Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46408 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Octal Pramudito
"Tulisan ini adalah revitalisasi pasar tradisional Indonesia. Karena berbagai alasan, termasuk peningkatan cepat jumlah pasar modern dan pusat perbelanjaan, terjadi penurunan umum dalam sejumlah pasar tersebut. Pemerintah Indonesia mengambil posisi bahwa pasar tersebut dan tetap penting bagi negara dan karena itu telah mengembangkan kebijakan khusus yang bertujuan untuk merevitalisasi mereka. Pelaksanaan kebijakan ini dalam konteks lokal akan menjadi fokus dari tulisan ini. Peran pemerintah daerah dalam pembangunan telah penting setelah proses desentralisasi, sebagai pemerintah daerah adalah pelaksanaan kebijakan yang dihasilkan dari pemerintah pusat. Konteks lokal yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Surakarta salah satu kisah sukses di pasar revitalisasi tradisional di Indonesia. Implementasi kebijakan di Surakarta ditenggarai lebih baik dari pada kebanyakan kota-kota lain.
Ada tiga pelajaran dari penelitian ini. Pertama, ada kombinasi dari lima kapasitas yang menentukan efektivitas implementasi kebijakan. Pelaksanaan kebijakan tidak bisa mengandalkan hanya satu dimensi. Efektivitas implementasi kebijakan tergantung pada aspek-aspek yang komprehensif dari lima dimensi kapasitas. Kedua, ada aktor yang menonjol yang dapat memberikan stimulasi yang tepat untuk mempromosikan perubahan. Dalam hal ini, aktor yang menonjol adalah pemimpin. Ketiga, institusi informal yang sama pentingnya dengan yang formal. Kedua institusi formal dan informal dapat mendukung pembangunan."
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2016
624 PPEM 1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Bane Raja
"Penelitian ini mencoba memformulasikan kebijakan revitalisasi dan keberlanjutan pasar tradisional di Jakarta. Model dinamis digunakan sebagai metode untuk menganalisis revitalisasi dan keberlanjutan pasar tradisional di Jakarta dengan tujuan mengetahui kebijakan apa saja yang bisa diambil dan diterapkan dalam revitalisasi pasar serta untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi (leverage factors) revitalisasi dan keberlanjutan pasar tradisional. Temuan dalam penelitian ini adalah revitalisasi pasar tradisional tidak dapat dari aspek pembangunan fisik saja tetapi perlu mempertimbangkan aspek sosiologis mengingat fungsi pasar tradisional tidak semata untuk aktivitas ekonomi tetapi juga aktivitas sosial. Meski faktor alokasi anggaran revitalisasi pasar yang menjadi faktor yang paling sensitif dari sekian banyak faktor yang diuji, tidak otomatis menempatkannya sebagai kebijakan yang direkomendasikan.

This research is trying to formulate kind of revitalization of policy and sustainability of traditional markets in Jakarta. System Dynamics model is used as a method to analize revitalization and sustainability of traditional markets which is the main goal is to know the types of policy that is able to be taken and to be implemented including to measure kind of factors that having a leverage function. The findings are: revitalization is not just about physical rehabilitation but considering sociology aspects. Budgeting allocation is the most sensitive factor but it is not automatically used."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rilyan Shela Handini
"Reformasi birokrasi dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Sejalan dengan itu Indonesia kembali mengembangkan sistem desentralisasi sehingga daerah dapat berinovasi sesuai kebutuhannya, tidak terkecuali Kota Surakarta. Dalam meningkatkan pelayanan, Pemkot Surakarta melaksanakan program revitalisasi pasar tradisional dan penataan PKL.
Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan menganalisis praktik kedua program tersebut di Surakarta menurut model Sound Governance. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivist dengan teknik pengumpulan data campuran. Teknik analisis data univarian dengan deskriptif-analitik pada variabel inovasi sektor publik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa menurut model sound governance, praktik program revitalisasi pasar tradisional dan penataan PKL, belum sepenuhnya memberikan kebermanfaatan kepada para pedagang.

