Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182341 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suningrat
"ABSTRAK
Dalam bangunan pusat perbelanjaan terdapat risiko kebakaran. Hal ini dapat dilihat dari bervariasinya aktivitas serta material yang terdapat dalam pusat perbelanjaan yang dapat menyebabkan risiko kebakaran semakin besar serta memberi kontribusi dalam penjalaran api saat terjadi kebakaran. Di samping itu, karakteristik pengunjung juga berkontribusi dalam proses evakuasi saat terjadi kebakaran. Berdasarkan hal tersebut, penyediaan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta manajemen tanggap darurat yang baik merupakan cara yang efektif guna mencegah dan meminimalisir terjadinya kebakaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sarana pencegahan dan penanggulangan serta manajemen tanggap darurat yang terdapat di ITC Depok yang dibandingkan dengan dengan standar yang berlaku di Indonesia dan Internasional, yaitu Permen PU No.26/PRT/M/2008, Kepmen PU No.11/KPTS/ 2000 dan NFPA (10, 13, 14, 72, 101). Dalam gedung ITC sudah dilengkapi dengan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta manajemen tanggap darurat. Namun terdapat beberapa komponen sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta manajemen tanggap darurat yang belum sesuai dengan standar acuan yang digunakan.

ABSTRACT
In shopping center, there is a fire risk. This can be seen from the variety of activities and materials in the shopping center that could lead to greater fire risk and contributing to the spreading of flames during fire. In addition, the characteristics of visitors also contribute when process of evacuation during fire. Accordingly, the provision of good prevention and control of fire and emergency response management is an effective way to prevent and minimize the occurrence of fire.
The objective of this study is to know facilities of prevention and control of fire and emergency response management in ITC Depok which compared with the standards prevailing in Indonesia and International, which Permen PU No.26/PRT/M/2008, Kepmen PU No.11/KPTS/2000 and NFPA (10, 13, 14, 72, 101). In the ITC building has been equipped with facilities of prevention and control of fire and emergency response management. However there are several components of facilities of prevention and control of fire and emergency response management that have not been in accordance with the reference standard used.
"
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Sari
"Karawang Central Plaza termasuk dalam pusat perbelanjaan yang terdiri dari berbagai jenis aktifitas yang memiliki resiko kebakaran besar. Berdasarkan NFPA 101 area umum dengan luas lebih dari 5000 M2 dan berpenghuni minimal 50 orang harus menerapkan sistem Manajemen Kebakaran dan Tanggap Darurat Penyusunan. Skripsi bertujuan untuk membandingkan Sistem Manajemen Kebakaran pada Karawang Central Plaza dengan standard NFPA 10,13, 14, 72 dan 101.
Desain studi dalam penelitian ini adalah observasional dengan cara observasi ke lapangan dan telaah dokumen. Pada Gedung Karawang Central Plaza terdapat beberapa ketidaksesuaian seperti kontrol panel tidak berfungsi. Skripsi ini diharapkan dapat menyediakan informasi yang cukup mengenai pentingnya aspek pencegahan kebakaran dan tangga darurat bagi Karawang Central Plaza.

Karawang Central Plaza categorized as shopping centre which in consisting of different types of activities that have a major fire risk. According to NFPA 101 a common area with an area of more than 5000 M2 and occupied at least 50 people shall implement systems Fire Management and Emergency Response. This essay has an aims to compare the Fire Management Systems at Karawang Central Plaza with NFPA standard 10, 13, 14, 72 and 101. The
Study Design was use is an observational study by field observations and document review. At KCP there is a discrepancy as known control panel does not work. This essay is expected to provide enough information about the importance of the fire prevention and emergency date for Karawang Central Plaza Keyword Fire shopping mall prevention and control of fire emergency response management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Kusumaningsih
"Kebakaran merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang dapat menyebabkan banyak kerugian. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sistem pencegahan, penanggulangan dan tanggap darurat kebakaran di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia tahun 2012. Hasil dari penelitian ini selanjutnya akan dibandingkan dengan Kepmen PU No. 11/KPTS/2000, Kepmen PU No. 10/KPTS/2000, Permen PU No. 26/PRT/M/2008, Perda DKI Jakarta No. 8 Tahun 2008, dan standar Internasional NFPA 10, 13, 14, 72, dan 101. Klasifikasi bahaya gedung Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia merupakan klasifikasi bahaya sedang I dan termasuk kebakaran kelas A dan C.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia belum memiliki manajemen penanggulangan kebakaran yang sesuai dengan standar. Sistem proteksi aktif sudah cukup sesuai dengan standar. Struktur bangunan sudah memenuhi persyaratan. Sedangkan untuk pintu darurat dan tempat berkumpul sementara tidak diberi tanda. Gedung perpustakaan ini belum memiliki akses pemadam khusus serta program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana kebakaran. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sistem pencegahan, penanggulangan dan tanggap darurat kebakaran di Perpustakaan ini masih perlu ditingkatkan, khususnya dalam hal manajemen.

