Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104935 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Maulidya Chasanah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah adiksi penggunaan gadget pada remaja memiliki pengaruh pada keberfungsian keluarga dan perbedaan seperti apa yang ada pada setiap dimensi keberfungsian keluarga bila dilakukan perbandingan antara remaja dengan risiko adiksi penggunaan gadget yang tinggi dan rendah. Penelitian ini dilakukan pada 226 remaja dengan rentang usia 12-18 tahun. Peneliti menggunakan alat ukur Smartphone Addiction Scale Short Version SAS-SV yang disusun oleh Kwon et al. 2013 untuk mengukur adiksi penggunaan gadget dan alat ukur Family Assessment Device FAD oleh Epstein et al. 1983 untuk mengukur keberfungsian keluarga. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah adiksi penggunaan gadget berpengaruh negatif pada keberfungsian keluarga F 1,224 = 30,796.

This study aimed to know whether gadget addiction in adolescents influences family functioning and how adolescents rsquo gadget addiction with high and low risk effects every dimensions of family functioning. Data was collected from 226 adolescents with 12 18 range of age. Researcher used Smartphone Addiction Scale Short Version SAS SV which developed by Kwon et al. 2013 to measure gadget addiction and Family Assessment Device FAD , developed by Epstein et al. 1983 to measure family functioning. The results showed negative effect of gadget addiction to family functioning F 1,224 30,796.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S66459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firsty Ramadhinta
"Penelitian ini membahas tentang upaya peningkatan keberfungsian keluarga dalam mencegah perilaku gadget addiction pada generasi alpha dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih dan pengguna gawai yang terus meningkat di Indonesia hingga merambah pada generasi alpha. Permasalahan penggunaan gawai yang sering dijumpai oleh generasi alpha adalah kecanduan gawai yang dapat mengakibatkan kesejahteraan anak tidak terpenuhi dengan baik dalam aspek kesehatan fisik maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya peningkatan keberfungsian keluarga dalam mencegah perilaku gadget addiction pada generasi alpha melalui K3I dengan mendeskripsikan kondisi keberfungsian keluarga di Komunitas Kemah Keluarga Indonesia (K3I) dan kondisi penggunaan gawai oleh generasi alpha di K3I. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Penelitian ini pun dilakukan dari bulan September 2021 hingga Juni 2022. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dan wawancara. Pemilihan informan pun dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informan penelitian ini terdiri dari 4 keluarga dengan generasi alpha (orang tua dan anak) dan pihak K3I, yaitu Ketua K3I. Adapun analisis data dilakukan dengan melalui tahap open coding, axial coding dan selective coding. Lalu, juga dilakukan teknik meningkatkan kualitas penelitian dengan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi keberfungsian keluarga dari 4 keluarga menunjukkan berfungsi dengan baik dengan mayoritas dimensi keberfungsian keluarga yang berfungsi dengan baik, yaitu dimensi pemecahan masalah, peran, keterlibatan afektif, dan kontrol perilaku. Begitu pula dengan dimensi komunikasi bagi Keluarga 1, 3 dan 4. Walaupun demikian, terdapat beberapa hal dari kondisi keberfungsian Keluarga 1, 2, 3 dan 4 yang tidak berfungsi dengan baik dan perlu ditingkatkan, yaitu kondisi komunikasi antara anggota keluarga di Keluarga 2 yang tertutup dan tidak langsung; respon afektif keempat keluarga yang sempit dan terpaku dengan satu cara merespon saja, yaitu respon afektif welfare yang menunjukkan perasaan aman; dan tidak adanya peraturan penggunaan gawai berupa batasan waktu penggunaan gawai dalam kontrol perilaku di keempat keluarga. Dengan adanya kondisi keberfungsian keluarga yang tidak berfungsi dengan baik tersebut, kondisi penggunaan gawai oleh generasi alpha dari keempat keluarga menunjukkan karakteristik kecanduan gawai; (1) Keluarga 1 menunjukkan karakteristik seperti kecewa dan kesal ketika diminta berhenti menggunakan gawai (withdrawal); dan penggunaan gawai yang dapat membahayakan diri sendiri (malas belajar); (2) Keluarga 2 menunjukkan karakteristik withdrawal, obsesi terhadap gawai dengan hanya memikirkan untuk menggunakan gawai ketika tidak menggunakannya dan termasuk dalam kelompok adiksi dengan lebih dari 4 jam dalam sehari, yaitu 8-9 jam; (3) Keluarga 3 menunjukkan karakteristik kehilangan kontrol dan kompulsif dengan terus menerus dan sulit dihentikan ketika menggunakan gawai; withdrawal dan malas belajar serta susah tidur; (4) Keluarga 4 menunjukkan karakteristik withdrawal dan malas belajar. Jadi dari penelitian ini diketahui bahwa upaya peningkatan keberfungsian keluarga dalam mencegah perilaku kecanduan gawai yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kemampuan komunikasi keluarga, meningkatkan kontrol perilaku keluarga dan meningkatkan respon afektif dalam keluarga. Dalam hal ini, dapat dibantu dengan K3I, yaitu dengan keluarga melaksanakan berbagai sub-kegiatan dalam kemah K3I, yaitu memasak bersama, seminar parenting dan fun games yang berisi permainan tradisional

