Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina Larasati
"Pihak manajemen proyek Apartemen The Residences at Dharmawangsa 2 telah membuat peraturan dan program keselamatan kerja untuk mencegah kecelakaan. Akan tetapi, masih terdapat pekerja konstruksi yang kurang patuh dalam melaksanakan peraturan dan program tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini membahas faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pekerja konstruksi terhadap peraturan dan program keselamatan kerja pada proyek Apartemen The Residences at Dharmawangsa 2, Jakarta Selatan, tahun 2011.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor internal dan faktor eksternal dengan kepatuhan pekerja konstruksi. Metode penelitian ini adalah survai. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi, sikap, motivasi, dan pengawasan berhubungan dengan kepatuhan pekerja konstruksi.

The Residences at Dharmawangsa 2 apartment project management board has made occupational safety regulations and programs to prevent accidents. However, there are construction workers who seem to be unaware to comply with this regulations and programs. Because of this issue, this study criticizes factors associated with construction workers? compliance towards occupational safety regulations and programs at The Residences at Dharmawangsa 2 apartment project, South Jakarta, 2011.
The objective of this study is to know the relationship of internal and external factors with compliance of construction workers. The methodology that has been used for this study is a survey-based methodology. This study is quantitative with cross-sectional approach.
The result of this study reveals that perceptions, attitudes, motivations, and supervisions towards construction workers has influenced compliance of construction workers."
Lengkap +
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Yustrianita
"Penelitian ini membahas tentang penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja bagian finishing PT. X di Proyek Apartemen Serpong pada tahun 2014. Faktor-faktor yang diteliti yaitu faktor internal meliputi sikap dan pengetahuan, faktor eksternal meliputi ketersediaan APD, kenyamanan APD, pengawasan dan peraturan APD. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum penggunaan alat pelindung diri pada pekerja Bagian finishing PT. X masih kurang, dari 50 responden didapatkan 36 responden (72%) tidak menggunakan APD.
Hasil uji statistik dengan Chi Square, menujukan pada faktor internal: tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p=0,623 > 0,05) dan sikap (p=0,311 > 0,05) dengan penggunaan APD. Faktor eksternal : terdapat hubungan yang bermakana antara ketersediaan APD (p=0,026 < 0,05), kenyamanan APD (p=0,039 < 0,05) dan pengawasan (p=0,036 < 0,05) dengan penggunaan APD dan tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=0,607 > 0,05) antara penggunaan APD dengan peraturan APD.

This study discusses the use personal Protective equipment of PT. X finishing workers in Apartement Serpong site, 2014. The variables studied were internal factor (knowledge and attitude) and external factor (availability of PPE, comforbility of PPE, supervision and regulation PPE). The result of this study show that 36 of 50 workers (72%) don?t use PPE.
The result of chi square test show that internal factor : there are no significant relationship between knowledge (p=0,623 > 0,05) and attitude (p=0,311 > 0,05) with the use personal protective equipment. External factor : there are significant relationship between availability of PPE (p=0,026 < 0,05), comfortability of PPE (p=0,039 < 0,05) and supervision (p=0,036 < 0,05) with the use personal protective equipment but there are no significant relationship between regulation PPE (p=0,607 > 0,05) with the use personal protective equipment.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Eddy Husin
"ABSTRAK
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang proyek konstruksi, merupakan suatu subyek yang oleh sebagian besar kalangan hanya dijadikan sebagai bahan percakapan selingan saja. Padahal fakta telah memperlihatkan bahwa bidang proyek konstruksi ini memang benarbenar merupakan industri yang berbahaya. Kegiatan Industri Proyek Konstruksi mempunyai sifat yang berbeda dengan industri lain, yaitu :
 Kegiatan lndustri terdiri dari bermacam-macam kegiatan yang rawan kecelakaan.
 Jenis - jenis kegiatannya sendiri tidak standar, sangat dipengaruhi oleh banyak faktor
luar seperti kondisi lokasi bangunan, cuaca, bentuk design, metode pelaksanaan dan
sebagainya.
 Perkembangan teknologi.
 Tingginya turn over tenaga kerja menjadikan masalah yang tersendiri.
 Banyak pihak-pihak yang terkait dalam proses konstruksi.
Oleh karena itu "Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Kegiatan Proyek Konstruksi Bangunan Bertingkat" merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proyek sesuai Biaya yang hemat, Waktu yang tepat, Mutu yang cermat dan Manusia berikut Bangunannya selamat adalah menarik untuk dipertimbangkan.
