Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146503 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Byarbreda Mahaputra
"Job insecurity sering diasumsikan dapat menurunkan tingkat kepuasan kerja. Sekalipun demikian, beberapa studi
sebelumnya gagal menemukan hubungan yang pasti antara job insecurity dan kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan kedua variabel tersebut mungkin dimoderasi oleh variabel lain. Dua variabel penting yang berpotensi
menjelaskan hubungan job insecurity dan kepuasan kerja adalah employability – yang didefinisikan sebagai persepsi
karyawan terhadap kemampuannya untuk mencari pekerjaan baru atau tetap bekerja di pekerjaannya saat ini – dan
status kepegawaian (yaitu karyawan tetap vs. kontrak). Penelitian ini berhipotesis bahwa employability dapat
memoderasi hubungan job insecurity dan kepuasan kerja pada karyawan tetap maupun karyawan kontrak. Untuk
menguji hipotesa, dilakukan penelitian cross-sectional terhadap 172 karyawan – yang terdiri dari karyawan tetap dan
kontrak, di suatu perusahaan jasa logistik di Indonesia. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa employability dapat
memoderasi hubungan antara job insecurity dan kepuasan kerja pada karyawan tetap, tetapi tidak pada karyawan
kontrak. Naskah ini juga mendiskusikan wawasan dan pemahaman teoritis yang baru terkait hubungan job insecurity
dan kepuasan kerja.
Job insecurity is often thought to cause lower job satisfaction. However, research shows that the relationship between
these two variables is more complicated than previously assumed. Previous studies fail to provide conclusive results,
which indicate that the relationships between job insecurity and job satisfaction may be moderated by other variables.
Two variables that can explainthis relationship are employability, defined as employees’ perception of their abilities to
find a new job, and work status differences (i.e., permanent and contract employees). Therefore, this study hypothesizes
that employability will moderate the relationship between job insecurity and job satisfaction for, both, permanent and
contract employees. Adapting scales from previous research, this study conducted a cross-sectional survey of 172
employees, comprised of permanent and contract employees, of a logistic services company in Indonesia. Results reveal
that employability moderates the relationship between job insecurity and job satisfaction among permanent but not
contract employees. This paper also discusses the implication of these results for the advancement of organizational
behavior theory, especially for understanding the impact of job insecurity on job satisfaction."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Byarbreda Mahaputra
"Job insecurity sering diasumsikan dapat menurunkan tingkat kepuasan kerja. Sekalipun demikian, beberapa studi sebelumnya gagal menemukan hubungan yang pasti antara job insecurity dan kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut mungkin dimoderasi oleh variabel lain. Dua variabel penting yang berpotensi menjelaskan hubungan job insecurity dan kepuasan kerja adalah employability ? yang didefinisikan sebagai persepsi karyawan terhadap kemampuannya untuk mencari pekerjaan baru atau tetap bekerja di pekerjaannya saat ini ? dan status kepegawaian (yaitu karyawan tetap vs. kontrak). Penelitian ini berhipotesis bahwa employability dapat memoderasi hubungan job insecurity dan kepuasan kerja pada karyawan tetap maupun karyawan kontrak. Untuk menguji hipotesa, dilakukan penelitian cross-sectional terhadap 172 karyawan ? yang terdiri dari karyawan tetap dan kontrak, di suatu perusahaan jasa logistik di Indonesia. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa employability dapat memoderasi hubungan antara job insecurity dan kepuasan kerja pada karyawan tetap, tetapi tidak pada karyawan kontrak. Naskah ini juga mendiskusikan wawasan dan pemahaman teoritis yang baru terkait hubungan job insecurity dan kepuasan kerja.

