Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162878 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Muhammad Darajat
"Tingkat kematian anak balita di Indonesia tetap menunjukkan angka yang tinggi, dari 400 anak balita yang meninggal setiap harinya, 30 lebih meninggal disebabkan penyakit diare. Thesis ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi insiden penyakit diare dan merumuskan kebijakan yang tepat untuk membasmi penyakit ini. Menggunakan data Indonesia Demographic Health Survey IDHS 2012, digambarkan kondisi di tingkat provinsi di Indonesia mengenai insiden penyakit diare untuk anak balita sementara regresi logit sederhana digunakan untuk memastikannya secara quantitatif. Thesis ini pun menyoroti upaya masyarakat yang mengalihkan konsumsi air minum yang bersumber dari PDAM menjadi air minum yang bersumber dari botol atau refill. Hasil studi akhir menunjukkan bahwa kebijakan publik yang diambil pemerintah harus lebih agresif dalam penyediaan air bersih, peningkatan sanitasi masyarakat serta mengintensifkan program penanggulangan.

The child mortality rate in Indonesia remains quite high. Of the 400 children who die every day, more than 30 die from diarrhea. This paper aims to seek the determining factors of diarrheal cases and formulate needed policies to eradicate it. Using the Indonesia Demographic Health Survey IDHS 2012, I describe the condition in Indonesia at the provincial level regarding the incidence of diarrhea for children under 5years old and exercise simple logistic regression to identify the determinants of diarrhea incidence. The highlight of this paper is that, to reduce the probabilities of the incidence of diarrhea, people have replaced their primary source for drinking from piped water to bottled and refill water. The result of the study calls for the government to be more aggressive in providing affordable clean water and improved sanitation while intensifying the existing programs against diarrhea.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraeni
"Angka kesakitan dan kematian akibat diare di Indonesia masih tinggi, prevalensi tertinggi pada balita (1-4 tahun). Kejadian diare pada balita (1-4 tahun) di wilayah Kecamatan Ciawi persentasenya selalu lebih tinggi dan setiap tahun mengalami kenaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan, faktor ibu, dan faktor balita dengan kejadian diare di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian kuantitatif dengan desain case control. Populasi penelitian adalah balita usia 12-59 bulan yang berada di Wilayah Kecamatan Ciawi.
Hasil penelitian menunjukkan: ada hubungan antara sumber air bersih (2,405; 1,23-4,69), sarana jamban keluarga (1,994; 1,07-3,73), pengelolaan sampah rumah tangga (5,920; 3,05-11,5), saluran pembuangan air limbah (4,195; 2,32-7,60), dan perilaku ibu (5,44; 2,97-9,97), dan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu (1,67; 0,78-3,58), pengetahuan ibu (1,64; 0,93-2,89), dan status gizi (4,85; 1,02-4,69) dengan kejadian diare balita di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Variabel yang diprediksi paling berpengaruh adalah pengelolaan sampah rumah tangga (5,399; 2,58-11,29).

Morbidity and mortality from diarrhea in Indonesia is still high, the highest prevalence in young children (1-4 years). Incidence of diarrhea in young children (1-4 years) in the percentage is always higher in Sub Ciawi and each year has increased. This study aims to know the associated of environmental factors, maternal factors, and toddler factor with the incidence of diarrhea in children under five years in Sub Ciawi, Bogor Regency, West Java Province 2012. The studied was a quantitative study with case control design. The population in this study are all of the childrens aged 12 month until 59 month are lived in Sub Ciawi, Bogor Regency, West Java Proviance.
