Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shellyanda Rezki Utami
"Sektor pariwisata Kabupaten Belitung menerima penghargaan sebagai Indeks Destinasi Tertinggi Ketiga dan sekaligus sebagai destinasi yang menjanjikan di Indonesia, namun Pemerintah Kabupaten Belitung masih kurang memaksimalkan pembangunan sektor pariwisatanya. Penelitian ini menggambarkan mengenai Pelaksanaan Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Belitung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Belitung belum dapat mengatasi permasalahan dasar dalam pembangunan destinasi pariwisata di Kabupaten Belitung akibat kepemilikan aset, kemudian dari segi promosi Pemerintah Kabupaten Belitung masih berpihak pada produk dari pengusaha menengah ke atas, dari segi industri Pemerintah Kabupaten Belitung sudah mengintegrasikan industri produk koperasi dan UMKM dari masyarakat ke dalam Galeri KUMKM Belitung, yang terakhir dari segi kelembagaan Pemerintah Kabupaten Belitung memang sudah membentuk beberapa komunitas untuk sektor pariwisata tetapi saat ini komunitas tersebut hanya sekedar formalitas.

Tourism sector of Belitung Regency has received the award for Top Three Destinations Index as well as a promising destination in Indonesia, but the Government is still lack of maximizing the development of Belitung tourism sector. This study illustrates the Tourism Development Policy Implementation in Belitung Regency. This study uses qualitative research with descriptive analysis. The result of this research can be described as follows, The Government of Belitung Regency can not resolve the underlying problems in the development of tourism destinations in Belitung Regency as the effect of the ownership of the asset. In terms of the promotion, Belitung Regency is still in favor of products from medium entrepreneurs to the top. In terms of industry, Belitung Regency has integrated industry products of cooperatives and SMEs from the community and put them to the Gallery KUMKM Belitung. Eventually, in terms of institution, Belitung Regency has initiate several communities to the tourism sector but at this moment the community is just a mere formality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Zulkarnain
"Tesis ini membahas tentang strategi kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Belitung. Pengembangan pariwisata diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Strategi pengembangan pariwisata diperoleh dengan menggunakan pendekatan SWOT, sedangkan kebijakan pengembangan pariwisata diperoleh dengan menggunakan pendekatan AHP. Data diperoleh dari wawancara langsung kepada stakeholder terkait. Hasil Perhitungan SWOT menunjukan strategi WO merupakan strategi utama yang harus dilakukan oleh PEMDA Kabupaten Belitung. Sedangkan hasil perhitungan AHP menunjukan bahwa prioritas utama strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Belitung adalah Pengembangan Destinasi Wisata dengan bobot 43%. Hambatan utama dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Belitung adalah Lemahnya Kelembagaan. Sedangkan altenatif kebijakan yang menjadi prioritas adalah optimalisasi destinasi dan atraksi wisata yang sudah ada dengan bobot prioritas sebesar 35,5%.

The focus of this study is Policy and Strategy of Tourism Development in Belitung District. Tourism is supposed to increase the welfare of the local community. Tourism development strategy is obtained by using the SWOT approach, while the policy of tourism development is obtained by using the AHP approach. Data obtained from the interviews to the relevant stakeholders. SWOT results indicate that Weaknesses-Opportunity (WO) strategy is the main strategy that should be adopted by PEMDA of Belitung District. The results of the AHP calculations show that priority of tourism development strategy is the development of tourism destinations with a 43% . The greatest impediment is the instutional weaknesses. While alternative policy priority is to optimize the destinations and attractions that already exist with priority weight 35.5%.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T32161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinambela, Siswanto Maringan Tua
"Kabupaten Samosir, sebagai asal muasal etnis suku bangsa Batak, dengan nilai budaya adat istiadat yang unik (kekerabatan Dalihan Natolu), ditambah kekayaan sejarah, potensi sumber daya dan keindahan alam yang luar biasa (berada di tengah Danau Toba), dan adanya kesempatan membangun kerja sama dengan pemangku kebijakan sekawasan Danau Toba, memiliki modal yang kuat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir untuk mengembangkan industri pariwisata sebagai penghela pembangunannya. Dengan menggunakan metode SWOT untuk menganalisis faktor-faktor internal maupun eksternal yang berkaitan kepariwisataan daerah diperoleh rumusan strategi kebijakan dalam arah pembangunan pariwisata di Kabupaten Samosir. Berdasarkan pertimbangan skenario kondisi ke depan, hambatan, dan pelaku pada metode Analisa Hirarki Proses (AHP) diperoleh prioritas kebijakan untuk mewujudkan tujuan pembangunan pariwisata di Kabupaten Samosir, yaitu kebijakan pembangunan infrastruktur daerah khususnya pada destinasi wisata yang berwawasan lingkungan, diikuti peningkatan kualitas dan kuantitas atraksi atau kegiatan wisata, serta pelestarian seni budaya lokal dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Inilah prioritas strategi kebijakan pembangunan pariwisata di Kabupaten Samosir untuk mewujudkan visi "Samosir Menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan yang Inovatif 2015".