Job insecurity is often thought to cause lower job satisfaction. However, research shows that the relationship between these two variables is more complicated than previously assumed. Previous studies fail to provide conclusive results, which indicate that the relationships between job insecurity and job satisfaction may be moderated by other variables. Two variables that can explainthis relationship are employability, defined as employees? perception of their abilities to find a new job, and work status differences (i.e., permanent and contract employees). Therefore, this study hypothesizes that employability will moderate the relationship between job insecurity and job satisfaction for, both, permanent and contract employees. Adapting scales from previous research, this study conducted a cross-sectional survey of 172 employees, comprised of permanent and contract employees, of a logistic services company in Indonesia. Results reveal that employability moderates the relationship between job insecurity and job satisfaction among permanent but not contract employees. This paper also discusses the implication of these results for the advancement of organizational behavior theory, especially for understanding the impact of job insecurity on job satisfaction."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Byarbreda Mahaputra
"Job insecurity seringkali diasumsikan dapat menurunkan tingkat kepuasan kerja. Tetapi, penelitian menunjukan bahwa hubungan kedua variabel tersebut lebih rumit dibandingkan dengan asumsi. Beberapa studi sebelumnya gagal untuk menjelaskan hasil yang beragam mengenai kekuatan hubungan antara job insecurity dan kepuasan kerja. Hal ini menunjukan bahwa hubungan kedua variabel tersebut mungkin dimoderasi oleh variabel lain. Dua variabel yang mungkin dapat menjelaskan hubungan job insecurity dan kepuasan kerja adalah employability -yang didefinisikan sebagai persepsi terhadap kemampuan karyawan untuk mencari pekerjaan baru atau tetap bekerja di pekerjaannya saat ini, dan perbedaan status kepegawaian karyawan -tetap dan kontrak. Penelitian ini memiliki hipotesis, employability dapat memoderasi hubungan job insecurity dan kepuasan kerja pada karyawan tetap dan kontrak. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional terhadap 172 karyawan -yang terdiri dari karyawan tetap dan kontrak, perusahaan jasa logistik di Indonesia. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa employability dapat memoderasi hubungan antara job insecurity dan kepuasan kerja pada karyawan tetap, tetapi tidak pada karyawan kontrak. Dampak Hasil penelitian ini terhadap pemahaman hubungan job insecurity dan kepuasan kerja, didiskusikan lebih lanjut.

People often assume that job insecurity will always lead to lower job satisfaction. However, research shoes that the relationship between these two variables is more complicated than that assumption. Previous studies fail to provide conclusive results, which indicate that the relationships between job insecurity and job satisfaction may be moderated by other variables. Two variables that are potential in explaining this relationship is employability, defined as employees perception of their abilities to find a new job, and work status differences (i.e., permanent and contract employees). Therefore, this study hypothesizes that employability will moderate the relationship between job insecurity and job satisfaction for permanent but not contract not contract employees. Adapting scales from previous research, this study conducted a crosssectional survey of 172 employees, comprised of permanent and contract employees, of a logistic services company. Results reveal that employability moderates the relationship between job insecurity and job satisfaction among permanent and contract employees. The implication of these results for the advancement of organizational behavior theory, especially for understanding the impact of job insecurity on job satisfaction, is discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Andina Ramadhiyanti
"Pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai perubahan yang terjadi pada aspek kehidupan, termasuk dampak terhadap perusahaan dan karyawan. Krisis kesehatan dan ekonomi yang terjadi membuat perusahaan menerapkan beberapa kebijakan sebagai upaya untuk tetap dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat peran grit sebagai moderator pada hubungan antara ketidakamanan kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study. Terdapat tiga alat ukur yang digunakan yaitu The Minessota Satisfaction Questionnaire (MSQ) short-form, Multidimensional Qualitative Job Insecurity Scale (MQJIS), dan short grit scale (Grit-S). Populasi dari penelitian ini adalah karyawan yang perusahaannya melakukan kebijakan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Analisis data secara statistik yang dilakukan yaitu uji asumsi, uji korelasi, dan uji moderasi menggunakan PROCESS Hayes Model 1. Berdasarkan hasil analisis statistik dari 748 partisipan ditemukan terdapat efek interaksi antara ketidakamanan kerja dan grit terhadap kepuasan kerja signifikan (b = -0,02, 95% CI [-0,04, -0,01], t=-3,09, p<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa grit berperan sebagai moderator pada hubungan antara ketidakamanan kerja dan kepuasan kerja. Analisis lanjutan yang dilakukan mendapatkan bahwa grit dapat melemahkan pengaruh negatif dari ketidakamanan kerja terhadap kepuasan kerja ketika grit pada tingkat kategori sedang dan tinggi. Hasil penelitian menegaskan pentingnya perusahaan untuk melakukan usaha guna menurunkan ketidakamanan kerja dan meningkatkan kepuasan kerja.

