Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179214 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atik Puji Rahayu
"ABSTRAK
Keluarga membawa klien psikotik fase awal early psychosis berobat pertama kali kepengobatan alternatif dan setelah bertahun-tahun klien baru dibawa berobat oleh keluarga kerumah sakit, sehingga duration untreated psychosis memanjang. Perawat belummenggunakan asuhan keperawatan psikotik fase awal. Tujuan penelitian ini untukmendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman keluarga dan perawat dalamdeteksi dini klien psikotik fase awal. Desain penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi.Partisipan penelitian berjumlah 15 orang terdiri dari 8 partisipan keluarga dan 7 partisipanperawat. Analisis data dilakukan dengan metode Colaizzi pada partisipan keluargaditemukan 4 tema, pada perawat ditemukan 6 tema dan triangulasi data ditemukan 5 tema.Lima tema yang dihasilkan adalah etiologi psikotik fase awal, manifestasi klinik psikotik faseawal, cara merawat psikotik fase awal, dampak perawatan psikotik fase awal dan prosespengkajian psikotik fase awal. Kemampuan diperlukan dalam deteksi dini klien psikotik faseawal baik oleh keluarga dan perawat.

ABSTRACT
The family brings clients psychotic initial phase early psychosis to alternative to get firsttreatment, after years clients taken to treatment by the family to the hospital, so that untreatedpsychosis duration lengthening. Nurses have not been using approaches of nursing care earlypsychosis. The purpose of this study to gain a deep understanding of the experience offamilies and nurse in the early detection of psychotic initial phase. This research usequalitative design phenomenological approach. Participants study amounted to 15 peopleconsisting of 8 participants families and seven participants nurse. The data analysis wasconducted using Colaizzi and triangulation, the result theme is 4 for family and 6 for nurseand 5 theme getting from triangulation. Five themes result is the initial etiology of psychoticinitial phase, clinical manifestations of psychotic initial phase, how to treat psychotic initialphase, the impact of the psychotic initial phase care and assesment process of psychoticinitial phase. Capacity is needed in the early detection client early psychotic both of familiesand nurse. "
2017
T47187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardaya Suriatmaja
"Psikosis adalah salah satu gangguan psikopatologi yang kompleks, sehingga cocok untuk dianalisis menggunakan analisis jaringan agar tidak kehilangan kompleksitasnya. Analisis jaringan cross-sectional antara pengalaman psikotik, mood, dan kesepian menunjukkan bahwa ketiga variabel ini saling berkaitan namun tidak diketahui pola hubungan antar waktunya. Tujuan penelitian ini adalah memetakan bagaimana hubungan hari ke hari antara pengalaman psikotik terhadap mood dan kesepian. Pengukuran dilakukan dengan metode experience sampling dimana 72 partisipan yang berusia 18 tahun ke atas mengisi survei daring satu kali sehari dalam tujuh hari. Analisis jaringan intra-individu satu waktu, temporal, dan keseluruhan inter-individu dalam seminggu dilakukan. Pengalaman psikotik tidak memprediksi mood (b = -0,124, SE = 0,109, p = .256) dan kesepian (b = 0,006, SE = 0,051, p = .903), serta dirinya kembali (b = 0,091, SE = 0,072, p = .208). Jaringan intra-individu dalam satu hari menunjukkan hubungan antara pengalaman psikotik dengan kesepian dan depresi, tetapi tidak antara kesepian dan mood. Jaringan temporal menunjukkan ketiga variabel tidak saling memprediksi, namun kesepian konsisten memprediksi dirinya kembali. Hubungan antara pengalaman psikotik, mood, dan kesepian tidak ditemukan dalam kerangka waktu hari ke hari, antara mereka tidak berhubungan sebab-akibat atau berhubungan sebab-akibat tetapi dalam kurun waktu jam seperti ditunjukkan oleh hasil jaringan intra-individu dalam satu hari.

