Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Rahmah Fitriani
"Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor kesiapsiagaan yang berhubungan dengan tingkat ansietas kepala keluarga dalam menghadapi banjir. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi cross sectional dan sampel dalam penelitian ini adalah kepala keluarga sebanyak 225 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kesiapsiagaan yang berhubungan dengan tingkat ansietas kepala keluarga adalah pengetahuan, pengalaman, rencana kedaruratan dan mobilisasi sumber daya p=0,001; ?=0,05 . Hasil multivariat didapatkan bahwa faktor yang paling berhubungan adalah pengalaman. Penelitian ini merekomendasikan kesiapsiagaan perlu ditingkatkan melalui pelatihan simulasi bencana dengan melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Pemerintah setempat dan Puskesmas.

This study discusses the factors preparedness related to anxiety level heads of family to cope with floods. The design of this research was descriptive correlation with cross sectional method and the sample were 225 head of family. The results indicated that factors preapredness related to anxiety level head of the family is the knowledge, the experience, the emergency plan and resource mobilization p 0,001 0,05 . Multivariate results obtained that experience of preparedness are the most associated of anxiety level head of family. This research recommends preparedness needs to be improved through simulated training disaster with the involvement of Regional Disaster Management Agency, Local Authorities and Health Centers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T47389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Yudistira
"Latar belakang penelitian ini menanggapi dampak dari bencana banjir tiap tahunnya di Jakarta Utara khususnya di Kelurahan Marunda, terutama berkaitan dengan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB). Kondisi Kelurahan Marunda sendiri yang memiliki luas 791,69 Ha dan 9 RW ini sangat rawan banjir baik itu akibat luapan air dari kali maupun akibat rob. tercatat Siklus terpanjang pasang surut terjadi selama 18,6 tahun dan siklus pendek terjadi selama 12 jam, 24 hari, 6 bulan dan 1 tahun. selain itu ketinggian daratan yang rendah sepanjang 2 m dl serta penurunan laju muka tanah di Kelurahan Marunda yang mencapai 0,12 m per tahun, adapun penurunan ini menyebabkan total kenaikan permukaan air laut mencapai 2,28 m pada tahun 2030.
Kondisi ini menyebabkan potensi genangan di kawasan industri di Kelurahan Marunda yang sangat strategis karena dekat dengan pelabuhan mencapai 171 Ha atau tertinggi di Jakarta Utara melebihi derah lain seperti Penjaringan, Pejagalan, dan Pademangan. Hal ini tentunya dampak yang luar biasa bagi masyarakat. Oleh karenanya pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kelurahan Marunda bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan Marunda. Namun kondisi masyarakat Kelurahan Marunda yang mayoritas bekerja di sector industry menjadi tantangan tersendiri terutama dalam hal partisipasi dalam kegiatan kebencanaan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan peranan dari kepengurusan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kelurahan Marunda, terutama dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi banjir.
Metode yang disgunakan adalah wawancara mendalam, obserevasi, dan dokumentasi. Narasumber dari penelitian berjumlah 7 (Tujuh orang) dengan kriteria antara lain Pejabat di Kementerian sosial, pengurus KSB, Tagana, dan warga Kelurahan Marunda. Teori yang digunakan antara lain teori manajemen bencana, teori pengembangan masyarakat, teori partisipasi masyarakat, teori pengembangan komunitas, dan teori ketahanan sosial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kesiapsiagaan warga kelurahan Marunda dan juga komponen dari Kampung Siaga Bencana (KSB) terutama dalam berbagai tahapan kegiatan manajemen bencana (Pra Bencana, Saat Bencana, dan Pasca Bencana) sudah sangat baik. Namun jika dilihat dari dimensi ketahanan sosial baik itu partisipasi masyarakat maupun potensi masyarakat, tingkat partisipasi masyarakat sendiri masih sangat rendah baik itu dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan KSB maupun ketika sosialisasi keberadaan KSB itu sendiri.

The background of this study respond to the impact of floods each year in North Jakarta, especially in Marunda, especially with regard to the establishment of the village of Disaster (KSB). Marunda own condition which has an area of 791.69 hectares and 9 RW is highly prone to flooding due to overflowing water either of time or due to rob. The longest recorded cycle of ups and downs occurred during 18.6 years and shorter cycles occur for 12 hours, 24 days, 6 months and 1 year. in addition to the low level of land along the 2 m dl as well as a decrease in the rate of advance of land in Marunda which reached 0.12 m per year, while this decrease brings the total rise in sea levels reached 2.28 m in 2030.