Fire is an accident that can cause many losses. The objective of this study is to analyze fire prevention, protection, dan emergency response in University of Indonesia?s Central Library Building, Year 2012. The results of this study are then compared to Kepmen PU No. 11/KPTS/2000, Kepmen PU No. 10/KPTS/2000, Permen PU No. 26/PRT/M/2008, Perda DKI Jakarta No. 8 Tahun 2008, and NFPA 10, 13, 14, 72, 101. Building hazard classification for this library are classified as moderate I dan class A and C.
The results show that emergency response management doesn?t exist and this is not comply to the regulation. Fire protection systems are quite appropriate with the regulation. Building structure has been complied to the regulation. Meanwhile, there are no sign for emergency doors and meeting point. This building didn?t have fire fighter access and fire facility maintenance program. In conclusion, fire safety systems in this building need to be improved, especially for the emergency response management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Lestari
"Kebakaran dapat menyebabkan kerugian baik jiwa, material dan aset berharga. Penelitian ini bertujuan untuk mengaudit manajemen kebakaran dan sistem tanggap darurat di gedung Fakultas X ? Universitas Indonesia Depok. Hasil audit terhadap sarana dan prasarana kebakaran serta sistem tanggap darurat selanjutnya dibandingkan terhadap Building Code Australia (BCA) dan Peraturan dan Ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung Kep.MenPU.No 10/KPTS/2000. Gedung yang diaudit terdiri dari Gedung A, B, C, D, F dan G. Klasifikasi gedung A, B, D, F, dan G merupakan Kelas 5 sedangkan gedung C merupakan kelas 9b. Variabel yang diaudit adalah jalan keluar, struktur bangunan, sistem detektor dan alarm, sistem komunikasi dan peringatan darurat kebakaran, prosedur evakuasi, peralatan pemadam kebakaran seperti alat pemadam api ringan (APAR), hidran, springkler, serta sistem tanggap darurat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jalan keluar belum memenuhi persyaratan karena terkunci. Struktur bangunan secara umum sudah memenuhi persyaratan karena merupakan konstruksi beton bertulang. Sistem detektor dan alarm hanya terdapat pada gedung G, sedangkan gedung lainnya belum memenuhi persyaratan (belum tersedia, rusak, atau tidak berfungsi). Pada gedung G terdapat sistem komunikasi dan peringatan darurat kebakaran, namun pada gedung lain belum tersedia. Belum terdapat metode dan prosedur evakuasi untuk pengosongan gedung. Peralatan pemadam kebakaran khususnya APAR sudah tersedia dan memenuhi persyaratan pada semua gedung, namun untuk hidran dan springkler hanya tersedia di gedung G. Belum tersedianya sistem tanggap darurat di fakultas ini. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran pada fakultas ini masih perlu ditingkatkan.

Fire may cause loss of life, material and valuable assets. The objective of this study is to conduct audit for fire safety and emergency response in the building at Faculty X, University of Indonesia, Depok. The audit results on the building fire safety facilities including emergency response and preparedness are then compared to the Building Code Australia (BCA) and Indonesian regulation on the building fire safety (Kep.MenPU.No 10 and 11/KPTS/2000). The building selected are Building A, B, C, D, F and G. Building classification for A, B, D, F and G are classified as Class 5, while Building C is classified as Class 9b. Variable which are evaluated including emergency exit, building structure, fire alarm and detector, communication and fire warning system, evacuation procedure, portable fire extinguishers, hydrant, sprinkler, and emergency response preparedness. Results suggested that emergency exit is locked, and this is not comply to the regulation. Building structure has been complied to the regulation since it was made of concrete. Fire detector and alarm only provided in Building G, while other building is not available. There is no evacuation procedure available. Portable fire extinguisher has been available in all the building. Hydrant an sprinkler only available in building G. There is no emergency response preparedness in this faculty. In conclusion, the fire safety facilities in this faculty need to be improved."