General Hospital from 1996-1999, controls were women with preeclampsia/eclarnpsia who survived (n = 276) in the same hospital. This study used the medical records as source of dam. Multivariate logistic regression analysis was used to assess the exposure-outcome relationship.
Result. Preeclampsia/eclampsia is the major cause of maternal mortality in Tangerang General Hospital; with the proportion Hom all of the cause the maternal death was 39,l3%, 42,85% , 52,38% and 56% in 1996,1997,l998 and 1999 consecutively. The adjusted odds ratio of dying becaused of preeclampsia/eclampsia was 12,8975 (95% CI 6,6475 - 25,0247) for women who did not received prenatal care compared with women who did received; the adjusted odds ratio of dying because of preeclampsia/eclampsia was 13,0100 (95% CI 3,792- 42,5356) for women who did not received proper handling according to standard operating procedure compared with women who did.
Conclusions. Prenatal care, proper handling according to standard operating procedure were strong predictors of maternal mortality caused by preeclampsia/eclampsia in Tangerang General Hospital |996-1999.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T33061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>