Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130448 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Sigit Santoso
"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh fungsi pengarahan kepala ruang dan ketua tim terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di unit rawat inap. Metode penelitian adalah quasi experiment dengan desain pre-post test design with control group. Data diambil sebelum dan sesudah dilaksanakan pelatihan, bimbingan dan pendampingan fungsi pengarahan (operan, pre conference, post conference, iklim motivasi, supervisi dan delegasi) pada kepala ruang dan ketua tim. Sampel penelitian diperoleh secara purposive sampling, terdiri dari 35 perawat pelaksana sebagai kelompok intervensi dan 40 perawat pelaksana sebagai kelompok kontrol. Instrumen untuk mengukur kepuasan kerja menggunakan Minnesota Satisfaction Questionnaire berjumlah 36 pernyataan. Hasil penelitian didapatkan kepuasan kerja perawat pelaksana yang mendapat pengarahan dari kepala ruang dan ketua tim yang sudah memperoleh pelatihan, bimbingan dan pendampingan meningkat lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana yang mendapat pengarahan dari kepala ruang dan ketua tim yang tidak dilatih fungsi pengarahan (p= 0,000; ï¡= 0,005). Fungsi pengarahan bila dilaksanakan secara konsisten oleh kepala ruang dan ketua tim, berpeluang meningkatkan kepuasan kerja sebesar 67,40% dan diperkirakan mampu meningkatkan nilai kepuasan perawat pelaksana sebesar 16.746 poin setelah dikontrol jenis kelamin. Rumah sakit dapat mengupayakan dan meningkatkan kondisi kepuasan kerja perawat pelaksana secara berkelanjutan dengan mengimplementasikan fungsi pengarahan agar dapat memberikan asuhan keperawatan berkualitas tinggi.

The aim of this study was to investigate the influence of directing function of nurse unit manager and team leader to the nurse job contentment among staff nurses. The research method was a quasi experiment, pre-post test with control group design. The data gathered before and after the directing function (hand over, pre conference, post conference, motivational climate, supervision and delegation) had trained and guided to the nurse unit manager and team leader. The samples were 75 respondents, determined by purposive sampling. They were 35 nurse staffs (experimental group) and the others (control group). The instrument was a questionnaire consisted 36 of Like rt scale statements adopted from Minnesota Satisfaction Questionnaire. The result showed that the level of nurse job satisfaction in the experimental group increased higher significantly than the control group (p= 0.000; ï¡= 0.005). Putting the directing function into action consistently in the daily nursing practice improved the probability of the nurse job satisfaction level about 67.40% and enhanced it around 16.746 point. The day-to-day maintaining their job satisfaction level should be done through directing function so that they will deliver high quality nursing care."
Depok: RSUD dr. Soebandi Jember ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
610 UI-JKI 14:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Sigit Santoso
"Keberhasilan pelayanan keperawatan yang bermutu dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kerja perawat. Kepuasan kerja perawat dapat diupayakan melalui MPKP Jiwa modifikasi pendekatan manajemen fungsi pengarahan, namun kegiatan MPKP dan fungsi pengarahan belum dijalankan secara konsisten. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh fungsi pengarahan kepala ruang dan ketua tim terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di unit rawat inap RSUD Blambangan Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan desain pre-post test with control group, dan pelatihan serta bimbingan fungsi pengarahan (operan, pre conference, post conference, iklim motivasi, supervisi dan delegasi) pada kepala ruang dan ketua tim di kelompok intervensi. Sampel penelitian diperoleh secara purposive sampling, terdiri dari 35 perawat pelaksana RSUD Blambangan Banyuwangi sebagai kelompok intervensi dan 40 perawat pelaksana di RSUD dr. Haryoto Lumajang sebagai kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja diambil dari Minnesota Satisfaction Questionnaire.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja perawat pelaksana yang mendapat pengarahan dari kepala ruang dan ketua tim yang sudah memperoleh pelatihan, bimbingan dan pendampingan fungsi pengarahan meningkat lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana yang mendapat pengarahan dari kepala ruang dan ketua tim yang tidak dilatih fungsi pengarahan. Fungsi pengarahan bila dilaksanakan secara konsisten oleh kepala ruang dan ketua tim, berpeluang meningkatkan kepuasan kerja sebesar 67,40%. RSUD Blambangan Banyuwangi dan RSUD dr. Haryoto Lumajang dapat mengupayakan dan meningkatkan kepuasan kerja perawat pelaksana secara berkelanjutan dengan mengimplementasikan fungsi pengarahan dari MPKP Jiwa Modifikasi umum.

