Ditemukan 86112 dokumen yang sesuai dengan query
Barus, Farah Sarayusa
"Skripsi ini membahas ikumen sebagai bentuk perubahan konsep ayah dalam masyarakat Jepang masa kini. Dengan menggunakan teori fatherhood milik LaRossa, penulis menganalisa bagaimana perubahan konsep ayah yang terjadi di Jepang. Hasil analisis menunjukan bahwa telah terjadi perubahan konsep ayah dalam masyarakat Jepang, yaitu dari konsep patrialkal menjadi konsep berkesetaraan gender. Hal itu disebabkan karena para ayah berkesetaraan gender di Jepang memiliki aspirasi untuk mernjadi ayah yang lebih berperan aktif dalam keluarga.
This undergraduate thesis examines about ikumen as the change of fatherhood concept among Japanese modern society. By using LaRossa rsquo s fatherhood theory, writer analyzed how the concept of fatherhod changed in Japan. The analysis shows that there has been a change regarding fatherhood concept in Japanese society, which is, from patriarchal concept to gender equality concept. It rsquo s caused by Japanese fathers who have embraced gender equality concept have aspirations to become a father with more active role in their family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66504
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Iis Muhayaroh
"Penelitian ini berfokus kepada perubahan peran ayah dalam masyarakat Jepang modern dikarenakan adanya perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Perubahan sosial juga terjadi pada peran dan identitas ayah di Jepang dimana saat ini muncul ayah yang menikmati merawat anak sambil bekerja yang disebut dengan ikumen. penyebutan ikumen sendiri dibuat oleh media dan kemudian didukung oleh pemerintah. Tetapi dalam pelaksanaannya ikumen mendapatkan hambatan dari perusahaan dan orang-orang sekitar yang masih menganut sistem patriarki di Jepang dimana mereka masih memiliki pandangan bahwa laki-laki bertugas mencari nafkah dan tidak memiliki hubungan dengan mengurus anak.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana perubahan peran dan identitas ayah di Jepang dengan menggunakan teori perubahan sosial yang digagas oleh Anthony Giddens. Tesis ini menggunakan metode kualitatif dan wawancara langsung dengan ikumen yang tergabung dalam NPO Fathering Japan. Penelitian ini menemukan bahwa saat ini sudah banyak ayah yang memiliki keinginan untuk merawat anak atau paternal leave di Jepang meningkat.
This research focuses on the changes of father?s role within Japanese modern society due to social changes that happen in the life of people. Social changes also happen in the role and identity of father in Japan where it has now appear the type of father who enjoys caring for children while working which is called ikumen. The term of ikumen itself was made by media, and then in was supported by government. However, within is implementation, ikumen gets hindrance from companies and people who still embrance the patriarch system in Japan where they still hold the view that men are tasked to be breadwinners and have nothing to do with bringing up children. The purpose of this research is to analyse to changes of father?s role and identity in Japan using social change theory by Anthony Giddens. This research used qualitative method and directly interviewed ikumen who are members of NPO Fathering Japan. It finds that right now there have been many fathers who have the desire to put family first. It is proven by amount of fathers who have taken paternity leave in Japan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Kartika Utami Putri
"Beberapa masalah serius di Jepang diantaranya terjadi karena para ayah menerapkan konsep maskulinitas dominan secara berlebihan dengan sibuk bekerja sepanjang waktu. Oleh karena itu pemerintah Jepang mengadakan kampanye Ikumen Project agar para ayah dapat menjalankan pekerjaan dan mengurus keluarga dengan kesan maskulin. Kampanye Ikumen Project tersebut menampilkan pernyataan-pernyataan para ayah yang bekerja dan berpartisipasi dalam pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsep maskulinitas para ayah dalam Ikumen Project dengan menggunakan metode studi dokumen dan analisis kualitatif. Analisis masalah penelitian menggunakan konsep teoritis maskulinitas hegemoni dan konsep teoritis maskulinitas complicit Raewyn Connell . Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep maskulinitas, yang diterapkan ayah partisipan Ikumen Project dalam kegiatan kesehariannya, bertentangan dengan konsep maskulinitas dominan yang masih berlaku pada mayoritas ayah di Jepang.