Bureaucratic reform is needed to improve the quality of public services. In line with those situation, Indonesia develop again the system of decentralization so that the region can innovate according to necessity, Surakarta is not exception. In improving services, the government of Surakarta implement revitalization of traditional market and management of street vendors.
Based on these conditions, this research aims to analyze the programs in Surakarta. This research use positivist approach and mix of data collection technique. Data analysis techniques is univarian with descriptive-analytic variables public sector innovation.
The result of this research show that according sound governance model, the practice of traditional markets revitalization and street vendor management innovation programme do not give benefits to traders.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widati
"Pasar tradisional merupakan aset yang sangat berharga bagi Kota Surakarta. Seiring dengan perkembangan pasar modern yang semakin pesat, keberadaan pasar tradisional lambat laun mulai terancam. Padahal pasar tradisional memiliki kontribusi yang tidak sedikit terhadap Pendapatan Asli Daerah dan Ketahanan Daerah. Pasar tradisional merupakan sumber penghidupan bagi sebagian besar masyarakat Kota Surakarta yang mayoritas bergerak di sektor perdagangan menengah ke bawah. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya pemberdayaan terhadap pasar tradisional agar keberadaan pasar tradisional dapat tetap dipertahankan dan mampu bersaing dengan pasar modern serta dapat mendukung ketahanan daerah Kota Surakarta. Pemberdayaan pasar tradisional yang dilakukan oleh Pemkot Surakarta melalui Dinas Pengelolaan Pasar meliputi beberapa hal, antara lain : pembangunan fisik bangunan pasar, pembangunan shelter untuk pedagang kaki lima, perbaikan pengelolaan pasar, dan peningkatan tata kelola atau manajemen pedagang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui obeservasi, wawancara dan data sekunder atau dokumentasi. Penelitian ini juga menggunakan teknik analisa data interaktif, dimana proses analisa datanya melalui empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk menguji validitas data yang telah didapat maka digunakan teknik triangulasi data. Berdasar pada penelitian yang telah penulis laksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa anggapan bertambahnya pasar modern di Kota Surakarta yang mengancam keberadaan pasar tradisional tidak sepenuhnya benar. Tetapi dari hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa pasar tradisonal masih bermasalah dengan kondisi internalnya sendiri. Pemberdayaan pasar tradisional yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta belum sepenuhnya berjalan dengan optimal. Karena hanya mengutamakan pembangunan fisik tanpa diikuti dengan perbaikan pengelolaan pasar dan manajemen pedagang.

Traditional markets are a valuable asset to the city of Surakarta. the rapid development of the modern market has threatened the exixtence of the traditional market. Whereas the traditional markets has been playing an important role to the Regional Income and Regional Resilience. Traditional markets has become the source of living for the majority of the traditional societies of Surakarta that engage in the low to medium level of trade. It therefore requires an effort to empower the traditional markets to maintain its existence and capability in competing with the modern market and to support the resilience of the city of ​​Surakarta. The empowerment of the traditional markets has been carried forward by the Regional Government of Surakarta through the Market Management Office includes among others : the physical construction of the market, the construction of the shelter for street vendors, improving the management of the market, and improving the management of the merchant. This is a qualitative research. Data were collected through observation, interviews and secondary data or documentation. It also used interactive data analysis techniques, in which the data analysis process is divided by four stages: data collection, data reduction, data presentation and conclusion. The research also used triangulation data in order to test the validity data. The analysis concluded that the assumption where the development of the modern markets in Surakarta has threatened the existence of the traditional market is not entirely correct. The research also showed that there are internal problem within the management of traditional markets. The empowerment of the traditional markets carried out by the Market Management Office of Surakarta did not run optimally. It is because the main priority was merely on the physical development without the improvement of the market and merchant management."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belshaw, Cyril S.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1965
332.644 BEL t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chong, Seong-mo
Seoul: Ewha Womans University Press, 2006
KOR 658.8 CHO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chung, Seung-mo
Seoul, Korea : Ewha Womans University Press, 2006
658.8 CHO m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Sari Ronadiba