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Annahdi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"Kebakaran dapat terjadi dimana saja, bahkan di gedung sekolah yang memiliki tingkat risiko bahaya kebakaran yang ringan. Oleh karenanya, perlu dilakukan suatu penelitian terhadap tingkat risiko bahaya kebakaran pada setiap ruangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi fungsi dan karakteristik ruangan, mengetahui tingkat risiko bahaya kebakaran, kebutuhan fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta evakuasi di sekolah PRIBADI. Analisis tingkat risiko bahaya kebakaran ini ditinjau dari fungsi dan karakteristik setiap ruangannya. Fungsi dari ruangan yang terdapat di sekolah PRIBADI dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: ruangan kelas umum dan laboratorium, ruangan bukan kelas untuk administrasi dan bukan. Adapun, karakteristik ruangannya ditinjau dari aktivitas ruangan, fasilitas pendukung dan bahan dasarnya, pembatas ruangan dan bahan dasarnya, kapasitas ruangan, prakiraan kerugian material, dan jenis dokumen yang disimpan. Penelitian ini bersifat kualitatif yang membandingkan kondisi di lapangan berdasarkan abservasi dengan peraturan, standar yang berlaku, seperti lampiran no. 31 dan 32 dari keputusan menteri pekerjaan umum no.378/KPTS/1987. Analisis terhadap tingkat risiko bahaya kebakaran dari setiap ruangan di sekolah PRIBADI adalah 33 ruangan kategori ringan, 13 ruangan kategori sedang dan 9 ruangan kategori berat. Berdasarkan tingkat risiko bahaya kebakaran tersebut, maka fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang dibutuhkan adalah detektor kebakaran dan alat pemadam api ringan. Detektor rate of rise temperature dengan jenis pneumatic dapat dipasang pada lantai 1, 2, 3, 4 gedung A, dan lantai 3 gedung B yang befungsi mendeteksi kenaikkan temperature. Sedangkan, detektor nyala api jenis ultraungu dapat dipasang pada lantai 1, 2 gedung A dan lantai 1, 3 gedung B yang berfungsi mendeteksi nyala api. Alat pemadam api ringan yang dibutuhkan adalah jenis CO2 dengan volume maksimal 5 kg yang terdapat pada setiap lantai gedung A dan B. Gedung sekolah PRIBADI membutuhkan prosedur dan fasilitas evakuasi untuk dapat menyelamatkan penghuni gedung. Prosedur evakuasi yang dibutuhkan adalah prosedur umum dan jalur evakuasi. Sedangkan, fasilitas minimum evakuasi yang dibutuhkan adalah sumber daya listrik darurat, lampu darurat, bukaan penyelamatan dan penunjuk jalan keluar.

Fire can be happen anywhere, even at school which have a low risk } of fire risk rating. Therefore, a fire risk analysis is important to determine fire risk rate at school. Analysis about fire risk rating will be observed based on room characteristic and utilities. The objective of this research are to identify room characteristic and utilities, to determine based on room utility, risk fire rank every rooms, need analysis requirement of fire protection and prevention facility, also evacuation procedure for PRIBADI boarding school. PRIBADI boarding school has four different type room functions, there are: general class, laboratory class, administration and addition room. The room characteristic was observed based on room activity, equipments and base material, divider and base material, room capacity, loss property calculation and type of document at room. This research is qualitative study, based on comparative analysis between the existing conditions with a current Indonesia regulation. The Indonesia regulation was based on appendices number 31St and 32nd attached to Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no.378/KPTS/1987. Results from fire risk analysis suggested that every room at PRIBADI boarding school are 33 room have high risk, 13 room medium risk and 9 room low risk_ Based on this fire risk analysis, the fire protection and prevention required in this facility are fire detector and fire extinguisher. Fire detector rate of rise temperature type with pneumatic system can be use on 1st, 2"d, 3rd, and 4th floor in building A, also on 3rd floor in building B with the function to detect rise temperature. Flame detector of ultraviolet can be use on 1St, and 2"d floor in building A, also on 15t, and 3"d in building B with the function to detect ignition. Type of fire extinguisher that PRIBADI boarding school needed is carbon dioxide with 5 kg volume in every floor. Indeed, PRIBADI boarding school needs a procedure and facility of evacuation; this would include the evacuation procedure and evacuation route. Other requirements of minimum facility are emergency power, emergency lamp, emergency exits and exits sign."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Hanyokro Kusumo Pragola Pati
"Gedung merupakan hasil cipta karya manusia yang fungsi utamanya adalah sebagai tempat manusia beraktivitas sekaligus pembatas atau pelindung dari pengaruh lingkungan luar. Perkembangan penyelenggaraan bangunan gedung dewasa ini semakin kompleks baik dari segi intensitas, teknologi, maupun kebutuhan sarana dan prasarananya. Selain untuk menciptakan kenyaman, suatu bangunan gedung juga seyogyanya memperhatikan aspek-aspek keselamatan bagi penghuni yang berada di dalam gedung, bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang diterapkan di gedung OSI (Operasi Sistem Informasi) PT. Krakatau Steel.
