Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130715 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agrina
"Pertumbuhan dan perkembangan balita memerlukan stimulasi yang adekuat dari orangtua dan lingkungan sekitarnya. Bila stimulasi tidak adekuat maka pertumbuhan dan perkembangan balita mengalami gangguan. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh karakteristik orangtua dan lingkungan rumah terhadap perkembangan balita. Disain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 98 orang dipilih secara proporsional cluster sampling di wilayah kerja sebuah Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap di Pekanbaru. Pengumpulan data dengan kuisioner, analisis dengan chi square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh pekerjaan bapak dan lingkungan fisik terhadap perkembangan balita dengan lingkungan fisik sebagai variabel dominan (p= 0,029; α= 0,05). Peneliti merekomendasikan agar keluarga mendapat sosialisasi mengenai bagaimana cara menciptakan lingkungan fisik yang penuh stimulasi, guna mencapai perkembangan balita yang optimal.
"
[Place of publication not identified]: PSIK Universitas Riau ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agrina
"ABSTRAK
Pertumbuhan dan perkembangan balita memerlukan perhatian yang lebih khusus, yakni stimulasi yang adekuat dari lingkungan sekitarnya dan orangtua. Bila proses stimulasi tidak adekuat maka pertumbuhan dan perkembangan pada masa balita ini mengalami gangguan, hal ini akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik orangtua dan lingkungan rumah terhadap perkembangan balita. Disain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel berjumlah 98 orang yang terdiri dari 3 kelompok umur di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru yang dipilih secara proporsional cluster sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner. Data dianalisis dengan chi square dan regresi logistik berganda.Hasil penelitian menunjukkan pendidikan orangtua rendah, pekerjaan bapak mayoritas bekerja formal, sedangkan ibu mayoritas tidak bekerja (ibu rumah tangga), dan pendapatan orangtua mayoritas berada diatas UMP, adanya pengaruh pekerjaan bapak dan lingkungan fisik dengan perkembangan balita.
Variabel yang paling dominan mempengaruhi perkembangan balita adalah lingkungan fisik (p=0,029) dengan Odds Ratio (OR) adalah 3,000, artinya lingkungan fisik yang mendukung akan mempengaruhi perkembangan balita sesuai umur sebesar 3 kali lebih besar dibandingkan dengan lingkungan fisik yang tidak mendukung. Perlu dilakukan deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang balita, melatih keluarga (ibu) tentang bagaimana cara menciptakan lingkungan fisik yang penuh stimulasi, mensosialisasikan buku panduan perkembangan balita yang telah ada, perlu diciptakan Posyandu yang peduli perkembangan balita, sarana tempat bermain terjangkau yang dilengkapi media dan alat-alat mainan, dan kunjungan rumah secara rutin oleh petugas kesehatan dan kader kesehatan guna mencapai perkembangan balita yang optimal.

ABSTRACT
The growth and development of under five children needs more special attention which is adequate stimulation process from their environment and their parent. If the stimulation process doesnot sufficient in this period, it will disturb the growth and development of children which will disturb and the preparation in quality of children formation. The purpose of this study is to determine the influence of parent characteristics and home environment on under five children development. The study's design is correlational descriptive with cross sectional approach with 98 samples, it consist into 3 group in the working area of Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru. The interpretation samples use proporsional cluster sampling. The collection tool of data was quisioners. The data are analyzed by multiple logistic regression. The result of the study, showed that the education of parents is low, most of father's jobs are formal sector, while the mothers are only house wife, and most of parents income are above UMP. The father occupation and physical environment had influences on under five children development.