"Berdasarkan teori perdagangan intemasional, terdapat hubungan antara keunggulan komparatif terhadap permintaan suatu produk di suatu negara. Suatu negara melakukan perdagangan intcmasional dengan negara lainnya karena dua hal, yaitu perbedaan sumber daya dan kemampuan berpnoduksi, serta tujuan untuk mencapai skala ckonomi (Krugman and Obstfeld, 1994). Berdasarkan pemikiran tersebut, peningkatan ekspor dapm dilakukan apabila suatu negara memiliki produk-produk yang kompetitii Dalam rangka mencapai pertumbuhm ekonomi, perubahan struktur produksi berdasarkan permintaan dalam negeri dan peluang perdagangan internasional sangatlah diperlukan. Proses pembahan tersebut akan mengikutsertakan kontribusi Sektor industri dan pexalihan keterganhmgan akan ekspor produk-produk primer ke produk-produk manuihktur sebaga suatu sumber devisa bagi negara. [nduslri manufaktur potensi lmtuk dikembangkan dalam sektor ekonomi di suatu negara. Namun, pnoduk-produk manufaktur Indonesia kuxang merniliki daya saing di pasar dunia sampai saat Antisipasi dapat dilakukan melalui divemitikasi pasar ekspor sehingga peningkatan ekspor non-migas, khususnya produk manufaktur, dapat dilakukan dengan m buka kesempatan terhadap pasar-pasar bam atau yang' disebut dengan pasar ?non-tradisionali Promosi ekspor merupakan salah satu diantara beberapa faktor penentu yang mempengaruhi peningkatan ekspor manufakmr Indonesia. Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Export Specializaiion Index (ESD dapat dignnakan untuk mencari produk-produk yang memiliki keunggulan komparatigdaya saing di dunia dan beberapa pasar non-iradisional (Afrika Selatnn, Brazil, dan Bulgaria). Disamping itu, Matrix Mandeng Competitiveness Matrix juga dapat digunakan untuk menganalisa posisi pasar suat produk dalarn rangka menentukan strategi promosi ekspor
According to the international trade theory, comparative advantage has a relation to the demand for a product in one country. There are two reasons why some cormtries do intemational trade. First, every country has diH`erent resources and producing capability. Second, some countries have the objective to achieve economics of scale. The di&`ererrt of resources was caused trading between two countries, and each country take gain from trade (Krugman and Obstfeld, 1994). Base on this concept, export performance will increase if a country has many competitive products. In order to create the economic growth. it is needed a change of production structure based on domestic demand and intemational trade opportunity. The changing process will involve a contribution of industry sector and a switchover of primary products export dependency to manufacturing products as a source of foreign exchange. Manuiircturing industry has a potential to be developed in economic sector in a cormtry. However, the Indonesia?s manufacturing products are still not competitive yet in global market until now. Anticipation can be done through export market diversification so that it should be opened for other markets that called as ?non-traditional? markets in order to increase Indonesia?s oil and gas exports, especially manufacturing products. Furthermore, trade promotion is one of the determinant factors that influence the increasing of Indonesia manufactming export product. Revealed Comparative Advantage (RCA) and Export Specially Index (ESI) are found usetirl to measure Indonesia?s Comparative Advantage level in the world and some non-traditional markets (South Africa, Brazil, and Bulgaria). Moreover, Matrix Mandeng Competitiveness Matrix is also usefirl to analyze the market position of the products concerned and decision of promotion strategy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Defny
"Departed from the innovative programs during the period of Joko Widodo in Surakarta that are still made as the model of the local public service reform, this article aims to discover and analyze the innovations of the Municipal Government of Surakarta (as known as Solo), the revitalization of the traditional market and the management of the street vendors, under the leadership of Joko Widodo (known also as Jokowi) as the mayor (2005 ? 2012) by using to Sound Governance Model. The research uses positivist approach through several data collection techniques, such as, in-depth interview with the program performing actors in the local government and the beneficiary actors; observation; and literature review. The data was collected throughout 2012 ? 2013 after Joko Widodo is no longer the incumbent Mayor, in order that the information of the innovations sustainability can be noticed. The outcome was analyzed as univariate and descriptively towards the dimensions of Sound Governance Model. The study suggests that there is a novel approach in running the innovative program of the traditional market revitalization and the street vendors management through an adaptive environmental development without discarding the orientation toward society-empowerment in Surakarta. Even so, the manifestation of the sound governance has not been related to the refinement of the positive impact for the stakeholders like traders, due to lack grounded from their substantive needs, poor performance management, and also the lacking stakeholder engagement in the program monitoring and evaluation. In contrast to previous existing reports, this research also suggests that the coherence between leadership and administrative capacity is inevitable for the sustainability of the innovation practices.