The quality of nursing care delivery (MPKP Jiwa modification sub directing function) has some bearing on the level of nursing staffs? job satisfaction. However, the MPKP activity and the directing function has not put into daily nursing practice consistently in the district general hospital. The aim of this study was to investigate the influence of directing function of nurse unit manager and team leader to the nurse job contentment among staff nurses in Blambangan District General Hospital, Banyuwangi and dr. Haryoto District General Hospital, Lumajang. The research methods were a quasi experiment, pre-post test with control group design and training and guiding to the nurses unit manager and nurses team leader of Blambangan district general hospital. The samples were 75 respondents, determined by purposive sampling. They were 35 nurse staffs of Blambangan hospital (experimental group) and the others from dr. Haryoto Hospital (control group). The research instrument was a questionnaire consisted 36 of Likert scale statements adopted from Minnesota Satisfaction Questionnaire.
The result showed that the level of nurse job satisfaction in the experimental group increased higher significantly than the control group. Putting the directing function which comprise with nursing hand over, pre conference, post conference, motivational climate, supervision and delegation into action consistently in the daily nursing practice improved the probability of the nurse job satisfaction level about 67.40%. The day-to-day maintaining and increasing their job satisfaction level should be done through directing function of MPKP Jiwa modification Blambangan District General Hospital, Banyuwangi and dr. Haryoto District General Hospital, Lumajang."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Setiawan
"Konflik telah menjadi bagian keseharian dalam sebuah organisasi. Manajer merupakan sosok strategis dalam memanfaatkan konflik secara fungsional guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pandangan interaksionistik manajer menjadikan konflik sebagai wahana untuk menciptakan situasi dinamis dalam organisasi kerjanya. Penelitian bertujuan mencoba melihat bagaimana hubungan antara model penatalaksanaan konflik kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode korelasional dengan sampel penelitian secara total sampling pada seluruh perawat yang bertugas di instalasi rawat inap yang berjumlah 96 orang. Derajat kesalahan yang dipergunakan adalah 0.05. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara model penatalaksanaan konflik kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana (0.0001), Model penatalaksanaan konflik kolaboratif menyebabkan kepuasan kerja tertinggi dibandingkan model penatalaksanaan konflik kompromi dan otoritatif Analisis statistik terhadap variabel confounding memperoleh hasil bahwa karakteristik perawat pelaksana tidak memberikan perbedaan bermakna terhadap kepuasan kerja, yaitu usia (r = 0.083), jenis kelamin (0.491), pendidikan (0.333), status perkawinan (0.297), status kepegawaian (0.582), dan masa kerja (r = 0.192). Karakteristik perawat pelaksana jugs diujikan secara statistik terhadap persepsi penatalaksanaan konflik kepala ruangan. Masa kerja memberikan kesimpulan adanya hubungan yang signifikan dengan persepsi penatalaksanaan konflik kepala ruangan (0.046). Sementara variabel lainnya tidak memberikan hubungan yang bermakna, yaitu usia (0.065), jenis kelamin (0.927), pendidikan (0.618), status perkawinan (0.343), dan status kepegawaian (0.477). Guna meningkatkan kepuasan kerja karyawan, upaya-upaya manajemen sumber daya manusia memerlukan perhatian khusus. Perlu peningkatan pengetahuan, sikap dan kompetensi kepemimpinan pada setiap tingkatan manajerial. Secara metodologis penelitian ini dapat dijadikan data dasar guna penelitian terkait dengan kepuasan kerja. Secara teoritis penelitian ini telah memperkuat teori pentingnya kepemimpinan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan kepuasan kerja dan iklim kerja yang kondusif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T8758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzy Masjhur
"Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Proses pelaksanaan pelayanan kesehatan perlu melibatkan seluruh karyawan. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit yang langsung berhubungan dengan pasien dan jumlahnya yang terbesar dari seluruh karyawan rumah sakit maka perannya sangat dominan dalam menentukan kualitas pelayanan rumah sakit.
