Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124620 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riska Nyutan Hadji Putri
"ABSTRAK
Latar belakang: Penanganan nyeri pada kanker menjadi tantangan tersendiri dalam meningkatkan kualitas hidup pasien kanker serviks. Untuk mencapai optimalitas, salah satu hambatan yang dihadapi adalah miskonsepsi antara pengetahuan dan keyakinan pasien terhadap penanganan nyeri pada kanker.Tujuan: Mengetahui dan meningkatkan pengetahuan pasien kanker serviks terhadap nyeri dan penanganannyaMetode: Quasi-Experimental, Pretest-Postest Design,Hasil: Kami mengambil subjek 34 pasien kanker serviks multisenter dari 2 RS Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan yang diambil secara consecutive sampling. Dari hasil studi ini terdapat peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien kanker serviks terhadap nyeri dan penanganannya sebelum dan sesudah dilakukan komunikasi, informasi, dan edukasi. Sebagian besar pasien memiliki pemahaman dan keyakinan bahwa 1 Obat pereda nyeri dapat menyebabkan ketergantungan dan menimbulkan komplikasi hati dan ginjal, meskipun diberikan dengan dosis dan cara yang tepat 55,9 , 2 Parasetamol tidak dapat dijadikan obat pereda nyeri pada kanker 70,6 , c Tidak bersedia mengkonsumsi morfin 73,5 , d Tidak perlu meminum obat anti nyeri sesuai jadwal 67,6 Kesimpulan : Terdapat miskonsepsi yang terjadi di masyarakat mengenai nyeri pada kanker dan penanganannya. Pengetahuan dan pengalaman pasien dipengaruhi oleh multifaktorial. Dengan memahami pengetahuan, sikap dan perilaku pasien diharapkan dapat menjembatani permasalahan penanganan nyeri pada kanker, sehingga meningkatkan keberhasilan terapi, dengan tujuan bebas nyeri dan tercapainya kualitas hidup yang optimal.Kata kunci : kanker serviks, miskonsepsi, penanganan nyer
i
ABSTRACT
ABSTRACT BACKGROUND Cancer pain management becomes our challenge to improve the quality of life, especially on cervical cancer. To achieve the optimality of management, the barrier is misconception about knowledge and belief of the patient about pain and its management AIM Acknowledge and improve the patient rsquo s knowledge about pain and its management DESIGN AND METHODOLOGY Quasi Experimental, Pretest Postest Design RESULTS We took 34 subjects of cervical cancer patient in multicenter hospital Cipto Mangunkusumo Hospital and Persahabatan Hospital, Jakarta by consecutive sampling. From our study there was improving of knowledge and attitude based on questionnaire form before and after we gave communication, information, and education. Most of patients had knowledge and belief that 1 Pain relief drug can cause addiction and damage the liver and renal even given in a correct dosage 55,9 , 2 Paracetamol can rsquo t be the pain relief drug for cancer treatment 70,6 , 3 Refuse to consume morfin opiate for the treatment 73,5 , 4 No need to consume pain relief routinely 67,6 . CONCLUSION Misconception happened in community, especially among the patient about cancer pain. Acknowledge and experience were influenced by multifactorial. By knowing about knowledge and attitude, might overcome the barrier of misconception about cancer pain management, to improve the outcome, to achive free of pain condition to develop the optimal quality of life. Keywords Cervical cancer, misconception, pain management "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Indrayani
"ABSTRAK
Latar belakangPenanganan nyeri kanker sering kali membutuhkan opiat. Morfin merupakan gold standard pada penatalaksanaan nyeri hebat kanker, tetapi sering kali penatalaksanaan nyeri kanker tidak optimal. Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi opiat yang sangat rendah. Adanya hubungan antara pengetahuan dokter tentang penanganan nyeri kanker dengan penggunaan opiat dapat merupakan salah satu indikator terhadap penanganan nyeri kanker. Pengetahuan penanganan nyeri kanker yang kurang menyebabkan penanganan yang tidak optimal. