Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82959 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Martin Joel H.O
"ABSTRAK
Dalam situasi krisis ekonomi seperti saat ini, setiap perusahaan akan mengalami
kesulitan untuk mendapatkan dana dan pihak perbankan untuk melakukan ekspansi.
Sedangkan bila ekspansi tidak dilakukan maka perusahaan tidak akan mampu
mempertahankan pertumbuhan penjualan yang diinginkan. Oleh karena itu, penerbitan
saham baru perusahaan yang ditawarkan kepada publik pada harga Rp 550 per lembar
merupakan cara yang mudah untuk mendapatkan dana. Namun perusahaan juga harus
menerima konsekuensi atas tindakannya tersebut yaitu selalu memberikan informasi
perusahaan kepda publik sejelas-jelasnya.
Sebaliknya investor sebagai pihak yang menananamkan modalnya melalui pembelian
saham baru tersebut perlu menilai kewajaran harga saham yang ditawarkan perusahaan.
Pembelian saham yang overvalued akan memberikan kerugian bagi kalangan investor
karena pasar akan menyesuaikan harga saham tersebut pada harga wajarnya. Karya Akhir
ini berusaha menilai kewajaran harga saham tersebut dengan menggunakan dua metode
yaitu discounted cash flow dan P/E multiple.
Hasil perhitungan yang diperoleh dari metode discounted cash flow memperlihatkan
harga wajarnya sebesar Rp 678 per lembar. Sedangkan metode P/E multiple
memperlihatkan harga wajamya sebesar Rp 476 per lembar. Sehingga dengan adanya
hasil dari kedua metode perhitungan tersebut maka harga wajar saham PT Alfa Retailindo
Tbk berada pada range Rp 476 hingga Rp 678 per lembar. Bila harga saham PT Alfa
Retailindo, Tbk yang ditawarkan pada penawaran saham perdana dìbandingkan dengan
harga wajarnya maka harga saham yang ditawarkan tersebut berada pada range harga
wajarnya atau dengan kata lain harga saham tersebut fair price.
OIeh karena ¡tu investor yang berniat untuk menanamkan modainya di PT Alfa
Retailindo, Tbk dapat membeli saham tersebut.
"
2001
T3318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin F. Nur
"ABSTRAK
PT. Persero Jakarta Industrial Estate Pulogadung (PT. Persero JIEP) merupakan badan usaha
milik negara yang sahamnya dimiliki Departemen Keuangan RI dan Pemerintah DKI Jakarta.
Berlokasi di daerah Pulogadung, PT. Persero JIEP mengelola Kawasan Industri Pulogadung,
yang merupakan pioneer kawasan industri di Indonesia. Pendapatan utama perusahaan ini adalah
dari penjualan tanah kapling industri dan penyediaan sarana dan prasarana bagi investor yang
ingin berbisnis di kawasan ini. Namun dalam perkembangannya, pendapatan utama perusahaan
mulai bergeser dan penjualan tanah kapling industri yang semula memberikan kontribusi terbesar
kini bergeser dengan pendapatan dan penyewaan bangunan yang disebabkan oleh persediaan
lahan industri yang semakin terbatas.
Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan Indonesia, PT. Persero JIEP
semakin memantapkan diri menjadi pengembang properti kawasan industri dan bisnis terkemuka
untuk mengembangkan kawasan bisnis dengan basis industri bernilai tambah tinggi. Hal ini
sejalan dengan RUTR DM Jakarta tahun 1985 ? 2005 yang menetapkan orientasi pembangunan
dan pengembangan di wilayah timur dan barat, sehìngga Kawasan Industri Pulogadung yang.
berada di sentra timur menjadi makin berada di pusat kegiatan bisnis dan pemukiman.
Kondisi tersebut menuntut langkah antisipatif dan kegiatan yang terfokus agar dapat
memberikan kontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan kota Jakarta sebagai service city,
khususnya di wilayah Jakarta Timur. Sejalan dengan visi dan misi perusahaan serta berbekal
pengalaman dalam mengembangkan Bangunan Pabrik Siap Pakai, serta memenuhi permintaan
pasar untuk melakukan kegiatan bisnis, perdagangan, distribusi dan kantor secara terpadu
berbasis hightech yang non polutan PT. Persero JIEP merencanakan untuk membangun Multi
Used Building (MIJB).