The results of this study indicate that there was a significant correlation between source of clean water (2,405; 1,23-4,69), water closet medium (1,994; 1,07-3,73), household waste treatment (5,920; 3,05-11,5), waste water sewer (4,195; 2,32-7,60), and maternal behaviour (5,44; 2,97-9,97), and not correlation between maternal study (1,67; 0,78-3,58), maternal knowledge (1,64; 0,93-2,89), and nutrient status (4,85; 1,02-4,69) with the incidence of diarrhea among toddler in Sub Ciawi, Bogor Regency, West Java Proviance. The variable that predicted the most dominant cause of diarrhea among children under five (toddler) in Sub Ciawi is household waste treatment (5,399; 2,58-11,29).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ufi Alaia Furqon
"Program-program imunisasi telah berperan penting dalam mencegah meluasnya penyakit menular dan kematian pada anak. Meskipun Indonesia telah menempuh proses yang cukup baik dalam mengurangi angka kematian pada anak, namun jangkauan program imunisasi secara menyeluruh belum tercapai. Penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting yang mempengaruhi tindakan imunisasi pada anak di Indonesia menggunakan data Indonesia Demographic and Health Survey IDHS tahun 2012. Dengan metode regresi probit, penulis mencoba meng-estimasi tindakan imunisasi pada anak menggunakan beberapa variable berikut: karakteristik anak, pendidikan ibu, asset rumah tangga, lokasi tempat tinggal, dan wilayah. Penulis menganalisa dampak lokasi pada rumah tangga di level provinsi dan membagi lokasi responden antara di pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Penulis menemukan bahwa tingkat pendidikan ibu, asset dalam rumah tangga, dan lokasi tempat tinggal merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi tindakan vaksinasi/imunisasi. Selanjutnya, penulis juga menemukan perbedaan wilayah yang cukup kontras mengindikasikan bahwa ketersediaan sumber daya lokal berperan dalam kelancaran program imunisasi, dimana di masa sekarang pemerintah daerah memiliki kewenangan yang lebih independen terhadap pemerintah pusat. Dengan cara mendorong kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan peningkatan pendidikan perempuan, taraf hidup rumah tangga, dan program kesehatan pada pemerintah daerah, maka program imunisasi dapat ditingkatkan jangkauannya secara menyeluruh.

Immunization programs have contributed significantly to preventing the spread of infectious diseases and mortality among children. Although Indonesia has experienced remarkable progress in reducing child mortality, universal immunization coverage has not been achieved. This paper aims to identify important factors affecting the incidence of child immunization in Indonesia using the Indonesia Demographic and Health Survey IDHS of 2012. By using a probit regression, I estimated the child immunization acceptance using several variables child characteristics, mother rsquo s education, household assets, urbanity, and region. I analyzed the impact of location of households at the provincial level and divided the location of respondents both inside and outside of Java. I found that mother rsquo s level of education, household assets, and urbanity are important factors affecting the uptake of vaccinations. In addition, I found significant regional differences in vaccination incidence, indicating that local resources serve as bottlenecks in vaccination, as the local governments are now independent from the national government. By encouraging government policies that improve women rsquo s schooling, household assets, and regional support for health, vaccination coverage could increase and even become universal.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Anindita Rahmawati
"Pendahuluan: Diare merupakan penyakit pembunuh kedua pada balita dengan prevalensi sebesar 14,3 dan berpotensi terjadi Kejadian Luar Biasa KLB di Indonesia. Lebih dari 100.000 balita meninggal akibat diare dengan estimasi hilangnya biaya ekonomi sebesar Rp. 7,2 Triliun.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Indonesia berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2012.
Metode: Desain penelitian adalah cross sectional. Populasi studi pada penelitian ini adalah seluruh balita Indonesia usia 0-59 bulan pada SDKI 2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kemudian dilakukan sampling dengan metodesistem random sampling dengan jumlah sampel 5.961 balita.
Hasil: Prevalensi kejadian diare pada balita yang mengalami diare 2 minggu sebelum survei SDKI 2012 adalah sebesar 15,2 907 balita dan secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara usia balita 6-35 bulan POR: 1,977; 95 CI: 1,500-2,518; p 0,001, jenis kelamin POR: 1,298; 95 CI: 1,125-1,497; p 0,001, pendidikan ibu POR: 1,365; 95 CI: 1,180 ndash; 1,576; p 0,001 , sosial ekonomi menengah POR: 1,309; 95 CI: 1,064 ndash; 1,610; p 0,011, sosial ekonomi bawah POR: 1,623; 95 CI: 1,376 ndash; 1,913; p 0,001, sumber air minum POR: 1,326; 95 CI: 1,134-1,551; p 0,001, ketersediaan jamban POR: 1,424; 95 CI: 1,228-1,650; p 0,001, ketersediaan tempat cuci tangan POR: 1,248; 95 CI: 1,062-1,465; p 0,008, dan daerah tempat tinggal POR: 1,250; 95 CI: 1,085=1,440; p 0,002 dengan kejadian diare pada balita di Indonesia tahun 2012. Dalam menurunkan angka kejadian diare pada balita, perlu adanya kesadaran bersama baik pemerintah, petugas kesehatan, masyarakat, maupun orang tua dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS.

