Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72587 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagus Riyowiyoso
"ABSTRAK
Kapasitas link gateway internasional INDOSATM2 saat ini sebesar 20 Gpbs diprediksi tidak dapat menampung seluruh trafik pelanggan pada tahun 2020 yang diprediksi mencapai sebesar 30 Gbps. ITU-T D.50 Suplemen 2 adalah dokumen rekomendasi pedoman pengurangan biaya koneksi Internet internasional yang berisi tentang metode-metode yang dapat digunakan untuk mengurangi biaya koneksi Internet internasional dengan melakukan penghematan pemakaian bandwidth internasional. Google Global Cache GGC merupakan salah satu alternatif metode penghematan pemakaian bandwidth link internasional sehingga dapat mengurangi biaya koneksi Internet internasional. Google Group merupakan situs web dan aplikasi yang paling banyak dikunjungi didunia, dan pada tahun 2014, Google mendapat penghargaan dari Business Insider sebagai perusahaan dengan merk paling bernilai. Penelitian ini bertujuan menganalisis tekno ekonomi implementasi Google Global Cache pada jaringan INDOSATM2 dan memberikan rekomendasi strategi implementasi Google Global Cache pada jaringan INDOSATM2 dengan menggunakan metode analisis tekno ekonomi dan cost-benefit analysis. Selain melakukan analisis aspek teknologi dan ekonomi, juga dilakukan analisis sensitivitas, analisis aspek regulasi, dan analisis strategi implementasi GGC. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi GGC terbukti memberikan penghematan pemakaian bandwidth link international sebesar 33,7 dan layak diimplementasikan di INDOSATM2. Rekomendasi model GGC untuk diimplementasikan di INDOSATM2 adalah implementasi GGC Centralize karena memiliki aspek teknologi yang baik dengan biaya investasi awal dan biaya operasional yang lebih rendah.

ABSTRACT
INDOSATM2 international gateway link capacity currently at 20 Gpbs is predicted can not accommodate all customer traffic in 2020 which is predicted to reach as much as 30 Gbps. ITU T D.50 Supplement 2 is a guideline document for reducing the costs of international Internet connectivity which contains the methods that can be used to reduce the cost of international Internet connection by making efficient use of international bandwidth. Google Global Cache GGC is an alternative method of saving bandwidth international links so as to reduce the cost of international Internet connection. Google Group is a web site and application of the most visited in the world, and in 2014, Google received an award from Business Insider as the company with the most valuable brands. This research aims to analyze the techno economic and provide strategic recommendations on the implementation of the Google Global Cache on INDOSATM2 network using techno economic analysis and cost benefit analysis. In addition to the technological aspects and economic analysis, this research also conducted a sensitivity analysis, analysis of the regulatory aspects, and strategies analysis of GGC implementation. The results showed that the GGC implementation proven to provide efficient use of international links as much as 33.7 and decent implemented in INDOSATM2. Recommended models of GGC to be implemented in INDOSATM2 is GGC Centralize because it has a good technological aspects with the lower initial investment and operating costs."
2017
T47289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boangmanalu, Lolo Ardy
"Komunikasi satelit merupakan salah satu platform bisnis PT Telkom dalam memberikan layanan komunikasi bagi seluruh wilayah di Indonesia. Mengingat Indonesia adalah negara Maritim yang terdiri dari pulau-pulau sehingga membutuhkan suatu sistem komunikasi yang dapat menghubungkan seluruh wilayah di Indonesia hingga ke daerah-daerah terpencil. Namun dengan perkembangan beragam alternatif teknologi komunikasi lainnya dan persaingan antar operator satelit baik dalam maupun luar negri membuat pangsa pasar bisnis satelit menjadi berkurang. Untuk mengembangkan bisnis di bidang satelit PT Telkom memutuskan untuk membeli satelit baru. Namun dengan kondisi industri satelit tersebut perlu dilakukan analisis untuk melihat kelayakan ekonomi feasibility investasi dari implementasi satelit tersebut. Penelitian ini menggunakan metode tekno ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai NPV yang diperoleh sebesar 38,666.000, IRR sebesar 14.75 dan payback period selama 6.17 tahun. Berdasarkan parameter tersebut dapat dilihat bahwa investasi tersebut masih tergolong layak untuk dilanjutkan.