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dokter mengenai penanganan nyeri kanker dalam pemilihan opiat, cara pemberian, dosis, efek samping dan adanya adiksi, serta faktor-faktor yang menjadi penghambat pada penanganan nyeri kanker. MetodeDesain penelitian ini merupakan survei potong lintang cross sectional yang dilakukan pada dokter spesialis yang menangani nyeri kanker di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional RSUPN , Rumah Sakit Khusus Kanker, Rumah Sakit Umum Daerah RSUD di Jakarta dan salah satu rumah sakit swasta di Tangerang dalam bulan Nopember 2016 ndash; Maret 2017. Penelitian ini menggunakan pertanyaan/ kuesioner yang akan diisi responden tanpa menyebutkan nama dan bersifat rahasia. Pengetahuan dianggap baik, bila nilai 70 dan kurang, bila nilai < 70 menggunakan skoring, sedangkan untuk menilai hubungan antara pengetahuan tentang penggunaan opiat dengan bidang spesialisasi dokter dianalisis dengan uji Chi-square dan hasil statistik dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 20Hasil penelitian Dari total 146 kuesioner yang didistribusikan, didapatkan 103 kuesioner 70,5 yang direspon. Pada penelitian ini, mayoritas responden 69,9 mempunyai pengetahuan yang tidak adekuat. Rerata tertinggi didapatkan pada bagian pemilihan opiat 70,55 sedangkan rerata terendah didapatkan pada bagian efek samping opiat yaitu 47,56. Tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dokter tentang penggunaan opiat dengan bidang spesialisasi P= 0,355 . Regulasi pemerintah merupakan penghambat utama pada penggunaan opiat, disusul dengan kurangnya pelatihan, ketersediaan obat dan pengetahuan tentang efek samping.KesimpulanPada penelitian ini, didapatkan bahwa pengetahuan dokter tentang penggunaan opiat untuk penanganan nyeri kanker terutama dalam hal pengetahuan tentang efek samping opiat masih kurang. Hasil yang cukup baik didapat pada pemilihan opiat.Kata kunci : Opiat, Penanganan nyeri kanker, Pengetahuan dokter
ABSTRACT Backgroud Treatment of cancer pain often requires opioids. Morphine is a gold standard in the management of severe cancer pain. Ironically treatment of cancer pain is often inadequate. Indonesia is one of the countries with very low opioid consumption. The relationship between physician knowledge about cancer pain management and opioid usage is one of an indicator for cancer pain handling. Inadequate knowledge of cancer pain management causes improper handling. The purpose of this study was to find out the physician rsquo s knowledge about the management of cancer pain in choosing opioid, administration, doses, side effects, addiction and factors of opioid that barrier in pain management.MethodsThis cross sectional study was conducted in National Center General Hospital RSUPN , Cancer Center Hospital, Regional Public Hospital in Jakarta and a Private Hospital in Tangerang from November 2016 to March 2017. Inclusion criteria were medical specialist who treating cancer pain. This study used questionnaires that filled out by respondents and confidential. Score of inadequate knowledge was less than 70, and adequate knowledge 70. To assess the relationship between knowledge of opioid use with specialization analyzed by Chi square test and Fisher rsquo s exact if Chi square requirement is not fulfilled. Statistical analysis was performed by SPSS version 20.Results From a total of 146 distributed questionnaires, we received 103 questionnaires 70,5 . In this study, the majority of respondents 69,9 had inadequate knowledge. The highest rate 70,55 was found in the choosing opioid section, while the lowest rate 49,5 was found in the opioid side effects section. There is no significant relationship between physician knowledge on opioid usage and specialization P 0,355 . Government regulation is major obstacle to opioid use, followed by lack of training, drug availability and knowledge of side effects ConclusionIn this study, it was found that physician knowledge on opioid usage for cancer pain management, especially in terms of knowledge about opioid side effects is still lacking. Good results are obtained in choosing opioid. Keywords Cancer pain management, Opioid, Physician knowledge."