The dominant variable is physical environment on under five children development (p=0,029) with Odds Ratio (OR) is 3,000, support physical of environment will influence aggreable development more large 3 time than that in unsupported physical of environment. The study suggests that it to early detection for under five children growth and development is necessary, family exercise (mother) about how to create stimulation of physical environment, the sosialization the handbook of under five children development, and making Posyandu that care developing for under five children and the play area facilities need to be achievable is necessary, home visit by community nurse is needed to reach the optimize the development of the under five children. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Agustianti
"Anak usia dini memiliki masa emas 0-5 tahun pada pertumbuhan dan perkembangannya yang harus diperhatikan ibu sebagai orang tua. Perkembangan anak terdiri dari aspek motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dan perkembangan anak balita. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan cross-sectional. Responden penelitian ini berjumlah 109 orang yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan terdiri dari 32 pertanyaan tentang perkembangan anak balita. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji Chi Square dan memperlihatkan adanya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dan perkembangan anak balita p=0,008 . Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk perawat dalam menyusun materi perkembangan anak balita dalam pemberian pendidikan kesehatan, sehingga diharapkan pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dapat diterapkan dalam memenuhi kebutuhan perkembangan anak sesuai usia.

Early childhood have a golden period 0 5 years old of growth and developments that have to observed by the mother as a parent. Development on consisted of motor aspect of coarse, fine motor, speech and language, as well as socialization and independence. This research aims to know the relationship between the level of knowledge of mother and early childhood development. This research was conducted using a descriptive analytic study design with cross sectional approach. There were 109 have been selected with a consecutive sampling technique. The instruments used on this research consists of 32 questions about early childhood development. Research results are analyzed using Chi Square test and meaningful relationship between showed the level of knowledge of the mother and early childhood development p 0.008 . The results of this research can be used as a reference for nurses in compiling the material development of the early childhood in the granting of health education, so expect the mother 39 s knowledge about child development can be applied in fulfilling the needs of child development according to age.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fawzia Aswin Hadis
"Penelitian ini ialah mengenai Gagasan Orang Tua dan Perkembangan Anak yang dikaji melalui penelitian tentang gagasan orangtua mengenai perkembangan dan pendidikan anak, tindakan orang tua yang berbentuk strategi pengajaran orang tua dan tindakan orang tua yang berbentuk cara menyiapkan lingkungan belajar bagi anak di rumah serta meneliti hubungan antara gagasan orang tua dan dampaknya terhadap kemampuan intelektual anak.
Minat penulis terhadap topik ini beranjak dari pertanyaan bagaimana sesungguhnya pikiran orang tua tentang anaknya dan bagimana caranya memacu perkembangan anak. Pertanyaan sederhana yang sering muncul dalam diri orang tua adalah: "Menjadi manusia seperti apakah anak saya kelak ? " dan "Apa yang harus saya lakukan agar keinginan saya itu tercapai ? " Kedua pertanyaan tersebut secara mendasar berkaitan dengan gagasan orang tua dan tindakan mereka dalam pengasuhan sehari-hari ; hal yang penting bagi pengembangan dan peningkatan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas seperti tertera dalam GBHN 1988 mengenai tujuan pendidikan nasional kita.
Penelitian Palacios tentang gagasan orang tua mengenai perkembangan dan pendidikan anak memperlihatkan bahwa : 1) faktor sosial demografik mempengaruhi gagasan orang tua, 2) orang tua dapat dikelompokkan berdasarkan gagasan mereka, 3) masing-masing kelompok mempunyai karakteristik sendiri.
Penelitian dalam rangka disertasi ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan bagian pertama akan diteliti mengenai gagasan orang tua tentang perkembangan dan pendidikan anak, sedangkan pada bagian kedua, akan diteliti mengenai strategi pengajaran orang tua dalam proses pengajaran ?pembelajaran. Pada penelitian utama, akan diteliti hubungan antara gagasan dan tindakan, dan juga hubungan antara gagasan dan kemampuan intelektual anak.