Samosir as the ethnic origin of the Batak tribe, with its unique cultural traditions (kinship Dalihan Natolu), plus a wealth of history and potential resources as well as outstanding natural beauty (located in the middle of Lake Toba), its opportunity to cooperation with Lake Toba stakeholders, provides a strong capital for Samosir Regency administration to develop tourism industry as a leading sector in the local economy. By using SWOT to analyze the factors of internal and external tourism-related areas, the policy strategy formulation is obtained in the course of development of tourism in Samosir Regency. Based on some considerations on future scenarios, barriers, and actors in the Analysis Hierarchy Process method (AHP), the policy priorities to achieve the goal of tourism development in Samosir Regency, are namely infrastructure development policy priority areas, especially in environmentally sustainable tourism destinations, followed by an increase in the quality and quantity of attractions or tourist event, as well as the preservation of local culture by applying the principles of sustainable development. These are the priorities of tourism development policy strategies to realize the vision of Samosir Regency "Samosir as an Environmentally and Innovatively Tourism Destination of 2015"."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T38968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Kodir Jaelani
"Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak Program Pengembangan Usaha Mina Perdesaan Perikanan Tangkap PUMP PT tahun 2012 terhadap pendapatan nelayan kabupaten Belitung dan menilai kinerja program tersebut. Analisis terhadap pendapatan digunakan metode selisih dalam selisih serta regresi linier berganda. Untuk menganalisis kinerja digunakan metode Importance-Performance Analysis IPA. Hasil analisis menunjukkan bahwa program PUMP meningkatkan rata-rata pendapatan nelayan penerima bantuan sebesar Rp 394.380,00/bulan pada tahun 2016. Sedangkan dari analisis regresi menunjukkan bahwa bantuan PUMP, modal melaut dan pengalaman nelayan berdampak positif signifikan terhadap pendapatan nelayan. Akan tetapi, dari temuan penelitian ini sepertinya bantuan PUMP PT tidak berdampak besar terhadap peningkatan pendapatan nelayan. Beberapa kinerja program masih perlu ditingkatkan agar berjalan lebih baik.