Satellite communication is one of the business platform of PT Telkom in providing communications services to all regions in Indonesia. As Indonesia is a maritime country that comprising many islands thus requiring a communication system that connects all regions in Indonesia, even to the remote areas. However, with the development of various alternative communication technologies makes the market share of the satellite business will be reduced. To develop the satellite bussiness, PT Telkom decided to procure a new satellite. But with the satellite industry condition, an economic analysis need to be done to see whether the investment is feasible. This research is using techno economic method. The research result shows that NPV value is 38,666.000, IRR is 14.75 , and payback period duration is 6.17 years. Based on those parameters can be seen that the investment is relatively feasible to proceed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T47441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Wahyu Raharjo
"Tesis ini telah memaparkan suatu penelitian terkait tren yang terjadi pada industri telekomunikasi dimana utilisasi jaringan menjadi acuan bagi operator PT XYZ untuk melakukan investasi. Namun hal ini, tidak diiringi dengan pengamatan pada tren payload yang dihasilkan sebagai tolak ukur revenue. Semakin besar kapasitas node-b yang terpasang maka konsekuensinya biaya investasi dan pemeliharaan akan semakin besar sementara nilai investasi tersebut belum tentu sebanding dengan profit yang dihasilkan. Adapun alternatif dalam hal ini adalah melakukan ekspansi node-b dan multisector node-b.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi masalah pada area POI berdasarkan node-b power utilization dan payload. Metode penelitian area POI digunakan untuk melihat kondisi area yang kemudian dilakukan analisis perbandingan profitability alternative yaitu opsi-1 ekspansi node-b dan opsi-2 multisector.
Hasil penelitian didapatkan bahwa implementasi multisector node-b dengan tingkat profitability paling tinggi dilakukan di area Kampus Universitas Indonesia dengan nilai NPV Positif, IRR lebih dari 30% dan PP sekitar 2 tahun.

This thesis describes a research based on trends in the telecommunication industry where network utilization was referenced by PT XYZ to make investments. However, this was not followed by an observation on payload trends, generated as a measurement of revenue. The network capacity, which is getting bigger, will impact the growing investment and maintenance costs; while the value of such investments are not necessarily proportional with the profit.
The research started with the identifications of the condition in the area of POI based on node-b power utilization and payload. Research method of area POI was used to see the condition of the area, then comparative analysis of profitability alternative, which include node-b expansion as 'option-1' and multisector as 'option-2'.
This research showed that implementation of multisector node-b with the highest profitability is in the area of University of Indonesia with NPV positive grade, 30% of IRR and 2 years of Payback Periode.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Myesha
"Di zaman modern ini, manusia telah mengembangkan kebutuhan mendasar akan listrik. Dalam Skenario Kebijakan yang Dinyatakan, permintaan listrik dunia meningkat dengan kecepatan 2,1% per tahun hingga tahun 2040, yang merupakan dua kali lipat tingkat permintaan energi primer. Hal ini meningkatkan persentase listrik dalam total konsumsi energi final dari 19% pada tahun 2018 menjadi 24% pada tahun 2040. Di negara-negara yang kuat secara ekonomi, konsumsi listrik diperkirakan akan meningkat dengan sangat cepat. Sayangnya, tantangan di Indonesia adalah permintaan listrik tumbuh lebih cepat daripada pasokannya. Kebijakan Energi Nasional (KEN) atau Kebijakan Energi Nasional memperkirakan tingkat elektrifikasi energi terbarukan sekitar 23% pada tahun 2025. Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi surya sebagai sumber tenaga listrik utama, karena letak geografisnya yang berada di garis khatulistiwa. . Namun, jumlah ruang yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik tenaga surya ini harus dipertimbangkan. Di lingkungan perkotaan, dimungkinkan untuk memasang pembangkit listrik tenaga surya di atap bangunan untuk meningkatkan kuantitas energi yang dapat diakses. Kajian ini dilakukan untuk mensimulasikan kemungkinan sistem PLTS terkoneksi jaringan rooftop pada gedung perkantoran Graha PDSI.