Disain penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan komparatif, yaitu dengan melakukan penilaian komponen kelengkapan tapak (sumber air, jalan lingkungan, jarak antar bangunan, hidran alaman), komponen sarana proteksi aktif (detektor, alarm, sprinkler, hidran gedung, APAR), komponen sarana proteksi pasif (ketahanan api struktur bangunan), komponen sarana penyelamat jiwa (sarana jalan keluar, tanda petunjuk arah, pintu darurat, penerangan darurat, tempat berhimpun) dan manajemen penanggulangan kebakaran (organisasi tanggap darurat kebakaran, prosedur tanggap darurat, latihan kebakaran) yang diterapkan di gedung OSI dibandingkan dengan standar acuan nasional Indonesia (Kepmen PU No.02/KPTS/1985 dan Kepmen PU No.10/KPTS/2000) serta standar acuan internasional (NFPA 10, 13, 14, 72, 101).
Berdasarkan hasil penelitian sumber potensi kebakaran di gedung OSI meliputi source of ignition: listrik, temperatur panas mesin serta combustible/flammable materials: kertas, plastik, kayu, sofa, cairan pembersih dan pelumas mesin. Sistem proteksi kebakaran di Gedung OSI cukup handal dan mampu untuk menanggulangi kebakaran karena perannya yang vital bagi perusahaan. Sebagian besar komponen penilaian kelengkapan tapak, sarana proteksi aktif, sarana proteksi pasif, sarana penyelamat jiwa dan manajemen penanggulangan kebakaran sudah sesuai dengan standar acuan Kepmen PU No.02/KPTS/1985, Kepmen PU No.10/KPTS/2000 dan NFPA. Tetapi masih ada komponen proteksi kebakaran yang belum tersedia atau tidak sesuai dengan standar acuan seperti: pada ke 4 sudut area lapisan perkerasan tidak diberi penandaan dengan warna yang kontras, hidran halaman sulit dilihat dan dijangkau karena letaknya berada di dalam bak bawah tanah, tidak terdapat petunjuk penggunaan hidran gedung, nozzle hidran gedung tidak terpasang pada slang kebakaran, slang hidran gedung berdiameter 2½ inch, APAR di luar ruangan tidak diletakan di dalam kabinet, gedung OSI tidak memiliki petunjuk arah jalan keluar, jarak antara pintu kebakaran > 25 m dan gedung OSI juga tidak memiliki sarana penerangan darurat.
Saran yang didapatkan adalah agar area lapisan perkerasan jalan diberi penandaan pada ke 4 sudutnya dengan menggunakan warna yang kontras sehingga petugas dapat dengan jelas menemukan tempat untuk menyiagakan mobil pemadamnya, membuat sign dari plat baja yang dipancang didekat valve under ground hydrant sehingga memudahkan petugas dalam menemukan lokasinya, menempatkan petunjuk penggunaan hidran gedung di cover box sehingga penghuni gedung dapat mengerti tata cara penggunaan hidran secara benar, senantiasa memastikan nozzle telah terpasang pada slang kebakaran sehingga memudahkan penghuni gedung dalam menggunakannya apabila terjadi kejadian kebakaran, APAR yang berada di luar ruangan ditempatkan dalam kabinet yang tidak dikunci, memasang sign petunjuk arah jalan keluar disetiap bagian bangunan yang dianggap perlu, menyediakan dan menempatkan lampu penerangan darurat di dalam gedung OSI sesuai dengan ketentuan yang berlaku, meningkatkan kinerja maintenance gedung (house keeping) dan mengadakan safety talk sebelum memulai pekerjaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Helga Rosianna S.
"Sistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa dan program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana tersebut merupakan bagian dari sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang harus terdapat pada gedung bertingkat khususnya gedung yang merupakan sarana pelayanan kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemenuhan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang ada di gedung puskesmas kecamatan Y dan Z terhadap standar. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Analisis yang dilakukan adalah analisis perbandingan dengan standar Keputusn Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10 tahun 2000, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 26 tahun 2008 dan NFPA 10, 13,14, 25,72 dan 101.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 elemen sistem proteksi aktif, 8 elemen sarana penyelamatan jiwa dan 7 elemen program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana pencegahan dan penangggulangan kebakaran di puskesmas kecamatan Y tidak sesuai dengan standar. 13 elemen sistem proteksi aktif, 11 elemen sarana penyelamatan jiwa dan 7 elemen program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana pencegahan dan penangggulangan kebakaran di puskesmas kecamatan Z juga tidak sesuai dengan standar.