Dalam penelitian pendahuluan bagian pertama, sampel dipilih secara purposive, yaitu orang tua (pasangan suami isteri); mempunyai anak usia prasekolah (4-6 tahun); berpendidikan rendah, menengah atau tinggi; dan bermukim di daerah perkotaan dan pedesaan. Responden yang terpilih berjumlah 300 orang, terdiri dari 149 pasangan suami isteri dan 2 orang isteri, yang bertempat tinggal di DKI Jakarta, Bogor Kota dan Desa Sukaluyu Kecamatan Nanggung Kab. Bogor. Wawancara (Kuesioner Gagasan Orang tua) dengan pasangan suami isteri berisi pertanyaan terbuka mengenai gagasan mereka tentang perkembangan dan pendidikan anak. Wawancara dilakukan secara terpisah. jawaban orang tua ditulis secara verbatim oleh pewawancara; kategorisasi jawaban dilakukan oleh penulis. Data ini diolah melalui analisis korespondensi ganda untuk memperoleh deskripsi gagasan orang tua dan dilanjutkan dengan pengolahan melalui analisis komponen utama dan prosedur fastdus dari SAS guna mengelompokkan orang tua berdasarkan gagasan mereka. Ditemukan tiga kelompok besar orang tua. Pertama yang disebut orang tua tradisional, kedua modern dan ketiga, "ambivalensi? dengan deskripsi masing-masing. Ditemukan pula 48 pasangan orang tua yang tergolong dalam kelompok yang lama. Pada penelitian pendahuluan bagian kedua dan pada penelitian utama, dari ke-48 pasangan orang tua tersebut, 44 orang ibu bersama anaknya yang berusia prasekolah dijadikan responden. Kepada ibu diminta untuk mengajar anak dengan menggunakan empat alat yang telah disiapkan selama 12 menit (tiga menit untuk setiap alat).
Ucapan-ucapan ibu selama mengajar anak dicatat dan dikategorisasikan sesuai dengan format yang telah disiapkan. Data diolah melalui komponen utama analisis faktor. Ditemukan empat cara mengajar:l) mengontrol perilaku anak, 2) distancing strategy, 3) menggunakan atibusi, 4) upaya memusatkan perhatian anak. Dengan menggunakan inventors HOME diteliti cara ke-44 orang tua menyiapkan lingkungan belajar anak di rumah. ada penelitian utama, diiihat hubungan antara gagasan orang tua (kelompok orang tua) dan strategi ibu mengajar serta hubungan antara gagasan orang tua dan cara ibu menyiapkan lingkungan belajar anak di rumah. Diteliti pula dampak gagasan orang tua terhadap kemampuan intelektual anak yang diukur dengan skor IQ anak melalui test Stanford Binet Data diolah melalui berbagai analisis statistik sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan. Khi kuadrat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan; anova satu arah untuk mengetahui pengaruh gagasan kepada tindakan orang tua dan dampak gagasan terhadap kemampuan intelektual anak; t test untuk membandingkan penggunaan cara mengajar oleh setiap kelompok; dan analisis regresi ganda metode stepwise untuk mengetahui besarnya sumbangan tindakan orang tua terhadap kemampuan intelektual anal(Hasil penelitian utama menunjukkan adanya hubungan antara gagasan orang tua dan tindakan orang tua, empat jenis cara mengajar dipergunakan secara berbeda oleh ketiga kelompok ibu, ibu modern lebih banyak memberikan rangsangan yang meningkatkan kemampuan kognitif anak, sumbangan terbesar terhadap kemampuan intelektual anak diberikan oleh lingkungan belajar anak di rumah, dan IQ anak dari kelompok ibu modern lebih tinggi dari anak kelompok ibu tradisional, tetapi sama dengan IQ anak dari kelompok ibu ambivalen.