In these modern times, humans have developed a fundamental need for electricity. In the Stated Policies Scenario, the worldwide demand for electricity rises at a pace of 2.1% per year until 2040, which is double the rate of the demand for primary energy. This increases the percentage of electricity in total final energy consumption from 19% in 2018 to 24% in 2040. In economically powerful countries, electricity consumption is expected to increase at an especially rapid rate. The challenge in Indonesia, unfortunately, is that the demand for electricity has grown faster than the supply. The Kebijakan Energi Nasional (KEN) or National Energy Policy forecasts a renewable energy electrification rate of about 23% by 2025. Indonesia has a high potential to develop solar energy as its primary source of electrical power, due to its geographical location seated on the equator. However, the amount of space required for these solar power plants must be taken into consideration. In urban settings, it is possible to install solar power plants on the roof of a structure in order to increase the quantity of accessible energy. This study was conducted to simulate the possibility of a rooftop grid-connected solar power system on the Graha PDSI office building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa
"Knowledge management KM merupakan kegiatan mengelola dan memelihara knowledge yang dimiliki individu sehingga knowledge tersebut dapat menjadi aset perusahaan Pengelolaan dan pemeliharaan knowledge penting dilakukan karena saat ini knowledge telah menjadi senjata yang digunakan banyak perusahaan dalam bersaing dengan para kompetitornya Sayangnya pelaksanaan KM di perusahaan tidaklah semudah yang diperkirakan Banyaknya kasus kegagalan dalam implementasi KM menyebabkan para ahli menyarankan untuk melakukananalisis awal sebelum perusahaan menerapkan KM Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang keberhasilan implementasi KM di PT Altrovis Tekno Global dan faktor apa saja yang perlu diperbaiki sebelum menerapkan KM Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner dan wawancara Kuesioner disebarkan secara online kepada para karyawan di Altrovis sedangkan wawancara dilakukan dengan lead developer sebagai narasumber utama Sampel responden yang diambil sebanyak 25 orang dari populasi 27 orang KMCSF penelitian disusun dengan mengacu kepada hasil penelitian dari 5 literatur yang kemudian dilakukan pemetaan sehingga diperoleh KMCSF sebanyak 7 dimensi dan 5 subdimensi Sebelum diolah terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap data yang berhasil dikumpulkan baru kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode fuzzy multi criteria decision making FMCDM Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa besar peluang keberhasilan implementasi KM di Altrovis sebesar 62 yang termasuk dalam kategori relative success Penelitian ini juga menemukan bahwa dimensi technology merupakan dimensi yang berkontribusi paling besar dalam mendukung keberhasilan implementasi KM di Altrovis sedangkan dimensi strategy merupakan dimensi dengan persentase kontribusi paling kecil Selain itu masih terdapat 11 faktor yang pelaksanaannya dinilai masih belum sesuai harapan sehingga harus ditingkatkan.

Knowledge management KM is the activity of managing and maintaining individual knowledge so that the knowledge can be an asset of the company The management and maintenance of knowledge is important to do because nowadays knowledge has become a weapon used by many companies in competing with itscompetitors Unfortunately the implementation of KM in the company is not as easy as they thought it would be Many cases of failure in the implementation of KM causing the experts advise the company to do the preliminary analysis before it does the implementation of KM This research aims to find out the probability of successful implementation of KM at PT Altrovis Tekno Global and factors need to be improved before implementing KM The methods used for data collection are questionnaires and interview Questionnaires are distributed via online to employees at Altrovis and interview is conducted with a lead developer as key informant Sample of respondents drawn as many as 25 people from the total population is 27 KMCSF of this research was developed by referring to some research results from 5 literatures which is then mapped to obtain the KMCSF that consists of 7 dimensions and 5 sub dimensions Before data is processed validity test and reliability test of the collected data is performed first then data is analyzed using the fuzzy multi criteria decision making FMCDM method From this research it can be obtained that the probability of successful implementation of KM at Altrovis is 62 which is included in the category of relative success This research also found that technology dimension is the dimension that contributes most in supporting the success of KM implementation while strategy dimension gives the smallest contribution percentage In addition there are 11 factors that implementations are still considered not as expected so they should be improved "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pananrang, Aidil Afdan
"Teknologi 5G telah membuka era baru dalam dunia telekomunikasi dengan menawarkan kecepatan dan kapasitas yang belum pernah ada sebelumnya. Keunggulan ini sangat penting, terutama di area dengan lalu lintas tinggi seperti bandara. Studi ini berfokus pada implementasi jaringan 5G di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang merupakan bandara terbesar di Indonesia. Penelitian ini mengasumsikan penyediaan layanan internet oleh satu operator menggunakan teknologi frekuensi tinggi 5G pada 26 GHz/28 GHz dengan Bandwidth 400 MHz. Dalam penelitian ini, kami mengevaluasi kebutuhan infrastruktur dan investasi yang diperlukan untuk implementasi teknologi ini, agar pengguna terminal 3 bandara soekarno hatta bisa merasakan akses teknologi 5G dengan gratis. Untuk menjangkau area terminal seluas 0,331 kilometer persegi, dengan kepadatan pengguna 424 pengguna per kilometer persegi dan total kebutuhan data 6,3 Gbps per kilometer persegi, diperkirakan dibutuhkan 255 gNodeB. Perkiraan Pengeluaran Modal (Capex) adalah $2.014.000, dan Pengeluaran Operasional (OPEX) adalah $565.000. Penelitian ini juga merekomendasikan penyedia layanan internet untuk dapat memperoleh pemasukan dari penjualan ruang iklan di halaman log-in pengguna bandara. Berdasarkan asumsi nilai Cost Per Mille (CPM) $18,71, Cost Per Click (CPC) $1,03, dan Click Through Rate (CTR) 1.8%, diperoleh Nett Present Value (NPV) sebesar $257.795 dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 13%, menunjukkan bahwa proyek ini layak secara ekonomi.