Maksud penelitian ini untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja, kinerja dan karakteristik individu perawat. Serta mengetahui bagaimana hubungan antara kepuasan kerja dan karakteristik individu terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. Tingkat kepuasan dilihat secara umum dan dari masing-masing dimensi kepuasan kerja yaitu kepuasan terhadap imbalan, pekerjaan itu sendiri, pengembangan diri, hubungan interpersonal dan pengawasan. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Analisis statistik dilakukan secara univariat dan bivariat.
Hasil dari analisis univariat menunjukkan bahwa perawat yang tidak puas (46,9%). Ketidakpuasan terhadap pengawasan adalah paling tinggi yaitu sebesar 71,5%. Sedangkan hasil pengukuran kinerja diperoleh gambaran sebagian besar di bawah rata-rata (53,1%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kinerja perawat. Diantara dimensi kepuasan kerja didapatkan bahwa kepuasan terhadap pekerjaan dan pengawasan berhubungan bermakna dengan kinerja perawat. Selain itu ditemukan adanya hubungan bermakna antara karakteristik individu yaitu antara umur dengan kinerja dan antara umur dengan kepuasan kerja. Dengan hasil tersebut diatas maka diperoleh kesimpulan bahwa kepuasan kerja dan umur akan mempengaruhi kinerja perawat Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta.
Disarankan agar dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan maka perlu lebih ditingkatkan kinerja tenaga keperawatan dengan menjalankan sistem pengawasan yang baik dan pelaksanaan reward and punishment yang tentunya harus diikuti oleh komitmen dari seluruh staf di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta.

Correlation of Work Satisfaction and Individual Characteristics with Nurse Performance at Drug Dependence Hospital Jakarta Year 2002 Qualified manpower is needed in order to enhance hospital service quality. The process of health services involves the whole staff and nurses specially as they interact directly with the patients and so also determine the quality of service.
The purpose of this study is to evaluate the job satisfaction, performance and individual characteristics of the nurses and whether there is a correlation between satisfaction and individual characteristics with nurses? performance at Drug Dependence Hospital Jakarta. Degree of satisfaction is evaluated generally and from every dimension of satisfaction namely of income, the job itself, personal development, interpersonal relationship and supervision. This study is a cross sectional quantitative with univariate and bivariate analysis.
Results of univariate analysis show that more nurses (46,9%) are unsatisfied. Un-satisfaction of supervision is the highest, namely 71,8%. Most nurses performed below average (53,1%). Results of bivariate analysis show that satisfaction is correlated with performance. And that satisfaction of one's work itself and supervision correlates significantly with nurses? performance. Besides that, the result show significant correlation between age and nurses performance. This study also revealed significant correlation between age and job satisfaction. The conclusion of this study is that job satisfaction will influence nurses? performance and that this correlation is also influenced by the age factor.
Enhancing nurses? performance is advised by improving nurses? management in general and good supervision besides implementing reward and punishment system to motivate nurses? performance and certainly must be followed by commitment of the whole staff of Drug Dependence Hospital Jakarta.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milza Syafira Chairani
"Angka turnover perawat di RS X di Kota Depok pada tahun 2021-2023 dikatakan tinggi karena melebihi standar ideal angka turnover pertahun, yaitu 5-10%. Turnover intention merupakan langkah awal dari terjadinya turnover yang apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan konsekuensi yang merugikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh workload, job insecurity, dan job satisfaction terhadap turnover intention perawat di RS X di Kota Depok Tahun 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional, dengan menggunakan data primer yang berasal dari hasil penyebaran kuesioner kepada perawat di Rumah Sakit X di Kota Depok yang dilakukan dari bulan April-Mei 2024, dengan jumlah sampel sebanyak 128 orang perawat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik terdapat pengaruh signifikan dari workload, job insecurity, dan job satisfaction terhadap turnover intention perawat di Rumah Sakit X dengan nilai p value < α (0.05), yaitu variabel workload (p value = 0.013 dan 0.000), variabel job insecurity (p value = 0.000), dan variabel job satisfaction (p value = 0.000). Selain itu, dari hasil analisis yang dilakukan terhadap turnover intention diperoleh bahwa 64 (50%) perawat memiliki keinginan kuat terhadap turnover intention dan 64 (50%) perawat lainnya memiliki keinginan lemah terhadap turnover intention. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti memberikan saran kepada RS X untuk menjadikan turnover intention perawat sebagai fokus bagi RS X untuk meminimalkan risiko turnover yang sebenarnya, melakukan survei untuk mengukur tingkat turnover intention dan kepuasan kerja secara berkala kepada seluruh perawatnya, mengevaluasi kebutuhan perawat secara berkala, mendistribusikan beban kerja dan jam kerja secara merata dan adil antar perawat, menyediakan program konseling dan dukungan untuk membantu perawat mengatasi stres dan kelelahan, mengevaluasi dan mengkomunikasikan lebih jelas dan rinci mengenai peran, tugas, tanggung jawab, dan ekspektasi kerja perawat. melakukan pengembangan pengetahuan dan kompetensi perawat secara berkala, melakukan peninjauan kembali terkait sistem pemberian gaji, serta menjadikan kesejahteraan perawat sebagai hal penting untuk diperhatikan.

