Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elviera Gamelia
"Strategi pembangunan kesehatan nasional adalah untuk mewujudkan pe-
ningkatan status derajat kesehatan. Indikator derajat kesehatan masyara-
kat terkait erat dengan Angka Kematian Ibu (AKI). Kabupaten Banyumas
memiliki AKI di bawah standar pelayanan minimal (SPM), salah satunya
adalah wilayah kerja Puskesmas I Ajibarang. Peningkatan status kesehatan
ibu pada saat kehamilan merupakan salah satu langkah yang dapat di-
lakukan untuk menurunkan kasus kematian ibu. Status kesehatan ibu hamil
dipengaruhi oleh perawatan kehamilan yang baik oleh ibu hamil untuk men-
cegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, di samping itu
juga untuk pertumbuhan dan kesehatan janin. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang dominan mempengaruhi peri-
laku perawatan kehamilan. Penelitian ini adalah potong lintang. Populasi
adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas I Ajibarang. Metode sampel yang di-
gunakan adalah metode proportional random sampling dengan jumlah sam-
pel 81 ibu hamil. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat
dengan statistik deskriptif, analisis bivariat dengan kai kuadrat, serta anali-
sis multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan pen-
didikan, jenis pekerjaan, pendapatan, paritas, pengetahuan, sikap, dan
peran bidan tidak berpengaruh terhadap perilaku perawatan kehamilan.
Sedangkan, usia kehamilan, waktu tempuh pelayanan kesehatan, dan
peran suami berpengaruh terhadap perilaku perawatan kehamilan. Peran
suami merupakan variabel yang paling dominan memengaruhi ibu hamil
dalam melakukan perawatan kehamilan.
National health strategy is to realize the increasing level of health status.
Public health status indicators closely related to Maternal Mortality Rate
(MMR). Banyumas have MMR that is still below the minimum service
standards. One that contributes to that number is Puskesmas I Ajibarang.
Improving the health status of the mother during pregnancy is one of steps
Determinan Perilaku Perawatan Kehamilan
Determinant of Mother?s Prenatal Care Behaviour
Elviera Gamelia, Colti Sistiarani, Siti Masfiah
taken to reduce maternal deaths. Health status of pregnant women are
affected by good prenatal care, preventing the occurrence of complications,
death when delivery, the growth and health of the fetus. This study aims to
determine the dominant factors influence to behavior of prenatal care in
Ajibarang I Primary Health Center, Banyumas District. It was a cross
sectional survey. Data was taken by interviews, involved 81 pregnant
women in Ajibarang I primary health care. Data analysis used univariate
analysis with descriptive statistic, bivariate with chi square and multivariate
with logistic regression. The results showed that age, education, family in-
come, occupation, knowledge, attitude, parity, and role of midwives did not
influence to prenatal care behaviour. Otherwise, age of pregnancy, time of
access to heatlh care, and role of husbands influenced pregnant women in
prenatal care behaviour. Study also found that role of husband was the most
dominant factor influenced to mother?s prenatal care behaviour."
Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Jurusan Kesehatan Masyarakat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Demsa
"Prevalensi panjang badan lahir pendek di Indonesia masih tinggi dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh pelbagai faktor secara langsung dan tidak langsung serta berdampak luas dan berkelanjutan dalam siklus kehidupan. Penelitian menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dengan pendekatan potong lintang bertujuan mengetahui mekanisme hubungan berbagai variabel laten terhadap prevalensi panjang badan lahir pendek. Sampel adalah 497 kabupaten yang diagregat dari data individu, yaitu anak lahir dari ibu berusia 15 hingga 49 tahun dengan kriteria anak kandung dan lahir tunggal. Pemodelan menggunakan Structural Equation Modelling. Kehamilan berisiko tinggi berhubungan positif langsung dengan prevalensi panjang badan lahir pendek (r = 0,279; nilai p = 0,014). Pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan positif tidak langsung dengan prevalensi panjang badan lahir pendek melalui kehamilan berisiko tinggi (r = 0,135; nilai p = 0,029). Sosial ekonomi tidak berhubungan signifikan dengan prevalensi panjang badan lahir pendek (r = -0,087; nilai p = 0,156), namun akan berhubungan bila melalui mekanisme hubungan pemanfaatan pelayanan kesehatan (r = 0,653; nilai p = 0,0001) dan kehamilan berisiko tinggi (r = 0,759; nilai p = 0,0001). Upaya intervensi perlu difokuskan pada pencegahan kehamilan berisiko tinggi melalui perbaikan status gizi dan kesehatan ibu sejak usia remaja untuk menurunkan prevalensi panjang badan lahir pendek.