Psychosis is a complex psychopathological disorder which makes it suitable to be analyzed in its complexity using network analysis. Cross-sectional network between psychotic experiences, depression, and loneliness shows that they are interrelated, but its temporal relationship remains unknown. The purpose of this study is to examine daily temporal relationships between psychotic experiences, mood and loneliness. Measurements were conducted with an experience sampling method, 72 participants aged 18 years and over completed an online survey once a day for seven days. Network analysis was conducted to create contemporaneous, temporal, and between-subject networks. Psychotic experiences did not predict mood (b = -0.124, SE = 0.109, p = .256) and loneliness (b = 0.006, SE = 0.051, p = .903), as well as itself (b = 0.091, SE = 0.072, p = .208). The contemporaneous network showed that intra-individually within one day psychotic experiences were related with loneliness and depression, but not between loneliness and mood. The temporal network showed that they did not predict each other but loneliness consistently predicted itself. The temporal interrelationship between psychotic experiences, mood, and loneliness was not found indicating that they may not be causally interrelated or that the causal relationship may occur in terms of hours and not days."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Fatma Ekasari
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran makna pengalaman waria remaja dalam menjalani masa puber di wilayah DKI Jakarta. Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam. Empat partisipan diperoleh dengan teknik purposive sampling. Dari hasil penelitian ini teridentifikasi 8 tema yaitu 1) pemahaman tentang penyimpangan gender dan masa puber, 2) respon terhadap penyimpangan identitas gender, 3) respon terhadap pubertas, 4) jenis aktifitas dalam menjalani masa puber, 5) interaksi sosial, 6) bentuk hambatan dalam pergaulan, 7) bentuk dukungan, 8) bentuk harapan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanda-tanda penyimpangan gender dapat terjadi karena adanya proses pembelajaran tentang gender yang tidak tepat baik oleh orang tua, guru, teman sebaya, lingkungan serta media massa sejak masa anak-anak. Waria remaja memasuki masa pubertas dengan mimpi basah yang menggambarkan dirinya berhubungan badan dengan sesama jenis, sehingga menguatkan rasa ketertarikannya dengan sesama jenis. Seorang waria remaja mengalami keterbatasan pergaulan sehingga sulit bagi mereka untuk dapat mengeksplorasi diri dan mengembangkan potensi dirinya.

This study was to describe a meaningful experience of transgender teenager during puberty phase in DKI Jakarta. This study applied descriptive phenomenology design and use indepth interview in data collection method. Four participants were identified by purposive sampling technique. There are eight themes was identified from this study: 1) comprehesion about gender deviation and puberty, 2) gender deviation response, 3) puberty response, 4) activity during puberty period, 5) social interaction, 6) limitation in association, 7) support system they need, 8) hopes.
This study show that signs of gender deviation was present since childhood that caused by inadequate learning process about gender from parent, teacher, peer, neighborgood and mass media. Transgender teenager entering puberty period with experience a wet dream that shown he make sexual intercourse with similar gender and straightening interest feeling with same gender. Caused by gender deviation, transgender teenager have a limitation of association that makes them difficult to explore and develop their potential.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anik Maryunani
"Perawat merawat pasien tidak membedakan laki-laki maupun perempuan. Perawat laki-laki memiliki tantangan dan hambatan, khususnya dalam merawat pasien perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman perawat laki-laki dalam merawat pasien perempuan. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif desriptif pendekatan fenomenologi, dengan 10 partisipan perawat laki-laki usia 26- 43 tahun, berpengalaman merawat pasien perempuan minimal 2 tahun. Penelitian menghasilkan 7 tema, yaitu perasaan tidak nyaman pasien perempuan dan perawat laki-laki; perawat menjaga kepercayaan dan privasi pasien; Identifikasi hal yang mengganggu citra tubuh, umur, area dan jenis tindakan sensitif; perhatian pada faktor agama, keyakinan, etika, dan budaya pasien; profesionalitas, peran dan kompetensi perawat; strategi komunikasi dan minta bantuan perawat perempuan berdasarkan metode tim; pandangan keterlibatan laki-laki dalam profesi perawat. Penelitian menyimpulkan dua tema utama, yaitu perhatian terhadap faktor agama, keyakinan, etika, dan budaya pasien; dan strategi komunikasi dan minta bantuan perawat berdasarkan metode tim. Pelayanan keperawatan disarankan meningkatkan pelayanan berfokus pasien dengan memperhatikan faktor agama, keyakinan, etika, budaya pasien, dan menggunakan strategi komunikasi dan meminta bantuan tim, sesuai standar akreditasi nasional rumah sakit.