Several critical problem happens in Japan since fathers practice dominant masculinity excessively by devoting long hours to their workplace. Consequently, the government launched the Ikumen Project Campaign so fathers could do both work and take care of their families in a masculine sense. The Ikumen Project shows statements of fathers who not only work but also participate in housework and child care. This research aims to know the masculinity concept of fathers in Ikumen Project by using literature review and qualitative analysis methods. The research problem analyzed by using theoretical concept of hegemonic masculinity and theoretical concept of complicit masculinity Raewyn Connell . The result of the research shows that masculinity concept, which is practiced by fathers of Ikumen Project in their everday lives, contradicts the dominant masculinity concept that is still being practiced by majority of fathers in Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Adella Christabel Faustina Setianingrum Nugroho
"Artikel ini membahas ikumen sebagai active fathers dalam dinamika peran gender keluarga Jepang kontemporer. Upaya penulis adalah untuk memahami peran aktif ikumen secara komprehensif, baik dalam wacana maupun praktik pengasuhan anak dalam kehidupan sehari-hari, melalui perspektif gender equal parenting. Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka pendekatan kualitatif dengan interplanetary theory of complete and universal gender difference oleh Michael Kimmel. Hasil penelitian menunjukkan fenomena ikumen sebagai active fathers merupakan suatu bentuk perubahan sikap (attitudes) dan perilaku (behaviors) ayah dalam konteks peran pengasuhan anak yang pada gilirannya membawa dinamika tersendiri dalam peran gender di antara ayah dan ibu. Wacana dan praktik pengasuhan anak yang lahir dari media seperti Ikumen Project, majalah FQ Japan, NPO Fathering Japan, serta usaha pemerintah dengan digagasnya UU Pengasuhan Anak, turut berkontribusi terhadap peningkatan kesadaran para ayah akan pentingnya kontribusi mereka. Namun demikian, perubahan sikap dan perilaku ayah dalam pengasuhan anak melalui fenomena ikumen ini, belum dapat dikatakan merevolusi habitus bekerja dan pembagian peran gender tradisional dalam masyarakat Jepang.
This article discusses ikumen as active fathers in the dynamics of gender roles in contemporary Japanese families. The author's effort is to understand the active role of ikumen in a comprehensive way, both in the discourse and practice of parenting in everyday life, through the perspective of gender equal parenting. The method used is a qualitative approach literature study method with interplanetary theory of complete and universal gender difference by Michael Kimmel. The results of the study show that the ikumen phenomenon as active fathers is a form of change in the attitudes and behavior of fathers in the context of the parenting role which in turn brings its own dynamics in gender roles between fathers and mothers. Discourses and practices of parenting born from media such as Ikumen Project, FQ Japan magazine, NPO Fathering Japan, as well as the government's efforts with the initiation of the Child Care Law, have contributed to increasing the awareness of fathers about the importance of their contribution. However, the changes in fathers' attitudes and behavior in parenting through this ikumen phenomenon, cannot be said to have revolutionized work habits and the division of traditional gender roles in Japanese society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fahmi Des Chandra
"Penilitian ini membahas tentanp propaganda yang dilakukan oleh Jepang melalui media kepada masyarakatnya sendiri. Perang Dunia Kedua adalah perang terdahsyat sepanjang sejarah modern. Perang tersebut lebih mematikan dari Perang Dunia Pertama karena melibatkan banyak warga sipil yang menjadi korban. Perang, tidak dapat dijauhkan dari propaganda. Propaganda adalah sebuah cara untuk memanipulasi fakta agar menimbulkan sebuah reaksi dari penerimanya untuk melakukan apa yang propagandis inginkan. Penerima dari propaganda tersebut biasanya adalah masyarakat luas. Karena propaganda memengaruhi banyak orang, propaganda dibutuhkan untuk memulai, melangsungkan, maupun mengakhiri perang. Selaras dengan hal tersebut, media cetak sebagai media informasi dan penyebaran juga tidak terlepas dari propaganda. Di Jepang, media cetak berpengaruh membentuk pandangan masyarakat Jepang terhadap perang pada masa Perang Dunia Kedua.
skripsi ini bertujuan menjelaskan tentang bagaimana media cetak mempengaruhi pandangan masyarakat Jepang pada masa Perang Dunia Kedua dan pada masa kapitulasi dengan menggunakan teori sejarah yaitu heuristik, verifikasi, eksplanasi dan historiografi. Dari pembahasan tentang propaganda dan media cetak di dalam skripsi ini, akan didapatkan sebuah kesimpulan bahwa propaganda di Jepang pada masa PD II dan masa kapitulasi mengalami perubahan-perubahan, dan media cetaknya pun ikut berubah, baik dari segi penyajian informasi, penggunaan kata, maupun teknik propaganda yang digunakan.