Introduction: Diarrhea is a second killer disease in under five children with a prevalence of 14,3 and have potential to outbreak in Indonesia. More than 100,000 under five children died from diarrhea with an estimated loss of economic costs of 7.2 Trillion Rupiah.
Objective: This study aims to determine factors are related to diarrhea occurrence among under five children in Indonesia based on data Indonesia Demographic and Health Survey IDHS 2012.
Method: This is a cross sectional study with study population were all Indonesian under five children 0 59 months in SDKI 2012 that meet the criteria of inclusion and exclusion. Then sampling by simple random sampling method with the number of sample is 5.961 responden.
Results: The prevalence of diarrhea occurrence in under fives with diarrhea 2 weeks before survey was 15.2 907 and there was a statistically significant relationship between age 6 35 months POR 1,977 95 CI 1,500 ndash 2,518 p 0,001, sex POR 1,298 95 CI 1,125 ndash 1,497 p 0,001, maternal education POR 1,365 95 CI 1,180-1,576 p 0,001, middle socioeconomic POR 1,309 95 CI 1,064-1,610 p 0,011, low socioeconomic POR 1,623 95 CI 1,376 ndash 1,913 p 0,001, drinking water source POR 1,326 95 CI 1,134 ndash 1,551 p 0,001, latrine availability POR 1,424 95 CI 1,228 ndash 1,650 p 0,001, handwasher availability POR 1,248 95 CI 1,062 ndash 1,465 p 0,008, and residence area POR 1,250 95 CI 1,085-1,440 p 0,002 on the incidence of diarrhea among under five children in Indonesia 2012. To decreasing the incidence of diarrhea among under five children, need a common awareness of government, health workers, community, and parents to improving sanitation and healthy life.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edip Isna Yuana
"Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi penyebab utana morbiditas dab mortalitas bagi bayi dan anak di seluruh dunia. Di DKI Jakarta khususnya wilayah Jakarta Timur memiliki angka kasus diare tertinggi yaitu Kecamatan Cakung yaitu 5179 kasus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi kejadian diare berdasarkan faktor anak dan faktor ibu. Penelitian ini menggunakan data primer, menggunakan disain penelitian Cross sectional. Dengan jumlah sampel 96 ibu yang membawa balita berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Cakung. Hasil menunjukkan bahwa kejadian diare adalah 46,9%. Kejadian diare memiliki hubungan yang bermakna dengan riwayat pemberian ASI eksklusif (PR 3,432 (CI 95% 1,474 ? 7,991), status imunisasi campak (PR 7,692 (CI 95% 0,88 ? 66,56), pengetahuan ibu (PR 7,196 (CI 95% 2,915 ? 17,76), dan perilaku mencuci tangan ibu (PR 2,489 ( CI 95% 0,995 ? 6, 228).

Diarrhea is one of the health problems are a major cause of morbidity and mortality for infants and children around the world. In Jakarta, especially East Jakarta has the highest number of cases of diarrhea Puskesmas Cakung ie 5179 cases. This study aims to determine the distribution of the incidence of diarrhea by factors child and maternal factors. The research using a cross sectional study design. With a total sample 96 mothers carrying toddlers visiting Puskesmas Cakung. Results showed that the incidence of diarrhea was 46.9%. The incidence of diarrhea has a significant relationship with a history of exclusive breastfeeding (PR 3.432 (95% CI 1.474 to 7.991), measles immunization status (PR 7.692 (95% CI 0.88 to 66.56), knowledge of mothers (PR 7.196 (CI 95 % 2.915 to 17.76), and the mother's hand washing (PR 2.489 (95% CI 0.995 to 6, 228)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Dwi Anggraini
"Tercatat 5.4% anak balita Indonesia gizi buruk dan 13.0% gizi kurang. Kualitas SDM Indonesia peringkat ke-124 dunia pada 2011 menurut UNDP. Konsumsi susu sebagai sumber makanan/minuman dengan zat gizi lengkap di Indonesia masih rendah, hanya 11,9 liter/kapita/tahun. Jumlah anak balita sebagai kelompok umur yang direkomendasikan mengonsumsi susu di Indonesia mencapai 22.6 juta jiwa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah media yang memuat iklan susu yang memapar, frekuensi paparan iklan susu, pendidikanorangtua (ayah dan ibu), pekerjaan orangtua (ayah dan ibu), pendapatan keluarga, pengetahuan gizi orangtua, jumlah anak, umur anak, dan alergi susu pada anakbalita dengan konsumsi susu anak balita di wilayah Kelurahan PekayonKecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.
