Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148357 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Ulfah
"Kelainan otot rangka merupakan gangguan fungsi otot, tendon, saraf, pembuluh darah, tulang dan ligamen yang biasa diderita oleh pekerja dengan aktivitas kerja menggunakan kekuatan otot, seperti pekerja laundry. Penelitian ini bertujuan mengetahui sikap kerja pekerja laundry dan hubungan dengan risiko musculoskeletal disorders di Kecamatan Purwokerto Utara. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling dengan kriteria inklusi responden bekerja hanya pada satu bagian kerja tertentu dari laundry, tidak memiliki keterbatasan komunikasi dan kriteria eksklusi responden keluar dari pekerjaan dan tidak bersedia dijadikan responden. Sampel sebanyak 150 orang dengan kuota masing-masing bagian diambil sebagai sampel sebanyak 30 orang, meliputi bagian penimbangan, pencucian, pengeringan, penyetrikaan dan pengemasan. Penelitian menemukan sikap kerja yang berhubungan dengan risiko kelainan otot rangka adalah pada bagian pencucian (nilai p = 0,014, nilai p < 0,05). Sedangkan sikap kerja bagian penimbangan (nilai p = 0,77), pengeringan (nilai p = 0,257), penyetrikaan (nilai p = 0,109) dan pengemasan (nilai p =0,370) tidak berhubungan dengan risiko MSDs (nilai p > 0,05). Hanya sikap kerja pada bagian pencucian yang berisiko menimbulkan MSDs, sehingga perlu dilakukan intervensi berupa pelatihan sikap kerja mencuci yang benar.

Musculoskeletal disorders (MSDs) are disorders of muscle function, tendons, nerves, blood vessels, bones and ligaments that usually occur in workers with work activities using muscle power, such as laundry workers. The study aimed to determine the attitude of the working relationship with the risk of MSDs in the Nothren Purwokerto district. Type cross-sectional study with a quantitative approach. The sampling technique using quota sampling with inclusion criteria of the respondents worked only on one particular part of the laundry work, they do not have any communication limitations and exclusion criteria respondents out of work and not willing to be the respondent. Based on these criteria obtained a sample of 150 people with a quota of each section is taken as a sample of 30 people, which is part of the weighing, washing, drying, ironing and packing. The results showed that the attitude of work-related MSDs are at the risk of leaching (p value= 0.014, p< 0.05). While the attitude of the weighing part employment (p= 0.77), drying (p= 0.257), ironing (p= 0.109), and packaging (p= 0.370) was not associated with risk of MSDs, because the value of p> 0.05. So it is concluded that only work attitude on the part pose a risk of MSDs washing. Therefore, it is necessary to intervene in the form of job training wash right attitude."
Universitas Soedirman, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Jurusan Kesehatan Masyarakat, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Strenuous and moderate intensity physical exercises may enhance oxygen uptake , leading to increase metabolism, which in turn may increase the production of free radicall molecules. ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hervita Laraswati
"Penelitian aktivitas laundry bertujuan mengetahui tingkat risiko dan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pekerja laundry usaha informal di Beji, Depok menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan penyebaran kuesioner dengan total responden 26 orang. Tingkat risiko proses penimbangan, pencucian dan pemerasan masuk kategori sedang sehingga dibutuhkan perbaikan, karena berpotensi MSDs. Meletakkan cucian ke keranjang tingkat risikonya tinggi berarti harus segera diperbaiki karena potensi MSDs semakin besar. Mengangkat cucian ke pengering tingkat risikonya rendah artinya perubahan mungkin dibutuhkan untuk mencegah MSDs. Setrika dan pelipatan tingkat risikonya sedang dan tinggi. Keluhan subjektif paling banyak dirasakan adalah bahu kanan. Untuk mengurangi keluhan MSDs, maka diperlukan sosialisasi oleh Dinas Kesehatan Kota Depok kepada masyarakat mengenai risiko ergonomi khususnya pekerja laundry sektor usaha informal.