This research discusses the propaganda carried out by the Japanese through the media to its own people. The Second World War was the most devastating war in modern history. The war was more deadly than the First World War because it involved many civilians. War, can not be kept away from propaganda. Propaganda is a way of manipulating facts in order to generate a reaction from the recipient to do what the propagandist wants. The recipients of the propaganda are usually the wider community. Because propaganda affects many people, propaganda is needed to start, establish, or end the war. In harmony with this, the print media as a medium of information and dissemination is also inseparable from the propaganda. In Japan, print media shaped the Japanese society 39 s view of war in the Second World War. This thesis aims to explain how the print media influenced the views of Japanese society during World War II and during the capitulation period with history research method, that is heuristic, verification, explanation, and historiography. From the discussion of propaganda and print media in this thesis, we can conclude that propaganda in Japan during World War II and capitulation period experienced changes, and the print media also changed, both in terms of information presentation, word usage, and technique propaganda used. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Putri Purwaningsih
"Pembagian kerja menurut jenis kelamin terjadi pada kehidupan sosial dalam berbagai masyarakat. Wanita berperan dalam melaksanakan urusan domestik, seperti mengurus rumah tangga dan merawat anak. Sedangkan laki-laki menjalankan urusan publik yang berhubungan dengan masyarakat. Konstruksi semacam ini pun terdapat dalam masyarakat Jepang. Setelah Perang Dunia II, pendidikan wanita Jepang berkembang, dan terjadi perubahan pandangan mengenai pilihan hidup mereka. Pilihan hidup wanita bukanlah sekedar menikah dan merawat anak. Pemikiran ini menyebabkan wanita Jepang menjadi enggan memiliki anak, yang akhirnya memunculkan fenomena shoshika. Pemerintah Jepang membuat kebijakan bernama Angel Plan pada tahun 1994 untuk menanggulangi masalah soshika, tetapi tidak berhasil. Pada tahun 2009, pemerintah Jepang membuat kampanye Ikumen Project yang mendorong para ayah—laki-laki—untuk lebih berperan aktif dalam merawat anak. Melalui kampanye ini, pemerintah Jepang berusaha mengubah pandangan bahwa urusan domestik adalah semata-mata tugas wanita saja. Pemerintah berharap masalah shoshika dapat teratasi karena ada pembagian tugas yang seimbang antara laki-laki dan wanita dalam membesarkan dan merawat anak.
Division of roles by sex occurred at social lives in every society. Women role is related to domestic duties like manage household and childrearing. While men carry out public duties which related to society. This kind of construction presents in Japanese society. After World War II, education development for Japanese women changes women opinion about their life choices. Women’s life is not only for married and take care their children. This consideration caused Japanese women do not willing to have children, and eventually bring out phenomena of shoshika. Japanese government establish a policy which called Angel Plan in 1994 to overcome shoshika problem, but it failed. In 2009, Japanese government make a campaign which called Ikumen Project to encourage Japanese fathers—men–to take more active role in parenting. Through this campaign, Japanese government trying to change the opinion that domestic duties is particularly women role. By balancing the division of duties between men and women in childrearing and child care, government expected that shoshika problem can be solve. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Prisca Afifah Febrianti
"Serial Netflix "Never Have I Ever" (2020) mendapat tanggapan positif dari para penonton. Banyak yang mengatakan bahwa serial ini menggunakan pendekatan baru untuk pertunjukan remaja, menampilkan bagian komedi dan meditasi yang seimbang pada beratnya kehilangan figur seorang ayah dalam keluarga imigran yang harus ditanggung oleh seorang gadis remaja. Oleh karena itu, untuk menggali lebih dalam masalah ini, penelitian ini mengkaji bagaimana peran ayah menciptakan hasil positif dan negatif dalam perkembangan karakter utama sebagai remaja yang tumbuh di Amerika Serikat dengan menganalisis elemen sinematografinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak peran ayah dalam perkembangan remaja imigran dalam proses mengkonstruksi pilihan hidup, membuat keputusan, dan menemukan identitas budayanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ingatan Devi tentang mendiang ayahnya telah membantunya mengatasi masalah, seperti penerimaan budaya, masalah seputar hubungannya dengan teman sebaya di sekolah, dan kurangnya keterikatan dengan latar belakang Indianya sebagai remaja imigran. Namun, cita-cita ideal mendiang ayahnya tentang American Dream menyebabkan Devi memiliki hubungan ibu-anak yang kompleks dan mengalami konflik budaya dalam dirinya.