The advent of 5G technology has ushered in a new era in telecommunications, offering unprecedented speeds and capacities. This advantage is particularly crucial in high-traffic areas such as airports. This study focuses on the implementation of 5G networks at Terminal 3 of Soekarno-Hatta International Airport, the largest airport in Indonesia. This research assumes the provision of internet services by a single operator using high-frequency 5G technology at 26 GHz/28 GHz with a bandwidth of 400 MHz. In this study, we evaluate the infrastructure and investment requirements for the implementation of this technology, so that Terminal 3 users at Soekarno-Hatta Airport can experience free access to 5G technology. To cover an area of 0.331 square kilometers of the terminal, with a user density of 424 users per square kilometer and a total data requirement of 6.3 Gbps per square kilometer, an estimated 255 gNodeBs are needed. The estimated Capital Expenditure (Capex) is $2.014.000, and the Operational Expenditure (OPEX) is $565.000. This research also recommends internet service providers to be able to earn income from selling advertising space on the airport user log-in page. Based on the assumption of a Cost Per Mille (CPM) value of $18.71, Cost Per Click (CPC) of $1.03, and a Click Through Rate (CTR) of 1.8%, a Net Present Value (NPV) of $257,795 is obtained and the Internal Rate of Return (IRR) by 13%, indicating that the project is economically feasible."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alim Rafi
"Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan energi, ketersediaan cadangan bahan bakar fossil di Indonesia terus berkurang akan terus berkurang. Di sisi lain, Indonesia memiliki cadangan energi lain yang berpotensi untuk di kembangkan. Energi itu adalah gas bumi dengan total cadangan 150.70 TSCF. Salah satu cadangan terbesar terletak di Natuna, namun cadangan gas di Natuna memiliki komposisi gas alam dengan CO2 yang sangat tinggi. Untuk memanfaatkan gas kaya akan CO­2 menjadi energi listrik, diperlukan teknologi khusus dalam pembakaran gasnya. Teknologi yang sesuai dengan kondisi ini adalah pembangkit listrik dengan aeroderivative gas turbin sebagai pembakar gas utama. Pada penelitian ini, beberapa skema pembangkit listrik dengan teknologi yang sesuai dianalisis keekonomiannya. Skema yang dianalisis termasuk Simple Cycle, Combined Cycle Single Shaft, dan Combined Cycle Multi Shaft dengan faktor kapasitas yang berbeda-beda. Analisis dilakukan dengan melihat cashflow serta melakukan analisis monte-carlo untuk risiko dan investasi. Dari hasil yang didapat pada analisis diketahui bahwa pembangkit listrik Combined Cycle Multi Shaft dengan faktor kapasitas sebesar 87% memiliki hasil yang paling baik dari segi keekonomian serta investasi.

