Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Brahmana Kridaningrat
"Latar belakang: Oral Health Literacy OHL adalah kemampuan individu untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulutnya dengan menggunakan informasi kesehatan. Tingginya skor OHL menunjukkan baiknya kesadaran individu akan status kesehatan gigi dan mulutnya. Salah satu status penanda kebersihan gigi dan mulut adalah OHI-S. Saat ini masih sedikit penelitian tentang hubungan skor OHL dengan kebersihan mulut dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan: Mengetahui hubungan skor OHL dengan faktor demografi dan skor OHI-S.
Metode: Penelitian potong lintang pada 99 responden lansia mandiri di Kota Depok menggunakan kuesioner Health Literacy in Dentistry HeLD-29 untuk menilai skor OHL dan pemeriksaan klinis untuk menilai skor OHI-S.
Hasil: 76 responden mengikuti penelitian ini memiliki rerata skor OHL adalah 2,53 0,85 dan rerata skor OHI-S adalah 2,8 1,10. Terdapat hubungan skor OHL dengan faktor demografi jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengeluaran per bulan p0,05.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara skor OHL dengan skor OHI-S, terdapat hubungan antara skor OHL dengan sebagian faktor demografi jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengeluaran per bulan , dan tidak terdapat hubungan antara skor OHI-S dengan faktor demografi.

Background: The Oral Health Literacy OHL is individual ability to improve their oral health status using health information. High OHL score usually represent individual awareness of their oral health status. Oral Hygiene Index simplified OHI S is a method to assess oral hygiene status. Nowadays, research on correlation between OHL score and oral hygiene and the influencing factors is still rare.
Purpose: To know the correlation between OHL score with demographic factors and OHI S score.
Methods: Cross sectional study was held in 99 independent elderly respondents in Depok using Health Literacy in Dentistry HeLD 29 questionnaires to assess OHL score and clinical examination to assess OHI S score.
Result: 76 respondents followed this research with OHL score mean 2.53 0.85 and OHI S score mean 2.8 1.10. There were correlations between OHL score with demographic factors such as gender, education level, and expenses per month p 0.05.
Conclusion: There were no correlation between OHL score with OHI S score, there were correlations between OHL score with some demographic factors gender, education level, and expense per month , and there were no correlations between OHI S score with demographic factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patoni
"Latar belakang: Pendamping lanjut usia (lansia) di panti sosial dalam menjalankan perannya sebaiknya memiliki Oral Health Literacy (OHL) dan pengetahuan terkait kanker mulut yang baik, sehingga dapat memberikan pelayanan terkait kesehatan gigi dan mulut yang baik bagi lansia yang didampinginya. Saat ini belum ada penelitian mengenai OHL dan pengetahuan tentang kanker mulut pada pendamping lansia yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) DKI Jakarta. Tujuan: Menganalisis faktor sosiodemografi terkait OHL dan pengetahuan tentang kanker mulut pada pendamping lansia di PSTW binaan Dinas Sosial DKI Jakarta. Metode: Penelitian ini adalah studi observasional potong lintang pada pendamping lansia di PSTW binaan Dinas Sosial DKI Jakarta menggunakan kuesioner HeLD-ID dan kuesioner pengetahuan tentang kanker mulut yang sudah digunakan pada penelitian sebelumnya. Hasil: 129 dari 196 pendamping lansia dengan rerata usia 35,12±10,97 tahun di 6 PSTW binaan Dinas Sosial DKI Jakarta bersedia mengikuti penelitian (Respon rate 65,8%). Total skor OHL responden adalah 3,08±0,65. Domain Understanding mempunyai skor tertinggi dan domain dan Communication mempunyai skor terendah. Skor OHL tidak dibedakan oleh usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, kebiasaan merokok, minum alkohol, mengunyah tembakau dan menyirih (p>0,05). Skor OHL dibedakan oleh tingkat pendidikan dan pengalaman kunjungan ke dokter gigi (p<0,05). Tingkat pengetahuan tentang faktor risiko dan tanda awal kanker mulut pada responden penelitian masih rendah. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa tingkat pendidikan dan pengalaman kunjungan ke dokter gigi membedakan skor OHL pada pendamping lansia. Tidak ada faktor yang membedakan tingkat pengetahuan tentang faktor risiko dan tanda awal kanker mulut. Namun, perlu dilakukan upaya perbaikan tingkat pengetahuan terkait kanker mulut pada kelompok populasi ini.