Covid-19 brought changes in various aspects of life, including impact on companies and employees. The health and economic crisis that occurred made the company implements several policies as an effort to continue to be able to carry out its operational activities. This study aims to examine the role of grit as a moderator in the relationship between job insecurity and job satisfaction on employee. The approach of this research is quantitative with a cross sectional study design. There are three measuring tools used, namely The Minesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) short-form, Multidimensional Qualitative Job Insecurity Scale (MQJIS), and short grit scale (Grit-S). The population of this research is employees whose company implemented policy as result of the Covid-19. S Data analysis was carried out by assumption test, correlation test, and moderation test using PROCESS Hayes Model 1. Based on the statistical analysis from 748 participants, the results show significant interaction effect between job insecurity and grit on job satisfaction (b = -0.02, 95% CI [-0.04, -0.01], t=-3.09, p<0.05). With that, it can be concluded that grit acts as a moderator on the relationship between job insecurity and job satisfaction. Further analysis found that grit can attenuate the negative effect of job insecurity on job satisfaction when grit is in the medium and high category. The results of the study emphasize the importance of companies to make efforts to reduce job insecurity and increase job satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Tri Utami
"Tujuan penelitian ini untuk meneliti hubungan antara job insecurity dengan kepuasan kerja pada karyawan outsourcing. Responden dalam penelitian ini berjumlah 171 orang karyawan outsourcing. Job insecurity adalah ketidakamanan yang dirasakan seseorang mengenai kelanjutan pekerjaan dan aspek-aspek penting yang berkaitan dengan pekerjaan karena adanya ancaman situasi dari pekerjaan yang sedang dijalaninya saat ini. Sedangkan kepuasan adalah perasaan senang atau tidaknya seseorang terhadap pekerjaannya, baik secara keseluruhan maupun terhadap tiap-tiap aspek dalam pekerjaan sebagai hasil penilaian dan perbandingan yang dilakukan individu terhadap pekerjaan yang akan mengarahkannya pada tingkah laku tertentu. Karyawan outsourcing, yaitu karyawan yang digunakan untuk bekerja disuatu perusahaan yang diperoleh dari perusahaan penyedia tenaga kerja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata job insecurity memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan kepuasan kerja.

The aim of this research was to investigate the relationship between job insecurity and job satisfaction on outsourcing employees. The respondent in this research was 171 outsourcing employees. The definition of job insecurity is a sense of powerlessness to maintain desired continuity in a threatened job situation. Job satisfaction is how people feel abut their jobs and different aspects of their jobs. It is extent to which people like (satisfaction) or dislike (dissatisfaction) their jobs. The respondent in this research are the outsourcing employees, that is the employee who was used to work at the company that was received from the provider's company of manpower. Results of this research showed that evidently job insecurity had relations that were negative and significant towards job satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
658.314 22 UTA h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulrika Estelita
"Penelitian ini adalah mengenai job insecurity dan iklim psikologis terhadap kepuasan kerja pada karyawan kontrak. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui tingkat kepuasan kerja, job insecurity, dan iklim psikologis (2) membuktikan bahwa job insecurity dan iklim psikologis secara bersama-sama memberikan sumbangan terhadap kepuasan kerja (3) membuktikan bahwa job insecurity memberikan sumbangan negatif terhadap kepuasan kerja sedangkan iklim psikologis memberikan sumbangan positif terhadap kepuasan kerja.
Penelitian ini dilakukan karena karyawan kontrak adalah karyawan yang dapat merasakan ketidakpuasan kerja. Ketidakpuasan kerja timbul karena adanya kesenjangan yang dirasakan oleh karyawan kontrak dibandingkan karyawan tetap. Perusahaan perlu melihat lebih jauh kepuasan kerja karyawan kontrak. Karyawan kontrak secara langsung maupun tidak langsung dibutuhkan oleh perusahaan untuk menunjang tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Berdasarkan alasan tersebut, perusahaan yang dipilih untuk diambil sampel penelitian adalah perusahaan dengan jurnlah karyawan kontrak cukup banyak pada perusahaan dibidang industri dan jasa. Jumlah responden adalah sebanyak 188.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu alat ukur kepuasan kerja (Kendall & Hullin, 1969), Job insecurity (Hellgren, 1999) dan iklim psikologis (James & Sells, 1981). Analisis dilakukan dengan metode regresi berganda dan analisis perbedaan skor rata-rata dengan t-test dan t-test dibantu perangkat lunak SPSS 10.01.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa job insecurity dan iklim psikologis secara bersama-sama memiliki sumbangan terhadap kepuasan kerja yaitu sebesar 43,2%. Iklim psikologis memberikan sumbangan positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja sedangkanjob insecurity memberikan sumbangan negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil analisis tambahan dari penelitian ini menunjukkan bahwa 3 dimensi dari iklim psikologis (perilaku atasan, karakteristik pekerjaan, dan kelompok kerja) memberikan sumbangan kepada kepuasan kerja.