Penyelesaian masalah restrukturisasi perbankan yang sampai saat ini masih tertunda-tunda,
mengakibatkan sulitnya pemberian kredit baik itu untuk pembebasan tanah, pematangan dan
pembangunan prasarana proyek skala menengah dan skala besar. Sehingga pilihan pendanaan
bagi sektor properti bertumpu pada modal sendiri, atau dari dana strategic partner melalui
penjualan saham (Privat placement) atau bersumber dari hasil pencatatan saham di Bursa Efek.
Karya akhir ini membahas kelayakan PT. Persero JIEP untuk melakukan initial Public
Offering, sebagai alternatif pembiayaan proyek tersebut diatas yang rencananya akan dibiayai
100% dan pengumpulan dana hasil Go Public .Kelayakan Go Public bagi PT. Persero JIEP
ditinjau dari berbagai segi, antara lain kondisi makro Indonesia, kemungkinan pertumbuhan
perusahaan dan penghitungan saham perdana.
Kondisi ekonomi makro Indonesia tidak saja dipengaruhi oleh faktor dari dalam negeri,
tetapi juga dari luar negeri. Serangan terhadap Gedung World Trade Centre di Amerika Senkat
pada bulan November 2001, juga memberikan implikasi yang kurang baik bagi Indonesia karena
merosotnya perekonomian dunia. Imbas dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1998,
dan tertundanya penyelesaian masalam di dalam negeri dan ketidak konsistensian pemerintah
dalam mengeluarkan kebijakan yang memberikafl rangsangan terhadap investasi mengakìbatkan
optimisme pasar terhadap sektor properti kurang. Hal ini tercermin dalam kinerja emiten properti
di bursa saham per Qktober 2001, hampir semua mengalami kerugian rata-rata 26%.
Dan segi pertumbuhan1 PT. Persero JIEP memiliki prospek yang cukup baik. Laba
perusahaan dari tahun ke tahun niengalami peningkatan, bahkan saat Indonesia dilanda krisis
ekonomi, laba setelah pajak perusahaan tetap menunjukkan peningkatan. Hal ¡ni dibarengi
dengan kondisi perusahaan yang selalu dalam kondisi ?Sehat Sekali?.
Salah satu aspek yang cukup menentukan keberhasilan go publik adalah harga saham.
Perhitungan harga saham dilakukan dengan menggunakan metode Discounted Freecashflow
mendapatkan nilai per lembar dengan range harga Rp 1.231,- sampai dengan Rp 1.284,-
Sedangkan dengan metode P/B Rasio, yaitu berturut-turut sebesar Rp 1.704 per lembar. Satu
satunya perusahaan yang sejenis yang telah masuk bursa yaitu PT. Jababeka,Tbk menawarkan
saham pada harga perdana sebesar Rp 4.950 dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar. Dalam
perkembangan tiga tahun terakhir harganya terus turun, bahkan berada dibawah harga nominal.
Pada tahun 2001 rata-rata harga saham berada dibawah kisaran Rp 200 per lembar. Future value
harga sahani KIJA tahun 2003 dengan r 14% adalah sebesar Rp 294,-.
Dengan melihat kondisi tersebut diatas, penulis menyarankan PT. Persero JIEP untuk
mencari alternatif pembiayaan lain dengan biaya yang lebih murah. Go publik tidak selalu
berhasil seperti yang diharapkan, selain itu biaya go publik juga tidak sedikit. Pendanaan
pembangunan Multi Used Building disarankan dengan penawaran obligasi. Hal ini
mempertimbangkan kondisi pertumbuhan perusahaan yang cukup baik, serta komparatif
advantage perusahaan yang berlokasi di daerah yang sangat strategis.
"
2002
T5011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hudiyanto
"ABSTRAK
Karya akhir ini merupakan penclitian kembali fenomena underpricing pada penawaran
umum saham perdana yang terjadi di Bursa Efek Jakarta. Beberapa penelitian sejenis telah
dilakukan pada waktu sebelumnya, sebagaimana oleh Hanafi dan Husrian (1991), Hanafi
(1997), Rufitialfian (1999), Daijono (2000), Herniawan (2000), serta Kusumaningtyas (2000).
Dalam berbagai literatur keuangan disebutkan bahwa harga penawaran perdana
(offering price) pada penawaran umum saham perdana (IPO) Iebih rendah dan nilai wajarnya
atau mengalami underpriced. Hal ini menyebabkan diperolehnya first-day abnormal return
yang positif dan siginifikan bagi pembeli saham di pasar perdana dan menjual kembali saham
tersebut di hari pertama atau kedua setelah diperdagangkan di pasar sekunder.