Background: It is important for the elderly caregivers who work in the nursing homes to have good Oral Health Literacy (OHL) and oral cancer awareness to give optimal service to related oral health to the elderly whom they are working with. Until now, study related to OHL and oral cancer awareness among elderly caregiver is lacking. Objective: To analyze sociodemographic factors related to OHL and oral cancer awareness in the elderly caregiver of nursing homes in DKI Jakarta. Methods: This is a observative cross-sectional study on the elderly caregivers of nursing homes in DKI Jakarta, using previously validated questionarre of HeLD-ID and oral cancer awareness. Results: 129 out of 196 elderly caregivers (mean age 35.12±10.97 score) participated in the study. The OHL total score was 3.08±0.65 with Understanding domain had the highest and Communication domain had the lowest score. The score of OHL was not significantly differed by age, gender, occupation, smoking habit, alcohol habit, betel and tobacco chewing (p> 0.05). The score of OHL was significantly differed by level of education and experience of dental visit (p<0.05). There were 116 (89.9%) participant who had heard about oral cancer, however the level of knowledge on oral cancer risk factors and early sign of the caregiver was still low. None of the sociodemographic factors, habits or dental visits significantly differed the level of both a aspects of oral cancer (p>0.05). Conclusion: This study showed that OHL of elderly caregiver was significantly differed by level of education and experiences of dental visits. No factors influence the level of oral cancer knowledge on risk factors and early signs. However, there is to improve the knowledge of oral cancer in this population."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bernike Davitaswasti
"Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat oral health literacy (OHL)terhadap status klinis dan perilaku kesehatan gigi dan mulut serta denga faktor sosiodemografis pada lansia independen.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan total 195 subjek lansia di Kota Depok berusia 60 tahun ke atas dengan pengisian data sosiodemografis, kuesioner dengan metode wawancara mengenai tingkat oral health literacy menggunakan HeLD-29, dan kuesioner perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut. Status klinis dinilai melalui pemeriksaan klinis menggunakan indeks DMF-T, status periodontal menggunakan CPI-modified, status pemakaian gigi tiruan, status kebersihan mulut menggunakan indeks OHI-S, serta penilaian kemampuan mastikasi secara subjektif.
Hasil: Rerataskor oral health literacy pada penelitian ini adalah 3,45±0,67. Nilai Cronbachs alpha = 0.945. Validitas diskriminan memiliki hubungan signifikan dengan kemampuan mastikasi (p<0,01) dan validitas konvergen memiliki hubungan signifikan dengan gigi hilang, skor DMF-T, dan kemampuan mastikasi (p<0,01), serta gigi yang direstorasi (p<0,05). Terdapat hubungan bermakna antara beberapa domain HeLD-29 dengan status klinis kesehatan gigi dan mulut. Perbedaan bermakna secara statistik juga terdapat pada jumlah gigi yang hilang, gigi yang direstorasi, dan poket periodontal antara kelompok dengan oral health literacy rendah dengan kelompok dengan oral health literacy tinggi (p<0,05). Didapatkan pula perbedaan rerata skor oral health literacy yang bermakna pada variabel usia dan tingkat pendidikan, serta adanya hubungan signifikan antara nilai DMF-T dengan frekuensi kunjungan ke dokter gigi dan antara perdarahan gingiva dengan status merokok.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat oral health literacy dengan status klinis kesehatan gigi dan mulut serta dengan faktor sosiodemografis yaitu usia dan tingkat pendidikan pada lansia independen. Terdapat hubungan antara status klinis dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut.