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Okki Kardian
"Nyeri merupakan keluhan yang paling banyak dirasakan oleh pasien kanker. Manajemen nyeri kanker perlu dilakukan secara efektif sehingga dampak dari nyeri yang mungkin timbul dapat diatasi dengan tepat. Penanganan nyeri yang tepat pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan khususnya manajemen nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri kanker. Data dianalisis dengan menggunkan proporsi. Besar sampel pada penelitian ini sebesar 107 responden. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif Cross Sectional dari pasien rawat inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Cara pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner Pain Treatment Satisfactoin Scale. Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa puas dengan manajemen nyeri kanker secara keseluruhan dengan presentase sebesar 79,4%. Hasil ini merekomendasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan kembali kualitas pelayanan manajemen nyeri, dan menjadwalkan rutin evaluasi terhadap manajemen nyeri untuk meningkatan kepuasan pasien dan menjaga kualitas pelayanan.

Pain is one of the symptom that is most felt by cancer patients. Cancer pain needs to be manage effectively so that the cancer pain can be controlled. Adequate cancer pain management can increase the satisfaction of patient in nursing service. This study aimed to describe the patients satisfaction with cancer pain management. This study used a descriptive design, with 107 respondents from inpatients at the Dharmais Cancer Hospital. The questionnaire was used was Pain Treatment Satisfaction Scele. The result showed that most respondents were satisfied with the overall management of cancer pain by percentage 79,4%. This result recommends to maintain and to improve the quality of pain management services, and scheduling routine evaluations of pain management to improve patient satisfaction and maintain service quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Natasya
"Sekitar 490.000 perempuan di seluruh dunia didiagnosa menderita kanker serviks dan
rata-rata 240.000 kasus kematian perempuan terjadi akibat kanker serviks dan hampir
80% dari kasus tersebut terjadi di negara-negara berkembang (WHO, 2008). Nyeri
merupakan keluhan terbanyak yang dirasakan penderita kanker. Seperti halnya dikatakan
oleh Abernethy, Keefe, McCrory, Scipio, (2006), angka kejadian nyeri pada semua
pasien kanker sekitar 25% pada kanker yang baru terdiagnosa dan sekitar 60% sampai
dengan 90% pada kanker stadium lanjut. Dodd, Miaskowski, dan Paul (2001)
mengidentifikasi terjadinya nyeri pada pasien dengan kanker yang mendapatkan
kemoterapi. Tujuan :dari penelitian ini mendapatkan gambaran efektifitas Brief CBT
terhadap nyeri dengan menggunakan instrumen Numeric Rating Scale (NRS) dan Perceived
Meaning Cancer Pain Inventory (PMCPI). Metoda : quasi experimental pre post test with
control group, teknik consecutive sampling terhadap 51 sampel : 26 intervensi dan 25
kontrol. Hasil penelitian ditemukan penurunan intensitas nyeri dan PMCPI yang mendapat
CBT lebih besar dibanding yang tidak mendapat CBT (p-value < 0,05). Rekomendasi: Brief
CBT dijadikan terapi terpadu dalam manajemen nyeri pada pasien kanker serviks.

Approximately 490,000 women worldwide are diagnosed with cervical cancer and
anaverage of 240,000 female deaths occur from cervical cancer and nearly 80% of these
cases occur in developing countries (WHO, 2008). Pain is a complaint that is felt most
cancer patients. As well said by Abernethy, Keefe, McCrory, Scipio, (2006), the incidence
of pain in all cancer patients about 25% in the newly diagnosed cancers and approximately
60% to 90% in advanced cancer. Dodd, Miaskowski, and Paul (2001) identified the
occurrence of pain in patients with cancer receiving chemotherapy. The purpose: to get an
overview of the research on the effectiveness of brief CBT pain using instruments Numeric
Rating Scale (NRS) and Perceived Meanings Cancer Pain Inventory (PMCPI). Method:
quasi-experimental pre-post test with control group, 51 consecutive sampling technique to
sample: 26 intervention and 25 control. The results found reductions in pain intensity and
PMCPI that gets bigger than that CBT did not receive CBT (p-value <0,05).