Karya akhir ini rnempunyai tiga tujuan utama, yaitu untuk mengetahui keberadaan dan
besarnya underpricing saham perdana, perilaku saham perdana, serta menentukan variabel
variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing. Kajian karya akhir ini
juga ingin meneliti hubungan antara besaran underpricing dengan kondisi pasar modal
Indonesia yang terpengaruh oleh krisis moneter yang mulal berdampak pada bulan Juil 1997.
Penelitian mengambil sampel dari emiten-emiten yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta
dad tahun 1996 sampai dengan 2000.
Hasil penelitian menunjukan bahwa selama periode tahun 1996 sampai dengan tahun
2000, saham perdana mengalami derpricing sebesar 21 96% secara rata-rata dan siginifikan
pada saat pertama kali perdagangan. Perhitungan tersebul menggunakan metode market
adjusted abnormal return.
Penelitian juga mendapalkan fakta bahwa kondisi bursa yang terpengaruh oleh krisis
moneter Juli 1997 mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat underpricing. Jika pada
periode 1996 sampai dengan JuIi 1997 tingkat underpricing IPO yang terjadi sebesar 14,77%,
maka pada periode Agustus 1997 sampai dengan 2000 tingkat underpricing meningkat tajam
sebesar 109,07% menjadi 30,88%. Hal ini menyimpulkan bahwa semakin besar risiko
investasi di pasar modal maka semakin besar pula tingkat underpricing IPO.
Perilaku saham perdana yang dapat dilihat dari pola CAAR menunjukan bahwa tingkat
underpricing yang terbesar hanya terjadi pada hari pertama. Pada hari kedua, saham perdana
mengalami koreksi yang signifikan. AAR yang diharapkan positif pada hari-hari berikutnya
nampak tidak selalu terjadi. Yang terjadi adalah pola CAAR yang cenderung menurun
meskij,un tidak besar dan signifikan. Pada bulan ketiga, saham perdana menunjukan pola yang
menurun dan terjadi sampai akhir bulan ke enam. Lebih jauh lagi, penelitian yang mengkaji
tiga variabel yang diduga berpengaruh penting terhadap tingkat underpricing menyimpulkan
bahwa vaniabel kondisi bursa-lah yang mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat
underpricing. Sedangkan vaniabel besaran ROE dan DER tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap tingkat underpricing.
Fenomena underpricing pada saham perdana menjadi hal yang menarik karena
mempunyai implikasi yang luas. Bagi para akademisi hal ini dapat melemahkan teori hipotesa
pasar modal yang efisien, khususnya bentuk setengah kuat (semi strong). Bagi para pelaku
pasar modal, hal ini dapat dijadikan referensi untuk menyusun strategi yang tepat, bijaksana
dan rasional dalam merespon peristiwa penawaran saham perdana di masa depan.
"
2002
T2393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahusuly, Samuel James
"ABSTRACT
Penelitian ini menyelidiki hubungan porsi saham yang ditawarkan ke publik oleh perusahaan pada saat melakukan initial public offering (IPO) dengan kinerja jangka panjang saham perusahaan di Indonesia. Sampel penelitian meliputi 140 IPO perusahaan non-keuangan di Indonesia pada periode 2000-2010. Metode pengukuran kinerja jangka panjang saham menggunakan market-adjusted cumulative abnormal returns dan buy-and-hold returns. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan nonlinear antara porsi kepemilikan saham publik (free float) dengan kinerja jangka panjang saham pada periode 36 bulan setelah IPO dilakukan. Hubungan nonlinear antara free float dengan kinerja jangka panjang saham bertahan setelah dikontrol terhadap kinerja operasional perusahaan satu tahun sebelum IPO

ABSTRACT
This research aims to investigate the relationship between percentage of stocks offered to the public by firms (public float) at the time they went public and their long-term aftermarket performances. Research sample includes 140 IPOs of Indonesian non-financial listed companies within 2000-2010 periods. Market-adjusted cumulative abnormal returns and buy-and-hold returns methods are used to measure the long-term performance. The research finding shows the existence of a nonlinear relationship between public float percentage and long-term aftermarket performance 36-months after the IPO. This nonlinear relationship persists even after controlling pre-IPO operating performance."