Background: The aim of this study is to evaluate the association between oral health literacy(OHL), oral healthstatus, and oral health behavior of independent elderly.
Methods: Cross-sectional study involved 195 independent living elderly in Depok aged 60 and above. The subjects completed a self-administered questionnaire collectin information about socio-demographics, Health Literacy in Dentistry (HeLD-29) questionnaire to assessed oral health literacy, and oral health behavior questionnaire by interviewing subjects. Oral health status was recorded by clinical oral examination using DMF-T index, CPI-modified, denture status, OHI-S, and the masticatory performance wasassessed subjectively.
Results: Oral health literacy mean score in this study is 3,45±0,67. The Cronbachs alpha = 0.945. The discriminant validity were confirmed by HeLD scores being significantly associated with mastication ability(p<0.01). The convergent validity were confirmed by HeLD score being significantly associated with amount of tooth loss, DMF-T score, and mastication ability (p<0,01) also with amount of filled teeth (p<0,05). There were correlations between some HeLD-29 domain with oral health status. There were significant differences of amount of tooth loss (M-T), amount of filled teeth (F-T), and amount of deep pocket between the group with low oral health literacy and the group with high oral health literacy (p<0,05). Statistical differences were also found between oral health literacy mean score amongst age and education level group. There were also correlations between DMF-T score and dental visits and between amount of bleeding on probing and smoking status of the subjects.
Conclusion: Oral health literacy was associated with oral health status and the socio-demographics such as age and education level there is a relationship between oral health status and oral health behavior in independent elderly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Latar belakang: Oral health literacy (OHL) dibutuhkan untuk promosi kesehatan
dan upaya pencegahan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut.
Penelitian yang dilakukan mengenai OHL dan faktor-faktornya di Indonesia masih
sangat minim.Informasi tentang OHL sangat dibutuhkan untuk membantu klinisi dan
pembuat kebijakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan
membuat program kesehatan gigi dan mulut yang sesuai dengan kebutuhkan
komunitas. Tujuan: Mengetahui perbedaan OHL antara berbagai kelompok dengan
perbedaan status sosiodemografi . Metode: Penelitian potong lintang yang dilakukan
pada 390 responden dewasa di DKI Jakarta menggunakan kuesioner Health Literacy
in Dentistry (HeLD) yang telah di adaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Hasil: 390
responden mengisi kuesioner HeLD. Rerata skor HeLD dari seluruh responden adalah
2,6±0,98. Tidak ditemukan perbedaan skor HeLD antara responden laki-laki 2,63±1,0
dan perempuan 2,57±0,98 pada penelitian ini (p>0,05). Terdapat perbedaan secara
statistik antara skor HeLD dengan kelompok umur dan kelompok dengan status
sosioekonomi (p<0,05). Simpulan: Disimpulkan bahwa terdapat tingkat OHL yang
sama antar laki-laki dan perempuan pada populasi penelitian ini. Selanjutnya,
penurunan skor OHL sejalan dengan bertambahnya usia dan tingkat sosial ekonomi, Background: Oral health literacy (OHL) is needed to promote oral health and action
for prevention to oral health related diseases. Only few studies have been conducted
concerning oral health literacy in Indonesia. The information can help clinicians and
policy makers to improve oral health treatment and programs to suit the need of
society. Objectives: To analyze the differences of OHL between different
sociodemographic groups in DKI Jakarta. Methods: A cross sectional analytical
study using the Indonesian translated Health Literacy in Dentistry (HeLD)
questionnaire on 390 adult living in DKI Jakarta area. Results: 390 respondents
completed the self-administered questionnaire. The mean total of HeLD was
2.6±0.98. There were no differences in HeLD score between male (2.63±1.0) and
female (2.57±0.98) respondents in this study (p>0.05). However, statistical
differences were found between HeLD score amongst age and socioeconomic group.
