Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73397 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hasmo Sadewo
"ABSTRAK
Dalam rangka mendukung pemanfaatan bahan bakar nabati dan menjamin
penggunaan biodiesel di Indonesia pada tahun 2008 pemerintah menerbitkan
Permen No. 32 Tahun 2008 Tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga
Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain. Dalam peraturan
tersebut pemerintah mewajibkan penggunaan minimal biodiesel di sektor
transportasi PSO (Public Service Obligation) dan Non PSO, industri dan komersil,
serta pembangkit listrik hingga tahun 2025. Studi ini bertujuan untuk menganalisa
implementasi kebijakan kewajiban pemanfaatan biodiesel serta mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran biodiesel di
Indonesia.
Untuk menjawab tujuan tersebut maka pendekatan yang digunakan adalah
evaluasi formal, kualitatif deskriptif, dan kuantitatif. Pendekatan evaluasi formal
dilakukan dengan menilai tercapai atau tidaknya tujuan dan sasaran yang
tercantum dalam dokumen resmi. Sedangkan penawaran biodiesel dihitung
dengan menggunakan metode regresi linier berganda (OLS). Sementara
pendekatan kualitatif deskriptif dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam
dengan pakar/ahli untuk mengetahui permintaan biodiesel.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) implementasi kebijakan
mandatory pemanfaatan biodiesel belum dapat mencapai target yang telah
ditetapkan, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran biodiesel di
Indonesia secara nyata adalah harga bahan baku (CPO), harga biodiesel domestik
dan penawaran biodiesel tahun sebelumnya, dan (3) faktor utama yang
mempengaruhi permintaan biodiesel di Indonesia adalah, implementasi kebijakan,
harga biodiesel dan harga bahan bakar minyak, ketersediaan infrastruktur, serta
sebaran lokasi produsen biodiesel.

ABSTRACT
In order to support the use of biofuel and to guarantee the use of biodiesel in
Indonesia, in 2008 the government issued Permen (Minister?s Regulation) No. 32
year 2008 on the Supply, Use, and Commerce of Biofuel as Alternative Fuel. In
the regulation, the government requires the minimum use of biodiesel in the PSO
(Public Service Obligation) and Non-PSO transportation sectors, industrial and
commercial, and for electricity power plant until 2025. This study aims to analyze
the policy implementation of mandatory biodiesel use and to discover the factors
influencing the demand and supply of biodiesel in Indonesia.
To respond to those objectives, the approach used is formal evaluation, qualitative
and quantitative descriptive. The formal evaluation approach was conducted by
assessing whether the objectives and targets mentioned in the official document
have been accomplished or not. Meanwhile, the biodiesel supply was estimated by
using an ordinary least square method (OLS). Moreover, the qualitative
descriptive approach was conducted in a form of in-depth interview with the main
specialists/experts to figure out the demand side of biodiesel.
The result show that (1) the policy implementation of mandatory biodiesel use has
not been able to accomplish the targets determined, (2) the factors influencing the
biodiesel supply significantly in Indonesia are raw material prices (CPO),
domestic biodiesel prices, and the previous biodiesel supply, and (3) the main
factors influencing the biodiesel demand in Indonesia are policy implementation,
biodiesel prices and fuel oil prices, the availability of infrastructure, and the
spread of biodiesel producer locations."
2012
T31078
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yumna Alya
"Pemerintah Indonesia telah menetapkan mandatori B30 dengan penetapan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No.12 Tahun 2015. Hal ini mendorong pada peningkatan volume distribusi suplai biodiesel diseluruh Indonesia demi memenuhi mandatori tersebut. Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai salah satu bahan biodiesel dicampurkan pada solar untuk menciptakan biofuel, yang didistribukan ke Badan Usaha Bahan Bakar Minyak untuk dicampurkan. Skema distribusi FAME saat ini belum optimal dan menghasilkan total biaya ongkos angkut(OA) yang tidak ekonomis. Pada penelitian ini, penulis menggunakan transportation problem model untuk mengoptimalkan penyaluran distribusi FAME dan menekan total biaya distribusi. Hasil dari optimasi mampu menghemat 22.6% dari total biaya distribusi jika dilakukan BAU (business as usual). Rute yang dipilihpun hanya sebanyak 92 rute, yang mana lebih sedikit daripada sebelumnya yaitu 104 rute. Proyeksi permintaan pada 2027 juga dilakukan dengan metode simple moving average, yaitu naik 11.22% dari 2022, lalu di masukkan ke dalam model optimasi bersama kapasitas BUBBN maksimal, yang menghasilkan 23.26% penghematan total biaya OA dan 86 rute terpilih. Disarankan untuk mengerjakan kajian lebih lanjut yang mengintegrasi jarak pada model untuk menemukan rekomendasi rute yang lebih sesuai dengan keadaan lapangan yang mementingkan jarak dan waktu pula dalam penentuan rute.