The prevalence of short birth length in Indonesia still high and it becomes a public health problem caused by any direct and indirect factors as well as having a wide and sustainable effect in life cycle. The study used Basic health system (Riskesdas) 2013 data with a cross-sectional approach aiming to find out the mechanism of the relation between any latent variables to the short birth length prevalence. Samples were 497 districts aggregated from individual data that were children children born by 15 - 49 year-old mothers with biological children and single birth criteria. The modelling used Structural Equation Modeling. High-risk pregnancy had a direct positive relation with the prevalence of short birth length (r = 0.279; p value= 0.014). The use of health services had an indirect positive relation with short birth length prevalence through high-risk pregnancy (r = 0.135; p value= 0.029). Social economy did not have any significant relation with the prevalence of short birth length (r = -0.087; p value = 0.156), but would be related if through the mechanism of health service use (r = 0.653 ; p value = 0.0001) and high-risk pregnancy (r = 0.759 ; p value = 0.0001). Efforts of intervention need to be focused on prevention of high-risk pregnancy through improvement of nutritional and health status of mothers since teenager in order to reduce short birth length prevalence."
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Setiyawati
"Human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired immune deficiency syndrome
(AIDS) merupakan salah satu sorotan dalam pencapaian target
Millenium Development Goals (MDGs). Ibu hamil dengan HIV akan berisiko
menularkan kepada bayinya. Tes HIV merupakan gerbang pembuka status
HIV yang sangat penting dilakukan pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan determinan perilaku tes HIV pada ibu hamil yaitu tingkat
pendidikan, tingkat pengetahuan, persepsi kerentanan diri tertular HIV,
sikap, Provider-Initiated Testing and Counselling (PITC) dan ketersediaan
sumber informasi (keluarga dan kader kesehatan). Jenis penelitian adalah
potong lintang dengan metode survei. Penelitian ini dilakukan di
Puskesmas Mantrijeron dan Puskesmas Sleman yang telah memiliki
sarana pemeriksaan tes HIV dan telah menjalankan program Pencegahan
Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA). Subjek penelitian adalah ibu hamil yang
berkunjung ke puskesmas tersebut pada bulan Agustus sampai dengan
Oktober 2014 yang berjumlah 54 orang. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Analisis yang digunakan univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil
penelitian menunjukkan tidak ada hubungan tingkat pendidikan, tingkat
pengetahuan tentang HIV dan AIDS, persepsi kerentanan diri dan sikap ibu.
Ada hubungan antara PITC, ketersediaan sumber informasi tentang HIV
dan AIDS dari keluarga dan kader kesehatan dengan perilaku tes HIV pada
ibu hamil. PITC merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap
perilaku tes HIV pada ibu hamil.
Human immunodeficiency virus (HIV) and Acquired immune deficiency syndrome
(AIDS) is one of highlighted issues in accomplishing Millenium
Development Goals (MDGs) target. Pregnant women with HIV will transmit
the virus to their babies. HIV testing is such an opening gate of HIV status
that is very important to be conducted on pregnant women. This study
Determinan Perilaku Tes HIV pada Ibu Hamil
Determinant of HIV Testing Behavior among Pregnant Women
Nanik Setiyawati, Niken Meilani
aimed to determine the determinant of HIV testing behaviour among pregnant
women including education level, knowledge level, perception of selfvulnerability
to be HIV-infected, attitudes, Provider-Initiated Testing and
Counseling (PITC) and availability of information (family and health workers).
This study was cross sectional using a survey method. This study was
conducted in Mantrijeron and Sleman Primary Health Care that had HIV
testing facilities and executed prevention of mother to child transmission
program. The subjects of this study were pregnant women visiting such primary
health care on August up to October 2014, as much as 54 people.
