Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Innova Safitri Suprapto Putri
"Skripsi ini membahas struktur wacana naratif dan unsur penghubung yang menjadi faktor keutuhan wacana bahasa Isyarat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menganalisis video bahasa Isyarat tentang tuturan dongeng Kelinci dan Kura-kura yang disampaikan oleh dua informan Tuli penutur jati bahasa Isyarat Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan struktur wacana naratif dan unsur penghubung wacana dari unsur kohesif dan unsur topik komen atas data yang sudah diambil dan ditranskripsikan. Berdasarkan variabel struktur yang diberikan oleh Labov dan Waletzky 1967 , wacana naratif bahasa Isyarat memiliki kesesuaian dari segi strukturnya. Dalam hal keutuhan wacana, terdapat kesesuaian dengan aspek-aspek yang diajukan oleh Schembri dan Johnston 2007 dalam menganalisis unsur kohesif dan topik komen. Unsur topik komen sebagai keutuhan wacana naratif terlihat dalam kesinambungan topik. Unsur kohesif dan topik komen dalam wacana naratif oleh penutur Isyarat ditandai dengan gerakan manual dan gerakan nomanual.

This study deals with the narrative structure and connecting elements of narrative discourse in Jakarta Sign Language JakSL . There are two methods used in this study, descriptive and qualitative. This study aims to describe the narrative superstructure and connecting elements of narrative discourse mdash focusing on cohesive and topic comment mdash from the data. The data are taken from transcription of two narrative signing videos about fable mdash The Hare and The Tortoise mdash narrated by JakSL signers. Between the theories about narrative structure by Labov dan Waletzky 1967 , research by Schembri dan Johnston 2007 and analysis of the data, there are compatibility of aspects in narrative superstructure. Moreover, it appears that manual and non manual sign are used to mark the connecting elements of narrative discourse in cohesive aspects and topic comment. Topic comment aspect is constantly delivered in topic continuity to demonstrate the unity of narrative discourse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Genette, Gerard
Ithaca: Cornell University Press, 1988
808.001 4 GEN n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Kusumo Bharoto
"Classifier merupakan fitur unik dalam bahasa isyarat yang kerap digunakan oleh komunitas tuli seluruh dunia. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan handling dan instrument classifier dalam Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo). Handling dan instrument classifier digunakan untuk menggambarkan suatu alat atau benda oleh penutur isyarat. Penelitian ini berfokus pada pengidentifikasian jenis classifier yang paling sering digunakan di antara keduanya oleh penutur isyarat tuli dan strategi yang digunakan penutur dalam menentukan pilihan di antara kedua classifier tersebut dalam memproduksi kalimat transitif dan intransitif. Data classifier berjumlah 238. Studi ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dan kuantitatif. Hasil analisis sementara menunjukkan bahwa handling classifier paling banyak digunakan dalam kedua jenis kalimat. Salah satu strateginya adalah ikonisitas, dalam hal ini aktivitas seseorang yang divisualkan dalam gambar.