The Indonesian government has set a mandatory B30 with the stipulation of Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia No. 12 of 2015. This encourages an increase in the volume of distribution of biodiesel supply throughout Indonesia in order to fulfill the mandate. Fatty Acid Methyl Ester (FAME) as one of the biodiesel ingredients is mixed in diesel to create biofuel, which is distributed to Oil Fuel Business Entities to be mixed. The current FAME distribution scheme is not optimal and results in an uneconomic total cost of transportation (OA). In this study, the authors use the transportation problem model to optimize the distribution of FAME distributions and reduce the total distribution costs. The results of the optimization are able to save 22,6% of the total distribution costs if BAU (business as usual) is carried out. Only 92 routes were selected, which is less than the previous 104 routes. Projection on demand in 2027 also searched with simple moving average method, which is increased 11.22% from 2022, then optimized into the model with maximal BUBBN capacity, resulting 23.26% saving OA total cost and 86 routes. It is recommended to carry out further studies that integrate the distance in the model to find route recommendations that are more suitable for field conditions which also place the importance on distance and time in determining the distribution routes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktovan Andriyanda
"Skripsi ini menyajikan mengenai analisa kelayakan untuk pabrik biodiesel rute non alkohol dengan konfigurasi batch. Standar untuk menganalisa kelayakan digunakan metode perhitungan dari ekonomi teknik yaitu NPV, IRR, PBO dan BC Ratio. Hasil dari analisa ini akan dibandingkan efektivitas dan kelebihannnya dengan hasil analisa study kelayakan pabrik yang sama tetapi dengan menggunakan konfigurasi continue.

This paper are present about the feassibility study for non‐alcohol route biodiesel plant with batch configuration. The methode which use for analyse the feassibility is a NPV, IRR, PBP and BC Ratio methode. The result of this study will compare abaout effectivity and oppurtunity with another feassibility study which use continous configuration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42609
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Hutama
"Pemanfaatan minyak nabati terus dikembangkan untuk mengatasi masalah energi di dunia. Bahan bakar bio memiliki keunggulan lebih ramah lingkungan dan menjaga ketersediaan minyak bumi. Penelitian ini melakukan studi penggunaan model prediktif Analytical Semi Empirical Model (ASEM) dalam merepresentasikan berbagai produk bahan bakar bio dari perengkahan minyak nabati.
Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi suhu optimum tiap produk melalui simulasi untuk menghasilkan bahan bakar bio yang ekonomis dan kualitas yang lebih baik. Representasi produksi bahan bakar bio menggunakan model prediktif berdasarkan reaksi secara perengkahan. Data eksperimen sekunder disimulasikan dengan MATLAB menggunakan metode curve fitting.
Hasil simulasi didapatkan bahwa kondisi optimum untuk memproduksi bahan bakar bio adalah sekitar 400-450°C untuk perengkahan termal dan 325-375°C untuk perengkahan katalitik bergantung dari jenis minyak nabati dan produk yang diinginkan.

Implementation vegetable oil has been developed persistently to solve world energy crisis. Biofuel's advantages are environmental friendly and maintain availability of petroleoum. This research studies using the predictive Analytical Semi Empirical Model (ASEM) in representing various biofuel?s products from cracking of vegetable oil.
This research aims determining optimum temperature condition each products through simulation producing biofuel in higher economical and quality aspect. Representing production of biofuel based on cracking reaction. Experimental seconder data of vegetable oils are simulated using MATLAB with curve fitting method.