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk pemahaman tentang gagasan orang tua, pemahaman tentang perkembangan kognisi sosial orang dewasa, pegembangan metode penelitian gagasan orang tua, membantu merancang program peningkatan pengasuhan dan pendidikan anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D137
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Djokosetio Sidiarto
Jakarta: UI-Press, 2007
612.5 LIL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aliyah Said Utriyani Adilah
"ABSTRACT
Prevalensi gangguan perkembangan anak di Indonesia cukup tinggi, diperkirakan mencapai 10 . Kelainan ini dapat memengaruhi berbagai aspek keterampilan anak kelak, mulai dari motorik kasar dan halus, keterampilan berbicara atau berbahasa, hingga kemampuan sosial dan adaptasi. Faktor ekstrinsik termasuk lingkungan mini dan lingkungan mikro dapat memengaruhi perkembangan anak, di antaranya kondisi air, sanitasi, dan perilaku higienis water, sanitation, and hygiene/WASH , tingkat pendidikan orang tua, pemenuhan kasih sayang oleh orang tua, pengetahuan orang tua mengenai perkembangan anak, dan penolong persalinan ibu. Provinsi Nusa Tenggara Timur NTT diketahui memiliki profil yang buruk terkait beberapa faktor ekstrinsik di atas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran skor KPSP anak usia 2-5 tahun di Provinsi NTT dan hubungan di antara skor KPSP dengan faktor-faktor ekstrinsik tersebut. Studi potong lintang ini menggunakan data sekunder dari 249 subjek penelitian. Skor KPSP rendah diperoleh pada 37,3 anak, skor KPSP sedang pada 33,7 anak, dan skor KPSP tinggi pada 28,9 anak. Hasil penelitian menunjukkan skor KPSP subjek penelitian tidak memiliki hubungan bermakna dengan WASH p=0,186 dan tingkat pendidikan p=0,450 , sedangkan faktor ekstrinsik lainnya memiliki hubungan bermakna, yaitu pemenuhan kasih sayang p=0,013 , pengetahuan orang tua mengenai perkembangan anak p=0,026 , dan penolong persalinan ibu p=0,012.

ABSTRACT
Prevalence of children developmental disorder or delay has been relatively high, reaching about 10 . The abnormality may cause many aspects of later children skill, such as gross and fine motor, language, and social or adaptive ability. Extrinsic factor including mini and micro, such as condition of water, sanitation, and hygiene WASH , parents rsquo education level, affection fulfilment by parents, parents rsquo knowledge about children development, and mothers rsquo delivery care provider. Nusa Tenggara Timur NTT is known for owing low profile of those extrinsic factors. This study aimed on knowing the prevalence of each KPSP score category among children age 2 5 in NTT and the association between it and the related extrinsic factors. The cross sectional study used secondary data from 249 subjects. Low KPSP score were observed on 37.3 subjects, medium score on 33.7 subjects, and high score on 28.9 . Results of the study showed KPSP score of subjects had no significant association with WASH 0.186 and parents rsquo education level p 0.450 meanwhile, other extrinsic factors had the association, they are affection fulfilment by the parents p 0.013 , parents rsquo knowledge about children development p 0.026 , and mothers rsquo delivery care provider p 0.012."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Redatin Retno Pudjiati
"Perkembangan berfikir pada manusia telah menarik perhatian para filsuf berabad-abad lamanya, dan dalam dekade terakhir ini penelitian-penelitian mengenai hal tersebut berkembang lebih pesat dibandingkan dengan aspek-aspek perkembangan lainnya. Kegiatan berfikir atau juga dikenal dengan kognisi, mudah dan banyak diamati dalam penerapannya pada situasi belajar dan mengajar di sekolah.
Para ahli saat ini melihat belajar sebagai suatu proses membangunpengetahuan, seperti yang dikatakan oleh Resnick (1989) belajar adalah suatu proses untuk membangun pengetahuan, tergantung kepada pengetahuan terdahulu yang sudah dimiliki dan terkait dengan situasi dimana belajar itu terjadi. Sehingga dengan demikian anak dituntut memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan mengatur proses belajar mereka atau dikenal juga sebagai kemampuan
metakognisi, yang didalamnya tercakup mekanisme-mekanisme self- regu!ation seperti melakukan pengecekan (checking), perencanaan (plaming), pemantauan (monitoring), pengujian (testing), perbaikan (revising) dan evaluasi (evaluating).