This study discusses efforts to improve family functioning in preventing gadget addiction behavior in the generation alpha from the discipline of Social Welfare. This research is motivated by the development of increasingly sophisticated technology and the increasing number of smartphone users in Indonesia until it reaches the generation alpha. The problem of using gadgets that is often encountered by the generation alpha is gadget addiction which can result in the welfare of children not being met properly in terms of physical and psychological health. This study aims to describe efforts to improve family functioning in preventing gadget addiction behavior in the generation alpha through K3I by describing the condition of family functioning in the Komunitas Kemah Keluarga Indonesia (K3I) and the condition of using gadgets by the generation alpha in K3I. This study uses a qualitative method with a descriptive type. This research was conducted from September 2021 to June 2022. The research was conducted qualitatively using data collection techniques in the form of literature studies and interviews. The selection of informants was also carried out using purposive sampling technique. The informants of this study consisted of 4 families with alpha generation (parents and children) and the K3I, namely the Head of K3I. The data analysis was carried out through the stages of open coding, axial coding and selective coding. Then, a technique to improve the quality of research is also carried out by triangulating data. The results showed that the condition of family functioning from 4 families showed that they functioned well with the majority of the dimensions of family functioning that functioned well, namely the dimensions of problem solving, roles, affective involvement, and behavioral control. Likewise, the dimensions of communication for Families 1, 3 and 4. However, there are several things from the condition of the family functioning of 1, 2, 3 and 4 that are not functioning properly and need to be improved, namely the condition of communication between family members in Family 2 which is closed. and indirectly; the affective responses of the four families are narrow and fixated with only one way of responding, namely the affective welfare response that shows a feeling of security; and the absence of regulations on the use of gadgets in the form of time limits on the use of gadgets in controlling behavior in the four families. With the condition of the functioning of the family that does not function properly, the condition of using gadgets by the alpha generation from the four families shows the characteristics of gadget addiction; (1) Family 1 shows characteristics such as disappointed and annoyed when asked to stop using the device (withdrawal); and the use of devices that can harm oneself (lazy studying); (2) Family 2 shows withdrawal characteristics, obsession with gadgets by only thinking about using the device when not using it and is included in the addiction group with more than 4 hours a day, ie 8-9 hours; (3) Family 3 shows the characteristics of loss of control and compulsion with continuous and difficult to stop when using the device; withdrawal and lazy to study and difficulty sleeping; (4) Family 4 shows the characteristics of withdrawal and lazy to learn. So from this study it is known that efforts to improve family functioning in preventing gadget addiction behavior that can be done are improving family communication skills, improving family behavior control and improving affective responses in the family. In this case, K3I can be assisted, namely with the family carrying out various sub-activities in the K3I camp, namely cooking together, parenting seminars and fun games containing traditional games."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktarina Rizka Putri
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat apakah keberfungsian keluarga dapat berfungsi sebagai prediktor kecanduan internet pada remaja akhir. Pada penelitian ini, partisipan berjumlah 504 orang yang masuk kedalam kategori remaja akhir, yaitu berusia 18 ndash; 22 tahun. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Internet Addiction Test IAT untuk mengukur kecanduan internet dan Family Assesment Device FAD untuk mengukur keberfungsian dari keluarga yang dipandang oleh partisipan. Kemudian didapatkan hasil bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi kecanduan internet pada remaja akhir R=,145.