Penelitian ini melakukan analisis statistik terhadap sampel-sampel dalam bentuk questionnaire, yang memperlihatkan suatu basil bahwa kualitas penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) untuk :
Kinerja Biaya K-3 Proyek
Dengan model persamaan linier mempunyai pengaruh sebesar 83,2 %, dengan variabelvariabel penentunya adalah kualitas pengalaman kontraktor dalam penerapan program K-3, kualitas turn over personil proyek, kualitas sistem pengadaan sumber days manusia proyek dan kualitas sistem pelaporan dan evaluasi pelaksanaan program K-3.
Kinerja Kecelakaan Proyek
Dengan model persamaan Tinier mempunyai pengaruh sebesar 81,9 %, dengan variabelvariabel penentunya adalah kualitas perencanaan program K-3, kualitas sistem pelaporan dan evaluasi pelaksanaan program K-3, kualitas sistem pengadaan sumber daya manusia proyek, kualitas pengalaman kontraktor dalam penerapan program K-3 dan kualitas pengawasan pelaksanaan pekerjaan sesuai reneana kerja. Dan penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa penerapan program K-3 pads proyek mempunyai pengaruh postif dalam meningkatkan kinerja K-3 proyek, sehingga penerapan program K-3 pada proyek apabila dilakukan dengan baik dan benar akan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar untuk insdustri jasa konstruksi.
"
Lengkap +
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutry Safitri Handayani
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kelemahan pada setiap elemen yang menyusun program K3 yang menyebabkan kecelakaan kerja masih terjadi pada proyek konstruksi. Untuk itu penelitian ini melibatkan 2 data, yaitu data tentang elemen program K3 dari perusahaan konstruksi dan data kecelakaan kerja dari proyek konstruksi yang ditangani perusahaan konstruksi yang bersangkutan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus pada 4 perusahaan konstruksi dengan masing-masing 1 proyek konstruksi yang pernah ditanganinya. Mengacu pada literatur, disusun 9 elemen dari program K3, yaitu Safeti personnel, PPE (Personal Protective Equipment) atau APD (Alat Perlindungan Diri), Pengenalan dan Pelatihan K3 pada Pekerja Baru, Safety Meeting, Analisa Area dan Perkerjaan Berbahaya, Biaya K3, Pemeriksaan/Inspeksi, Catatan Kecelakaan, Perilaku Pekerja. Berdasarkan data kondisi setiap elemen pada program K3 perusahaan konstruksi yang ditinjau, lalu dianalisa secara kualitatif terhadap penyebab kecelakaan kerja pada proyek konstruksi perusahaan yang bersangkutan, ditemukan kelemahan yang terdapat pada setiap elemen yang menyusun program K3. Diantara seluruh elemen yang diteliti, terdapat 2 elemen yang paling berpengaruh, yaitu elemen PPE, dimana kelemahan ini merupakan penyebab langsung hampir seluruh kecelakaan kerja yang diteliti, baik kecelakaan ringan, berat maupun meninggal dunia. Elemen lain yang berpengaruh adalah biaya K3, dimana kelemahan elemen ini menjadi penyebab kelemahan elemen lain dalam program K3."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridhaninggar Rindu Aninda
"Permasalahan kesehatan akibat kurangnya cuci tangan pakai sabun (CTPS) masih menjadi masalah di dunia. CTPS belum banyak diterapkan oleh masyarakat, termasuk di MI Yapimda Jakarta Selatan yang baru saja mendapat intervensi untuk pertama kalinya oleh peneliti. Penelitian dilakukan pada 55 siswa kelas 4 dan 5 selama bulan Mei-Juni 2011 untuk melihat hubungan jenis kelamin, pekerjaan orang tua, suku bangsa orang tua, pengetahuan, sikap, dukungan orang tua, dukungan guru, sanksi sekolah, dan keterjangkauan fasilitas CTPS di sekolah dengan perilaku CTPS. Berdasarkan hasil penelitian, hanya dukungan orang tua yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku CTPS pada siswa MI Yapimda.