This research purposes to detect risk level and musculoskeletal disorder (MSDs) complaint an informal laundry workers in Beji, Depok using REBA and questionaires with 26 total respondent. The risk level on weighting, washing and pressing processes include into medium category so those activities need improvements, because its have MSDs potential. Putting the washing items to hamper has high risk level, it must be improved immediately, because the MSDs potential is higher. Lifting the washing items to the dryer has low risk level so changes may need to prevent MSDs. Ironing and folding have medium risk level and high risk level. The most subjective complaint is in the right shoulder. To decrease MSDs complaint needs Depok?s Health Ministry socialization about laundry workers ergonomic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Rohayu Verona Putri
"Aktivitas pekerjaan penatu dan pekerja kebersihan kamar memiliki risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) terkait dengan postur janggal dalam durasi lama, gerakan berulang, dan rutin dilakukan setiap hari. Penelitian ini dilakukan untuk menilai risiko pekerjaan menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan keluhan gejala Musculoskeletal Disorders (MSDs) menggunakan Nordic Body Map. Hasil dari penilaian REBA pada penatu terdapat 13 pekerjaan berisiko sedang, 2 pekerjaan berisiko tinggi, dan 1 pekerjaan berisiko sangat tinggi. Pada pekerja kebersihan kamar terdapat 2 pekerjaan berisiko sedang, 3 pekerjaan berisiko tinggi, dan 1 pekerjaan berisiko sangat tinggi.
Hasil kuesioner Nordic Body Map keluhan gejala MSDs yang paling banyak dirasakan penatu pada bahu kiri dan bahu kanan. Sedangkan pada pekerja kebersihan kamar keluhan gejala yang paling banyak dirasakan pada pinggang, betis kiri, dan betis kanan. Keluhan gejala MSDs yang paling banyak dirasakan adalah pegal-pegal, sakit (nyeri), kejang (kram). Selain postur kerja, karakteristik individu pekerja juga memperberat keluhan gejala MSDs seperti usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Sebagian besar aktivitas kerja memiliki tingkat risiko keluhan gejala MSDs sehingga diperlukan segera tindakan perbaikan sistem kerja.

Laundry workers and room attendant activities have Musculoskeletal Disorders risk in association with awkward posture in long duration, repetitive movements, and routine activity. The study was conducted to assess the working risk by using Rapid Entire Body Assessment (REBA) and Musculoskeletal Disorders symptoms by using Nordic Body Map. The REBA result shows there are 13 laundry worker?s activities with medium risk, 2 activities with high risk, and 1 activity with very high risk. For room attendant group, there are 2 activities with medium risk, 3 activities with high risk, and 1 activity with very high risk.
The Nordic Body Map questionnaire result shows the most perceived Musculoskeletal Disorders symptom by the laundry workers are the symptoms that felt on right and left shoulder. For the room attendant group the most perceived Musculoskeletal Disorders symptoms are the symptoms that felt on waist, right and left calf. The most felt Musculoskeletal Disorders symptoms that felt by the workers are aches, pain, and cramps. Besides of the working posture, the worker?s individual characteristics aggravate the MSDs symptoms like age, sex, physical activity, and Body Mass Index (BMI). Most of activities have their own MSDs symptoms level of risk that required corrective action for the design of the workplace.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sebayang, Maya Pehulisa
"ABSTRAK
Pekerja di Laboratorium Aplikasi Makanan dan Minuman PT X wilayah Jakarta Pusat
berpotensi terkena risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs). Hal ini dikarenakan pekerja
melakukan aktivitas berulang dengan adanya penambahan beban angkut dan postur kerja
yang janggal. Untuk mengurangi keluhan MSDs, peneliti melakukan analisis faktor risiko
postur kerja dengan metode deskriptif analitik menggunakan instrumen Rapid Entire Body
Assestment (REBA), menyebarkan kuesioner terhadap keluhan MSDs dengan Nordic Body
Map (NBM), pengukuran faktor risiko individu (jenis kelamin, antropometri), pengukuran
faktor lingkungan (intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban), faktor peralatan (meja kerja).
Hasil pengukuran faktor lingkungan kerja (suhu, kelembaban, intensitas cahaya) tidak
memenuhi syarat sehingga diperlukan adanya tindakan perbaikan. Penelitian ini dilakukan
dengan metode total sampling yaitu seluruh aktivitas (7 aktivitas). Untuk hasil pengukuran
postur kerja menggunakan REBA menunjukkan 1 aktivitas berisiko sedang, 3 aktivitas
berisiko tinggi, 3 aktivitas berisiko sangat tinggi. Keluhan MSDs pekerja selama 1 minggu
dan 1 tahun terakhir, para pekerja di laboratorium aplikasi makanan dan minuman PT X
mengeluhkan dibagian leher atas, bahu kiri, lutut kanan kiri, kaki kanan kiri.