This study has the intent to see whether family functioning predict internet addiction among late adolescents. In this study, participants amounted to 504 people who entered into late adolescent category, namely aged 18 22 years. The measuring tool used in this research are Internet Addiction Test IAT to measure Internet addiction and Family Assessment Device FAD to measure the functioning of the families seen by the participants. Then the results obtained that family functioning can significantly predict internet addiction among late adolescents R ,145."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzakiyyah Alya Yusriyah
"Penggunaan gadget setiap tahunnya semakin meningkat. Remaja sebagai kelompok usia yang paling banyak menggunakan gadget dan internet sehingga menjadi kelompok yang paling berisiko teradiksi gadget. Orang tua memiliki peran penting dalam mencegah risiko adiksi tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan risiko adiksi gadget pada remaja. Metode penelitian yang digunakan cross sectional dengan teknik purposive sampling dan jumlah responden sebanyak 567 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu Smartphone Addiction Scale Short Version (SAS-SV) dan Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS). Hasil penelitian menunjukkan 47,3% remaja mendapatkan dukungan sosial orang tua yang rendah dan 53,3% remaja memiliki risiko tinggi teradiksi gadget. Hasil uji chi square menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan risiko adiksi gadget (p = 0,0001). Penelitian ini memiliki nilai OR = 3,36, artinya remaja yang mendapatkan dukungan sosial orang tua tinggi 3,36 kali berisiko rendah teradiksi gadget. Perawat dan pihak sekolah diharapkan dapat melakukan edukasi kepada remaja dan orang tua untuk memanfaatkan gadget secara bijak dan meminimalisir adiksinya.

The use of gadgets every year is increasing. Teenagers as the age group who use gadgets and the internet the most so they are the group most at risk of being addicted to gadgets. Parents have an important role in preventing the risk of addiction. This study was conducted to determine the relationship between parental social support and the risk of gadget addiction in adolescents. The research method used was cross sectional with purposive sampling technique and the number of respondents was 567 students. The instruments used are Smartphone Addiction Scale Short Version (SAS-SV) and Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS). The results showed that 47.3% of adolescents had low parental social support and 53.3% of adolescents had a high risk of being addicted to gadgets. The results of the chi square test stated that there was a relationship between parental social support and the risk of gadget addiction (p = 0.0001). This study has an OR value of 3.36, meaning that adolescents who get high parental social support 3.36 times have a low risk of being addicted to gadgets. Nurses and schools are expected to be able to educate teenagers and parents to use gadgets wisely and minimize their addiction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Septina Anggraeni
"Penelitian ini membahas mengenai keberfungsian keluarga sebagai prediktor ketidakterbukaan remaja akhir pada orangtua. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 424 orang berusia 18 hingga 21 tahun yang tinggal di berbagai daerah di Indonesia. Adapun alat ukur yang digunakan yaitu, Self-Concealment Scale SCS untuk mengukur ketidakterbukaan remaja akhir pada orangtua dan Family Assessment Device FAD untuk mengukur keberfungsian keluarga yang dipersepsi oleh partisipan. Didapatkan hasil bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi ketidakterbukaan remaja akhir pada orangtua R=,496.

This research conducted to examine family functioning as the predictor of self concealment among late adolescents to their parents. There were 424 participants from around Indonesia aged 18 to 21 for this study. The data were collected using Self Concealment Scale SCS to measure late adolescents self concealment and Family Assessment Device FAD to measure family functioning through participant's point of view. Result for this study indicated that significantly family functioning can be a predictor of late adolescents self concealment to their parents R .496, p"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalis Al Ghifari
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai keberfungsian keluarga sebagai prediktor terhadap ide bunuh diri pada remaja akhir. Keberfungsian keluarga menjadi faktor protektif maupun faktor risiko dari ide bunuh diri pada remaja akhir. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan jumlah partisipan sebanyak 496 individu, dengan rentang umur 18-22 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Positive and Negative Suicide Ideation Inventory PANSI untuk mengukur ide bunuh diri, dan Family Assesment Device FAD untuk mengukur persepsi individu mengenai keberfungsian keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi ide bunuh diri pada remaja akhir R=-0.487.