Classifier is a unique feature in a sign language that is highly used by deaf community across the globe. This paper aims at describing the use of handling and instrument classifier in Indonesian Sign Language (Bisindo). Both handling and instrument classifiers are used to depict the use of a tool or object by a signer. Which classifier is more preferred by deaf signers and what strategies behind the choice between the two in the production of transitive and intransitive sentences are the focus of this study. The number of the data of the classifiers is 238 in total. The method of this study is qualitative and quantitative descriptive. Interim analysis shows that handling classifiers are preferred in both types of sentences. One of the motivations of this handling strategy is iconicity in terms of a person`s activity shown in the pictures, rather than the part of a tool.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Helma Rizkiana
"Penelitian mengenai negasi dalam bahasa isyarat belum banyak dilakukan di Indonesia. Memperhatikan situasi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan negasi dalam bahasa isyarat Indonesia (Bisindo) yang berfokus pada analisis terhadap bentuk penanda manual dan nonmanual serta pola susunan kata dari satu jenis kalimat, yaitu kalimat pernyataan. Penelitian ini menggunakan data berupa rekaman video berbahasa isyarat informan tuli yang berisi 60 kalimat pernyataan negasi dalam Bisindo. Data yang sudah dikumpulkan, selanjutnya ditranskripsi terlebih dahulu untuk mengetahui bentuk penanda manual, penanda nonmanual, serta pola susunan kata dalam kalimat pernyataan negasi Bisindo. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa (1) kalimat pernyataan negasi pada Bisindo dominan menggunakan penanda manual untuk menyatakan negasi; (2) penanda manual yang digunakan untuk menegasikan kalimat adalah TIDAK/BUKAN, BELUM, TIDAK-ADA, TIDAK-MENGERTI, TIDAK-PERNAH/BELUM-PERNAH, TIDAK-SUKA, dan TIDAK-MAU yang cenderung muncul di akhir kalimat; (3) jenis gerakan penanda nonmanual yang digunakan dalam kalimat pernyataan negasi adalah alis naik, alis turun, dan kepala menggeleng, (4) gerakan nonmanual yang paling banyak muncul adalah alis naik, sedangkan penanda manual negasi yang paling banyak digunakan adalah TIDAK/BUKAN; (5) untuk pola susunan kata, ditemukan sebanyak 10 jenis/tipe dan pola SP-Neg muncul dengan jumlah yang paling signifikan.
Research on negation in sign language has not been extensively conducted in Indonesia. Recognizing this gap, this study aims to describe negation in Indonesian Sign Language (Bisindo) which focuses on analyzing the forms of manual and nonmanual markers, as well as word order patterns in one type of sentence: statement sentences. This study utilizes data in the form of video recordings of deaf informants using sign language, comprising 60 negation statement sentences in Bisindo. The collected data is transcribed to identify the forms of manual markers, nonmanual markers, and word order patterns in Bisindo negation statement sentences. The findings show that (1) negation statement sentences in Bisindo predominantly employ manual markers to express negation; (2) manual markers such as NOT/NOT, NOT-YET, NOTHING, NOT-UNDERSTAND, NEVER, NOT-LIKE, and NOT-WANT are used to negate sentences, often appearing at the end of the sentence; (3) the types of nonmanual marker gestures used in negation statement sentences include raising eyebrows, lowering eyebrows, and shaking the head; (4) the most prevalent nonmanual gesture is raising eyebrows, while the most frequently used negation manual marker is NOT/NOT; (5) concerning word order patterns, 9 types are identified, with the SP-Neg pattern being the most significant."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Pratama
"Setiap bahasa, dalam perkembangannya, pasti akan memunculkan variasi bahasanya dalam setiap penggunaannya, termasuk juga Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Warna merupakan salah satu konsep abstrak dan mendasar yang selalu kita temukan dalam kehidupan keseharian kita, temasuk juga dalam Masyarakat Tuli. Akan tetapi, kurangya penelitian lanjutan mengenai proses produksi isyarat yang merepresentasikan istilah warna dasar menjadi salah satu permasalahan yang ditemukan peneliti. Dalam penelitian ini, kami akan fokus untuk meihat kemunculan variasi bahasa isyarat yang digunakan dalam 5 wilayah di Yogyakarta. Variabel dan Subjek penelitian ini adalah isyarat dari kata warna hitam, putih, merah, hijau, biru, dan kuning dari individu Tuli dalam rentang umur dari 19—48 tahun. Variabel-variabel tersebut akan didokumentasikan melalui penelitian lapangan dan dikonversikan ke dalam korpus data dan akan dianalisis kemunculan varian dan aspek-aspek yang membedakan satu varian dengan yang lainnya menggunakan metode kualitatif. Temuan kami membuktikan bahwa dalam 5 wilayah Yogyakarta, ada beberapa varian isyarat yang muncul dalam satu konsep warna dasar. Aspek yang membedakan satu varian dengan lainnya terletak di seluruh aspek fonologi bahasa isyarat seperti bentuk tangan, orientasi, lokasi, dan gerakan isyarat.