Berangkat dari program inovasi semasa kepemimpinan Joko Widodo di Surakarta yang tetap dijadikan model bagi reformasi pelayanan bagi masyarakat daerah, artikel ini bertujuan mengungkap dan menganalisis program-program inovasi Pemerintahan Kota Surakarta, revitalisasi pasar tradisional dan penataan pedagang kaki lima (PKL), semasa kepemimpinan Joko Widodo sebagai walikota (2005 ? 2012) menurut Model Sound Governance. Dengan pendekatan positivist melalui teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam terhadap para aktor di pemerintahan kota yang menjalankan program dan aktor penerima manfaat, observasi, dan studi kepustakaan, data dikumpulkan pada kurun waktu 2012 ? 2013 setelah Joko Widodo tidak menjadi walikota agar informasi keberlanjutan program inovasi tampak. Hasilnya dianalisis secara univariat secara deskriptif terhadap dimensi-dimensi Sound Governance. Hasil kajian menunjukkan terdapat kebaruan pendekatan dalam pelaksanaan program inovasi revitalisasi pasar tradisional dan penataan PKL melalui daya adaptif terhadap perkembangan lingkungan tanpa meninggalkan orientasi pada pemberdayaan masyarakat di Kota Surakarta. Pun demikian, manifestasi sound governance tersebut belum bertalian dengan peningkatan dampak positif bagi para pemangku kepentingan, seperti pedagang, karena tidak beranjak dari kebutuhan riil mereka dan kekeliruan pengelolaan kinerja, juga miskin pelibatan dalam monitoring dan evaluasi program. Berbeda dengan kajian dan pemberitaan secara umum, telaah ini juga menunjukkan bahwa koherensi antara kepemimpinan dan kapasitas administrasi menjadi tak terelakkan bagi keberlangsungan praktik inovasi."
2014
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko M. Hartono
"Trading activities, whether in traditional or modern markets, generate both solid waste and wastewater. This study aims to analyze the characteristics and composition of solid waste generated from traditional and modern markets and their potential reductions in Pasar Pondok Bambu and Pasar Cinere, based on waste generation, composition, and solid waste’s characteristics that are generated from both markets. The method used in this study is based on SNI 19-3964-1994 about Measurement and Collection Method for Waste Generation and Composition of Municipal Solid Waste Sample. Results showed that the average volume of solid waste generation from Pasar Pondok Bambu and Pasar Segar Cinere is 2.74 m3/day and 0.76 m3/day, respectively. The main components of Pasar Pondok Bambu solid waste are 65.56% garden and vegetable waste, 13.04% slaughterhouse waste, 7.34% plastic waste, and 7.28% food waste. Meanwhile, the main components of Pasar Segar Cinere are 58.77% garden and vegetable waste, 20.58% food waste, 9.60% plastic waste, and 3.76% paper waste. There is a chance to reduce the amount of waste in both traditional markets in order to reduce the waste load in landfills. Alternatives to reducing the amount of solid waste are through reducing, reusing, recycling, and composting. These alternatives are expected to reduce solid waste generation in both Pasar Pondok Bambu and Pasar Segar Cinere. In order to be able to be used as compost material, both sources of solid waste should add materials such as leaves from garden waste to increase the levels of carbon content. Based on solid waste composition, potential reduction waste in both Pasar Pondok Bambu and Pasar Segar Cinere is around 40%."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:5 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>