ABSTRACT
This research explaining about family functioning as a predictor of suicide ideation among late adolescents. Family functioning could become a protective and risk factor, for adolescents rsquo suicide ideation. This is a quantitative research that includes 496 participants, aged 18 22. The data were collected using Positive and Negative Suicide Ideation Inventory PANSI to measures suicide ideation, and Family Assesment Device FAD to measures individual perception of their family functioning. The result suggests that family functioning can significantly predict suicide ideation among late adolescents R 0.487."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhda Giyanti Riadah
"Masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan perubahan biologis, kognitif, dan psikososial. Perubahan tersebut rentan menyebabkan peningkatan gejala depresi pada remaja. Keluarga merupakan salah satu support system yang berperan membantu mencegah dan menurunkan terjadinya gejala depresi. Studi ini bertujuan untuk melihat peran keberfungsian keluarga terhadap peningkatan gejala depresi pada remaja. Tipe penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain non eksperimental. Pengambilan data dilakukan dengan mendatangi 3 sekolah yang ada di Jakarta dan Depok serta disebar melalui social media. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah Family Assessment Device (FAD) dan Beck Depression Inventory II (BDI II). Total partisipan yang terkumpul dalam penelitian ini adalah 403 remaja awal sampai akhir dengan rentang usia 13-17 tahun. Berdasarkan hasil analisis multiple regression, keberfungsian keluarga berperan secara signifikan terhadap gejala depresi pada remaja (R2 = 0,310, p< 0,05). Dimensi keberfungsian keluarga yang berperan secara signifikan adalah dimensi pemecahan masalah. Oleh karena itu, orangtua diharapkan selalu melibatkan remaja dalam pemecahan masalah di keluarga guna mencegah peningkatan gejala depresi.

Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood which is characterized by biological, cognitive and psychosocial changes. These changes are prone to cause an increase in depressive symptoms in adolescents. The family is a support system that plays a role in helping to prevent and reduce the occurrence of depressive symptoms. This study aims to see the role of family functioning in increasing depressive symptoms in adolescents. The type of research used is quantitative with a non-experimental. Data collection was carried out by visiting 3 schools in Jakarta and Depok and sharing it via social media. The questionnaires used in this study were the Family Assessment Device (FAD) and the Beck Depression Inventory II (BDI II). The total participants who were collected in this study were 403 early to late adolescents with an age range of 13-17 years. Based on the results of multiple regression analysis, family functioning plays a significant role in depressive symptoms in adolescents (R2 = 0.310, p < 0.05). The dimension of family functioning that plays a significant role is the problem solving dimension. Therefore, parents are expected to always involve adolescents in solving problems in the family in order to prevent an increase in depressive symptoms."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Rosari Sesanti
"Remaja merupakan pengguna internet terbesar di masyarakat yang memiliki kerentanan dalam menggunakan media sosial melalui gadget secara berlebihan. Screen time berlebih banyak terjadi kepada remaja di Indonesia. Screen time berlebih dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak negatif tersebut akan menjadi sumber dari penyakit baik fisik maupun mental. Peningkatan koping dengan meningkatkan kemampuan diri melalui menggambar dengan menjadi salah satu alternatif intervensi untuk menjaga remaja mempertahankan kesehatannya. Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran keefektifan intervensi peningkatan koping dengan menggambar untuk menurunkan penggunaan gadget berlebih pada remaja yakni Anak B yang berusia 14 tahun. Melalui pengkajian keperawatan didapatkan data bahwa Anak B memiliki screen time lebih dari 2 jam sehari baik pada hari sekolah maupun hari libur. Implementasi peningkatan koping dengan menggambar dilakukan selama 2 kali dalam seminggu selama 3 minggu dengan durasi 20-30 menit. Hasil implementasi ini, terjadi peningkatan minat dan perilaku melakukan keterampilan yang diminati ataupun aktivitas fisik. Intervensi peningkatan koping dengan menggambar dapat direkomendasikan menjadi salah satu intervensi keluarga dengan screen time berlebih pada remaja untuk menurunkan penggunaan gadget.