The nurse caring for the patient does not differentiate between men and women. Male nurses have challenges and obstacles, especially in caring for female patients. This study aims to explore the experience of male nurses in caring for female patients. This study used descriptive qualitative design of phenomenology approach, with 10 male nurse participants aged 26 43 years, experienced in caring for female patients at least 2 years. The study produced 7 themes, namely the discomfort of female patients and male nurses nurses maintain patient trust and privacy Identification of things that disturb the body image, age, area and type of sensitive actions attention to religious factors, beliefs, ethics, and patient culture professionalism, roles and competence of nurses communication strategies and ask for female nurse assistance based on team method view of male involvement in the nursing profession. The study concludes two main themes, namely attention to religious factors, beliefs, ethics, and patient culture and communication strategies and seek nurse assistance based on team methods. Nursing services are advised to improve patient focused services with regard to religious, belief, ethical, and patient culture factors, and use communication strategies and seek team assistance, according to the national hospital 39 s accreditation standards.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina
"Rumah sakit yang menerapkan organisasi pembelajaraan diharapkan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan karena proses belajar yang terus menerus dilakukan oleh perawat. Tujuan penelitian ini ingin mengeksplorasi makna pengalaman perawat dalam menerapkan organisasi pembelajaran di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif  dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan penelitian ini terdiri dari 9 orang perawat yang bekerja di rumah sakit dengan pengalaman minimal 5 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam berdasarkan tujuan penelitian. Analisis data hasil wawancara menggunakan tahapan analisis menurut Colaizi.  Temuan hasil penelitian ini antara lain: Keinginan perawat untuk selalu berkembang, Beragam aktivitas pembelajaran yang diikuti perawat di rumah sakit, Aktivitas pembelajaran mahasiswa dan manfaatnya bagi perawat, Pemahaman Visi, Misi dan Nilai rumah sakit, Dukungan rumah sakit dalam pengembangan,  Harapan perawat tentang pendidikan dan pengembangan staff, Media dan sarana pembelajaran. Temuan lain dari penelitian ini adalah organisasi pembelajaran di rumah sakit berbeda dengan organisasi pembelajaran di perusahaan yaitu di rumah sakit selain untuk pengembangan diri perawat juga agar dapat memberikan edukasi kepada  pasien. Pimpinan keperawatan perlu mencari strategi yang efektif untuk mendorong perubahan perilaku perawat dalam penerapan organisasi pembelajaran.

Hospitals that implement learning organizations are expected to improve the quality of nursing care because the continuous learning process is carried out by nurses. The purpose of this study was to explore the meaning of the experience of nurses in implementing organizational learning in hospitals. This study uses a qualitative method with a descriptive phenomenology approach. The study participants consisted of 9 nurses who worked in hospitals with a minimum of 5 years experience. Data retrieval is done by in-depth interviews based on research objectives. Analysis of interview data using the stages of analysis according to Colaizi. The findings of this study include: nurses desire to always develop, various learning activities that are followed by nurses in hospitals, student learning activities and their benefits for nurses, understanding of vision, mission and hospital values, hospital support in development, hope nurses about education and staff development, media and learning facilities. Another finding from this study is that the organization of learning in hospitals is different from learning organizations in companies, namely in hospitals besides for self-development of nurses as well as being able to provide education to patients. Nursing leaders need to find effective strategies to encourage changes in nurse behavior in the application of learning organizations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Herliana
"Cerebral palsy (CP) merupakan kelainan motorik yang banyak ditemukan pada anakanak dan kejadiannya semakin meningkat setiap tahun. Secara umum, merawat cerebral palsy membebani secara fisik, mental, sosial dan ekonomi. Penelitian fenomenologi ini penting dilakukan untuk mengeksplorasi secara mendalam pengalaman keluarga dalam merawat anak CP. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 7 orang caregiver CP yang diambil dengan menggunakan metode Criterion sampling dipilih oleh peneliti. Tema yang teridentifikasi terkait pengalaman merawat anak CP berjumlah 10 tema, yaitu kemungkinan penyebab CP, tanda dan gejala yang diamati oleh keluarga, upaya mencari pertolongan terhadap masalah CP, perkembangan anak CP, perilaku yang mendukung dan belum mendukung perawatan anak CP, sumber dan bentuk dukungan, sumber dan bentuk hambatan, bentuk harapan dan kebutuhan, dan makna yang terungkap adalah menerima kondisi ?kekurangan? anak CP dan pengalaman merawat anak CP merupakan "trauma" bagi ibu. Perawat komunitas berperan dalam tiga level pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier baik itu bagi calon ibu, bagi ibu hamil, ibu dengan balita serta ibu yang memiliki anak CP.