Result of the simulation, optimum temperature conditions to produce biofuel are 400-450°C for thermal cracking and 325-375°C for catalytic cracking depend on raw material and desirable product
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1360
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Nurlatif
"Indonesia memiliki potensi energi biomassa yang besar. Akan tetapi, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Dari 49,81 GW hanya 0,3 GW saja yang sudah dimanfaatkan atau sekitar 0.6% dari seluruh potensi yang ada. Fluidized bed combustor merupakan salah satu alat pengkonversi energi biomassa menjadi energi panas. Teknologi ini dapat membakar limbah partikel atau padatan dalam jumlah yang relatif besar secara cepat. Emisi yang dihasilkan pembakaran juga relatif kecil sehingga menekan polusi udara yang mungkin timbul akibat pembakaran yang kurang sempurna. Fluidized bed combustor (FBC) di Universitas Indonesia merupakan unit pemanfaatan limbah yang masih dalam pengembangan. Tinjauan ulang setiap perubahan yang terjadi dari perkembangan dan modifikasi pada alat FBC UI menjadi aspek yang harus diperhatikan sehingga dapat mengetahui masalah yang terjadi pada beberapa sistem dan mengetahui kekurangan dari beberapa perkembangan dan modifikasi hingga sekarang .Pada pengujian terakhir dengan perkembangan modifikasi yang ada sekarang pada FBC UI, membutuhkan waktu 93 menit untuk pemanasan awal dengan suhu 466°C dan untuk mencapai kondisi kerja dan terjadi fluidisasi dibutuhkan 8,5 kg cangkang kelapa dalam waktu 149 menit dan pada suhu 590°C.

Indonesia have great potential of biomass energy. However, this potential has not been optimally used. From 49,81 GW only 0.3 GW are already used or about 0.6% of all the potential that exists. Fluidized bed combustor is one of the energy converter tools that converts biomass into heat energy. This technology can combust waste or solid particles in relatively large quantities in quick time. The resulting combustion emissions are also relatively small so the use of this technology willdecrease the air pollution that may arise due to imperfect combustion. Fluidized bed combustor (FBC) in University of Indonesia is waste utilization unit still devepment. Review at each happened changing of FBC UI development and modification must be attention, with result that can knows happened problems for many system and know lacking of many development and modificatin until now. The present experiment of FBC UI Development and modification is know to need 93 minute for preheating process at temperature 466°C and attain to working condition and good fluidization is nedded 8,5 kg coconut shell with 149 minute at temperature 590°C."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S1031
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Muntaqo
"Potensi energi biomassa cukup besar di Indonesia karena sebagian besar wilayahnya terdiri dari hutan dan pesisir pantai. Salah satu pemanfaatan energi biomassa saat ini yang cukup popular yaitu Fluidized Bed Combustor, Alat pengkonversi energi biomassa menjadi energi panas yang dapat dimanfaatkan lagi. Biomassa yang digunakan berupa tempurung kelapa dengan ukuran 1x1 cm dan 1.5 x1.5 cm. Fluidized Bed Combustor bekerja memanfaatkan hamparan pasir yang difluidisasikan menggunakan udara bertekanan. Temperatur kerja rata- rata. Fluidized Bed Combustor berada pada 600-900°C. Hamparan pasir yang digunakan ialah pasir silika dengan ukuran mesh 20-40 􀟤m. Pasir memiliki peranan penting dalam pengoperasian Fluidized Bed Combustor. Maka dilakukan pengujian terhadap hamparan pasir mesh 20-40 􀟤m. Dengan pembanding menggunakan hamparan pasir mesh 20-30 􀟤m, hasilnya hamparan pasir mesh 20-40 􀟤m lebih baik dari mesh 20-30 􀟤m karena, hasil fluidaisasinya lebih stabil dengan rata-rata temperatur T2 738 ℃ - 863 ℃ . dan temperature pada free board area T4 mencapai 823.3709℃"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43621
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan Raharjo
"Pemerintah menargetkan peningkatkan pemanfaatan energi terbarukan dari tahun ke tahun, di mana hal ini akan mengurangi penggunaan energi fosil sebagai bahan bakar pembangkit listrik konvensional. Agar ketergantungan terhadap energi fosil berkurang, biomassa dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif, salah satunya dengan menggunakan biomassa sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Metode analisis ekonomi NPV, IRR, PI, Payback Period dan analisis risiko analisis sensitivitas dan simulasi Monte Carlo digunakan terhadap tiga skenario yang berbeda untuk menentukan kelayakan berdirinya PLTBm.