Every language, in its development, will certainly appear its language variation in its usage, including the Indonesian Sign Language (BISINDO). Colors are one of the ab-stract and fundamental concepts that we found in our daily lives, including the Deaf Society. But, the lack of further research about the process of sign production that rep-resents the basic color terms is one of the few problems that I found. In this research, we will focus on looking for the appearances of sign language variations that are used in 5 regional areas of Yogyakarta. the variables and subjects of this research are signs from the word colors black, white, red, green, blue, and yellow from Deaf people rang-ing from 19--48 years old. The variables will be documented through field research and converted into corpus data and will be analyzed for the variation that appears and the aspects that differ one variation from another using the qualitative method. Our (author and corresponding author) findings prove that in the 5 regional areas of Yogyakarta, there are several variations in sign language in one concept of the basic colors. The aspects that differ one sign from another are in all aspects of sign language phonology such as handshapes, locations, orientations, and movement of the sign."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Pratama
"Setiap bahasa, dalam perkembangannya, pasti akan memunculkan variasi bahasanya dalam setiap penggunaannya, termasuk juga Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Warna merupakan salah satu konsep abstrak dan mendasar yang selalu kita temukan dalam kehidupan keseharian kita, temasuk juga dalam Masyarakat Tuli. Akan tetapi, kurangya penelitian lanjutan mengenai proses produksi isyarat yang merepresentasikan istilah warna dasar menjadi salah satu permasalahan yang ditemukan peneliti. Dalam penelitian ini, kami akan fokus untuk meihat kemunculan variasi bahasa isyarat yang digunakan dalam 5 wilayah di Yogyakarta. Variabel dan Subjek penelitian ini adalah isyarat dari kata warna hitam, putih, merah, hijau, biru, dan kuning dari individu Tuli dalam rentang umur dari 19—48 tahun. Variabel-variabel tersebut akan didokumentasikan melalui penelitian lapangan dan dikonversikan ke dalam korpus data dan akan dianalisis kemunculan varian dan aspek-aspek yang membedakan satu varian dengan yang lainnya menggunakan metode kualitatif. Temuan kami membuktikan bahwa dalam 5 wilayah Yogyakarta, ada beberapa varian isyarat yang muncul dalam satu konsep warna dasar. Aspek yang membedakan satu varian dengan lainnya terletak di seluruh aspek fonologi bahasa isyarat seperti bentuk tangan, orientasi, lokasi, dan gerakan isyarat.

Every language, in its development, will certainly appear its language variation in its usage, including the Indonesian Sign Language (BISINDO). Colors are one of the abstract and fundamental concepts that we found in our daily lives, including the Deaf Society. But, the lack of further research about the process of sign production that represents the basic color terms is one of the few problems that I found. In this research, we will focus on looking for the appearances of sign language variations that are used in 5 regional areas of Yogyakarta. the variables and subjects of this research are signs from the word colors black, white, red, green, blue, and yellow from Deaf people ranging from 19--48 years old. The variables will be documented through field research and converted into corpus data and will be analyzed for the variation that appears and the aspects that differ one variation from another using the qualitative method. Our (author and corresponding author) findings prove that in the 5 regional areas of Yogyakarta, there are several variations in sign language in one concept of the basic colors. The aspects that differ one sign from another are in all aspects of sign language phonology such as handshapes, locations, orientations, and movement of the sign.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Ferhadija Yasid
"Penelitian ini membahas penggunaan alat kohesi gramatikal pada wacana naratif lisan yang dituturkan anak usia prasekolah 4 mdash;6 tahun . Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh gender pada penggunaan alat kohesi gramatikal anak usia prasekolah. Subjek penelitian ini adalah 28 anak perempuan dan laki-laki yang bersekolah di Taman Kanak-kanak Bogor. Data penelitian ini adalah tuturan narasi oleh subjek penelitian berdasarkan buku cerita bergambar tanpa tulisan. Data tersebut diperoleh melalui Teknik elisitasi produksi. Selain itu, terdapat pula data berupa gambaran demografis subjek dan orang tua subjek yang didapatkan dari kuesioner. Perbandingan penggunaan alat kohesi gramatikal dianalisis secara statistik dan dikaitkan dengan sejumlah teori mengenai pemerolehan bahasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan berbeda pada anak perempuan dan laki-laki dalam memproduksi alat kohesi gramatikal. Akan tetapi, perbedaan kecenderungan tersebut tidak signifikan.