Data collecting used questionnaire. Analysed used were univariate, biviariate,
and multivariate. The results showed no relation between educational
level, knowledge level about HIV and AIDS, perception of self-vulnerability
and attitudes of women.There was a relation between PITC, information
source availability about HIV and AIDS from the family and health workers
with HIV testing behaviour among pregnant women. PITC is the most influencing
variable toward HIV testing behaviour among pregnant women."
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan YogyakartaJurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Devinita Ayu Nurcahyani
"Berat badan lahir dianggap faktor penentu yang paling penting dari ke-
sehatan dan kelangsungan hidup anak. Penelitian ini bertujuan untuk mem-
pelajari besar risiko kehamilan tidak diinginkan terhadap berat bayi
berdasarkan persepsi ibu di Indonesia tahun 2010 beserta faktor-faktor pe-
rancunya. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan meng-
gunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2010. Namun,
studi ini memiliki variabel dari hasil kehamilan sehingga memungkinkan
menggunakan desain penelitian kohort retrospektif. Berdasarkan hasil
analisis multivariat ditemukan bahwa ibu yang mengalami kehamilan tidak
diinginkan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) yang didasarkan pada persepsi ibu sekitar 1,27 kali lebih besar dari-
pada ibu yang mengalami kehamilan diinginkan setelah dikontrol oleh usia
ibu, usia kehamilan, frekuensi periksa kehamilan di pelayanan antenatal
dan jumlah pil zat besi. Pada model probabilitas, risiko ibu dalam
melahirkan BBLR pada kelompok kehamilan tidak diinginkan (4,42%),
kelompok kehamilan diinginkan (3,52%) dengan kondisi usia ibu yang tidak
berisiko (20 _ 34 tahun), usia kehamilan cukup bulan, frekuensi pelayanan
antenatal adekuat minimal 4 kali dan pil zat besi minimal 90 hari.
Birth weight is considered to be one of the most important determinants of
health and child survival. Therefore, this study aimed to study to explore the
risk of unintended pregnancy on infant weight based on the perception of
the mother in Indonesia in 2010 along with the risk of the counfonders. This
study is analytical research and used data from Indonesia Basic Health
Survey. This study had a variable pregnancy outcomes, therefore a retro-
spective cohort study design was performed in this study. Based on the
multivariable analysis was found the risk ratio gave low birth weight on
mothers who experiences unintended pregnancy 1,27 times compared
mothers who have experienced desired pregnancy after adjustment by age
of mother, age of pregnancy, antenatal care and the amount of iron tablets.
The probability derived giving birth to LBW babies in mothers during her in-
tended pregnancy is 4.42% compared 3.52% among mothers with desired
pregnancy with certain conditions, such as age group (20 _ 34 years), ade-
quate of pregnancy age, four times antenatal care frequency, and adequate
of the amount of zinc tablets minimum in 90 days."
Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lini Anisfatus Sholihah
"Ibu hamil merupakan salah satu kelompok berisiko kekurangan gizi karena
tabu terhadap makanan masih banyak dijumpai pada masyarakat dengan
etnis budaya yang masih kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
makanan tabu dan alasannya pada ibu hamil suku Tengger di Ngadas,
Malang. Desain studi yang adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan
metode diskusi kelompok terarah pada ibu hamil dan wawancara men-
dalam dengan tetua masyarakat, keluarga, serta petugas kesehatan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa makanan yang ditabukan meliputi kelompok
buah-buahan, lauk, sayuran, makanan yang dianggap panas, dan makanan
yang dianggap tidak lazim, seperti makanan dempet atau kembar. Alasan
tabu makanan di Tengger Ngadas karena adanya pendekatan secara sim-
bolik, fungsional, dan nilai atau keagamaan. Diperlukan penyuluhan oleh
bidan desa terkait gizi kehamilan pada ibu hamil, kader posyandu, tetua
masyarakat, dan keluarga. Ibu hamil perlu didorong untuk mengonsumsi
makanan yang bergizi dan tidak memantang makanan yang dapat
mengeksklusikan zat gizi tertentu dari dietnya.