Cerebral palsy (CP) is a motoric impairment that found in many children and the incidence increasing every year. Generally, caring CP is thoughtfull by physic, mental, social and economy. Study of phenomenology is important to explore the family experience of caring children with CP deeply. The participants in this study are 7 caregiver of CP and taken by criterion sampling method. Ten themes idenfied from this study. The themes are the effect of CP cause, the sign that the parents see, the things that to search the help CP problem, the kids grow up CP, the kind of habbits thas support and not support of caring of CP, the source and supports, the source and not support, hope and need, and the meaning that will be accept is to accept the ?less? of Cp condition and the caring of children with CP is the "traumatic" even for mother. There are primary, secondary, and tertiary level of prevention. Not only for the woman who want to be a mother, pregnant, the mother with toddler but also for mother who have children with CP."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Kartika
"ABSTRAK
Penyakit Kawasaki PK merupakan penyakit akut febris yang menyerang anak-anak berusia 5 tahun dengan penyebab yang belum diketahui. Pengalaman merawat anak dengan PK masih terbilang langka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali pengalaman Ibu yang merawat anak dengan PK pada fase akut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Pemilihan partisipan menggunakan teknik convenience sampling yang melibatkan 15 partisipan melalui wawancara mendalam dengan pertanyaan semi terstruktur. Penelitian ini mengidentifikasi enam tema, yaitu kepastian dalam ketidakpastian, berpacu dengan waktu pengobatan, natur seorang ibu: berjuang demi keselamatan anak, menjalani ketetapan Tuhan, cukup sekali merasakan, dan menumbuhkan kewaspadaan akan PK. Temuan ini selanjutnya memicu semua pihak untuk mulai membangun kewaspadaan akan PK dan bersama-sama mendukung kebijakan strategis untuk memberikan penanganan dan asuhan keperawatan yang holistik tepat pada waktunya.

ABSTRACT
Kawasaki Disease KD is an acute febrile disease which attack children under 5 years old with unknown cause. Caring children with KD is still a rare experience. The purpose of this study was to explore mothers rsquo experience of caring children with KD in acute phase, by using a descriptive qualitative method with a phenomenological approach. Convenience sampling was used and 15 participants were involved through semi structured in depth interview technique. The result of the study revealed six main themes certainty in uncertainty, racing against time of treatment, the nature of a mother struggling for the safety of her children, go through God rsquo s will, once is enough, and gaining KD awareness. This findings trigger all parties to gain KD awareness and support KD policies for giving the treatment and the holistic nursing care in time."
2017
T47739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meulu Primananda
"ABSTRAK
Ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal merupakan masalah kesehatan jiwa yang cukup sering ditemukan pada remaja SMA dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor risiko yang ditemukan adalah keputusasaan, depresi, kecemasan, dan stres. Sedangkan untuk faktor perlindungan meliputi koping, dukungan sosial, dan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dan faktor protektif terhadap ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional cross sectional dan dilakukan pada 207 responden dengan mengisi kuesioner terkait ide bunuh diri, psikosis dini prodromal, faktor risiko, dan faktor proteksi. Ada hubungan antara semua faktor risiko dan faktor pelindung dipelajari dengan ide bunuh diri. Ada juga hubungan antara faktor risiko dan faktor protektif dipelajari dengan prodromal kecuali keputusasaan dan dukungan sosial. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan intervensi promotif dan preventif bagi remaja yang tidak bermasalah, serta memberikan intervensi kuratif dan rehabilitatif bagi remaja yang bermasalah dengan ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal.
ABSTRACT
Suicidal ideation and early prodromal psychosis are mental health problems that are quite often found in high school adolescents and are influenced by various factors. The risk factors found were hopelessness, depression, anxiety, and stress. As for the protection factors include coping, social support, and self-esteem. This study aims to determine the relationship between risk factors and protective factors against suicidal ideation and early prodromal psychosis in adolescents. This study is a cross-sectional correlational descriptive study and was conducted on 207 respondents by filling out a questionnaire related to suicidal ideation, early prodromal psychosis, risk factors, and protection factors. There was an association between all the risk factors and protective factors studied with suicidal ideation. There is also an association between risk factors and protective factors studied with prodromal except hopelessness and social support. The results of this study can be used as consideration for providing promotive and preventive interventions for adolescents who do not have problems, as well as providing curative and rehabilitative interventions for adolescents who have problems with suicidal ideation and early prodromal psychosis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barzam Fathan
"Jumlah penderita masalah depresi telah menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Depresi dianggap sebagai suatu kondisi di mana seseorang akan mengalami kecenderungan kehilangan energi dan minat karena perasaan sedih yang mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman agresi pada klien yang mengalami depresi. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi yang dilaksanakan di wilayah Jakarta dan Depok. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 11 orang. Hasil penelitian menghasilkan empat macam tema yaitu frustasi sebagai penyebab utama agresi, represi dalam upaya mengatasi frustasi, luapan perilaku impulsif akibat represi dan penyelesaian agresi melalui self-efficacy. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perawat perlu meningkatkan kepekaan dan ketrampilannya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah depresi.