Desain studi berupa kuantitatif crosssectional dengan sampel 86 orangtua yang memiliki anak balita umur 13-59 bulan yang dipilih secara acak dari data total anak balita umur 13-59 bulan di wilayah Kelurahan Pekayon. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan tingkat konsumsi susu pada balita adalah jumlah media yang memuat iklan susu yang memapar (p value = 0.020; OR = 3.4), frekuensi paparan iklan susu (p value = 0.012; OR = 3.6), pendidikan ibu (p value = 0.004; OR = 5.9), pendapatan keluarga (p value = 0.012; OR = 4.0), pengetahuan gizi orangtua (p value = 0.006; OR = 7.1), jumlah anak (p value = 0.009; OR = 5.6 ), dan alergi (p value = 0.001; OR = 11.6 ).
Perlu peran orangtua, kader kesehatan, dan kerjasama sektor pemerintah dari kementrian kesehatan, serta kementrian pertanian untuk meningkatkan konsumsisusu Indonesia.

Recorded 18.4% under five years old children in Indonesia have undernutrition. The quality of Indonesian was number 124th in a world in 2011 according to UNDP. The prevalence of milk consumption in Indonesia was below (11,9 L/capita/year). The number of under five years old children in Indonesia, as a group that recommended to consume milk, was very large, around 22,6 million.
The purpose of this study was to investigate the correlation between the amount of mass media, frequencies of milk advertisement, parents? education, parents? employment status, family?s economic status, parents? nutrition knowledge, number of children, children?s age, and allergies with milk consumption among under five years old children in Kelurahan Pekayon, Pasar Rebo, East Jakarta.
This study used quantitative cross sectional design with 86 parents as respondents and simple random sampling was used to choose the sample. The result of this study showed correlation between amount and frequencies of milk advertisement (p=0,020; OR=3,4 and p=0,012; OR=3,6), mother?s educational status (p=0,004; OR=5,9), family?s economic status (p=0,012; OR=4), nutrition knowledge (p=0,006; OR=7,1), number of children (p=0,009; OR=5,6), and allergies (p=0,001; OR=11,6).
From these result we suggest that to increase milk consumption in Indonesia, the contribution of parents, health workers, and the collaboration between Ministry of Health and Ministry of Agriculture is very important."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Holong Purnama Putra
"Diare pada balita merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%). Sekitar 162.000 balita meninggal akibat diare tiap tahunnya atau sekitar 460 balita per hari (Depkes, 2011). Di Bogor angka diare meningkat tiap tahunnya data dari 2011-2013 menunjukkan ada peningkatan kasus di tahun 2011 ada 21.687 kasus tahun 2012 ada 22.625 kasus dan di 2013 ada 24.187 kasus (P3KL Dinkes Bogor, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor risiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Bogor utara. Studi ini menggunakan metode kasus kontrol dengan jumlah sampel 46 kasus dan 46 kontrol metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang berpengaruh antara faktor penyebab dengan kejadian diare yaitu : Perilaku mencuci tangan OR: 4,28 (95% CI 1,587-11,575), Penanganan sampah OR: 3,87 (95% CI 1,632-9,203), Sumber air bersih OR: 3,16 (95% CI 1,244- 8,039), Sarana Jamban OR: 4,52 (95% CI 1,845-11,081), Sanitasi makanan OR: 2,92 (95% CI 1,249-6,809), dan Pengetahuan orang tua OR: 2,66 (CI 95% 1,146- 6,198). Upaya penanggulangan dengan cara meningkatkan sanitasi lingkungan dan memberikan program penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sekitar.

Diarrhea is one cause of death in infants (31,4%) and children under the age of five years (25,2%). Approximately 162.000 children under the age of five death every year or 460 every day (Depkes) in Bogor incident rate of diarrhea increase every year from 2011-2013. In 2011 there are 21.687 case, in 2012 there are 22.625 case and in 2013 there are 24.187 case. This research have a purpose to determine risk factors associated with diarrhea incident in children under the age of five on working area Puskesmas north Bogor. This study use case control method with number of sample 46 people case and 46 control. Method of data collection by interview and observation.