ABSTRACT
Workers at the Central Jakarta Food and Beverage Application Laboratory PT X decided
the risk of Musculoskeletal Disorders (MSDs). This is related to workers who carry out
repetitive activities with the burden carried and awkward work postures. To reduce MSD
complaints, researchers conducted a risk factor analysis of work posture with a descriptive
analytical method using the Rapid All Body Assessment (REBA) instrument, asking for a
questionnaire against MSD complaints with Nordic Body Map (NBM), measuring
individual risk factors (gender, anthropometry) Measurement of environmental factors (light
intensity, temperature, and humidity), equipment factors (work table). The results of the
measurement of work environment factors (temperature, humidity, light intensity) This
study was carried out by the total sampling method, namely all activities (7 activities). For
the results of the measurement of work posture using REBA showing 1 medium risk activity,
3 high-risk activities, 3 very high-risk activities. MSD complaints of workers for the past 1
week and 12 months, workers in the PT X food and beverage application laboratory
complained about the upper neck, left shoulder, left right knee, right left leg.

"
2019
T52954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Yosephin
"Sinar ultraviolet B adalah sumber utama vitamin D, tetapi wanita usia subur
yang bekerja di dalam ruangan mempunyai vitamin D yang rendah
meskipun Indonesia negara tropis. Tujuan penelitian ini untuk mengevalua-
si peranan paparan sinar matahari pada wanita usia subur terhadap status
vitamin D dan tekanan darah. Desain penelitian yang digunakan adalah
eksperimen tanpa kelompok kontrol pada 21 wanita sehat. Penelitian ini
membandingkan status vitamin D dan tekanan darah sebelum dan setelah
mendapat paparan sinar matahari pada wajah dan lengan tiga kali seming-
gu selama 12 minggu. Analisis data menggunakan uji t-berpasangan.
Paparan sinar matahari dapat meningkatkan vitamin D. Serum 25(OH)D
meningkat 15,9% dari 15.7 ng/dL menjadi 18,2 ng/dL. Paparan sinar mata-
hari menurunkan tekanan darah sistolik (nilai p = 0,004) dan diastolik (ni-
lai p = 0,011). Ultraviolet B dari sinar matahari 30 menit tiga kali seminggu
selama 12 minggu dapat memperbaiki status vitamin D dan tekanan darah.
Ultraviolet B sunlight exposure is a primary source of vitamin D, but women
of childbearing age who worked in room every day had low serum vitamin
D despite Indonesia is a tropical country. The objective of this study was to
evaluate the role of sun exposure in women of childbearing age on vitamin
D status, and blood pressure. An intervention before-after study without
group control was conducted on 21 healthy women. This study compared
vitamin D status, and blood pressure before and after receiving ultraviolet
B (UVB) from sun exposure on the face and both arms three times a week
for 12 weeks. Anthropometric parameter and blood pressure were mea-
sured, were determined at baseline and after 12 weeks of sun exposure.
The effect of sun exposure can improve vitamin D. Serum 25 (OH)D in-
crease 15.9% from 15.7 ng/dL to 18.2 ng/dL. Sun exposure significantly re-
duced systolic blood pressure (p value = 0.004), and diastolic blood pres-
Peranan Ultraviolet B Sinar Matahari terhadap Status
Vitamin D dan Tekanan Darah pada Wanita Usia Subur
The Role of Ultraviolet B from Sun Exposure on Vitamin D Status and
Blood Pressure in Women of Childbearing Age
Betty Yosephin* Ali Khomsan** Dodik Briawan** Rimbawa
sure (p value = 0.011). Ultraviolet B from sun exposure for 30 minutes, 3
times a week for 12 weeks improves the vitamin D status, and blood pres-
sure."
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Qanita Fauzia
"Penambangan adalah salah satu industri yang paling berisiko tinggi. Penambang bawah tanah mungkin telah terpapar untuk bahaya ergonomis seperti postur canggung, kerja statis, gerakan berulang, dan kekuatan yang berlebihan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis postur kerja di bawah tanah menambang lingkungan dengan metode penilaian seluruh tubuh cepat (REBA) dan untuk tinjauan umum gangguan muskuloskeletal pada penambang bawah tanah di PT. Cibaliung Sumberdaya. Ini Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini adalah dilakukan dengan pengamatan pada seluruh proses kerja di bawah tanah dan kemudian kritis postur dianalisis menggunakan metode REBA. Kuesioner peta tubuh Nordik didistribusikan untuk penambang untuk mengetahui masalah gangguan muskuloskeletal di antara para pekerja itu sendiri. Hasil menunjukkan bahwa salah satu postur kerja memiliki skor 11+ yang artinya risiko sangat tinggi adalah ketika penambang menggunakan bor jackleg. Kemudian, enam postur kerja memiliki skor 8-10 yang berarti berisiko tinggi postur ketika penambang melakukan penskalaan, pemasangan baut batu dan kawat, chocking mekanisme ketika shotcrete hendak melakukan, mengatur tas ventilasi, dan mengoperasikan gunting mengangkat. Gangguan muskuloskeletal paling sering dikeluhkan oleh penambang bawah tanah adalah pinggang 64,15%, punggung 47,17%, leher atas 45,28%, dan bahu kanan 36,79%. Itu Peneliti menyarankan agar penambang harus diberi tahu tentang bahaya dan risiko ergonomis faktor gangguan muskuloskeletal.