This condition causes the potential inundation in the industrial area in Marunda very strategic because it is close to the port reached 171 hectares, the highest in North Jakarta exceed derah such as Networking, Slaughter, and Pademangan. This is certainly a tremendous impact for the community. Therefore, the establishment of the village of Disaster (KSB) in Marunda aims to increase community preparedness in Marunda in the face of floods. However condition Marunda the majority community work in industry sector is a challenge, especially in terms of participation in the activities of disaster.
This study is a qualitative research describe the role of stewardship of the village of Disaster (KSB) in Marunda, especially in improving community preparedness to face floods. Disgunakan method is in-depth interviews, obserevasi, and documentation. Speakers from research amounted to 7 (seven people) with the following criteria Officials at the Ministry of social, KSB board, Tagana, and residents Marunda. The theory used, among others, the theory of disaster management, community development theory, the theory of community participation, community development theory, and the theory of social resilience.
The results showed that preparedness Marunda village residents and also a component of the village of Disaster (KSB), especially in the various phases of disaster management activities (Pre Disasters, When Disaster, and post-disaster) has been very good. However, if viewed from either the social security dimension of community participation and community potential.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti Niman
"Banjir musiman menjadi stressor yang dialami oleh remaja yang tinggal di daerah rawan bencana banjir. Remaja merasakan ansietas sebagai dampak psikologis akibat banjir. Self efficacy dibutuhkan oleh remaja dalam menghadapi banjir musiman. Disertasi ini membahas pengembangan model koping untuk meningkatkan self efficacy dan mengatasi ansietas yang selanjutnya diimplementasikan pada remaja usia 13 – 18 tahun di daerah rawan bencana banjir Kabupaten Bandung Jawa Barat. Tujuan penelitian menganalisis model koping untuk meningkatkan Self efficacy dan mengatasi ansietas pada remaja di daerah rawan bencana banjir. Metode penelitian exploratory sequential mixed methods dengan dua tahap. Tahap 1 penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi dan pengembangan model. Partisipan pada penelitian kualitatif berjumlah 15 remaja usia 13-18 tahun. Kriteria sampel tinggal di daerah rawan banjir dengan kriteria sedang-tinggi dan pernah mengalami banjir. Tahap 2 penelitian kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen pre and post test control group design. Sampel penelitian masing – masing kelompok 104 responden yang dipilih secara purposive sampling. Kriteria inklusi usia 13-18 tahun, tinggal di daerah rawan banjir dengan kriteria sedang-tinggi, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR/Pramuka, bersedia mengikuti kegiatan secara lengkap. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 1 bulan dan alat ukur yang digunakan menggunakan instrumen coping self efficacy dan Screen for Children Anxiety Related Emotion Disorder. Analisa data dilakukan menggunakan uji bivariat dan multivariat. Hasil penelitian tahap 1 didapatkan 5 tema utama dan hasil tahap 2 terdapat perubahan self efficacy dan ansietas pada kelompok yang mendapatkan intervensi model koping dukungan remaja.Penelitian menyarankan bahwa model koping dukungan remaja dapat diaplikasikan oleh dinas kesehatan, badan penanggulangan bencana daerah, perawat puskesmas, guru bimbingan konseling, orang tua dan remaja; Penelitian lanjutan dibutuhkan untuk menguji model dukungan remaja pada kondisi bencana alam yang lain.