(p<0.05). Conclusion: This study showed that adult males and females in DKI
Jakarta have the same level of OHL, however increasing age and low socioeconomic
status influenced the level of OHL]"
[, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Editha Aldillasari Rodianto
"Literasi kesehatan merupakan salah satu upaya promosi kesehatan dalam mencegah dan menurunkan perilaku berisiko penyakit tidak menular yang kini banyak menyerang usia remaja akhir dan dewasa muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan pada mahasiswa program sarjana di Universitas Halu Oleo (UHO) dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan data sekunder dari Studi Literasi Kesehatan 2019 (n=341). Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian potong lintang (cross-sectional). Pengukuran literasi kesehatan menggunakan Health Literacy Scale European Union (HLS-EU-Q16) yang berisi 16 pertanyaan yang telah diadaptasi. Analisis menggunakan regresi linier berganda dengan literasi kesehatan sebagai variabel terikat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti jenis kelamin, status tempat tinggal, suku, uang saku, akses informasi kesehatan, dan kepemilikan asuransi kesehatan sebagai variabel bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi kesehatan mahasiswa UHO tergolong cukup baik (M= 46,55; SD=7,376). Hasil regresi linier berganda menunjukkan hubungan yang signifikan antara akses informasi kesehatan (β=0.17, p=0.001) dan kepemilikan asuransi kesehatan (β=0.12, p=0.017) dengan status tempat tinggal sebagai variabel perancu. Koefisien determinasi pada penelitian ini didapatkan sebesar 5% yang menandakan hubungan yang lemah antara literasi kesehatan dan faktor-faktor yang berhubungan. Diperlukan upaya pengembangan program edukasi, khususnya terkait literasi kesehatan interaktif dan kritikal dalam meningkatkan literasi kesehatan pada mahasiswa UHO.

Health literacy is one of the health promotion efforts in preventing and reducing the risk behavior of non-communicable diseases that nowadays attack late adolescents and young adults. This study aims to determine the level of health literacy among undergraduate students at Halu Oleo University (UHO) and the factors related to it. This research is a cross-sectional study and uses secondary data from Health Literacy Study 2019 (n=341). Health literacy measurement uses the European Union's Health Literacy Scale (HLS-EU-Q16) contains 16 questions that have been adapted. The analysis uses multiple linear regression with health literacy as the dependent variable and the factors that influence it, such as gender, residence status, ethnicity, pocket money, access to health information, and ownership of health insurance as independent variables. The results showed that the health literacy level of UHO students was quite good (M=46.55; SD=7.376). The results of multiple linear regression showed a significant relationship between access to health information (β=0.17, p=0.001) and ownership of health insurance (β=0.12, p=0.017) with residence status as a confounding variable. The coefficient of determination in this study was obtained at 5% which means a weak relationship between health literacy and related factors. Efforts are needed to develop educational programs related to interactive and critical health literacy in improving health literacy in UHO students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Mawardini
"ABSTRAK
Oral Health Literacy OHL adalah tingkat kemampuan seseorang untuk menerima, memproses, dan memahami informasi kesehatan gigi dan mulut dasar untuk menentukan tindakan perawatan kesehatan gigi yang tepat untuk dirinya. Tingginya skor OHL menunjukkan kemampuan individu menggunakan informasi kesehatan gigi dan mulut untuk menjaga status kesehatan gigi dan mulutnya termasuk untuk memilih perawatan akan kehilangan gigi. Namun, rehabilitasi kehilangan gigi dengan gigi tiruan di Indonesia masih sangat sedikit dilakukan. Saat ini belum ada penelitian tentang hubungan skor OHL dengan pemakaian gigi tiruan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan tingkat oral health literacy dengan pemakaian gigi tiruan, hubungan tingkat oral health literacy dengan pemakaian gigi tiruan berdasarkan status kehilangan gigi dan faktor sosiodemografi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan . Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode potong lintang dan melibatkan 70 responden diatas 18 tahun di Kota Depok, Jawa Barat. Kedua tahap penelitian menggunakan kuesioner Health literacy in Dentistry HeLD-29 untuk menilai skor OHL serta pemeriksaan klinis untuk melihat pemakaian gigi tiruan dan menilai status kehilangan gigi berdasarkan jumlah kehilangan gigi. Rerata skor OHL dari responden adalah 2.86 0.66 dengan jumlah presentase pemakai gigi tiruan adalah 30 dari jumlah responden. Terdapat hubungan antara skor OHL dengan pemakaian gigi tiruan. Kesimpulan: Terdapat hubungan tingkat oral health literacy dengan pemakaian gigi tiruan.