Bertitik tolak dari pemikiran Piaget yang mengemukakan bahwa kesiapan anak secara berbed untuk belajar metakognitif berada pada tahap formal operasional, sementara dipihak lain para ahli menemukan bahwa dalam usia yang lebih muda anak ternyata sudah lebih siap untuk mengerti bahan bacaan, maka penulis tertarik unluk meneliti “Proses perkembangan self-regulated learning yang diperoleh melalui pemahaman bacaan dan membuat ringkasan pada anak
SMU Dalam penelitian ini, anak akan diberi pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sley-regulated learning mereka. Pelatihan diberikan pada anak SMU karena diperkirakan mereka berada pada rentang usia 14 sampai dengan 18 tahun. Pada rentang usia ini diharapkan kemampuan anak untuk beriikir abstrak lebih berkembang. Jumlah sample dalam penelitian adaiah 16 orang.
Penelitian ini menemukan bahwa latihan memahami bacaan dan membuat ringkasan ternyata meningkatkan kernampuan self regulalea' learning anak secara umum. Ada peningkatan penggunaan strategi pada sesi setelah latihan dibandingkan sebelum latihan pada pertemuan kedua mulai nampak peningkatan penggunaan strategi terutama pada strategi evaluasi diri dan pemantauan (self-evaluation & moniroring) serta penetapan tujuan dan perencanaan (goal selling & straregic planning). Dalam penelitian ini ternyata anak palling banyak menggunakan strategi evaluasi diri dan pemantauan (self evaluation & monitoring), sementara yang paling sedikit digunakan adalah pemantauan strategi keluaran (strategic out come monitoring). Sebelum pelatihan rata-rata jumlah strategi anak berada dibawah 2, sementara setelah pelatihan jumlah strategi yang digunakan oleh anak mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 4. Sedangkan jumlah kenaikan pcnggunaan slrategi yang paling menonjol terjadi pada pelatihan keempat.
Sementara itu perkembangan anak membuat ringkasan setelah pelatihan secara umum juga mengalami kenaikan dibandingkan sebelum pelatihan, begitu juga dengan nilai ulangan biologi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ediasri T. Atmodiwirjo
Jakarta: UI-Press, 1997
PGB 0391
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Hurlock, Elizabeth Bergner, 1898-
Jakarta: Erlangga, 1978
155.4 HUR ct
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Hutami Sundaur
"ABSTRAK
Stimulasi perkembangan anak pra-sekolah lebih difokuskan pada perkembangan motorik dan kognitif dan kurang memperhatikan perkembangan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan perkembangan emosional anak pra-sekolah dari ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif komperatif dengan teknik cluster sampling dengan melibatkan 206 responden. Hasil penelitian menggambarkan 42,7 anak mengalami penyimpangan perkembangan emosional, anak dari ibu tidak bekerja memiliki persentase lebih tinggi dari pada ibu bekerja, walaupun secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan p=0,387; ? =0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan perkembangan emosional anak p=0,024; ? =0,05 . Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi sekolah untuk mengintegritaskan stimulus perkembangan emosional dengan perkembangan kognitif, motorik, dan sosial dalam proses pembelajaran.

ABSTRACT
Stimulation of pre school development is more focused on mototric and cognitive development and less attention to emotional development. This study ti determine the comparison of emotional development of pre school children from employed mother and unemployed mother. This study used a comparative descriptive research design with cluster sampling technique involving 206 respondents. The result of this study illustrates the 42,7 of children experiencing emotional development disorders, children of unemployed mother have a higher percentage of the employed mother, although not statistically no significant difference p 0.387 0.05. There was a significant correlation between mother education and emotional development children p 0.024 0.05. The result are expected to serve as school information to integrate the stimulus of emotional development with cognitive, motoric, and social development in the learning process. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>