The Netflix series "Never Have I Ever" (2020) has received positive feedback from the audience. Many have said that the series takes a novel approach to teen shows, displaying equal parts comedy and meditation on the weight of loss caused by the absence of a father figure in an immigrant family that a girl must bear as a teenager. To delve deeper into this issue, this study examines how fatherhood creates positive and negative outcomes in the main character’s development as a teenager growing up in the United States by analyzing its cinematographic elements. The purpose of this study is to analyze the impact fatherhood has in the development of immigrant adolescents in the process of constructing life choices, making decisions, and discovering a person’s cultural identity. The results of the study show that Devi’s memories of her late father have helped her to cope with problems, such as cultural acceptance, issues around her relationship with peers at school, and lack of attachment to her Indian background as an immigrant adolescent. However, her late father’s standard ideals of the American dream have caused Devi to have a complex mother-daughter relationship and experience a cultural conflict within herself. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Akbar Nugroho Putro
"Pornografi dalam masyarakat Jepang diterima secara berbeda karena dipengaruhi berbagai faktor seperti gaya hidup, iklim, kepercayaan, sejarah dan ilmu pengetahuan. Masuknya nilai-nilai baru membuat masyarakat Jepang harus berkompromi walau tetap mempertahankan pornografi sebagai sebuah aktifitas pribadi yang definisinya tetap berada dalam ‘wilayah abu-abu’, sehingga pornografi dapat hidup berdampingan dalam distorsi dan kontradiksi nilai masyarakat Jepang.
In Japanese society pornographic content is accepted differently. Many factors such as lifestyle, climate, history, science and religious believe affect how Japanese perceive pornography. With the coming of new values, Japanese society must compromise while preserving pornography as private activity and define it as ‘gray area’ in society, thus making pornographic content to coexist with the distortion and contradiction in Japanese society values."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Adi Arief Wibowo
"Tesis ini berfokus pada perubahan sikap masyarakat di Jepang terhadap h?fu, yaitu sebagai salah satu kelompok minoritas di Jepang dengan permasalahan sosial terhadap kelompok tersebut.Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah perubahan sikap yang terjadi pada masyarakat Jepang terhadap h?fu kearah positif.Data yang diperoleh merupakan data primer dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 23 orang Jepang dan data sekunder dari hasil wawancara melalui film dokumenter dan penelitian kepustakaan serta pengumpulan data dari sumber-sumber publikasi lainnya seperti artikel elektronik maupun jurnal ilmiah. Model analisis yang digunakan bersifat deskriptif eksploratif.Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan penyebab terjadinya perubahan sikap tersebut dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi, sosial dan budaya.
This research focused on one of minority group in Japan, H fu as one of social problem in Japanese society.This study attemps to examine the background experienced by h fu people who are discriminated in Japanese society.The primary data were obtained from questionnaire spread to 23 Japanese people and the secondary data were through documentary films, the result of literature research as well as the collection of data from publications resources such as electronic articles and scientific journals. This research used descriptive explorative method to analyze the data.Based on the findings, it can be concluded that the causes of the changing attitude from Japanese society towards h fu are motivated by economic, social and cultural factors."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Daniel Hermawan
"Kekalahan Jepang pada perang dunia II membawa sebuah dampak besar kepada negara Jepang. Kekalahan Jepang pada saat itu membawa sebuah perubahan pada memori kolektif bangsa Jepang yang kelak akan bertahan selama puluhan tahun. Hal ini dapat terlihat dengan kebijakan pertahanan bangsa Jepang. Bangsa Jepang merasa bertanggung jawab terhadap kekejaman yang telah mereka lakukan selama perang dunia II, sehingga mereka membuat sebuah undang-undang yang menyatakan mereka selamanya akan meninggalkan perang dan tidak akan mengakui keberadaan angkatan bersenjata. Sebuah Konstitusi yang kemudian dijuluki Konstitusi Pasifis. Tapi seiring berkembangnya dinamika hubungan internasional, keberadaan pasal ini menjadi sebuah hal yang bersifat paradoks. Pada saat ini Jepang memiliki angkatan bersenjata yang memiliki anggaran terbesar ketiga di dunia. Sementara interpretasi konstitusi hanya menyebutkan Jepang boleh memiliki angkatan bersenjata untuk keperluan pertahanan. Kehadiran Shinzo Abe sebagai perdana menteri Jepang membawa Jepang kepada sebuah langkah baru, menuju perubahan Konstitusi. Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menangkap bagaimana perubahan ini kemudian tercermin melalui sebuah fenomena budaya populer Jepang, yaitu serial animasi Gundam.
Japan's defeat at World War II gives a huge impact to the Japanese people. The defeat is causing the Japanese people collective memory to be changed, and it was unchanged for decades after it. The Japanese people feel the responsibility for the cruelty that they came up with, which is causing them to create a constitution that state the renunciation of war and will never admitting any military power. This Constitution is called the Pacifist constitution. But at present, Japan have a third largest defense budget, yet their constitution interpretation still insist that this "Self Defense Force" is for defense purposes only. Through this research, I would like to analyze three Gundam movies from three different era, which will show us how Japanese have changed their collective memory of a traumatic one in World War II. Also, I am analyzing and find out how the Japanese have change from the traumatic past to the current society which is shown by the popular culture phenomenon, Gundam."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library