The results showed influence of risk factors with diarrhea incident. the risk factors have influence are Handwashing behaviour OR: 4,28(95% CI 1,587-11,575), Waste handling OR: 3,87 (95% CI 1,632-9,203), Source of clean water OR: 3,16 (95% CI 1,244-8,039), Availabilty of latrines OR: 4,52 (95% CI 1,845-11,081), Food hygiene and sanitation OR: 2,92 (95% CI 1,249-6,809), and Knowledge of parents OR: 2,66 (CI 95% 1,146-6,198). Diarrhea prevention efforts by improving enviroment sanitation and providing education programs to increase public knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurholis Majid
"Angka kesakitan diare di Indonesia tahun 2003 diperkirakan sebesar 374 per 1.000 penduduk dan angka kesakjtan diare di Propinsi Jawa Barat tahun 1999 pada kelompok umur 1-4 tahun diperkirakan 188 per 1000 penduduk. Sedangkan angka kesakitan diare di Kabupaten Garut pada tahun 2004 diperkirakan 103 per 1000 penduduk. Kejadian diare di Puskesmas Cisurupan Kabupaten Garut dengan prevalen rate: 160 per 1000 balita.
Penelitian ini merupakan kajian epidemiologi kesehatan lingkungan dengan fokus penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare yaitu variabel karakteristik ibu balita, karakteristik balita, kondisi sarana air bersih, tingkat kepadatan Ialat dan kondisi jamban dengan kejadian diare pada balita (12-59 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Cisurupan Kabupaten Garut tahun 2006.
Desain penelitian ini menggunakan studi kasus kontrol dengan menggunakan data primer. Kasus adalah balita yang telah didiagnosis dengan gejala diare dan datang ke puskesmas serta bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Cisurupan. Kontrol adalah balita yang tidak menderita diare paling Iama 2 mingu terakhir dan bertempat tinggal sama dengan kasus. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan statistik.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kondisi sarana air bersih (OR=2,077 C195% : 1.066-4.045), kepadatan lalat (OR=2,139 C195%:1.137-4.021) dan kondisi jamban (OR=2,1 11CI95%:1.103-4.040) dengan kejadian diare pada balita. Sedangkan hasil uji interaksi melalui analisis regresi logistik menunjukkan tidak ada interaksi.
Dari hasil penelitian terlihat faktor lingkungan merupakan faktor dominan terhadap kejadian diare. Untuk itu diperlukan peningkatan upaya-upaya inovatif dalam pengendalian lingkungan yang dilakukan bersama baik oleh masyarakat, puskesmas Cisurupan, dinas kesehatan Garut dan sektor terkait lainnya. Misalnya, upaya pemberdayaan masyarakat di bidang higyene and sanitation melalui pengembangan program klinik sanitasi dan methodology partisipatory assessment- partisipatory hygiene and sanitation transformations (MPA-PHAST). Diharapkan dengan peningkatan upaya tersebut target pencapaian IPM 80 pada tahun 2010 dapat-tercapai."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T21155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyrisca Fatmarani
"Meski tren penggunaan kontrasepsi terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, angka unmet need atau kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi masih tinggi. Total persentase unmet need pada wanita berstatus kawin umur 15-49 tahun di Indonesia adalah 11,4 persen, di mana 4,5 persen untuk menunda kelahiran, dan 6,9 persen untuk membatasi kelahiran. Meski demikian, pemilihan kontrasepsi mantap pada Wanita Usia Subur (WUS) yang bertujuan untuk membatasi kelahiran masih tetap rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi mantap pada WUS di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder SDKI 2012. Sampel pada penelitian ini dibatasi pada WUS yang sedang menikah (currently in union), sedang menggunakan alat kontrasepsi modern (current use modern contraception) MOW/Tubektomi, IUD, suntikan, susuk KB, dan pil KB, dan datanya tersedia lengkap sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 16.385 responden. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.