Mining is one of the most high-risk industries. Underground miners may have been exposed to ergonomic hazards such as awkward postures, static work, repetitive movements, and excessive strength. The purpose of this study is to analyze the working posture of underground mining environment with a rapid whole body assessment method (REBA) and for an overview of musculoskeletal disorders in underground miners at PT. Cibaliung Resources. This research is quantitative descriptive with cross-sectional design. This research was carried out with observations on the entire underground and then critical work processes posture was analyzed using the REBA method. The Nordic body map questionnaire was distributed to miners to find out the problem of musculoskeletal disorders among the workers themselves. The results show that one work posture has a score of 11+ which means the risk is very high when miners use jackleg drill. Then, the six work postures have a score of 8-10 which means a high risk posture when the miner scales, installing stone and wire bolts, chocking the mechanism when the shotcrete is about to do, arranging ventilation bags, and operating scissors lift. Musculoskeletal disorders are most commonly complained by underground miners waist 64.15%, back 47.17%, upper neck 45.28%, and right shoulder 36.79%. The researcher suggests that miners should be informed of the ergonomic hazards and risk factors for musculoskeletal disorders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggiri Herliani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26423
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifanti Dynan Azahra
"Meningkatnya angka konsumsi perlengkapan rumah tangga berdampak pada angka  permintaan terkait produk furnitur meningkat serta nilai persentase PDB industri furnitur di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 8,16% pada tahun 2021. Peluang yang baik terkait pertumbuhan di industri furnitur ini mendukung Kementrian Perindustrian dan HIMKI untuk mengembangkan pertumbuhan pasar industri furnitur dalam negeri dengan membuka toko-toko yang terklasifikasi ke dalam UMKM.  Namun, terdapat masalah yang dialami oleh UMKM industri furnitur yaitu proses produksi masih dilakukan dengan teknologi sederhana dan manual yang berdampak pada postur canggung yang dimiliki pekerja. Oleh karena itu, pekerja UMKM industri furnitur memiliki risiko terkena gangguan work-related musculoskeletal disorders yang berdampak negative pada tubuh pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan perancangan stasiun kerja yang dapat memperbaiki postur pekerja serta menurunkan risiko gangguan WMSD pada tubuh pekerja. Dengan menggunakan metode human-centred design (HCD) tahapan perancangan yang dilakukan akan mencari solusi pengembangan produk yang akan berfokus pada kebutuhan pengguna. Evaluasi terkait perancangan akan dibantu oleh digital human modeling untuk melakukan penilaian REBA dan PEI. Hasil perancangan stasiun kerja berupa penambahan ketinggian serta komponen meja potong, pembuatan kursi kerja, dan meja adjustable mampu memperbaiki postur pekerja serta mengurangi risiko gangguan WMSD pada tubuh pekerja furnitur

The increase in the consumption rate of household appliances has an impact on the high demand of furniture products and the percentage value of the GDP of furniture industry in Indonesia has increased by 8.16% on 2021. This growth opportunity in the furniture industry supports the Ministry of Industry and HIMKI to develop the domestic market by opening stores that are classified as SMEs.  However, the production process is still carried out by simple and manual technologies, which has an impacted the workers to have awkward posture. Therefore, SME workers in the furniture industry have a risk of work-related musculoskeletal disorders which have a negative impact on the health of the workers. This research aims to provide a work station designs that can improve workers posture and reduce the risk of WMSD. By using the human-centred design (HCD) method, designing product will focus on improving the product, based on user's needs. Evaluation related to the design will be assisted by digital human modeling to conduct REBA and PEI assessments. The results of the work station design such as adding height and components of the cutting table, ergonomic work chair and adjustable table are able to improve the posture of workers and reduce the risk of WMSD among furniture industry SMEs workers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>