This research analyzed the use of grammatical cohesion devices in narrative discourse between Girls and Boys in preschool age. This research is done to see how gender could affect preschool kids in using grammatical cohesion device. The subjects of this research are 28 girls and boys who attended Bogor Kindergarten. The data used in this research is narratives speech that were told by the kids based on wordless picture story book which obtained by using elicited production task technique. Other than that, there were also demographic visual of the subject and their parents based on the questionnaire that given before. The comparison between subject rsquo s use of grammatical cohesion device were analyzed statistically and linked to several theories about language acquisition and gender studies. The result shows that there are several trends in the use of grammatical cohesion device between girls and boys. However, the statistical analysis indicates that the difference is not significant."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Igor Lestin author
"Sebagai bentuk interaksi sosial, komunikasi menjadi salah satu hal yang tidak dapat dihindari. Komunikasi menjadi metode yang paling mudah untuk diterapkan oleh setiap orang untuk saling bertukar informasi. Informasi yang diperoleh akan sangat bergantung pada proses komunikasi yang berlangsung. Bagi teman tuli, komunikasi menjadi hal yang cukup sulit dilakukan apabila hendak berinteraksi dengan teman dengar. Begitu juga sebaliknya, teman dengar akan kesulitan apabila melakukan hal yang serupa. Terdapat salah satu aplikasi yang dapat mengatasi kesulitan interaksi bagi teman tuli, yaitu sistem aplikasi SIBI. Sistem aplikasi SIBI mampu membantu penggunanya untuk berkomunikasi kepada sesama pengguna dengan menerjemahkan bahasa isyarat SIBI menjadi teks bahasa Indonesia begitu juga sebaliknya. Namun ternyata sistem aplikasi ini dirasa belum cukup membantu penggunanya ditinjau dari sisi desain interaksinya. Melalui permasalahan tersebut, penelitian ini hadir untuk meningkatkan kualitas desain interaksi sistem aplikasi SIBI yang diharapkan kan berdampak pada meningkatnya kualitas komunikasi bagi teman tuli. Penulis merancang suatu alternatif desain untuk menjawab permasalahan yang ada dengan menerapkan user centered design. Hasil dari desain alternatif tersebut akan ditinjau ulang hingga akhirnya menghasilkan suatu rekomendasi desain sistem aplikasi SIBI yang merupakan hasil akhir dari penelitian ini.

As a one of many forms of social interaction, communication is something that cannot be replaced. Communication is the easiest method for everyone to use to take and give the information. The information that obtained will be very useful based on the ongoing communication process before. For deaf peoples, communication becomes a difficult thing to do when they want to interact with a normal people and also a normal people will find it difficult to do the same thing. There is one application that can solve the difficulties, named SIBI application system. SIBI application system able to help the users to communicate with other users by translating the SIBI language into Indonesian text and vice versa. However, it turns out that this application system is not helpful enough to use in an interaction design point of view. Through this problem, this research is to improve the quality of the interaction design of the SIBI application system which is expected to have an impact on the quality of communication for deaf friends. The author will design an alternative design to answer the existing problems by implementing a user-centered design. The results of the alternative designs will be reviewed to finally produce a recommendation for the SIBI application system design which is the final result of this research."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hymes, Dell H.
London: Taylor and Francis Inc., 1996
306.4 HYM e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>