Recommendation: Brief CBT therapy be integrated in the management of pain in patients
with cervical cancer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nurfitriani
"Penyakit kanker dapat menimbulkan nyeri, kelemahan, masalah tidur, dan kelelahan, dan mempengaruhi keterbatasan fungsi yang akan berakibat ke kehidupan sehari-hari. Salah satu gejala yang paling umum dan sering dikeluhkan pada pasien kanker adalah nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan manajemen perawatan diri terhadap nyeri pada pasien kanker dengan menggunakan design cross sectional. Jumlah responden pada penelitina ini sebanyak 110 responden pasien kanker dewasa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara manajemen perawatan diri dengan nyeri (p=0,034; ?=0,05). Terdapat variabel konfonding yang mempengaruhi manajemen perawatan diri dengan nyeri yaitu jumlah anak, penggunaan analgesik, tindakan non farmakalogi, dan status pekerjaan. Manajemen perawatan diri dapat menjadi salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk manajemen nyeri pada pasien kanker.

Cancer can cause pain, weakness, sleep problems, and fatigue, and cause functional limitations that affect daily life. One of the most common and frequently complained symptoms in cancer patients is pain. This study aims to determine the relationship of self-care management to pain in cancer patients using a cross-sectional design. The number of respondents in this study were 110 adult cancer patients. The results showed that there was a significant relationship between self-care management and pain (p=0.034; ?=0.05). There are confounding variables that affect self-care management with pain, namely the number of children, use of analgesics, non-pharmacological measures, and employment status. Self-care management can be one of the nursing interventions that can be done for pain management in cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Pujiharti
"Nyeri pada anak kanker berdampak jangka panjang dan jangka pendek. Sebagian besar orang tua tidak mengetahui cara mengkaji nyeri pada anak dan belum menggunakan skala nyeri yang sesuai dengan usia anak untuk mengukur nyeri. Pendidikan kesehatan tentang manajemen nyeri yang diberikan kepada pasien belum terstruktur sehingga informasi yang diberikan tidak optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak intervensi edukasi terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua dalam mengelola nyeri pada anak dengan kanker. Desain penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan one grup pre test post test. Sampel berjumlah 29 orang di RSAB Harapan kita dan RSPAD Gatot Soebroto yang diambil secara consecutive sampling. Analisis data menggunakan McNemar dan Uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua dalam mengelola nyeri pada anak sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan (pengetahuan, p=0,001; Sikap, p=0,001 dan keterampilan, p<0,001). Karakteristik orang tua yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap adalah pengalaman manajemen nyeri. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pendidikan kesehatan tentang mengelola nyeri pada anak sebaiknya dilakukan secara intensif.

Pain in children suffers from cancer gives effect in short term and long term. Most parents do not know how to assess pain in children. They have not used a pain scale based on children age to measure pain. Health education pain management has not been structured for patients so the given information is not optimal.
This study aims to identify the impact of education intervention to the parent's knowledge, attitudes, and skills in managing pain of children suffers from cancer. This study used a quasi-experimental with one group pretest-posttest. The sample was 29 people in RSAB Harapan Kita and Gatot Subroto Army Hospital, taken by consecutive sampling. The data was analyzed by McNemar and Chi Square.
The results showed a significant difference in the aspect of knowledge, attitudes and skills of parent in the pain management of children before and after health education (knowledge, p = 0.001; Attitudes, p = 0.001 and skill, p < 0.001). Characteristics of parents associated with the knowledge and attitudes who have children suffers from cancer is pain management experience. Recommendation for this study is the health education about pain management should be carried out intensively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T42846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Ermawati Putri
"Nyeri kanker merupakan gejala utama yang paling sering dikeluhkan oleh pasien kanker yang sedang menjalani hospitalisasi, sehingga memerlukan manajemen nyeri yang dilakukan secara tepat oleh tenaga kesehatan terutama perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan penerapan manajemen nyeri pada pasien kanker oleh perawat di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan melibatkan 76 perawat yang ditentukan dengan menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan 48.68% perawat sudah memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang baik serta 60.5% perawat sudah menerapkan dengan baik manajemen nyeri pada pasien kanker di rumah sakit tersebut. Namun, dari hasil uji Chi Square didapatkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap perawat dengan penerapan manajemen nyeri pada pasien kanker (p= 0.85, α= 0.05).