The lack of hand washing with soap (HWWS) still contributing many health problems. Society not adopted this concept widely, as researcher found in Yapimda Islamic Primary School (MI Yapimda) in South Jakarta, which never received any intervention before. During May - June 2011, 55 students from 4th and 5th grade observed to examine any connection between gender, parent's occupation, ethnic, knowledge, attitude, parental and teacher's support, school regulation, and the accessibility of facilities in school with the behavior of HWWS. As the result, only parental support had significant connection with student behavior of HWWS at MI Yapimda."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutarno
"[Industri konstruksi merupakan salah satu industri yang mempunyai potensi bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, dimana menempati urutan jumlah kecelakaan tertinggi bila dibandingkan dengan sektor lain. PT. XYZ merupakan kontraktor pembangunan gedung ABC yang telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, namun masih terdapat kasus kecelakaan. Berdasarkan data analisa kecelakaan PT. XYZ, penyebabnya sebagian besar adalah perilaku tidak aman pekerja.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tidak aman pekerja konstruksi pada proyek pembangunan gedung ABC Jakarta. Desain penelitian cross sectional, menggunakan kuesioner, analisis data mengunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan pengetahuan, persepsi, motivasi dan dukungan teman kerja dengan perilaku tidak aman pekerja, sedangkan pengawasan dan ketersediaan sarana prasarana tidak ada hubungan dengan perilaku tidak aman. Berdasarkan analisa regresi logistik ganda, variabel persepsi mempunyai nilai OR paling besar yaitu 4,328 sehingga persepsi merupakan faktor paling dominan mempengaruhi terjadinya perilaku tidak aman.
Disarankan bagi PT. XYZ untuk mengembangkan pendekatan yang sistematis dan aplikatif dalam rangka pencegahan perilaku tidak aman, salah satunya dengan program Behaviour Base Safety (BBS); melaksanakan pelatihan berkala untuk meningkatkan pengetahuan, persepsi dan motivasi sehingga menumbuhkan kepedulian pekerja terhadap keselamatan kerja; meningkatkan keterlibatan mandor dalam mengawasi pekerja berorientasi keselamatan pekerja.

The construction industry is one of the industries that has high hazard potential for accidents. It ranks the highest number of accidents compared to other sectors. PT. XYZ is a building contractor of ABC project who has implemented occupational safety and health management system, but cases of accidents are still there. Based on the PT. XYZ accident data analysis, the accidents are mostly caused by unsafe behavior of the workers.
This study wants to determine the factors that were associated with unsafe behavior of construction workers on the ABC building project in Jakarta. The study uses a cross-sectional study design and questionnaire. Chi square test and multiple logistic regressions were used to analyze data. The chi square test showed correlations between knowledge, perception, motivation and co-workers support and unsafe behavior of workers, while supervision and the availability of facilities were not associated with unsafe behavior. Based on the multiple logistic regressions analysis, the perception variable has the biggest OR value (4.328). It means that the perception is the most dominant variable influencing the occurrence of unsafe behavior.
PT. XYZ is suggested to develop systematic and applied approaches in order to prevent unsafe behavior. Some of the approaches are Behavior Based Safety (BBS) program and regular training program to increase the worker?s knowledge, perception and motivation so that the safety concerns of the workers can be raised. Additional program is to increase the involvement of foreman in overseeing the workers? by safety-oriented workers., The construction industry is one of the industries that has high hazard potential for
accidents. It ranks the highest number of accidents compared to other sectors.
PT. XYZ is a building contractor of ABC project who has implemented
occupational safety and health management system, but cases of accidents are still
there. Based on the PT. XYZ accident data analysis, the accidents are mostly
caused by unsafe behavior of the workers. This study wants to determine the
factors that were associated with unsafe behavior of construction workers on the
ABC building project in Jakarta. The study uses a cross-sectional study design
and questionnaire. Chi square test and multiple logistic regressions were used to
analyze data. The chi square test showed correlations between knowledge,
perception, motivation and co-workers support and unsafe behavior of workers,
while supervision and the availability of facilities were not associated with unsafe
behavior. Based on the multiple logistic regressions analysis, the perception
variable has the biggest OR value (4.328). It means that the perception is the most
dominant variable influencing the occurrence of unsafe behavior. PT. XYZ is
suggested to develop systematic and applied approaches in order to prevent unsafe
behavior. Some of the approaches are Behavior Based Safety (BBS) program and
regular training program to increase the worker’s knowledge, perception and
motivation so that the safety concerns of the workers can be raised. Additional
program is to increase the involvement of foreman in overseeing the workers’ by
safety-oriented workers.]"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunike Atara Trisyani
"Skripsi ini membahas tentang analisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja konstruksi di Proyek Y PT.X Tahun 2024. Kelelahan kerja (fatigue) adalah suatu kondisi dimana terjadi perasaan lelah dan penurunan fungsi mental dan fisik yang menyebabkan berkurangnya semangat kerja sehingga menurunkan efektivitas dan efisiensi kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kauntitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah prurposive sampling. Analisi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 48,9% responden mengalami kelelahan kerja. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja dengan faktor risiko terkait pekerjaan seperti beban kerja, durasi kerja, durasi lembur, jenis pekerjaan dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan, seperti konsumsi minuman berkafein, konsumsi air mineral, kualitas tidur, kuantitas tidur, dan pekerjaan sampingan.