Pregnant woman is a risk group of malnutrition because of food. Food taboo
is still exist in the community with strong culture. This study aimed to know
the food taboo among pregnant woman in Tengger in Ngadas, Malang and
its reason. Study design used is descriptive qualitative by focus group diss-
cussion method with pregnant woman and indepth interview with elders,
family, and health worker. The result shows that food taboo including fruits,
side dish, vegetables, ?hot foods? group, and unusual foods such as food
that stuck together. The reasons for avoiding food are symbolic approach,
functional approach, and value or religion. It?s recommended for midwife in
village to give information about maternal nutrition to pregnant women, el-
ders, posyandu kader, and family. Pregnant women needs to be encour-
aged to consume nutritional food and avoid food taboo that can excluse
some nutrients from the diet."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Fitri Yani
"Indonesia bersama seluruh negara berkembang berupaya mencapai ke-
sepakatan Millenium Development Goals (MDGs) dengan salah satu
sasaran menurunkan angka kematian neonatal dari 20 per 1.000 kelahiran
hidup menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup. Penelitian ini bertujuan menge-
tahui hubungan pelayanan kesehatan ibu dengan kematian neonatal di
Kabupaten Lampung Timur tahun 2011. Penelitian dengan desain studi
kasus kontrol ini mengamati kasus ibu yang mengalami kematian neonatal
dan kontrol ibu yang tidak mengalami kematian neonatal. Analisis multi-
variat menemukan pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan
berhubungan secara signifikan dengan kematian neonatal, setelah me-
ngendalikan variabel umur ibu dan riwayat kehamilan (OR = 16,32; nilai p
= 0,000); dan (OR = 18,36; nilai p = 0,31). Bayi yang dilahirkan dari Ibu de-
ngan pelayanan antenatal tidak lengkap berisiko mengalami kematian
neonatal 16,32 dan 18,36 kali lebih besar daripada bayi yang dilahirkan. Ibu
dengan pelayanan antenatal lengkap dan penolong persalinan profesional.
Tidak ada hubungan penolong persalinan dengan kematian neonatal, sete-
lah mengontrol variabel pelayanan antenatal, umur ibu, riwayat kehamilan,
riwayat penyakit, dan riwayat persalinan. Disarankan meningkatkan kuali-
tas pelayanan antenatal dengan memerhatikan faktor umur ibu dan riwayat
persalinan, mengembangkan kegiatan audit maternal perinatal serta
meningkatkan keterampilan petugas penolong persalinan.
All developing countries including Indonesia seek to reach agreement the
Millennium Development Goals (MDG?s). It is objectives include reducing
neonatal mortality by 25 percent from 20 per 1,000 live birth to 15 per 1,000
live births. This study aimed to determine the relationship of maternal health
services with neonatal mortality in East Lampung District in 2011. This study
used case control design to compare between the groups of mother whom
have neonatal deaths (cases) and neonatal life (control) in East Lampung
District in 2011. The result on antenatal care variables found that antenatal
care and birth attendant had significant correlation with neonatal death,
after controlling age and pregnancy history variable (p value = 0.000, OR =
16.32; p value = 0.31, OR = 18.36). The babies from mothers who did not
get completed prenatal care risk of 16.32 times have neonatal death than
babies born from mothers who received completed maternal care. There
was no association between neonatal mortality and birth attendant, after
controling variables of antenatal care, maternal age, pregnancy history,
medical history and chilbirth history. Based on this study, it is suggested to
increase activity of maternal perinatal audit, improve the quality of antenatal
care, maternal delivery, and develop other support activities to prevent
neonatal mortality in East Lampung District."
Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Depok Pusat Penelitian Kesehatan Lembaga Penelitian UI 1991,
R 362.198 Pen l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Mahwati
"Pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dapat menyelamatkan perem-
puan dari komplikasi berat dan kematian selama kehamilan, persalinan,
dan pasca persalinan. Faktor sosial, manfaat/kebutuhan yang dirasakan,
serta aksesibilitas ekonomi dan fisik berkontribusi langsung terhadap pe-
manfaatan pelayanan kesehatan ibu. Tujuan penelitian ini adalah menge-
tahui faktor sosial, kebutuhan, serta aksesibilitas ekonomi dan fisik yang
memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Jawa Barat. Data
yang digunakan untuk penelitian adalah data sekunder hasil Riset
Kesehatan Dasar 2010 pada perempuan usia 15 ? 59 tahun yang pernah
menikah. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat dan multivariat.