Penelitian ini memberikan implikasi sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya, terkait faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap perawat terkait manajemen nyeri kanker.

Cancer pain is the most articulated grievances by undergoing hospitalization cancer patients, so they require pain management by health workers properly, especially nurses. This research aims to identify the relationship between knowledge and attitudes with the implementation of cancer pain management among nurses in Dharmais Cancer Hospital. This research used cross sectional design by involving 76 nurses who had been chosen by total technical sampling.
The result showed that 48.68% of nurse had good level of knowledge and attitude, and 60.5% of nurses implemented cancer pain management well. However, the Chi Square test result revealed that there was no relation between level of knowledge and attitude with the implementation of cancer pain management (p= 0.85, a= 0.05).
This research showed implication as starting data for the next research, especially which related to the influencing factors of knowledge and attitude of nurse towards cancer pain management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justitia Intan Miftakhul Jannah
"Nyeri pada pasien kanker serviks berupa nyeri kronik. Beberapa dampak dari nyeri kronik seperti kelemahan, depresi, insomnia, hambatan pada kehidupannya sehari-hari seperti mandi, berpakaian dan makan akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Perawatan paliatif merupakan jenis pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala seperti nyeri sehingga diharapkan kualitas hidup pasien dapat meningkat. Imajinasi terbimbing adalah terapi komplementer yang digunakan untuk mengurangi nyeri dengan memanfaatkan narasi atau cerita yang tujuannya untuk mempengaruhi pikiran seseorang agar fokus dalam berimajinasi dan berkhayal. Tujuan dari laporan asuhan keperawatan ini adalah untuk menganalisis manfaat penerapan intervensi imajinasi terbimbing pada pasien kanker serviks yang menjalani operasi laparatomi debulking dan sistoscopi. Intervensi keperawatan yang diberikan berupa intervensi relaksasi nafas dalam dan imajinasi terbimbing. Setelah diberikan terapi imajinasi terbimbing dengan durasi 30 menit selama 4 hari berturut-turut, terjadi penurunan skala nyeri dari nyeri sedang (skala 6-4) menjadi ringan (skala 1-3). Selain itu, pasien juga menunjukan ekspresi yang lebih tenang, meningkatnya toleransi dalam beraktivitas, dan tidak tampak meringis kesakitan. Oleh karena itu, intervensi imajinasi terbimbing dapat digunakan sebagai upaya alternatif nonfarmakologis yang melengkapi intervensi farmakologis analgetik untuk mengurangi nyeri pada pasien kanker. Kata kunci: imajinasi terbimbing, kanker serviks, nyeri, perawatan paliatif

Pain in cervical cancer patients in the form of chronic pain. Some of the effects of chronic pain such as weakness, depression, insomnia, obstacles in daily life such as bathing, dressing and eating will affect the patient's quality of life. Palliative care is a type of health service that focuses on alleviating symptoms such as pain so that the patient's quality of life is expected to improve. Guided imagination is a complementary therapy that is used to reduce pain by utilizing narratives or stories whose purpose is to influence one's mind to focus on imagining and imagining. The purpose of this nursing care report is to analyze the benefits of implementing guided imagination interventions in cervical cancer patients undergoing debulking laparotomy and cystoscopy. The nursing interventions provided are deep breathing relaxation interventions and guided imagination. After being given guided imagination therapy with a duration of 30 minutes for 4 consecutive days, the pain scale decreased from moderate pain (scale 6-4) to mild (scale 1-3). In addition, the patient also showed a calmer expression, increased tolerance in activities, and did not seem to wince in pain. Therefore, guided imagination intervention can be used as an alternative non- pharmacological effort that complements analgesic pharmacological interventions to reduce pain in cancer patients"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Jumiari