Along with the increasing of human needs of energy, availability of fossil fuel in Indonesia will keep decreasing. On the other side, Indonesia has a huge energy reserve potential to be developed. This energy is the natural gas with total reserve of 150.70 TSCF. One of the biggest reserves is in Natuna, but this reserve contains a huge CO2 in its natural gas composition.  To utilize the high CO2 content natural gas to electricity, special technology is needed to burn the gas. The right technology for this is aeroderivative gas turbine as the main gas burner to produce electricity. In this research, a few cheme of power plant with the right technologies is economically analized. The scheme is including simple cycle, combined cycle single shaft, and combined cycle multi shaft with various capacity factor. Analysis will be done by looking at the cashflow and doing montecarlo analysis for risk and investation. The analysis show that Combined Cycle Power Plant with Multi Shaft Configuration on 87% capacity factor has the best result in ecomonical, risk and investation factor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Permata Saktiaji
"ABSTRAK
Meter listrik tradisional membaca secara manual, beban kerja yang besar, kesalahan besar dan didistribusikan di lokasi instalasi yang berbeda, perlu menghabiskan banyak waktu dan biaya tenaga kerja. Secara real-time, akurasi dan perluasan aplikasi tidak dapat dipenuhi. Dengan perkembangan teknologi, saat ini meter listrik dapat digunakan dua arah, yaitu untuk pembacaan jarak jauh secara real-time, dan dapat digunakan sebagai prabayar dan pascabayar, hal itu yang menjadikannya smart meter. Saat ini smart meter telah menjadi bagian penting dari sistem smart grid. Oleh karena itu PLN Bali memutuskan untuk mengganti meter dengan smart meter untuk mendukung Bali Eco Smart Grid. LoRaWAN adalah salah satu pilihan teknologi untuk menerapkan smart meter karena dapat menjangkau jarak yang jauh, daya rendah, lisensi gratis dan biaya yang lebih rendah. LoRa Long Range / LoRaWAN adalah salah satu teknologi IoT wide-area yang paling menjanjikan yang diusulkan oleh Semtech dan selanjutnya dipromosikan oleh Aliansi LoRa. Penelitian ini bertujuan menganalisis tekno ekonomi rencana implementasi smart meter reading pada PLN Bali dengan menggunakan metode tekno ekonomi dan cost-benefit analysis. Selain melakukan analisis aspek teknologi dan ekonomi, analisis model bisnsi dan juga dilakukan analisis aspek regulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa LoRa / LoRaWAN merupakan salah satu pilihan teknologi yang dapat digunakan saat ini, model bisnis yang dapat digunakan adalah build own atau implementasi dilakukan sendiri, build operate transfer BOT atau outsourcing ke pihak ketiga, dan model sewa. Sesuai peraturan Kominfo nomor 35 tahun 2015, LoRaWAN dapat digunakan sebagai perangkat jarak dekat yang dapat beroperasi pada 923-925 MHz.

ABSTRACT
Traditional electricity meters read manually, large workloads, major errors and distributed at different installation locations, need to spend a lot of time and labor costs. In real time, the accuracy and extension of the application can not be fulfilled. With technological developments, electric meters now can be used both ways, for real time remote reading, and can be used as prepaid and postpaid, making it smart meter. Currently the smart meter has become an important part of the smart grid system. Therefore PLN Bali decided to replace the meter with smart meter to support Bali Eco Smart Grid. LoRaWAN is one of the technology options for implementing smart meter because it can reach long distance, low power, free license and lower cost. LoRa Long Range LoRaWAN is one of the most promising IoT wide area technologies proposed by Semtech and subsequently promoted by the LoRa Alliance. This study aims to analyze the techno economic plan smart meter reading implementation on PLN Bali by using techno economic method and cost benefit analysis. In addition to analyzing technological and economic aspects, the analysis of the business model and also the regulatory aspect analysis. The results show that LoRa LoRaWAN is one of the technology options that can be used today, the business model that can be used is build own or implementation is done by itself, build operate transfer BOT or outsourcing to third party, and rental model. As per the rules of Kominfo number 35 of 2015, LoRaWAN can be used as a short range device that can operate at 923 925 MHz."
2017
T48188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahimah Rahmadian
"Keadaan geografis Indonesia memberikan kesempatan untuk perusahaan penyedia satelit untuk mengembangkan bisnisnya. Pengembangan tren satelit saat ini mengarah ke High Throughput Satellite (HTS), yang dapat diklasifikasikan sebagai teknologi yang sudah matang, dibuktikan dengan diluncurkannya HTS oleh banyak operator di dunia. PT. Telekomunikasi Indonesia (PT. Telkom), sebagai perusahaan telekomunikasi milik negara, perlu meluncurkan HTS untuk memenuhi ambisinya untuk menjadi tiga besar penyedia layanan satelit di Asia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis studi kelayakan implementasi HTS di PT. Telkom menggunakan analisis tekno ekonomi, yang menghitung aspek teknis dan ekonomi dalam implementasi HTS. Perhitungan link budget menghasilkan adanya link margin dan kondisi bandwidth limited, yang menunjukkan sistem berada dalam performansi yang layak. Desain layout beam berdasarkan potensi user menghasilkan 43 beams dengan 6 gateway. Sedangkan dari aspek ekonomi, hasil penelitian menunjukkan bahwa Payback Period (PBP) dalam proyek selama 8,46 tahun dengan nilai IRR sebesar 20,61% dan NPV sebesar Rp1.031.349.555,99. Berdasarkan parameter-parameter tersebut dapat dilihat bahwa investasi HTS tergolong layak untuk diimplementasikan di PT. Telkom.