Work fatigue (fatigue) is a condition where there is a feeling of fatigue and a decrease in mental and physical function which causes a decrease in morale, thereby reducing work effectiveness and efficiency. This study uses a quantitative approach with a cross-sectional design. The sampling technique used was purposive sampling. Data analysis in this study was carried out using two ways, namely chi square. The results of this study showed that 48.9% of respondents experienced job fatigue. There is a significant relationship between fatigue and work-related risk factors such as workload, work duration, overtime duration, type of work and non-work-related risk factors, such as caffeinated beverage consumption, mineral water consumption, sleep quality, sleep quantity, and side jobs"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Dahlia
"Usaha Jasa Boga Golongan A3 merupakan salah satu industri kecil sektor informal yang melayani kebutuhan umum dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja. Dalam mengolah bahan makanan usaha jasa boga di Jakarta pada umumnya menu tnakan bahan bakar elpiji karena elpiji mempunyai beberapa keunggulan dibanding bahan bakar lain. Disamping mempunyai keunggulan, elpiji juga tidak luput dari terjadinya kebakaran. Prevalensi kebakaran yang disebabkan oleh elpiji cukup tinggi, hal ini dikarenakan pengetahuan dan perilaku yang salah oleh pekerja dalam men gunakan elpiji.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat (Green 1991) dengan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji pada pekerja bagian pengolahan usaha jasa boga golongan A3 di Jakarta Selatan tahun 2002.
Penelitian ini menggunakan data primer tentang umur, pendidikan, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan tentang elpiji, pengetahuan tentang keselamatan kerja, prosedur kerja, fasilitas, pelatihan, kebijakan dan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji pada pekerja bagian pengolahan usaha jasa boga golongan A3. Desain penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, Iokasi penelitian di 10 (sepuluh) usaha jasa boga golongan A3 yang mempunyai izin tetap penyehatan makanan di Jakarta Selatan. Pcngambilan sampel secara purposive pada 100 pekerja bagian pengolahan, pengumpulan data primer melalui kuesioner untuk variabel umur, pendidikan, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan tentang elpiji, pengetahuan tentang keselamatan kerja, prosedur kerja, fasilitas kerja, pelatihan dan kebijakan. Wawancara dan observasi dilakukan untuk variabel dependen yaitu perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji_ Data dianalisa dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden berperilaku keselamatan kerja baik (73%), sedangkan yang berperilaku keselamatan kerja kurang baik sebesar (27%), sebagain responden berjenis kelamin Iaki-laki (70%), umur responden sebagian besar antara 18 - 49 tahun (91%), tingkat pendidikan tinggi (5%), menengah (59%) dan rendah (36%). Masa kerja responden sebagain besar kurang dari 10 tahun (74%) sedangkan pengetahuan responden tentang elpiji balk (44%), sedang (16%), kurang (40%) dan pengetahuan responden tentang keselamatan kerja baik (42%), sedang (32%) dan kurang (26%). Prosedur kerja, responden menjawab (57%) sesuai dan (43%) tidak sesuai. Fasilitas tersedia (42%), tidak tersedia (58%), ada pelatihan (33%), ada kebijakan (30%), dan sebagain besar tidak ada pelatihan dan kebijakan.
Hasil analisis bivariat temayata pengetahuan tentang elpiji (M0,048), pengetahuan tentang keselamatan kerja (P),037), prosedur kerja (P.),004), pelatihan (P),005) berhubungan secara bermakna dengan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji pads pekerja bagian pengolahan usaha jasa boga golongan A3 di Jakarta Selatan. Dari basil multivariate, variabel prosedur kerja (P,0256) dan pelatihan (M0,0295), memberikan hubungan yang bermakna dengan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji.
Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji, maka penelitian ini mengambil kesimpulan bahwa prosedur kerja dan pelatihan adalah faktor yang paling dominan dan erat hubungannya dengan perilaku keselamatan kerja maka penelitian ini juga memberikan saran agar memberikan pelatihan, monitoring, pengawasan tentang perilaku keselamatan kerja mengguaakan elpiji. Untuk semua usaha jasa boga agar meningkatkan fasilitas, memperhatikan prosedur kerja dan mensosialisasikan kebijakan agar tejadi suasana kerja yang mengutamakan keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

The A3 category of catering known is one of the informal small industries sector serving public need, which is processed by using special kitchen and helped by some hired hands. The process of raw food materials for catering business in Jakarta, generally uses elpiji because it has some advantages compared other fuels. Besides its advantages, elpiji as well as other fuels can not avoid the fire to happen. The rate of occurrences of fire caused by elpiji is high enough, and this is because the know how and correct manner is not sufficiently observed by workers using it.
The study has purpose to find out whether or not there is predisposition, causing and encouraging factors relationship (Green 1991) with working safety manners of the workers involved in catering business category A3 in South Jakarta in 2002.
This study uses primary data on age, education, gender, works experience/duration, knowledge on elpiji, the knowledge of the work safety, work procedures, facility, training, policy and manner of using elpiji safely at the processing division catering A3.
The design of study was quantitative to cross sectional approach, location at 10 (ten) catering A3 that hold permanent license of food sanitary at South Jakarta. The purposive sample selection is done to 100 processing workers, primary data collection through questioner on variable ages, education, gender, work experience/duration, knowledge of elpiji, knowledge of working safety, working procedures, working facilities, training and policies. Interviews and observation performed for dependent variable, that is working safety measures of using elpiji. Data analyze using univariat, bivariat and multivariat analyses.
The result of the study indicates that some respondents are good at observing safety manner (73%), while those behaving rather badly is (27%). Some respondents are of male sex (70%). Most of respondents age is between 18 - 49 years (91%); those of low education is (36%). Work experience/duration of some of the respondents is less than 10 years (74%), while their knowledge about elpiji ranges from good (42%), moderate (32%) and somewhat bad (26%). Work procedures answered by (57%) is in accordance with the regulation and as much as (43%) is not. About 42% of facilities is available, unavailable (58%); training provided (33%); policies imposed (30%), and mostly there is no training and policies provided.
The analysis outcome of bivariat indicates that the knowledge on elpiji (P=0.048), knowledge on safety (P~_037), work procedures (P=0.004), training (P=0.005) has significant relationship with the safety manner of using elpiji at the processing of catering business in Jakarta Selatan. As from the result of multivariate analysis, work procedure variables is (P=0.025) and training is (P=0.029), has significant relationship with the working safety manner of using elpiji.
From the factors having relationship with safety manner of using elpiji, this study concludes that work procedures and training is a dominant factor and has close relationship with working safety behavior. Thereby this study also offers suggestions to establish training, monitoring, control on working safety manner following the use of elpiji. For catering it is advised to foster facility, observe work procedures and socialize policies so that there will be an acceptable work atmosphere that put working safety and work health in the first place.
Bibliography : 44 (1980-2001)
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Imar Masriyah
"Perilaku tidak aman pada umumnya terkait dengan kecelakaan kerja. Kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja pekerja tidak lepas dari persepsi pekerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja itu sendiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi risiko keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Krama Yudha Ratu Motor. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan pekerja dengan persepsi baik sebanyak 47,3% dan pekerja dengan persepsi kurang baik sebanyak 52,7%. Analisis bivariat menunjukkan tingkat pengetahuan, sikap, pengalaman dan kondisi lingkungan kerja mempunyai hubungan yang signifikan terhadap persepsi risiko keselamatan dan kesehatan kerja (α=0,05). Disarankan pihak perusahaan untuk mengoptimalkan media informasi untuk meningkatkan pengetahuan, memberikan pelatihan yang memadai kepada pekerja baru dan pekerja lama secara berkala, dan meningkatkan pengawasan kerja.

Unsafe behavior is generally related to workplace accidents. Workers' awareness of the importance of safety and health can not be separated from the worker's perception itself.
The aim of this study is to determine factors that influence safety and health risk perception at PT. Krama Yudha Ratu Motor. This study is a descriptive analytic with cross sectional design.
The results showed that workers with good perception are 47.3% and workers with bad perceptions are 52.7%. Bivariate analysis showed that knowledge, attitudes, experiences and working conditions have significant relation to safety and health risk perception (α=0,05). Company is suggested to optimize the information media to improve workers? knowledge, provide adequate training to new and old workers regularly, and improve work supervision.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>