"Nyeri merupakan salah satu gejala yang dirasakan oleh pasien kanker. Manajemen nyeri yang adekuat diperlukan agar pasien dapat mengontrol nyerinya. Meskipun pasien sudah mendapatkan manajemen nyeri, sebagian pasien merasakan nyeri masih belum dapat dikontrol dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi hambatan manajemen nyeri terutama dari sisi pasien, sehingga manjemen yang adekuat dapat diberikan kepada pasien. Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan manajemen nyeri pada pasien kanker. Penelitian dilakukan pada total 158 pasien kanker yang mengalami nyeri dengan menggunakan kuesioner Barriers Quetionnare (BQ) II. Hasil penelitian didapatkan karakteristik responden sebagai berikut; responden terbanyak pada usia lansia awal (33,54%), dengan jenis kelamin perempuan (60,12%), tingkat pendidikan menengah (59,50%), jenis kanker kepala dan leher (27,84%), stadium III (32,37%), dan pengobatan kemoterapi (48,73%). Hambatan manajemen nyeri paling banyak dilaporkan responden adalah pada aspek toleransi obat terhadap nyeri (52,53%) dan mengkomunikasikan nyeri (52,53%). Penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukan penelitian tentang hambatan manajemen nyeri dari sisi petugas kesehatan.

Pain is one of the symptoms of cancer. Adequate pain management is needed so that the patient can control the pain. Even though the patient has received pain management, some patients feel the pain is still cannot be controlled adequately. Therefore, it is necessary to identify barriers to pain management, especially from the patient's side, so that adequate management can be given to the patient. This cross sectional study aimed to identify barriers to pain management in cancer patients. The study was conducted on a total of 158 cancer patients who experienced pain using the Barriers Quetionnare (BQ) II questionnaire. The results showed that the characteristics of the respondents were as follows; most respondents were early elderly (33.54%), female (60.12%), have secondary education level (59.50%), have head and neck cancer (27.84%), stage III (32.27%) , and chemotherapy treatment (48.73%). The barrier pain management that were mostly reported by respondents were in the aspect of drug tolerance to pain (52.53%) and communicating pain (52.53%). This study recommends conducting research on the barriers to pain management from the health care worker side."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awanda Putri Puspita Sari
"Kanker payudara adalah salah satu penyebab utama kematian terkait kanker pada wanita di dunia. Kanker payudara dapat menyebabkan rasa nyeri akibat pengobatan kanker atau pertumbuhan sel kanker. Nyeri ini akan mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi pengetahuan dan self efficacy pasien terhadap pengontrolan nyeri sebagai dasar untuk menentukan intervensi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan self efficacy terkait pengontrolan nyeri pada pasien kanker payudara. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Sebanyak 68 responden dikumpulkan dengan menggunakan consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 44,1% pasien kanker payudara memiliki pengetahuan yang kurang baik dan 51,5% pasien kanker payudara memiliki self efficacy yang tinggi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan pengetahuan dan efikasi diri terhadap pengendalian nyeri pada pasien kanker payudara.

Breast cancer is one of the leading causes of cancer-related death in women in the world. Breast cancer can cause pain due to cancer treatment or the growth of cancer cells. This Pain will affect the health and quality of life. Therefore, it is necessary to identify the patient's knowledge and self-efficacy of pain control as the baseline for deciding the appropriate intervention. This study aims to identify the knowledge and self-efficacy of pain control in breast cancer patients. This study was descriptive with a cross-sectional design. A total of 68 respondents were collected using consecutive sampling. The results showed that 44,1% of breast cancer patients had poor knowledge and 51.5% of breast cancer patients have high self-efficacy. Futher research increasing knowledge and self-efficacy of pain control on breast cancer patients is needed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>