Seasonal floods are a stressor experienced by adolescents who live in flood-prone areas. Adolescents feel anxiety as a psychological impact due to flooding. Adolescents need self-efficacy in dealing with seasonal floods. This dissertation discusses the development of coping models to increase self-efficacy and overcome anxiety which will then be implemented in adolescents aged 13-18 years in flood-prone areas, Bandung Regency, West Java. The research objective is to analyze coping models to increase self-efficacy and overcome anxiety in adolescents in flood-prone areas. The exploratory sequential mixed methods research method with two stages. Phase 1 qualitative research with phenomenological design and model development. The participants in the qualitative study were 15 adolescents aged 13-18 years. The criteria for the sample live in flood-prone areas with medium-high criteria and have experienced flooding. Phase 2 is a quantitative study with a quasi-experimental design with pre and post-test control group design. The research sample for each group is 104 respondents selected by purposive sampling. Inclusion criteria are 13-18 years old, living in a flood-prone area with medium-high criteria, participating in PMR/Scout extracurricular activities, and being willing to participate in the full activity. The research activity was carried out for one month, and the measurement tools used were coping self-efficacy instruments and the Screen for Children Anxiety Related Emotion Disorder. Data analysis was performed using bivariate and multivariate tests. The results of the first phase of the research found five main themes. The results of the second stage showed changes in self-efficacy and anxiety in the group that received the intervention of the adolescent support coping model. Research suggests that health offices can apply the coping model for youth support, regional disaster management agencies, primary health nurses, guidance and counselling teachers, parents and adolescents; Further research is needed to test the model of youth support in other natural disaster conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Putra Cahyono
"Kesiapsiagaan psikologis diperlukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengelola respon emosional dan psikologis ketika bencana alam. Tujuan penelitian melihat pengaruh pemahaman kesiapsiagaan psikologis (psychological preparedness) terhadap tingkat ansietas yang dipersepsikan pada pelajar SMA dalam menghadapi gempa bumi. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Responden dipilih dengan metode stratified random sampling dengan jumlah 204 responden dengan kriteria inklusi siswa kelas 10, 11, 12 yang aktif bersekolah di tempat penelitian dan bersedia menjadi responden. Penelitian ini telah lolos uji etik dengan nomor surat: SK-61/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2020. Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pemahaman tentang kesiapsiagaan psikologis (dua dimensi yaitu 1) knowledge and management of the external situasional environmental dan 2) anticipation, awareness and management of one's psychological response) dengan tingkat ansietas dalam menghadapi gempa bumi pada siswa SMA di Banten (p value ˃ 0,05). Hasil univariat penelitian didapatkan karakteristik responden diantaranya, rata-rata usia responden adalah 16,44 tahun, dengan rentang usia antara 14-18 tahun, jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan dengan presentase 59,3%, pernah mengalami bencana gempa bumi sebesar 98% dan tidak pernah mengikuti pelatihan kesiapsiagaan psikologis sebesar 66,7%. Pada hasil univariat juga ditemukan pemahaman responden tentang kesiapsiagaan psikologis sebesar 68,4%, untuk pemahaman tentang knowledge and management of the external situasional environmental sebesar 67,26% dan untuk pemahaman tentang anticipation, awareness and management of one's psychological response sebesar 69,53%. Hasil dari tingkat ansietas didapatkan sebanyak 44,1% mengalami tingkat ansietas normal dan 0,5% mengalami tingkat anisetas berat. Kesimpulan penelitian ini menjadi masukan kepada pemerintah dan lembaga kebencanaan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang kesiapsiagaan psikologis (psychological preparedness) kepada masyarakat Indonesia khususnya daerah rawan bencana.

Psychological preparedness is needed to improve one's ability to manage emotional and psychological responses when natural disasters. The purpose of this study is to look at the effect of understanding psychological preparedness (psychological preparedness) on the level of anxiety perceived by high school students in dealing with mental illness, the design of the study uses a cross sectional approach. Respondents were selected by the stratified random sampling method with a total of 204 respondents with the inclusion criteria of 10th, 11th, 12th grade students who actively attend the study site and become respondents. This study has passed the ethical test with a letter number: SK-61/UN2 F12D1.2.1/ETIK 2020. The results of the study found no significant relationship between understanders about psychological preparedness (two dimensions namely 1) knowledge and management of the external situational environment and 2) anticipation, awareness and management of one's psychological response) with the level of anxiety in dealing with earthquakes in Banten high school students (p value> 0.05). Univariate results showed that the characteristics of the respondents were delivered, the average age of respondents was 16.44 years, with an age range between 14-18 years, the most sex was women with a percentage of 59.3%, had experienced an earthquake disaster of 98% and had never followed psychological preparedness training is 66.7%. On the univariate results also found respondents' understanding of psychological preparedness by 68.4%, for an understanding of the external situational knowledge and management of 67.26% and for an understanding of anticipation, awareness and management of one's psychological response of 69.53% . The result of anxiety level was 44.1% experienced normal anxiety level and 0.5% experienced severe anxiety level. The conclusion of this study was an input to the government and disaster agencies to develop insight and knowledge about psychological preparedness (psychological preparedness) to the people of Indonesia specifically disaster-prone areas."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Hadianto