Indonesia’s geographical condition allowed satellite operators to develop their business. Current development of satellite trends leads to High Throughput Satellite (HTS) which could be classified as a mature technology, proven by HTS launched by many operators. PT. Telekomunikasi Indonesia as the biggest state-owned telecommunication companies in Indonesia should launch HTS to fulfil its ambition to be the top 3 full satellite service providers in Asia. This research aims to analyze the feasibility study of HTS implementation in PT. Telkom uses techno-economic analysis, which calculates technical and economic aspects in the implementation of HTS. Link budget calculations provide link margins and bandwidth-limited condition, which shows the system is in decent performance. The beam layout design based on the user's potential produces 43 beams with 6 gateways. From the economic aspect, the results showed that the Payback Period (PBP) duration is 8.46 years with an IRR of 20.61% and an NPV of Rp1,031,349,555.99. Based on these parameters, HTS investment is considered feasible to be implemented in PT. Telkom."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rouf
"Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV) merupakan jenis turbin angin yang dengan kecepatan angin rendah dapat menghasilkan listrik dan cukup mudah diterapkan pada beban kelistrikan yang terisolasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan desain sistem TASV dan sistem pasokan listrik yang paling optimal baik secara teknis maupun ekonomis untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Dengan pendekatan statistik Ordinary Kriging, nilai kecepatan rara-rata tahunan di Raja Ampat diestimasikan berdasarkan data historis kecepatan angin yang berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 2019 (BMKG) dan data National Oceanic and Atmospheric Administration 2019 (NOAA) sehingga distribusi kecepatan angin dapat diproyeksikan dengan menggunakan pendekatan distribusi Weibull dan Rayleigh. Parameter yang divariasikan meliputi spesifikasi turbin, kapasitas daya dan kecepatan angin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain TASV yang optimal untuk diimplementasikan di Raja Ampat adalah turbin 10 kW tipe darrieus dengan blade lurus, cut-in speed 1.5 m/s, kecepatan rated 9 m/s dan faktor kapasitas 20.9%. Untuk kebutuhan energi listrik rata-rata 1,074/pelanggan/tahun, Produksi Energi Tahunan sebesar 18,337 kWh/unit/turbin, 1-unit TASV dapat mensuplai energi listrik kepada 12 pelanggan atau 1-unit turbin dalam radius 1 km2 dengan kepadatan penduduk rata-rata 48 Jiwa/km2. Untuk memasok jumlah permintaan di Raja Ampat sebesar 459,797 kWh ditahun 2021, dibutuhkan sebanyak 25-unit TASV dengan LCOE 20.2 Sen USD / kWh / unit atau lebih rendah dari Biaya Produksi yang Diatur (21.34 sen USD / kWh). Hasil ini menunjukkan TASV merupakan alternatif yang tepat secara teknis dan ekonomis untuk beban kelistrikan di negara-negara kepulauan dengan banyak daerah terisolasi seperti Indonesia.

Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) can generate electricity just by low wind speed and simply able to apply for isolated demands. This study aims to obtain the most optimal VAWT system design and power supply system both techno-economic to meet the demands in disadvantaged, frontier and outermost (3T) areas. By Ordinary Kriging method, the annual average velocity in Raja Ampat was estimated based on historical wind speed data from the 2019 Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG) and the 2019 National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) so that the wind speed distribution can be projected using the Weibull and Rayleigh distribution. The varied parameters include turbine specifications, power capacity and wind speed. The results showed that the optimal VAWT design was the 10 kW straight blade Darrieus turbine, with a cut-in speed of 1.5 m/s, an rated speed of 9 m/s and a capacity factor of 20.9%. For demands an average of 1,074/customer/year, Annual Energy Production of 18,337 kWh turbine unit, then 1 unit can supply the demand for 12 customers or 1 units within a radius of 1 km2, with an average population density of 48 people/ km2. To supply the total demand in Raja Ampat of 459,797 kWh in 2021, 25-unit VAWT with a LCOE of 20.2 Cents USD/kWh or lower than the Regulated Production Cost (21.34 cents USD / kWh) were required. These results suggest that VAWT is a techno-economic viable alternative for electricity demand in archipelagic countries with many isolated areas such as Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>