Teenagers are the largest internet users in society who are vulnerable to excessive use of social media via gadgets. Excessive screen time can have various negative impacts. This negative impact will be a source of both physical and mental illness. Increasing coping by increasing self-efficacy through drawing is an alternative intervention to help teenagers maintain their health. The purpose of this writing is to provide an overview of the effectiveness of an intervention to increase coping by drawing to reduce excessive gadget use in adolescents, namely Child B who is 14 years old. Through nursing assessments, data was obtained that the client had screen time of more than 2 hours a day, both on school days and holidays. Implementation of increased coping by drawing is carried out 2 times a week for 3 weeks with a duration of 20-30 minutes. As a result of this implementation, there was an increase in interest and behavior in carrying out skills of interest or physical activity. The intervention to increase coping by drawing can be recommended as one of the interventions for families with excessive screen time in teenagers to reduce gadget use."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Evania Azmi
"Tingginya tingkat kepemilikan dan durasi penggunaan telepon pintar memunculkan fenomena adiksi telepon pintar di kalangan remaja. Penggunaan telepon pintar yang berlebihan mengurangi intensitas komunikasi remaja dan berdampak pada pola komunikasi keluarga, padahal pola komunikasi keluarga yang fungsional diperlukan agar anggota keluarga dapat menjalankan fungsi dan perannya. Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi hubungan adiksi telepon pintar dengan pola komunikasi keluarga pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, desain penelitian cross sectional, teknik pengambilan voluntary sampling, dan uji statistik chi-square. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara adiksi telepon pintar dengan pola komunikasi keluarga pada remaja (p = 0,04; α=0,05). Peneliti merekomendasikan penguatan program unit kesehatan sekolah (UKS) dengan pengadaan kampanye pembatasan waktu bermain telepon pintar anak dan orang tua di rumah.

The high level of ownership and duration of smartphone use has given rise to the phenomenon of smartphone addiction among teenagers. Excessive use of smartphones reduces the intensity of adolescent communication and has an impact on family communication patterns. Functional family communication patterns are needed so family members can carry out their functions and roles. The research aims to identify the relationship between smartphone addiction and family communication patterns in adolescence. This research uses quantitative methods, cross-sectional research design, voluntary sampling techniques, and chi-square statistical tests. Bivariate analysis shows that there is a significant relationship between smartphone addiction and family communication patterns in adolescence (p = 0.04; α=0,05). This research recommendation is strengthening the school health unit program by implementing a campaign to limit children's and parents' screentime on smartphones at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Atikah Mawaddah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi keberfungsian keluarga terhadap autonomy pada remaja akhir. Keberfungsian keluarga diukur dengan Family Assessment Device Eipstein, Baldwin, Bishop, 1983 sedangkan autonomy diukur dengan Adolescent Autonomy Questionnaire yang dikembangkan oleh Noom, Dekovic dan Meeus 1999 dan telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Sumayyah 2014. Sebanyak 192 remaja 18-21 tahun menjadi responden dalam penelitian ini M=19.45 tahun, SD=1.20 tahun. Analisis dengan teknik regresi menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga dapat menjadi prediktor autonomy pada remaja akhir R= 0.312.

The aim of this study was to examine the contribution of family functioning towards autonomy in late adolescence. Family functioning was measured by using Family Assessment Device Eipstein, Baldwin, Bishop,1983 while autonomy was measured by Adolescent Autonomy Questionnaire Noom, Dekovic, Meeus,1999 and had been adapted into Indonesian by Sumayyah 2014. The participants in this study consist of 192 late adolescents aged 18 21 years old M 19.45 years, SD 1.20 years. By using regression analysis, the results of this study indicated that family functioning could predict autonomy in late adolescence R 0.312."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>