ABSTRACT
Oral Health Literacy OHL is a degree of individual comptenece to gain, process, and understand basic oral health information and services needed to determine appropriate oral health care. High OHL score shows individu has good capability to use oral health information as a direction to maintain their oral health and decide the treatment, especially treatment of tooth loss replacement with denture. However, the number of denture usage as rehabilitation of tooth loss in Indonesia is still low. At this time, there is no study has been done to analyze the relationship between oral health literacy score with denture usage. The purpose of this study is to analyze the correlation between OHL score with denture usage. Cross sectional study was done in 70 respondents in Depok, Jawa Barat using Health Literacy in Dentistry HeLD 29 questionnaires to assess OHL score and clinical examination to check denture usage and classify tooth loss based on the amount of tooth loss. Total 70 respondent participated this research with OHL score 2.86 0.66 and denture usage percentage was 30 of total respondents. There were correlations between OHL score and denture usage p"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Samaria Santosa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemelekan kesehatan pasien di
Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (KDK FKUI)
Kiara dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kemelekan kesehatan

Abstract
The objective of this study was to assess patient?s health literacy level in Kiara
Family Medicine Clinic of Medical Faculty University of Indonesia and its
determinants. This was a quantitative research with cross sectional design. The
results showed that 27,4% respondent had high health literacy level and 72,6%
respondents had low health literacy level. The most dominant influencing factor
of health literacy was accessibility to health information. Health information by
family medicine approach by Kiara Family Medicine Clinic had a role in patient?s
health literacy. More efforts are needed in promoting patient?s health literacy
through improving health information access.
tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan 27,4% responden memiliki tingkat kemelekan
kesehatan tinggi dan 72,6% memiliki tingkat kemelekan kesehatan rendah.Faktor
yang paling berhubungan dengan tingkat kemelekan kesehatan adalah akses
informasi kesehatan. Terdapat peranan informasi kesehatan dari pendekatan
kedokteran keluarga KDK FKUI Kiara pada tingkat kemelekan kesehatan pasien.
Diperlukan upaya peningkatan kemelekan kesehatan pasien melalui peningkatan
akses informasi kesehatan."
2012
T31204
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Vidjajanti
"Latar belakang: Pengukuran literasi kesehatan oral dimaksudkan untuk mengevaluasi potensi resiko terhadap kesehatan umum maupun kesehatan oral. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen Rapid Estimate of Adult Literacy in Dentistry-30 (REALD-30); Test of Functional Health Literacy in Dentistry (ToFHLiD); dan Oral Health Literacy Instrument (OHLI), dalam mengukur Literasi Kesehatan Oral ibu di DKI Jakarta. Metode: Penelitian menggunakan metode cross sectional. Dilakukan cross cultural adaptation instrumen REALD-30, ToFHLiD dan OHLI kemudian kuesioner dibuat dalam bentuk google form dan disebarkan kepada ibu yang memiliki balita di DKI Jakarta. Hasil: Sebanyak 170 ibu yang memiliki balita di DKI Jakarta mengisi ketiga kuesioner dalam waktu yang bersamaan. Mean Score REALD-30 adalah 17,16 (SD 5,2) dengan nilai minimum 5 dan maksimum 30. Mean Score ToFHLiD 11,06 (SD 2,69) CI 95% (10,65-11,47) dengan nilai minimum 2 dan nilai maksimum 14 dan Mean Score OHLI 71,29 (SD 18,65) CI 95% (68,46-74,11) dengan nilai minimal 22 dan maksimal 97. Interclass Correlation Coefficient (ICC) Tes-Retes pada REALD-30 ICC r = 97 (95%CI 0,91), ToFHLiD r = 89,9 (96%CI 0,61-0,97), OHLI r = 85,9 (95% CI 0,59-0,95) hasilnya berkorelasi hampir sempurna, Nilai Cronbach’s Alpha REALD-30 sebesar 0,945 (excellent), ToFHliD 0,838 (good) dan OHLI 0,799 (acceptable) sehingga dapat disimpulkan pengukuran dengan ketiga instrumen adalah reliabel, handal dan stabil. Kesimpulan: Ketiga instrumen REALD-30, ToFHLiD dan OHLI menunjukkan reliabilitas yang baik dan pada uji validitas menunjukkan Convergent Validity yang memuaskan antara OHLI dengan ToFHLiD serta Convergent Validity yang kurang memuaskan antara skor REALD-30 dan ToFHLiD. Discriminant Validity yang memuaskan pada ketiga instrumen. REALD-30 dan OHLI dapat digunakan untuk mengukur LKO pada ibu di DKI Jakarta sementara ToFHLiD perlu pengkajian lebih lanjut