Kedua hasil analisis menegaskan bahwa faktor sosial, kebutuhan yang di-
rasakan, serta aksesibilitas ekonomi dan fisik memiliki hubungan yang sig-
nifikan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal dan persalinan. Model
akhir analisis multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa tempat tinggal
merupakan variabel yang paling memengaruhi pemanfaatan kedua bentuk
pelayanan kesehatan ibu. Determinan penting yang lain adalah riwayat
komplikasi, pendapatan keluarga, umur, dan pendidikan ibu. Dalam anali-
sis multivariat, status perempuan bekerja dan pekerjaan suami tidak memi-
liki dampak yang signifikan terhadap kemungkinan perempuan menda-
patkan perawatan antenatal dan pemberian perawatan modern meskipun
variabel suami adalah positif dan sangat terkait dengan variabel dependen.
Utilization of maternal health care services could save severe compli-
cations and death among women during pregnancy, delivery, and after de-
livery. Numerous factors such as social, perceived needs, and economic
and physical accessibility are contributed directly with the use of maternal
health care. The purpose of this study is to investigate the social, perceived
needs, and economic and physical accecibility factors that affect women?s
use of maternal health care in West Java. The data used come from the
2010 Basic Health Research of ever married women 15 ? 59 years old. This
study used two levels of analysis, bivariate and multivariate analysis. Both
analyses confirmed that social, perceived needs, and economic and phy-
sical accessibility factors had a significant relationship with the utilization of
antenatal and modern delivery care. The final model logistics regression
multivariate analysis indicate that the residence?s place remain the most in-
dependent variable affecting both of antenatal and delivery care usage.
Other important determinants are complications history, family income,
mother?s age, and education. In the multivariate analysis, the complications
history have a significant impact on the probability of women obtaining de-
livery care although these variable not associated with the dependent varia-
bles in the bivariate analysis."
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung Jawa Barat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Oktora
"Pajanan pencemar udara selama kehamilan berhubungan dengan bayi be-
rat badan lahir rendah (BBLR). Untuk menghubungkan konsentrasi NO2
dalam udara ambien, telah dilakukan studi ekologi di Jakarta. Konsentrasi
NO2 didapat dari data monitoring BPLHD DKI Jakarta 2009 ? 2011, sedan-
gkan kasus-kasus bayi BBLR diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta. Data dianalisis dengan Anova, uji korelasi, dan regresi linier dan
berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi NO2 dalam
bulan pertama dan kedua kehamilan berhubungan bermakna dengan
BBLR (masing-masing dengan R = 0,464, nilai p = 0,0001 dan R = 0,243,
nilai p = 0,013). Regresi linier berganda menunjukkan bahwa konsentrasi
NO2 dapat meramalkan 25% kasus BBLR (R = 0,5; R2 = 0,25; nilai p =
0,0001). Variabel yang paling memengaruhi BBLR adalah pajanan ter-
hadap NO2 pada bulan pertama gestasi (B = 259). Disimpulkan, pajanan
NO2 pada bulan pertama dan kedua kehamilan dan tempat wilayah tinggal
berhubungan dengan BBLR, dengan pajanan NO2 pada bulan pertama
kehamilan merupakan faktor utama BBLR.
It has been known that exposure to air pollutant during pregnancy was as-
sociated with low birth weight. To correlate NO2 concentration in ambient air
with baby with low birth weight (LBW), an ecological study has been carried
in Jakarta. NO2 concentration was obtained from 2009 ? 2011 monitoring
data (Jakarta BPLHD), while low birth weight data were obtained from
Jakarta Provincial Health Office. Anova, correlation, linear and multiple lin-
ear regressions were employed to analyze NO2 concentration with LBW. It
showed that NO2 concentrations during first and second month of preg-
nancy were significantly correlated with the LBW (R = 0.464, p value =
0.0001 and R = 0.243, p value = 0.013). Multiple linear regression showed
that the concentration of NO2 in the first and second month of pregnancy
can predict 25% of LBW cases (R = 0.5, R2 = 0.25; p value = 0.0001). The
most influence variable on LBW is exposure to NO2 in the first month of ges-
tation (B = 259). It is concluded that exposure to NO2 in the first and second
month of pregnancy and city of residence correlated with the LBW, with NO2
exposure in the first month of pregnancy was the most influencing factor of
the LBW."
Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"An adequate calcium calcium is an important aspect in maternal and fetal psyciology during pregency. ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>