"Latar belakang riset ini adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir akibat perilaku masyarakat namun kurang diimbangi dengan kesiapsiagaan masyarakat terutama di hilir Sungai Ciliwung. Rumusan masalah riset menunjukkan bahwa faktor kesiapsiagaan lebih banyak berfokus pada pengetahuan dan sikap sedangkan faktor rencana darurat, peringatan dini, mobilisasi sumber daya dan pengalaman masih jarang diteliti. Riset ini bertujuan untuk membangun model kesiapsiagaan masyarakat hilir Sungai Ciliwung berbasis perilaku berwawasan lingkungan. Metode riset menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, melalui wawancara dengan otoritas setempat serta pemberian kuesioner kepada 397 kepala keluarga di Kelurahan Bidara Cina. Hasil riset menunjukkan bahwa kesiapsiagaan dipengaruhi oleh pengetahuan, rencana darurat, peringatan dini, dan sikap namun dilemahkan oleh mobilisasi sumber daya, dan pengalaman. Masyarakat merasa sudah berpengalaman dan cenderung mengandalkan mobilisasi sumber daya dari pemerintah sehingga menjadi kurang siap siaga. Kesimpulan riset adalah diperlukannya kesiapsiagaan berbasis perilaku berwawasan lingkungan di tingkat keluarga untuk meningkatkan kesiapsiagaan banjir.

The background of the research is increasing flood frequency and intensity caused by human behavior but not followed by community preparedness. The problem of the research showed that preparedness focused more on knowledge and attitude but not on emergency plan, early warning, resources mobilization and experience factor. The objective of the research was to develop flood preparedness model for the community based on environmentally responsible behavior. The method of the research was quantitative and qualitative through interviews with local authorities and distribution of questionnaires to 397 households at Bidara Cina, East Jakarta. The results indicated preparedness influenced by knowledge, attitude, emergency planning and early warning but weakened by resources mobilization and experience. The community relied on their experience having flood and resources mobilization by the governmental thus causing low preparedness. The conclusion of the research is a necessity of preparedness based on environmentally responsible behavior to improve flood preparedness."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Larasaty
"Kecemasan timbul akibat adanya stressor yang dirasakan oleh setiap individu. Salah satu individu yang rentan mengalami kecemasan yaitu seorang atlet. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada atlet hockey dalam menghadapi pertandingan. Desain penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 65 responden menggunakan teknik total sampling. Metode pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 73,85 atlet mengalami kecemasan dengan tingkat agak tinggi-tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat hubungan antara lamanya atlet bermain hockey, pengalaman bertanding, lawan bertanding dan cuaca dengan kecemasan pada atlet hockey dalam menghadapi pertandingan p value.

The factors associated with anxiety of hockey athletes in facing the match. Anxiety arises due to the stressor felt by each individual. One of the most vulnerable individuals experiencing anxiety is the athlete. Purpose of this study is to find out the factors associated with anxiety of hockey athletes in facing the match. The research design is Cross Sectional with the total sample is 65 respondents using total sampling technique. Data collection method by filling questionnaire.
The results showed that 73,85 of athletes experienced anxiety with a rather high ndash high level. The statistical analysis shows that there is a relationship between the length of athletes playing hockey, the experience of match, the opponent of the game, and the weather, with anxiety of hockey athletes in facing the match p value 0.05. The researcher recommends to Universitas Indonesia 39s Student Sports Sub division to make training on sports psychology management to help prevent or reduce sports anxiety felt by athletes in the game.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharra Ati Kurnia Dewi
"Salah satu cara untuk menekan jumlah kerugian dan korban adalah mempersiapkan warga untuk menghadapi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana khususnya kebakaran. Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat di Kecamatan Ciracas tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran di pemukiman padat penduduk. Sejumlah 88 orang masyarakat Kecamatan Ciracas berusia 18-40 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Pengetahuan masyarakat berhubungan dengan jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, pengalaman menghadapi bencana dan pernah tidaknya mengikuti peyuluhan/ pelatihan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat memilki tingkat pengetahuan yang kurang tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran (46,6%). Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, pekerjaan, pengalaman menghadapi bencana, dan pengalaman mendapat penyuluhan berhubungan dengan tingkat pengetahuan masyarakat. Perawat komunitas bekerja sama dengan Pemerintah dan BNPB setempat dapat merancang program sosialisasi dan penyuluhan terkait pengelolaan bencana, jalur evakuasi serta melakukan simulasi bencana kebakaran secara berkala.