Background: Measurement of oral health literacy is intended to evaluate potential risks to general health and oral health. Objectives: The aims of this study were to determine the validity and reliability of the Rapid Estimate of Adult Literacy in Dentistry-30 (REALD-30) instrument; Test of Functional Health Literacy in Dentistry (ToFHLiD); and the Oral Health Literacy Instrument (OHLI), in measuring maternal Oral Health Literacy in DKI Jakarta. Methods: Research using cross sectional method. Cross cultural adaptation of the REALD-30, ToFHLiD and OHLI instruments was carried out, then a questionnaire was made in the form of a Google form and distributed to mothers who have toddlers in DKI Jakarta. Results: A total of 170 mothers with toddlers in DKI Jakarta filled out all three questionnaires at the same time. The mean score of REALD-30 was 17.16 (SD 5.2) with a minimum value of 5 and a maximum of 30. The mean score of ToFHLiD was 11.06 (SD 2.69) 95% CI (10.65-11.47) with a minimum score 2 and maximum score of 14 and OHLI Mean Score of 71.29 (SD 18.65) 95% CI (68.46-74.11) with minimum score of 22 and maximum of 97. Interclass Correlation Coefficient (ICC) Test-Retest on REALD- 30 ICC r = 97 (95%CI 0.91), ToFHLiD r = 89.9 (96%CI 0.61-0.97), OHLI r = 85.9 (95% CI 0.59-0.95 ) the results correlate almost perfectly, Cronbach’s Alpha REALD-30 0,945 (excellent), ToFHliD 0,838 (good) and OHLI 0,799 (acceptable) so it can be concluded that the measurements with the three instruments are reliable, reliable and stable. Conclusion: The three REALD-30, ToFHLiD and OHLI instruments show good reliability and the validity test shows satisfactory Convergent Validity between OHLI and ToFHLiD and unsatisfactory Convergent Validity between REALD-30 and ToFHLiD scores. Satisfying Discriminant Validity on all three instruments. REALD-30 and OHLI can be used to measure LKO in mothers in DKI Jakarta while ToFHLiD needs further study."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Dwi Fathurrahman
"Kurangnya pemanfaatan ehealth dalam program pencegahan dan pengendalian hipertensi di Kota Depok belum selaras dengan misi pembangunan Kota Depok 2021-2026 untuk menciptakan pelayanan publik yang modern dan pembangunan infrastruktur berbasis teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran literasi kesehatan digital pada klien hipertensi di Kota Depok. Metode penelitian ini adalah studi deskriptif menggunakan kuesioner I- eHEALS dengan teknik cluster sampling pada klien hipertensi di lima kelurahan dengan estimasi populasi klien hipertensi tertinggi di Kota Depok sebanyak 100 sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa klien hipertensi di Kota Depok sebagian besar adalah kelompok usia dewasa muda atau 41–65 tahun (64%), berjenis kelamin perempuan (72%), tingkat pendidikan menengah (SMP, SMA, atau sederajat) (59%), dan menggunakan Youtube sebagai sumber informasi kesehatan digitalnya (25%). Selain itu, diketahui juga literasi kesehatan digital klien hipertensi di Kota Depok sebesar 26. Kesimpulan penelitian ini adalah literasi kesehatan digital klien hipertensi di Kota Depok cenderung lebih tinggi pada kelompok dewasa muda, jenis kelamin perempuan, pendidikan tinggi, dan menggunakan aplikasi kesehatan online sebagai sumber informasi kesehatan digitalnya, serta masih kurangnya kemampuan klien hipertensi di Kota Depok untuk menilai, mengevaluasi, dan kepercayaan diri dalam penggunaan informasi kesehatan digital. Rekomendasi peneliti adalah dilakukannya promosi literasi kesehatan digital dan dikembangkannya sumber informasi kesehatan digital yang berfokus pada manajemen perawatan diri klien hipertensi.