2014
S55999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adnan Taher
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak IPO terhadap return industrinya, secara umum menunjukkan bahwa IPO memiliki dampak yang tidak signifikan terhadap return industrinya, dari dampak secara umum IPO terhadap return industrinya tersebut yang tidak signifikan secara statistik, penelitian ini mencoba mengklasifikasikan IPO berdasarkan 2 dampak yang berbeda yang menyebabkan IPO tidak signifikan (secara umum) terhadap industrinya, 2 dampak ini dipisahkan menjadi 2 model efek yaitu information effect dan competitive effect, masing – masing model mengklasifikasikan IPO sesuai dengan karakternya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan setelah IPO diklasifikasikan sesuai dengan karakternya masing – masing, IPO tetap tidak signifikan mempengaruhi return industrinya.;Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak IPO terhadap return industrinya, secara umum menunjukkan bahwa IPO memiliki dampak yang tidak signifikan terhadap return industrinya, dari dampak secara umum IPO terhadap return industrinya tersebut yang tidak signifikan secara statistik, penelitian ini mencoba mengklasifikasikan IPO berdasarkan 2 dampak yang berbeda yang menyebabkan IPO tidak signifikan (secara umum) terhadap industrinya, 2 dampak ini dipisahkan menjadi 2 model efek yaitu information effect dan competitive effect, masing – masing model mengklasifikasikan IPO sesuai dengan karakternya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan setelah IPO diklasifikasikan sesuai dengan karakternya masing-masing, IPO tetap tidak signifikan mempengaruhi return industrinya.

ABSTRACT
This Study aim to analyze the effect of IPO on their Industry's return, generally the IPO shows that IPO has insignificant effect on the return of their own industry, from that general effect of IPO on their industry's return that statistically insignificant, this study try to classified IPO based on two different effects that caused insignificant effect of IPO (generally) on their Industry, this effect has 2 models, Information effect and Competitive effect, each model classified IPO based on their characteristics. This result of this study shows that even after IPO classified by their characteristics, IPO still has insignificant effect on their industry's return., Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak IPO terhadap return industrinya, secara umum menunjukkan bahwa IPO memiliki dampak yang tidak signifikan terhadap return industrinya, dari dampak secara umum IPO terhadap return industrinya tersebut yang tidak signifikan secara statistik, penelitian ini mencoba mengklasifikasikan IPO berdasarkan 2 dampak yang berbeda yang menyebabkan IPO tidak signifikan (secara umum) terhadap industrinya, 2 dampak ini dipisahkan menjadi 2 model efek yaitu information effect dan competitive effect, masing – masing model mengklasifikasikan IPO sesuai dengan karakternya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan setelah IPO diklasifikasikan sesuai dengan karakternya masing – masing, IPO tetap tidak signifikan mempengaruhi return industrinya.]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Hartini Santoso
"Tesis ini membahas tentang pelaksanaan suatu perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka. Dalam hal ini perseroan harus merubah jenis perseroan yang tadinya berstatus tertutup menjadi status terbuka yang dalam arti untuk melakukan hal tersebut harus dilakukan harus terlebih dahulu melakukan suatu penawaran umum atau lebih dikenal dengan istilah "go public" atau IPO (Initial Public Offering) atau merupakan suatu penawaran saham perdana ke publik. Hal ini harus menempuh tahap awal sebelum melakukan penawaran umum. Dalam proses go public hal pertama yang harus dilakukan adalah due diligence. Due diligence merupakan penelitian yang dilakukan terhadap seluruh aspek perusahaan, untuk mendapat keyakinan akan kondisi perusahaan. Tahap-tahap untuk melakukan penawaran umum perdana atas saham perseroan adalah Tahap Persiapan, Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran, Tahap Penawaran Saham di Pasar Perdana, Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek. Tahap-tahap penawaran umum ini merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan bagi perseroan yang akan menjadi perseroan terbuka sesuai dengan ketentuan dari Bapepam-LK. Dilakukan pertama kali dengan mengajukan persyaratan pendaftaran kepada Bapepam-LK sesuai dengan Ketua Bapepam Nomor Kep.50/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, Lampiran IX.C.1. Pelaksanaan Penawaran Umum Perdana (IPO) PT. X, Tbk dalam penerapan dalam ketentuan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal sudah diterapkan dengan baik serta memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan oleh Bapepam-LK yang disyaratkan dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.C.1 tersebut. PT. X, Tbk telah dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK tanggal 19 November 2010, dan melakukan public expose selama 3 hari dalam rangka penawaran umum. Dengan demikian sejak melakukan public expose tersebut, Perseroan mendapat respon yang sangat baik dari para investor, terbukti dengan adanya kelebihan permintaan atas saham perseroan yang ditawarkan (oversubscribed) sebanyak 5 (lima) kali. Sehingga dengan adanya oversubscribed ini, maka perseroan melakukan penjatahan atas saham yang ditawarkan.