Nurse turnover rate at Hospital X in Depok City is considered high from 2021 to 2023, exceeding the ideal annual turnover standard of 5-10%. Turnover intention is the initial step towards actual turnover, which if not managed properly, it can lead to detrimental consequences. This study aims to determine the influence of workload, job insecurity, and job satisfaction on nurse turnover intention in Hospital X in Depok City in 2024. The study employs a quantitative approach with a cross-sectional design, utilizing primary data from the results of questionnaires distributed to nurses at Hospital X, Depok City, conducted from April-May 2024, with a sample size of 128 nurses. The results of this study indicate that there is a statistically significant effect of workload, job insecurity, and job satisfaction on nurses' turnover intention at Hospital X with a p value < α (0.05), include the workload variable (p value = 0.013 and 0.000), the job insecurity variable (p value = 0.000), and the job satisfaction variable (p value = 0.000). In addition, the analysis of turnover intention indicates that 64 (50%) nurses have a strong intention to leave, while the remaining 64 (50%) nurses have a weak intention to leave. Based on these results, the researcher provides advice to Hospital X to make nurse turnover intention a focus for RS X to minimize the actual risk of turnover, conduct regular surveys to measure turnover intention and job satisfaction among all nurses, periodically evaluate nurses' needs, distribute workload and working hours fairly and equitably among nurses, provide counselling and support programs to help nurses cope with stress and fatigue, evaluate and communicate more clearly and in detail about the roles, duties, responsibilities, and work expectations of nurses, conduct regular training and development programs to enhance nurses' knowledge and competencies, review the salary system, and make nurses' welfare an important thing to consider."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permatabumi
"ABSTRAK
RS~ Zahirah Jakarta mengalami turnover tenaga keperawatan yang eukup tinggi.
Adanya keinginan berpindah kerja dapat memacu terjadinya turnover karyawan.
Motivas dan kepuasan kerja merupakan faktor yang sering berkaitan dengan adanya
keinginan berplndah kerja. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganatlsa
hubungan antara motivasl dan kepuasan kerja dengan keinginan berpindah kerja
terutamaa pada tenaga keperawatannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan. metode crosssectional dan kuesioner sebagai alat pengumpul
datanya. Penelitian ini dilakukan terbadap semua tenaga keperawatan di RSU Zaltirah.
Variabel motivasi kelja yang memiliki hubungan dengan keinginan berpind!lh kerja
adalah motivasi akan preswi dan motivasi kemajuan. Sedangkan variabel kepuasan
ke~a yang memiliki hubungan dengan keinginan berpindah kerja adalahvariabel gaji
dan prosedur atau pereturan. Dari beberapa variabel tersebut yang paling erat atau
dominan berhubungan dengan keinginan be!pindah keda adal!lh karena motivasi
prestasi

Abstract
Zahirah Hospital Jakarta experiences of high enough turnover of Nurse Aids.
EXtstence of turnover intentions can raee the happening of turnover employees. Job
motivation and job satisfaction is factor that often relate to existence of turnover
intensions. In consequence, this research bent on be for relation analysis between
motivation and job satisfaction with turnover intentions especially at Nurse Aids.