The lack of ehealth utilisation in hypertension prevention and control programmes in Depok City is not yet aligned with Depok City's 2021-2026 development mission to create modern public services and technology-based infrastructure development. This study aims to identify the digital health literacy in hypertensive clients in Depok City. The research method is a descriptive study using the I- eHEALS questionnaire with cluster sampling technique on hypertensive clients in five urban villages with the highest estimated population of hypertensive clients in Depok City as many as 100 samples. The results showed that hypertensive clients in Depok City were mostly young adults or 41-65 years old (64%), female (72%), secondary education level (junior high school, high school, or equivalent) (59%), and used Youtube as a source of digital health information (25%). In addition, it is also known that the level of the digital health literacy of hypertensive clients in Depok City is 26. The conclusion of this study is that the digital health literacy of hypertensive clients in Depok City tends to be higher in the young adult group, female gender, higher education, and using online health applications as a source of digital health information, and there is still a lack of ability of hypertensive clients in Depok City to assess, evaluate, and confidence in the use of digital health information. The researcher's recommendation is to promote digital health literacy and develop digital health information sources that focus on self-care management of hypertensive clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hamidah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang literasi informasi kader Posyandu Mandiri dan
Mandiri Plus di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Tujuannya adalah untuk
menggambarkan literasi informasi kader Posyandu Mandiri dan Mandiri Plus di
Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan desain studi kasus dan teknik pengambilan sampel accidental sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan literasi informasi yang dilakukan kader
Posyandu Mandiri dan Mandiri Plus di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok
meliputi empat hal, yaitu menentukan kebutuhan informasi, melakukan
penelusuran informasi, mengevaluasi informasi dan menggunakan informasi.
Penelitian ini menyarankan kepada kader Posyandu untuk lebih meningkatkan
literasi informasinya terutama dalam hal penelusuran informasi yang
menggunakan teknologi informasi, seperti komputer dan internet. Sedangkan
saran untuk Pemerintah Kota Depok adalah menyediakan fasilitas perpustakaan
umum di Kota Depok dan menyediakan fasilitas komputer dan internet di setiap
Posyandu.

Abstract
This undergraduate thesis discusses about information literacy Posyandu Mandiri
and Mandiri Plus cadre in Kecamatan Sukmajaya Depok City. The purpose of this
research is to describe Posyandu Mandiri and Mandiri Plus cadre in Kecamatan
Sukmajaya Depok City. The study was a qualitative research design with case
studies and sampling technique accidental sampling. The results of this study
indicate that information literacy Posyandu Mandiri and Mandiri Plus cadre in
Kecamatan Sukmajaya Depok City includes four issues, namely determine
information needs, perform a search of information, evaluating information and
using information. This study suggests to increase information literacy of cadre,
especially in terms of information retrieval using information technology, like
computers and the internet. While the suggestion for the government of Depok
City is provide public library facilities in the Depok City and provide computer
and internet facilities in every Posyandu.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43484
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>