This thesis discusses the implementation of a closed corporation to a corporation is open. In this case the company must change the type of company that had status to the status of open-closed in the sense to do so must be done must first conduct a public offering, or better known by the term Go public or IPO (Initial Public Offering) or an initial public offering to the public. This should take an early stage before making a public offering. In the process of going public the first thing to do is due diligence. Due diligence is an ongoing research on all aspects of the company, to gain confidence in the condition of the company. The stages for the initial public offering of shares of the company are Preparatory Phase, Phase Filing a Registration Statement, Phase Offer Shares in the Primary Market, Phase Listing Shares on the Stock Exchange. Stages of a public offering is an absolute requirement to do for the company that will become publicly-listed companies in accordance with the provisions of Bapepam-LK. Was first done by submitting to the registration requirements in accordance with Bapepam-LK chairman of Bapepam No. Kep.50/PM/1996 dated January, 17 1996 regarding Guidelines Concerning the Form and Content of Registration Statement for Public Offering, Appendix IX.C.1. Implementation of an Initial Public Offering (IPO) of PT. X, Limited in the application of the provisions of Law No. 8 Year 1995 concerning Capital Market has been implemented well and meets the requirements specified by Bapepam-LK required by Bapepam-LK IX.C.1 it. PT. X, Limited has been declared effective by Bapepam-LK dated 19 November 2010, and conduct public expose for 3 days in the framework of a public offering. Thus since made public expose, the Company received a very good response from investors, as evidenced by the presence of excess demand for company shares offered (oversubscribed) of 5 (five) times. So that the existence of this oversubscribed, the company doing the allotment of shares offered."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T21839
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Reza Benaji
"Tesis ini membahas tentang valuasi nilai wajar harga saham Perum Pegadaian yang berencana melakukan IPO pada tahun 2012. Valuasi dilakukan dengan metode Discounted Free Cash Flow to Equity. Terdapat dua model yang digunakan dalam melakukan valuasi yaitu Constant Growth Free Cash Flow to Equity dan Two Stage Discounted Free Cash Flow to Equity. Model Two Stage Discounted Free Cash Flow to Equity menggunakan empat kemungkinan pertumbuhan dalam menghitung terminal value berdasarkan estimasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah nilai wajar harga saham Pegadaian berdasarkan lima skenario yang telah dibuat.

This thesis discusses the valuation of fair value of Perum Pegadaian share price that planned to go public in 2012. The valuation was performed using Discounted Free Cash Flow to Equity method. There are two models used in performing the valuation, the Constant Growth Free Cash Flow to Equity Model and the Two Stage Discounted Free Cash Flow to Equity Model. The valuation using Two Stage Discounted Free Cash Flow to Equity Model used four growth possibilities in calculating the terminal value based on estimated Gross Domestic Product growth of Indonesia. The results of this study is the fair value of Pegadian share price based on the five scenarios."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T30098
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Kharisma
"Komunikasi serta publikasi merupakan salah satu elemen penting dari tahapan pelaksanaan penawaran umum saham perdana atau yang biasa disebut juga dengan Initial Public Offering (IPO). Oleh sebab itu keberadaan seorang Public Relations ataupun Corporate Secretary di dalam struktur organisasi perusahaan yang akan rnelakukan lPO sangatlah dibutuhkan, untuk membuat suatu strategi PR guna mendukung pelaksanaan IPO. Tidak ada model strategi PR yang dirancang khusus untuk mendukung pelaksanaan IPO perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan. Perusahaan yang bergerak dibidang jasa kesehatan, yang akan melakukan IPO, di dalam membuat strategi komunikasi dapat menggunakan model-model strategi komunikasi yang sudah ada. Selain melakukan analisa terhadap situasi, analisa organisasi serta analisa publik, ada 3 (tiga) hal utama lainnya yang harus diperhatikan pada saat membuat strategi PR, yaitu: menentukan tujuan program, mengetahui sumber daya yang dimiliki dan mengetahui reputasi perusahaan. Ada beberapa hal yang berpotensi menjadi hambatan dan harus diperhatikan ketika menerapkan strategi PR pada perusahaan jasa kesehatan yang akan melakukan IPO, yaitu ketika menerapkan strategi media relations atau media communications strategy dan kemungkinan terjadinya lack of communication antara perusahaan dengan karyawan. Hendaknya dibuat langkah-langkah antisipatif agar hambatan-hambatan yang ada tidak menjadi sesuatu hal yang menganggu proses implementasi strategi PR.