One of the ways to reduce the number of losses and victims was by preparing citizens for disasters. This study determined the level of public knowledge related to disaster preparedness, especially fire disaster. This cross-sectional study aimed to identify the level of public knowledge in Kecamatan Ciracas about fire disaster preparedness in a densely populated residential. A number of 88 people aged 18-40 years in Kecamatan Ciracas participated in this study. Public knowledge was associated by gender, occupation, education, experience of dealing with disaster and experience of joining counseling / training.
The results showed that participants have lack of knowledge about fire disaster preparedness (46.6%). This study showed that the level of education, occupation, experience of dealing with disasters, and the experience got counseling related to the level of public knowledge. Community nursing with the Government and local BNPB can make socialization and counseling programs related to disaster management, evacuation paths and also simulated the fire disaster on periodic a scale.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rofiqoh
"Kejang demam pada anak merupakan pengalaman traumatik dan menyebabkan kecemasan pada orang tua. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu pada anak yang mengalami kejang demam. Desain yang digunakan adalah cross sectional, dengan sampel 95, analisis data menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan 82 (86,3%) responden mengalami cemas berat. Faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu pada anak yang mengalami kejang demam adalah frekuensi kejang demam pada anak, sedangkan yang tidak berhubungan adalah jumlah anak hidup, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, paparan informasi serta dukungan keluarga. Faktor paling dominan berhubungan dengan kecemasan ibu pada anak yang mengalami kejang demam adalah pengetahuan. Disarankan meningkatkan pengetahuan tentang kejang demam untuk menurunkan kecemasan ibu pada anak kejang demam.

Febrile convulsion in child is a traumatic experience and causes anxiety for parents. This research aimed to identify factors related to anxiety of mothers who have a child with febrile convulsion. Design used was a cross sectional study, with total sample 95. The data was analyzed using multiple logistics regression. The result showed that 82 (86,3%) of the mothers experienced severe anxiety. The factors correlated with mother’s anxiety due to children convulsion was the frequency of convulsion. On the other hand, factors that were not correlated were number of child, level of education, occupation, income, mothers knowledge, information exposure and family support. The dominant factor related to mother’s anxiety that a child with febrile convulsion is mothers knowledge. It is suggested that improving mothers’ knowledge about febrile convulsion is beneficial to reduce their anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nobella Arifannisa Firdausi
"Skripsi ini menganalisis tingkat kesiapsiagaan Puskesmas di Provinsi DKI Jakarta dalam menghadapi bencana. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kombinasi (mix-method). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan  tinjauan dokumen. Pengumpulan data ini menggunakan pedoman dari PAHO: Evaluation of small&medium-sized health facilities series 4.  Variabel yang diteliti adalah potensi bencana di puskesmas, keselamatan struktural, keselamatan nonstruktural, dan aspek fungsional untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan bencana di puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kesiapsiagaan puskesmas X adalah 0,65 dan puskesmas Y adalah 0,6. Kedua nilai tersebut masuk ke dalam tingkat kesiapsiagaan B, yang artinya puskesmas X dan Y perlu melakukan intervensi dalam jangka waktu dekat karena masih berisiko untuk menghadapi bencana. Keselamatan struktural puskesmas X dan Y mendapat nilai 0,77 yang masuk ke dalam klasifikasi “a” yang berarti kondisi struktural puskesmas memadai untuk kejadian bencana. Keselamatan nonstruktural puskesmas X mendapat nilai 0,65 dan puskesmas Y mendapat nilai 0,63, kedua nilai ini masuk ke dalam klasifikasi “b” yang artinya aspek nonstruktural puskesmas masih berisiko untuk menghadapi bencana. Aspek fungsional puskesmas X mendapat nilai  0,53 dan  nilai puskesmas Y sebesar 0,39. Aspek fungsional kedua puskesmas masuk ke dalam klasifikasi “b” yang menunjukkan bahwa aspek fungsional masih berisiko untuk menghadapi kejadian bencana. Oleh karena itu, kedua puskesmas harus terus meningkatkan kesiapan fasilitasnya, baik dari segi keselamatan struktural, nonstruktural,  dan aspek fungsional.