Saran praktis dari penelitian ini adalah perusahaan yang memiliki karyawan kontrak hendaknya lebih responsif terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja. Perusahaan hendaknya menciptakan iklim komunikasi yang baik dengan karyawan kontrak sehingga masalah yang berhubungan dengan karyawan kontrak dapat di minimalisasi. Saran unluk penelitian berikutnya adalah mengetahui kepuasan kerja berdasarkan latar belakang budaya, bentuk kepemimpinan dan teori motivasi. Variabel job insecurity dan iklim psikologis dapat dijadikan sebagai variabel terikat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T17985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Shafa Ashrina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada efek moderasi dari grit dalam hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja pada karyawan milenial. Sebanyak 300 karyawan, berusia 20-39 tahun, berpartisipasi dalam penelitian ini. Alat pengukur Skala Kepuasan Kerja Umum, Skala Kinerja Peran dan Skala Grit-S digunakan untuk mengukur kepuasan kerja, kinerja dan ketabahan.
Hasil analisis statistik uji moderasi menggunakan PROCESS HAYES versi 3.3 model 1 menunjukkan bahwa grit tidak memoderasi hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja. Ini diduga disebabkan Kepuasan kerja milenial lebih banyak ditentukan oleh faktor lingkungan dan pengawasan yang bagus.
Pemenuhan ini akan mengarah pada kepuasan kerja berhubungan langsung dengan tingkat kinerja, terlepas dari apakah gritnya dimiliki oleh individu yang tinggi atau tidak yang artinya variabel grit belum berperan dalam memperkuat hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

This study aims to see whether there is a moderating effect of grit in the relationship between job satisfaction and performance in millennial employees. A total of 300 employees, aged 20-39 years, participated in this study. Measuring tools for General Job Satisfaction Scale, Role Performance Scale and Grit-S Scale are used to measure job satisfaction, performance and grit.
The results of the statistical analysis of the moderation test using PROCESS HAYES version 3.3 model 1 shows that grit does not moderate the relationship between job satisfaction and performance. This is thought to be due to millennial job satisfaction determined more by environmental factors and good supervision.
This fulfillment will lead to job satisfaction which is directly related to the level of performance, regardless of whether the grit is owned by high individuals or not, which means that the grit variable has not played a role in strengthening the relationship between job satisfaction and employee performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathih Nawarfikri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap niat kerja sambilan melalui mediasi dari komitmen organisasi dan juga ketidakamanan kerja. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner serta dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk memeriksa kecocokan keseluruhan model serta menguji kausalitas antar konstruk. Sebanyak 102 pengemudi ojek online se-Jabodetabek berpartisipasi menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh tidak langsung yang tidak signifikan terhadap niat kerja sambilan melalui komitmen organisasi, sehingga komitmen organisasi tidak memediasi pengaruh kepuasan kerja terhadap niat kerja sambilan. Namun kepuasan kerja mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap niat kerja sambilan melalui ketidakamanan kerja, sehingga ketidakamanan kerja memediasi pengaruh kepuasan kerja terhadap niat kerja sambilan. Studi ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja yang dirasakan pengemudi ojek online cenderung meningkatkan niat kerja sambilan sebab rasa komitmen organisasi yang rendah. Pengemudi ojek online perlu mengurangi rasa ketidakamanan kerja agar tidak timbul adanya niat kerja sambilan. Oleh sebab itu, penyedia jasa perlu untuk memperhatikan apa yang dibutuhkan para pengemudi ojek online guna meningkatkan rasa komitmen dan tanggung jawab terhadap organisasinya.

This study aims to determine the effect of job satisfaction on moonlighting intention through mediation of organizational commitment and job insecurity. Data was collected using a questionnaire and analyzed using Structural Equation Modelling (SEM) to check the overall fit of the model and test causality between constructs. A total of 102 online ojek drivers in Jabodetabek participated as the research sample. The results of this study reveal that job satisfaction has an indirect and insignificant effect on the intention of part time work through organizational commitment, so organizational commitment does not mediate the effect of job satisfaction on moonlighting intention. However, job satisfaction has an indirect effect on the moonlighting intention through job insecurity, so that job insecurity mediates the effect of job satisfaction on moonlighting intention. This study shows that job satisfaction felet by online ojek drivers tends to increase moonlighting intention because of a low sense of organizational commitment. Online ojek Drivers need to reduce the feeling of job insecurity so that there is no moonlightin intention. Therefore, service providers need to pay attention to what online ojek drivers need in order to increase their sense of commitment and responsibility towards their organization."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Billy
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang menjadi fenomena di Indonesia saat ini, yaitu menurunnya jumlah anggota serikat pekerja yang diketahui telah terjadi beberapa tahun ke belakang. Total responden dalam penelitian ini berjumlah 149 orang. Responden dalam penelitian ini adalah pekerja kerah putih yang juga merupakan mahasiswa atau mahasiswi program studi Magister Manajemen, Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh perceived organizational support dan job insecurity terhadap intention to join union dengan variabel mediasi job satisfaction. Penelitian ini menggunakan metode structural equation modelling untuk mengetahui hasil dari pengumpulan data yang dilakukan peneliti terhadap responden yang telah disebutkan dalam paragraf sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perceived organizational support, job insecurity, dan job satisfaction tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intention to join union pekerja kerah putih.