This Research uses quantitative approach with method crossseclional and
questioner as a means of its data compiler. This Research ls conducted to all Nurse
Aids Zahirah Hospital. Variable of job motivation that have relation with
turnover intentions is motivation of achievement and progress motivation. Whereas
variabl¢ of job satisfaction lhat have relation with turnover intentions is salary
variable and procedure or regulation. From some variables referred dominant relate to turnover intensions is achievement motivation."
2009
T32479
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mazly Astuty
"Fungsi pengarahan kepala ruangan dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat pelaksana. Hasil penelitian cross sectional pada 146 perawat pelaksana yang diambil secara acak membuktikan tujuan penelitian yang ingin melihat adanya hubungan antara fungsi pengarahan dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Haji Jakarta. Seluruh variabel pengarahan yaitu; motivasi, supervisi, delegasi, manajemen konflik, dan komunikasi terbukti berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana (p=0,000-0,005; α=0,05). Mayoritas perawat pelaksana mempersepsikan pelaksanaan fungsi pengarahan baik, dan kepuasan kerja perawat juga baik. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat adalah fungsi motivasi kepala ruangan, sehingga perlu ditingkatkan untuk menghasilkan kepuasan kerja perawat pelaksana yang optimal.

Nurse manager directing function will increase nurse job satisfaction. The crosssectional study result from 146 nurses by randomn sampling design proved the aim of the study that intended to find the relationship between nurse manager directing with nurses job satisfaction in Rumah Sakit Haji Jakarta. Variables of directing such as motivation, supervision, delegating, conflict management, and communication had relationship with nurses job satisfaction (p=0,000-0,005; α=0,05). Most nurses perceived that nurse manager directing was good, and the nurses job satisfaction were good as well. The most influential factor of nurse job satisfaction was motivational function of nurse manager, so it is needed to be improved to get an optimal nurse job satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haslinda Wahab
"Kepala ruangan pada unit rawat Inap Rumah Sakit sebagai salah satu manajer keperawatan bertanggung jawab atas keberhasilan pelayanan keperawatan. Disamping itu kepala ruangan harus mampu memotivasi, memimpin, memahami hubungan interpersonal serta kebutuhan dan keinginan perawat agar dapat menimbulkan kepuasan bagi mereka yang akan melaksanakan pekerjaan. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan antara kepemimpinan efektif kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Labuang Baji Makassar.
Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar sebagai tempat penelitian yang meliputi 16 ruang rawat inap dengan melibatkan 143 perawat pelaksana sebagai responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bersifat cross sectional dengan tujuan untuk melihat hubungan antara indikator yakni kepemimpinan efektif kepala ruangan, kepuasan kerja dan karakteristik perawat pelaksana. Penelitian ini menunjukkan tingkat kepuasan kerja yang diukur dengan kondisi kerja yang dirasakan dan yang diharapkan dengan rasio rata-rata 96,8 %.
Dari hasil multivariate dengan uji statistik regresi linier menunjukkan dua indikator dari kepemimpinan efektif berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja nilai p<0,05. Kedua indikator tersebut adalah energi dan tindakan. Tindakan menunjukan hasil yang lebih besar dari energi, ini menunjukkan adanya hubungan sebagian indikator dari kepemimpinan efektif dengan kepuasan kerja. Indikator energi berhubungan negatif dengan kepuasan kerja misalnya makin tinggi energi makin rendah kepuasan kerja. Dengan demikian diperlukan perbaikan pengertian dan isi yang terkait dengan energi dalam kepemimpinan. Makin besar semangat pimpinan dipersepsikan sebagai makin besar pula tekanan dan beban kerja perawat. Penelitian ini juga menyarankan agar kepala ruangan selalu mempertahankan bahkan meningkatkan kepemimpinannya melalui pendidikan, pelatihan dan bekerja secara efektif di dalam tim keperawatan dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dengan bawahannya.