Communication and publication are important elements in conducting an initial public offering (IPO). For that reason, it is imperative to have a Public Relations or Corporate Secretary in the company?s organizational structure in order to formulate a PR strategy to support the IPO. There are no specially designed models of PR strategies to support IPO for health services companies. To conduct the IPO, those particular companies can utilize the existing models of the communication strategies. In addition to the analyses of the situation, organization and public, there are three primary issues to be noted in formulating a PR strategy, which are: determining the objectives of the program, familiarizing the resources and diagnosing the organizations reputation. There are several issues that may become obstacles and should be noted when applying PR strategies for health services companies that are about to conduct IPO, which are media relations strategies or media communications strategies and the possibility of any lack of communications between the company and its employees. Anticipated measures should be prepared for obstacles that may disrupt the implementation of the PR strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T29385
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Citra Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi overoptimisme investor pada awal perdagangan di pasar sekunder dan menguji penganth optimisme investor dan kinerja pemsahaan pra-IPO terhadap long-run underpeiformance saham pasca IPO. Faktor-fakor yang di duga berpengaruh terhadap ovcroptimisme investor dan long-run underpeiformance adala.h debt to equity ratio (DER), operating pro/it margin (OPM), dan fora! asset turn over (T ATO) pada dua ta.hun dan satu tahun scbclum IPO ser-ta kinerja opcrasi IPO secara rata-rata yang terdapat dalam prospektus penisahaan. Fakror DER, OPM, dan TATO tidak terbukti secara konsisten berpengaruh terhadap overoptimisme investor pada awal perdagangan. Variabel DER sat1.| tahun dan DER rata-rata dua tahun sebelum IPO terbukti secara konsisten berpengaruh positif signifikan terhadap underperformance saham IPO pada I2 bulan Setelah IPO. Sedangkan overoptimisme investor terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap buy-and-hold return I2 buian pasca IPO
This research has purpose to explore several factors that influence investor over-optimism in early trade in secondary market and to test the influence of investor over-optimism and pre-IPO company perfomance to stocks?s long-run underperformance after IPO. Several factors that estimated have influence to investor over-optimism and pre-IPO company performance is debt to equity ratio (DER), operating profit margin (OPM), and total asset tum over (TATO) in two years and one year before IPO, and average IPO operational performance which is contained in company prospectus. The results show that DER, OPM, and TATO not proved consistently have influence to investor over-optimism in early trade. One year DER and two years average DER before IPO proved consistently have significant positive influence to IPO stocks underperformance in I2 months aher IPO. Investor over-optimism proved has significant negative intluenee to I2 months buy-and-hold retum post IPO."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian
"Tesis ini membahas tentang penilaian nilai saham perusahaan yang dilakukan dengan dua metode yaitu FCFF dan Option Pricing Model. Untuk melakukan valuation dibutuhkan analisis data perusahaan secara keseluruhan terlebih dahulu. Data makro ekonomi, data keuangan, dan data industri dimasukan dalam karya akhir ini untuk mendapatkan asumsi yang tepat mengenai valuation dengan FCFF. Valuation dengan metode Option Pricing di lakukan dengan mengetahui nilai pasar atas aktiva cadangan minyak bumi dan gas yang belum di eksplorasi oleh perusahaan, dan mengetahui potensi cash flow yang mungkin di hasilkan di masa depan. Dengan dilakukan beberapa hal tersebut diatas diharapkan dapat diketahui nilai sebenarnya dari saham PT Medco Energi Internasional.

This thesis elaborate and analyzing the company value to its stock valuation by two methods, there are FCFF and Option Pricing Model. Deep Analitical review of company as a whole is a must for do these kind of valuation. Macro economic, financial, and industry data analysis are implied in this thesis to get the proper assumtion about the number and ratio to use in projection of the FCFF. The option pricing valuation was evalueate by knowing the market value of oil and gas reserve that company have, but not explored yet, it can predict the potensial cash flow in the future if the company delay the project. These method expecting to know the real value of PT Medco Energi Internasional Tbk stock.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25532
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>