Hasil analisis menunjukkan umur (≥33 tahun; OR=17,827, 95% CI: 13,142-24,182), pendidikan (tinggi; OR=2,189, 95% CI: 1,295-3,699), status pekerjaan (bekerja; OR=1,256, 95% CI: 1,087-1,452), daerah tempat tinggal (perkotaan; OR=2,229, 95% CI: 1,933-2,570), status ekonomi (teratas; OR=4,452, 95% CI: 3,525-5,622; menengah atas; OR=2,408, 95% CI: 1,878-3,039; menengah; OR=2,048, 95% CI: 1,592-2,634; menengah bawah; OR=1,372, 95% CI: 1,052-1,790), paritas (>5 anak; OR=12,579, 95% CI: 9,944-15,912; 3-4 anak; OR=8,944, 95% CI: 7,324- 10,922), biaya pelayanan KB (mahal; OR=2,225, 95% CI: 1,928-2,566), sumber pelayanan KB (pemerintah; OR=4,380, 95% CI: 3,803-5,044), dan keputusan ber-KB (bersama; OR=1,859, 95% CI: 1,596-2,165) berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi mantap.

Although the trend of contraceptive use continued to increase over the years, the number of unmet need in Family Planning (FP) remain high. The total percentage of unmet need among married women aged 15-49 in Indonesia is 11.4 percent; 4.5 percent for delaying births and 6.9 percent for limiting births. However, the permanent contraceptive choice in Women of Reproductive Age (WRA) which is to limit births remains low. This study aims to determine factors associated with permanent contraceptive choice among WRA in Indonesia 2012. This study used a cross-sectional study design using secondary data IDHS 2012. The sample in this study is limited on currently married WRA, who are using modern contraception (female sterilization/tubectomy, IUD, injection, implant, and birth control pills), and have complete data according to the variables studied. The number of samples is 16.385 respondents. Bivariate analysis using Chi Square test.
The analysis showed that age (≥33 years; OR = 17.827, 95% CI: 13.142 to 24.182), education (higher; OR = 2.189, 95% CI: 1.295 to 3.699), employment status (employed; OR = 1.256, 95% CI: 1.087 to 1.452), area of residence (urban; OR = 2.229, 95% CI: 1.933 to 2.570), economic status (richest; OR = 4.452, 95% CI: 3.525 to 5.622; richer; OR = 2.408, 95% CI: 1.878 to 3.039; middle; OR = 2.048, 95% CI: 1.592 to 2.634; poorer; OR = 1.372, 95% CI: 1.052 to 1.790), parity (>5 children; OR = 12.579, 95% CI : 9.944 to 15.912; 3-4 children; OR = 8.944, 95% CI: 7.324 to 10.922), cost of FP services (expensive; OR = 2.225, 95% CI: 1.928 to 2.566), source of FP services (public; OR = 4.380, 95% CI: 3.803 to 5.044), and FP decisions (together; OR = 1.859, 95% CI: 1.596 to 2.165) are associated with the permanent contraceptive choice.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Setiowati
"Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan bawah akut yang secara khusus mempengaruhi fungsi paru. Penyakit ini merupakan penyebab kematian balita terbesar setelah diare. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi pneumonia pada kelompok balita sebesar 4,8%, angka ini berada diatas prevalensi pneumonia nasional yaitu 4,0%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita (12-59 bulan) di Indonesia pada tahun 2017. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 13.855. Penelitian ini merupakan analisis lanjutan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara kejadian pneumonia pada balita dengan tempat tinggal, jenis dinding, jenis atap, usia 12-23 bulan, usia 24-35 bulan, status imunisasi DPT-Hib, berat badan lahir, dan balita dengan ibu berstatus pendidikan lulus SD. Faktor dominan yang mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017 adalah jenis dinding.

Pneumonia is acute lower respiratory tract infection that affect lung function in particular. This disease is a leading mortality on under-five children after diarrhea. According to Basic Health Research (Riskesdas) 2018, prevalence of pneumonia on group of under-five children is 4,8%, high than the national pneumonia prevalence which is 4,0%. This study aims to analyse factors related to pneumonia on under-five children in Indonesia on 2017. Cross-sectional design study was chosen with 13.855 samples included. This study is an extension analysis of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2017 data. The data analysis in this study used chi square test and logistic regression. Result found that there is a statistically significant relationship between pneumonia under-five children with type of residence, type of wall, 12-23 months old, 24-35 months old, DPT-Hib immunisation, birth weight, and elementary school graduated mother. Dominant influencing factors of pneumonia on under-five children in Indonesia based on IDHS 2017 data is type of wall."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>