This study aims to analyze the impact of The Mina Rural Business Development Program of Capture Fishery PUMP PT 2012 against the fishermen's income and program's performance. The impact on the fishermen's income, analyzed by difference in difference method and multiple linear regression. The Program's performance analyzed by The Importance Performance Analysis IPA method. The result showed that the Program has increasing average of the fishermen's income Rp 394,380.00 month in 2016. While the regression analysis showed that the PUMP PT aid, fishing capital and fishing experience has a significant positive impact on the fishermen's income. However, from this study the PUMP PT seem does not have a major impact on increasing fishermen's income. Some of the program's performance needs to be improved for better result.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T47111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi Utomo
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Tata Kelola Kolaborasi Ekowisata Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Perhatian diberikan pada studi tentang tata kelola kolaborasi dianggap sebagai salah satu isu kunci keberhasilan dalam konteks pengembangan pariwisata Belitung sebagai bagian dari jaringan UNESCO Global Geopark. Kontribusi dan peran masing-masing aktor baik dari pemerintah, swasta, masyarakat atau komunitas telah memberikan kontribusi positif sebagai upaya membangun kualitas pariwisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan qualitative methods research eksploratori, dalam penelitian ini data diperoleh melalui wawancara mendalam, review dokumen dan survey sehingga proses triangulasi dapat dilakukan secara lebih lengkap. Informan penelitian terdiri dari unsur pemerintah, swasta, asosiasi, masyarakat dan komunitas. Sebanyak 13 orang informan telah diwawancarai dan 31 orang telah menunjukkan jawaban atas survei yang dilakukan. Hasil penelitian Praktik Tata Kelola Kolaborasi yang berlangsung di Kabupaten Belitung diinisiasi dengan adanya inovasi program dan kolaborasi yang berkembang dari proses bottom-up yang dipelopori oleh peran Komunitas Geosites dan Desa Wisata. Berikutnya Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa kepercayaan, nilai-nilai dan jaringan sosial atau dipersepsikan sebagai modal sosial (social capital) telah menjadi perekat dan mengikat masing-masing aktor untuk bersinergi sehingga berfungsi sebagai elemen dasar untuk membentuk kolaborasi yang baik. Penelitian ini menegaskan dan melengkapi model collaborative governance yang telah digagas oleh Ansell dan Gash. Berdasarkan penelitian yang dilakukan telah menunjukkan peran modal sosial (social capital) merupakan faktor utama yang mendukung berjalannya tata kelola kolaboratif. Jika dalam model collaborative governance Ansell dan Gash tidak dengan tegas menyatakan modal sosial sebagai faktor utama berjalannya proses kolaborasi, penelitian ini telah menunjukkan peran modal sosial (social capital) sebagai landasan untuk inisiatif melakukan kolaborasi. Sebagai salah satu temuan dan novelty dalam penelitian ini, maka penulis menambahkan satu indikator pada dimensi Kondisi Awal (starting condition) pada proses kolaborasi dengan menambah latar belakang modal sosial (social capital) yang meliputi pengetahuan lokal (norma atau nilai-nilai budaya dan jaringan) yang berpengaruh pada pelaksanaan kolaborasi.

This research analyzes the Governance of Ecotourism Collaboration in Belitung Regency, Bangka Belitung Islands Province. Attention is paid to the study of collaborative governance which is considered one of the key issues for success in the context of Belitung tourism development as part of the UNESCO Global Geopark network. The contribution and role of each actor, whether from the government, private sector, society, or community, has made a positive contribution to build quality tourism that is sustainable and environmentally friendly. This research uses an qualitative methods research approach. In this research, data was obtained through in-depth interviews, document reviews, and surveys so the triangulation process could be carried out more completely. Research informants comprised elements from the government, private sector, associations, society, and community. A total of 13 informants were interviewed and 31 people provided answers to the survey conducted. The results of research on Collaborative Governance Practices that took place in Belitung Regency were initiated with program innovation and collaboration that developed from a bottom-up process spearheaded by the role of the Geosites Community and Tourism Village. Next, the results of this research have shown that trust, cultural values, and social networks perceived as social capital have become the glue and bind each actor to work together so that it functions as a basic element for forming good collaboration. This research confirms and complements the collaborative governance model initiated by Ansell and Gash. Based on research conducted, has shown that the role of social capital is the main factor that supports collaborative governance. If Ansell and Gash's collaborative governance model does not explicitly state social capital as the main factor in the collaboration process, this research has shown the role of social capital as a basis for collaborative initiatives. As one of the findings and novelty in this research, the author added one indicator to the dimensions of Initial Conditions and/or Collaborative Process by adding social capital background which includes norms or cultural values and social networks. which influences the implementation of collaboration."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamadi
"Tesis ini membahas tentang pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengambilan data melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah tidak sistematis dan tidak terprogram, sehingga guru-guru tidak merasakan adanya bantuan dari kepala sekolah dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Faktor penghambatnya adalah di samping kompetensi supervisi akademik kepala sekolah rendah, yaitu hanya menilai dan mencari kesalahan guru tanpa memberikan saran dan solusi, kepala sekolah juga memiliki kompleksitas dan beban tugas yang berat. Faktor pendukungnya adalah kepala sekolah memiliki rencana/program supervisi, komitmen dan motivasinya tinggi, serta adanya upaya untuk memenuhi penilaian kinerja kepala sekolah dari pengawas sekolah. Dengan demikian pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah tidak tercapai secara efektif. Maka perlu diadakan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kompetensi kepala sekolah.