Fire protection system, means of ecsape and inspection and maintenance program of that means is part of means of prevention and control of fire in building especially in health center building.
The purpose of this research is to know the compliance of prevention and control of fire at Puskesmas Kecamatan Y and Z building in 2013 to Indonesian and International standard. Design of this research is observational with cross sectional approach and doing comparison analysis with. Kepmen PU No.10/KPTS/2000, Permen Pu No.28/RTP/2008 and NFPA 10,13,14,25,72 and 101 standard.
The result of this research showed that 19 element of fire protection system, 8 element of means of rescue and 37 element of inspection and maintanance program in Puskesmas Kecamatan Y does not according to the standard. 13 element of fire protection system, 11element of means of rescue and 7 element of inspection and maintanance program in Puskesmas Kecamatan Z does not according to the standard too.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leidiana Lanova Pesik
"ABSTRAK
Maraknya pertumbuhan hotel di Jakarta diiringi dengan besarnya ancaman
keadaan darurat berupa kebakaran, force majeure (seperti banjir, gempa bumi,
kerusuhan), dan ancaman terorisme. Sebagai hotel bertaraf internasional, untuk
merespon hal tersebut Hotel X Jakarta perlu menerapkan sistem pencegahan dan
penanggulangan keadaan darurat berupa dukungan manajemen, prosedur, tim
tanggap darurat, sistem proteksi aktif dan sarana penyelamatan jiwa yang baik,
serta pengetahuan karyawan yang cukup dan pelatihan. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa ada dukungan pihak manajemen, prosedur dan tim tanggap
darurat. Kesesuaian sistem proteksi aktif dengan standar yang berlaku 80,97% dan
sarana penyelamatan jiwa 69,09%. Tingkat pengetahuan karyawan 65,6% baik
dan lebih dari 50% telah mengikuti pelatihan pencegahan dan penanggulangan
keadaan darurat.

ABSTRACT
The growth of hotels in Jakarta, accompanied by the threat of emergencies,
like fire, force majeure (such as flood, earthquake, riot), and the threat of
terrorism. As international hotel, Hotel X Jakarta needs to implement prevention
and control of the emergency situation, support from management, procedures,
emergency response team, active protection systems and life-saving facilities,
adequate knowledge and training of employees. The results stated that there is
support from management, procedures and emergency response team. Active
protection system is 80.97% suitable and life-saving facilities is 69.09%. 65.6% of
employees have good knowledge and more than 50% had received training in
prevention and emergency response."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Nur Anisa
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap gambaran manajemen tanggap darurat kebakaran dan sarana penyelamatan jiwa yang ada di gedung Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan melakukan observasi lapangan, wawancara, dan telaah dokumen. Hasil dari penelitian ini selanjutnya dibandingkan kesesuaiannya dengan Permen PU No. 20/PRT/M/2009, Permen PU No.26/PRT/M/2008, Kepmen PU No. 10/KPTS/2000, SNI 03-1746-2000, SNI 03-6574-2001, dan dan standar internasional NFPA 101.
Hasil penelitian didapatkan bahwa Fakultas Farmasi Universitas Indonesia belum memiliki manajemen tanggap darurat kebakaran yang sesuai dengan standar. Sarana penyelamatan jiwa yang belum semuanya terpenuhi adalah koridor, pintu darurat, tangga darurat, petunjuk arah jalan keluar, dan pencahayaan darurat. Dari hasil penelitian maka diperlukan pengadaan bagi manajemen tanggap darurat kebakaran dan perbaikan bagi sarana penyelamatan jiwa yang belum memenuhi persyaratan, serta dilakukan pemeliharaan bagi yang sudah terpenuhi.

The purpose of the research is to analyze the management overview fire emergency response and facility of life saving in Faculty of Pharmacy building, University of Indonesia. This research used the descriptive analytic metod with performing field overview, interview, and document study. The result of this research will be compared its conformity with Permen PU No. 20/PRT/M/2009. Permen PU No. 26/PRT/M/2008, Kepmen PU No. 10/KPTS/2000, SNI 03-1746-2000, SNI 03-6574-2001, and NFPA 101.
This result shows that Faculty of Pharmacy in University of Indonesia yet to have standard compliant fire emergency response management. The place that yet to have life saving facility including corridor, emergency doors, emergency stares, exit directions, and emergency lightings. From this research conclude that the procurement is required for management of the fire emergency responnse and requirement for the life saving facility wich do not meet the requiremnts, and maintenace for the facility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>