The number of people with depression problems has shown an increase in recent years. Depression is considered as a condition in which a person will experience a tendency to lose energy and interest due to deep feelings of sadness. This study aims to explore experiences of aggression in clients with depression. The design of this study used a qualitative method with a phenomenological study approach which was carried out in the Jakarta and Depok areas. The number of participants in this study was 11 people. The results of the study resulted in four kinds of themes, namely frustration as the main cause of aggression, repression in an effort to overcome frustration, an overflow of impulsive behavior due to repression and resolving aggression through self-efficacy. The recommendation of this study is that nurses need to increase their sensitivity and skills in providing nursing care to clients with depression problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bela Pertiwi
"Perasaan, pengalaman dan harapan serta keinginan perawat baru diberi kewenangan klinis dapat memengaruhi kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Penelitian kualitatif fenomenologi deskriptif ini bertujuan menggali pengalaman perawat baru sebelum diberi kewenangan klinis. Wawancara mendalam pada 11 partisipan dengan analisis data menggunakan metode Colaizzi, menghasilkan 7 tema yaitu; perawat baru kurang paham tentang kewenangan klinis, perawat baru bangga bila berhasil melakukan tindakan yang bukan kewenangan  klinisnya, perawat baru melaksanakan asuhan keperawatan atas perintah senior, perawat baru ingin diakui, dihargai dan diberi kewenangan klinis, perawat baru mengalami kelelahan fisik dan mental, perawat baru ingin melaksanakan tindakan sesuai SOP, dan rumah sakit perlu memfasilitasi proses adaptasi perawat baru. Perawat baru melaksanakan asuhan keperawatan dengan harapan ingin diakui dan memiliki kemahiran dalam bekerja. Mereka merasakan berbagai perasaan kesulitan terhadap transisi yang dijalani di masa orientasi perawat baru membutuhkan dukungan dan pendampingan yang komunikatif dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada pasien. Manajemen rumah sakit diharapkan dapat memberikan program orientasi yang tepat serta memperkenalkan kewenangan klinis sejak awal pada perawat baru.

Feelings, experiences, and expectations as well as the wishes of new nurses given clinical authority, can influence the quality of nursing services in hospitals. This qualitative phenomenological descriptive research aims to explore the experiences of new nurses before being given clinical authority. In-depth interviews on 11 participants and data analysis with the Colaizzi Method, resulted in 7 themes namely; new nurses don`t understand clinical authority, new nurses are proud if they succeed in taking actions that are not their clinical authority, new nurses carry out nursing care by senior orders, new nurses want to be recognized, valued and given clinical authority, new nurses experience physical and mental fatigue, new nurses want to carry out actions in accordance with the SOP, and the hospital needs to facilitate the process of adaptation of new nurses. The new nurse carries out nursing care in the hope of being recognized and has proficiency in work. They feels a variety of feelings of difficulties towards the transition undertaken in the orientation of the new nurse requires communicative support and assistance in carrying out her role as the nursing care provided to the patient. Hospital management is expected to provide the right orientation program and introduce clinical authority from the start to new nurses."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T52893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>