This research is to find the solution for the phenomenon in Indonesia recently. The phenomenon is the decline of membership on union, the data consist the summary of total member of trade union from the past few years. Total respondents in this research are 149 people. The respondents are white collar workers which are also students at Magister Management, Universitas Indonesia.This research purpose is to find about the influence of perceived organizational support and job insecurity to intention to join union with job satisfaction as a mediator. This research use the method of structural equation modelling to know the result from the data collected from the respondents that have been explained before. The result of this research shows that perceived organizational support, job insecurity, and job satisfaction are not significantly influence intention to join union white collar workers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Basmala Gatot
"Perawat merupakan tenaga kesehatan yang memiliki peranan besar dalam proses pelayanan di rumah sakit. Kinerja mereka dapat menjadi representasi citra rumah sakit dimata umum. Oleh karenanya pihak manajemen rumah sakit perlu memberikan perhatian dalam hal pengelolaan sumber daya manusia, khususnya perawat. Hal penting yang diperhatikan adalah upaya-upaya untuk memelihara hubungan yang kontinu dan serasi terhadap perawat. Upaya tersebut berkenaan dengan kepuasan seorang perawat dalam bekerja. Kepuasan yang dirasakan oleh perawat dalam melaksanakan pekerjaannya diharapkan akan memberikan dampak terhadap kualitas kinerja mereka.
Disaat pihak Rumah Sakit memerlukan peranan perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien, di sisi lain perawat di rumah sakit Gunung Jati Cirebon mengeluh tentang adanya ketidakpuasan dalam bekerja.
Penelitian tentang kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon dilakukan pada bulan Januari tahun 2004. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon terhadap 216 perawat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat, job content dan job context terhadap kepuasan kela perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Gunung Jati Cirebon.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil kepuasan kerja perawat di tiap-tiap unit kerja di Instalasi Rawat Inap. Diperoleh adanya hubungan yang signifikan antara karakteristik perawat, job content dan job context terhadap kepuasan kerja. Dari seluruh faktor tersebut, yang memiliki pengaruh kuat terhadap kepuasan kerja adalah faktor kesempatan pengembangan karier dengan p = 0,282 (sig 0,000) dan hubungan dengan atasan langsung dengan p = 0,254 ( sig 0,000 ).

In order to improve a hospital's services to public, it is important for the management to continually develop its human resources, especially the nurses. This is because nurses have direct contact to patients in conducting their duties. Consequently, their quality of services creates the entire organization's image to the public. In this sense, the better quality of services will be created if the nurses are well-motivated and find satisfactions in performing their jobs as a result of sufficient supports provided by the management beforehand. Based on those factors, how the management is able to improve its supports and establish positive relationships with the nurses has become a critical task to do in building a hied performance organization.
The Gunung Jati Cirebon General Hospital (GJCGH)'s management has been committed to increase its performance and services to the community. They realized that such a goal can not be achieved without having supports from the entire employees in general, and the nurses particularly. However, it was revealed that many nurses who work in such a hospital frequently have made complaints about their work conditions. They are unsatisfied and tend to be less motivated in conducting their duties.
The nurses' work satisfaction studied done on January 2004 in the GJCGH. A study had been conducted on 216 nurses who worked in the Inpatient Facilities. This is a description study with quantitative approach, used univariate, bivariate, and multivariate analyses in processing the data. The study was taken to reveal the relationships of the nurses' characteristic, job contents, and job contexts, with the levels of work satisfactions in the Inpatient Facilities of Gunung Jati Cirebon General Hospital.
The study concluded level of satisfaction Inpatient unit. It is also disclosed that there are significant relationships between the nurses' characteristics, job contents, job contexts, and levels of work satisfaction. Among those matters, carrier development (p = 0,282 sig 0,000) and relationships between nurse and supervisor (p = 0,254 sig 0,00), take place as strong factors that create a certain level of work satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>