The focus of this study is to analyze the level of disaster preparedness of Puskesmas (community health centers) in DKI Jakarta Province. This study used mixed method design. The data were collected by interviews, and triangulated by document reviews and observations. The questionnaire used in this study was adapted from PAHO: Evaluation of small&medium-sized health facilities series 4. Variables in this study included potential disasters at puskesmas, structural safety, nonstructural safety, and fuctional aspects to determine the level of disaster preparedness at puskesmas. The result shows that the disaster preparedness value is 0,65 at puskesmas X, and 0,6 at puskesmas Y. Both of these values classifies as B in the disaster preparedness classification, which means in both puskesmas X and Y, intervention measures are required in the short term, due to the present potential disaster risk. Structural safety of puskesmas X and Y values at 0,77, which classifies as “a” in the safety index, meaning the structure of puskesmas will function appropriately in times of disasters. Nonstructural safety of puskesmas X values at 0,65, while puskesmas Y values at 0,63. Both of these values classify as “b”, which means nonstructural aspects of both puskesmas X and Y are still at risk regarding disaster preparedness. Functional aspects of puskesmas X values at 0,53, while puskesmas Y values at 0,39. Both of these values classify as “b”, which means functional aspects of both puskesmas X and Y are also still at risk regarding disaster preparedness. Therefore, puskesmas X and Y must continue to improve the level of preparedness of their facilities, both in terms of structural and nonstructural safety, and functional aspects. 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermi Agustiningrum
"Sungai Ciliwung merupakan sungai terpanjang di wilayah Jabodetabek, yang mempunyai dampak terbesar ketika musim hujan tiba. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi potensi banjir tetapi belum menampakkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dibahas mengenai upaya konservasi apa saja dapat yang dilakukan dalam mengurangi debit banjir yang terjadi serta seberapa besar pengurangannya.
Dari hasil perhitungan menggunakan metode rasional didapatkan debit aliran tahun 2012 dengan batasan kala ulang 2 tahunan (R2) sebesar 323,37 m3/det, R5 sebesar 426,54 m3/det, R10 sebesar 448,65 m3/det, dan R20 sebesar 503,16 m3/det, dengan peningkatan debit aliran (Q) sebesar 3,72% dari tahun 2010. Setelah debit banjir diketahui, dilakukan analisis mengenai usaha konservasi apa saja yang dapat dilakukan dalam penanganan banjir beserta persentase pengurangan debit banjir yang terjadi.
Hasil yang didapatkan adalah kombinasi antara (1) kolam pengumpul air hujan (50%) pada kawasan pemukiman, perdagangan, dan rumah tinggal, rorak (75%) pada kawasan perkebunan, dan parit resapan (75%) pada kawasan persawahan ; serta (2) kombinasi antara biopori (50%) pada kawasan pemukiman, perdagangan, dan rumah tinggal, rorak (75%) pada kawasan perkebunan, dan parit resapan (75%) pada kawasan persawahan, merupakan cara yang paling efektif dalam mengurangi kenaikan debit aliran, yaitu sebesar 86% untuk periode ulang hujan 2 tahunan (R2); 65% untuk R5 ; 62% untuk R10 ; serta 56% untuk R20.

Ciliwung River is the longest river in the Jabodetabek area, and has the greatest impact when the rainy season arrives. Various efforts have been made by the government to tackling the potential of floods, but have not revealed the maximum results. This study has been focused on what kind of conservation efforts can be made to reduce the flood discharge and how much the reduction.
Using rational method, the computed flood discharge (Q) based on 2012 condition are 323,37 m3/s for 2-year return period, 426,54 m3/s for 5-year, 448,65 m3/s for 10-year, and 503,16 m3/s for 20-year respectively. Within two years (from 2010 to 2012) the discharge (Q) increased by 3,72%. After the discharge were known, an analysis about the kind of the conservation efforts that could be applied, as well as the percentage of flood discharge reduction was conducted.
The results show that the following combinations: (1) rain harvesting (50%) on residential areas, business district, and houses; dry swale (75%) on plantation area; and infiltration trenches (75%) on rice-fields; as well as (2) biopori (50%) on residential areas, business district, and houses; dry swale (75%) on plantation area; and infiltration trenches (75%) on rice-fields, are the most effective flow rate reduction amounting to 86% for 2-year return period (R2), 65% for R5; 62% for R10, as well as 56% for R20.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>