Correlations Study of Effective Leadership Style with Nurse's Job Satisfaction in in-Patient Care of Public Hospital Labuang Baji Makassar Head of nursing unit in a ward has main responsibility to establish excellent nursing care. For that purpose, it is necessary for the head of nursing unit to motivate, to lead, to practice excellent human relation, and to fulfill nurses need to do their job. These will lead to high job satisfaction among the nurses. For that reason this study was conducted at General Public Hospital Labuang Baji Makassar, which title Correlations Study of Effective Leadership Style with Nurse Job Satisfaction in in-Patient Care of Public Hospital Labuang .Baji Makassar.
The hospital has 16 in-patient wards with total 143 nurse practitioners who were involved in this study as respondents. This study is a quantitative survey with a cross sectional design and the objective to examine correlation between effective leadership style of head nurse with nurse's job satisfaction. This study showed level of satisfaction which measured as ratio between expected working conditions and perceived of it, of 96,8 % in average.
Multivariate statistic with linear regression showed that two indicator of effective leadership style significant related to job satisfaction score (p"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T 10113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"With the liveline terminology [4] as the background, we elaborate satisfaction function and it's implication to the process characteristics, as an addition to the real-time system concept...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hasniaty A.G.
"Kepuasan kerja perawat pelaksana mencakup aspek keragaman tugas, pengawasan, relevansi dengan minat, umpan balik dan pertumbuhan pribadi. Kepuasan kerja perawat pelaksana dapat dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan. Dengan demikian keberhasilan pelaksanaan supervisi ditentukan oleh kompetensi supervisi kepala ruangan. Kompetensai supervisi mencakup kompetensi entrepreneurial, intelektual, emosi dan interpersonal. Hubungan kepuasan kerja perawat pelaksana dengan kompetensi supervisi kepala ruangan dapat dipengaruhi oleh karakteristik perawat pelaksana tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di RS OMNI Medical Center Jakarta, dengan jumlah sample 128 perawat pelaksana. Hasil analisis dengan table silang atau uji kai kuadrat didapatkan empat subvariabel kompetensi supervisi kepala ruangan (entrepreneurial, intelektual, emosi dan interpersonal) semua berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Sedangkan hubungan karakteristik perawat pelaksana (usia, pendidikan, jertis kelamin, status perkawinan, lama kerja dan pelatihan) dengan kepuasan kerja perawat pelaksana hanya variabel pendidikan yang berhubungan secara signifikan. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik ganda didapatkan variabel karakteristik perawat pelaksana yang diprediksi sebagai variabel pengganggu temyata tidak benar, sehingga variabel kompetensi supervisi merupakan variabel utama yang berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Variabel intelektual dan emosi merupakan variabel yang paling signifikan berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana dan variabel intelektual yang paling besar berkontribusi terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana.
Disarankan kepada RS CMNI Medical Center Jakarta untuk menggunakan hasil penelitian ini guna perbaikan kualitas pelayanan keperawatan, khususnya yang berhubungan dengan kepuasan perawat.

The Relation between Supervision Competences of Head Nurse with Nurse Work Satisfaction in OMNI Medical Center Hospital Jakarta 2002The nurse work satisfaction consists of aspects of job variety, supervision, relevance with interest, feedback and personal development. Nurse work satisfaction could be influenced by the supervision implemented by head nurse, which give a great impact of a success. Head nurse must entrepreneurial, intellectual, emotional and interpersonal competence to achieve a success. Nurse characteristics could also influence the relation between head nurse supervision and nurse work satisfaction.
The type of this research is descriptive study, using the cross sectional approach. The research was implemented at OMNI Medical Center Hospital Jakarta, utilizing 128 nurses as the show samples. The analyze result, using cross table or Chi square show that all four competences of head nurse (entrepreneurial, intellectual, emotional and interpersonal) have significant relation with nurse work satisfaction. The relation between nurse characteristics (age, education, genital status, marital status, work duration, training) and nurse work satisfaction show only variable of education which has a significant relation. The multivariate analyze result with logistic regression indicate that the prediction of nurse characteristics as disturbing variable is not true. Supervision competence is the major variable that has a significant relation with head nurse satisfaction. Intellectual and emotional competences are the most significant variable, related with head nurse work satisfaction. Intellectual competence is the variable having the greatest contribution to nurse work satisfaction.
The researcher recommends that OMNI Medical Center Hospital had better use these results to gain medical service improvement, especially which have relation with nurse satisfaction."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T2926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>