This thesis discusses about the academic supervision implementation of School Principals in primary schools of Kelapa Kampit, East Belitung. This research used qualitative approach with descriptive design. The technique of data collections is through deep observations and interviews. The result of the research concludes that the academic supervision implementation which is done by school principals is not systematic and programmed, so teachers do not think that school principals provide aids to improve the quality of education. The hampering factors are not only because of the low academic supervision competence of school principals, but also because school principals only assess and find teachers mistakes without giving advice and solutions. Furthermore, school principals also have complexity and heavy burden of duties. The supporting factors are that school principals have supervision plans or programmes and high commitment and motivation, and also efforts to fulfill the assessment of principal?s way of working from school supervisors. Therefore, the academic supervision implementation by school principals can not be reached effectively. That is why it is necessary to hold education and training to improve school principals competence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29630
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suzi Dwi Winahyu
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1983
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Merzalia
"Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, persentase kejadian BBLR tertinggi selama tahun 2010-2011 adalah di Kabupaten Belitung Timur. Hal ini yang melatar belakangi peneliti melakukan penelitian tentang Determinan Kejadian Barat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2010-2011. Penelitian ini menggunakan desain Kasus Kontrol. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uii statistic Chi Square (a=5%).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara BBLR dengan kadar Hb ibu hamil, KEK pada ibu hamil, umur ibu hamil, jarak persalinan, usia kehamilan dan gemeli.
In Archipelago of Bangka Belitung Province, the higest of persentage in Low Birth Weight Infant Case during 2010-2011 is in Regency of East Belitung. This thing surrounding researcher to do research about Determinant of Low Birth Weight Infant Case in Regency of East Belitung, Archipelago of Bangka Belitung Province in year 2010-2011. This research using Case Control study design. Data analysis by univariate and bivariate test which using Chi Square test (α= 5%).
Study result found that there are significant correlations between Low Birth Weight Infant Case with the haemoglobin level, risk insuffiency of chronic energy, maternal pregnancy age, interval of pregnancy, pregnancy age and gemelly.<.i>
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pavita Raudina Sari
"ABSTRAK
Terumbu karang adalah salah satu ekosistem laut yang paling penting dan paling rentan di dunia. Terumbu karang dapat rusak yang diakibatkan oleh faktor lingkungan dan aktivitas manusia, seperti kegiatan pariwisata. Kepulauan Bangka Belitung adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi besar terumbu karang, yang kemungkinan besar mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan terumbu karang yang terjadi di pulau-pulau tujuan wisata, Kabupaten Belitung, baik yang disebabkan oleh faktor alam maupun non alam secara spasial dan temporal serta menganalisis faktor penyebab utama dari perubahan luasan terumbu karang dari tahun 2005 hingga 2018. Penelitian ini menggunakan citra satelit landsat seperti Landsat 5 TM untuk tahun 2005, Landsat 7 ETM untuk tahun 2011, dan Landsat 8 OLI/TIRS untuk 2018. Dalam studi ini, perubahan terumbu karang ditentukan oleh pengolahan data citra satelit. Kemudian, metode overlay digunakan untuk menganalisis perubahan. Ada perubahan terumbu karang yang signifikan terjadi dari tahun 2005-2018, yaitu pengurangan luas terumbu karang dari semula seluas 5,05 km2, menjadi seluas 1,98 km2 atau berkurang seluas 3,93 km2. Dari 3,93 km2 luas terumbu karang yang berkurang atau rusak tersebut, seluas 1,34 km2, atau sekitar 34.04 disebabkan oleh faktor non alam atau dengan kata lain sekitar 65.96 kerusakan diakibatkan oleh faktor alam.

ABSTRACT
Coral reefs are one of the most important and the most vulnerable marine ecosystem in the world. The coral reefs can be damaged, because of environmental factors and human activities, such as tourism activities. Bangka Belitung islands is one of the provinces in Indonesia that have a huge potential of coral reefs, which are likely being damaged. This study aims to analyse the changing of coral reefs that occurred caused by natural and non natural factors in the islands of tourist destinations in Belitung Regency spatially and temporally from 2005 to 2018. This study used landsat satellite imageries such as Landsat 5 TM for 2005, Landsat 7 ETM for 2011, and Landsat 8 OLI TIRS for 2018. In this study, the changes of coral reefs will be determined by image data processing. Then, overlay methods are used to analyse the changes. There are significant coral reef changes in 2005 2018. The coral reef areas decreased from 5.05 km2 to 1.98 km2 or decreased about 3.93 km2. Out of 3.93 km2 decreased area, approximately 1.34 km2 or about 34.04 is caused by non natural factors. In other words, about 65.96 of damaged coral reef area is caused by natural factors."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>