Di dalam penelitian ini, digunakan tiga skenario dalam analisis keekonomian PLTBm. Skenario pertama dengan penyesuaian perjanjian jual beli listrik di Indonesia, skenario kedua berupa perbandingan jenis limbah sawit sebagai bahan baku, dan skenario ketiga berupa perbandingan teknologi pembangkitan listrik dari biomassa. Berdasarkan hasil perhitungan, untuk skenario pertama diperoleh NPV sebesar 1.142.273,75, IRR sebesar 12,05, payback period sebesar 8,09, dan profitability index sebesar 1,09. Untuk skenario kedua, diperoleh hasil hanya pembangkit listrik yang berbahan bakar cangkang yang feasible, sedangkan bahan bakar yang lain tandan kosong kelapa sawit dan fiber sawit memiliki nilai parameter keekonomian yang berada di bawah nilai layak. Untuk skenario ketiga, teknologi gasifikasi tidak layak karena diperoleh nilai NPV sebesar 144,223,27, IRR sebesar 11,14, payback period sebesar 9,528,53 tahun, dan profitability index sebesar 0,99.
Berdasarkan hasil analisis risiko, dapat disimpulkan bahwa pembangkit listrik berbahan bakar cangkang kelapa sawit layak untuk didirikan karena memiliki nilai certainty kemungkinan yang bernilai lebih dari 95 secara rata-rata, sedangkan berdasarkan hasil analisis sensitivitas, biaya converter system memiliki pengaruh yang paling besar dalam keekonomian pembangkit listrik.

The government of Indonesia is planning to increase the utilization of renewable energy every year, where it will reduce the use of fossil energy as a fuel for conventional power generation. In order to reduce the dependence on fossil energy, biomass can be used as an alternative energy source, one of which is by using biomass as fuel for power plant. The methods of economic analysis NPV, IRR, PI, Payback Period and risk analysis Monte Carlo simulation and sensitivity analysis were used for three different scenarios to determine the feasibility for the establishment of power plant.
In this research, three scenarios are used in the economic analysis of biomass power plant. The first scenario is the adjustment of power purchase agreement in Indonesia, the second scenario is the comparison of palm wastes as raw material, and the third scenario is the comparison of electricity generation technology from biomass. Based on the calculation, the results for the first scenario are NPV of 1.142.273,75, IRR of 12,05, payback period of 8,09, and profitability index of 1,09. For the second scenario, palm shell is the only feasible fuel for biomass power plant, while the other fuels empty fruit bunch of palm and palm fiber have economical parameters that are below feasible value. For the third scenario, the gasification technology is not feasible because it has NPV of 144,223,27, IRR of 9,36 11,14, payback period of 8,53 year, and profitability index of 0,99.
Based on the results of risk analysis, it can be concluded that the palm shell based power plant is feasible to be established because it has certainty value which is more than 95 on average, while based on the sensitivity analysis results, the cost of converter system has the greatest effect in the economic value of power plants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harjono
"Baru-baru ini, penggunaan sumber-sumber terbarukan dalam penyusunan bahan berbagai industri telah direvitalisasi karena kekhawatiran dampak terhadap lingkungan. Minyak nabati dianggap sebagai kelompok yang paling penting dari sumber terbarukan. Poliol berbasis minyak jarak pagar (JPO) merupakan bahan alternatif yang mungkin dapat menggantikan poliol berbasis petrokimia untuk bahan pelapis poliuretan. Poliuretan disintesis dengan mereaksikan poliol berbasis JPO dengan isosianat. Untuk menghasilkan poliol berbasis JPO, pertama JPO diubah menjadi jarak pagar terepoksidasi (EJP), kemudian mengkonversi EJP menjadi poliol melalui reaksi pembukaan cincin dengan penambahan asam akrilat (AA) dan adanya katalis trietilamina (TEA). Sifat reologi film polyurethane berbasis JPO dibandingkan dengan film poliuretan berbasis poliol komersial melalui uji daya kilap, kekerasan, dan daya rekat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber poliol berpengaruh terhadap sifat reologi poliuretan dibandingkan jenis isosianat. Hasil pengamatan visual film polyurethane dengan polio l L.OHV, H.OHV dan komersial menunjukkan ketiganya memiliki kualitas yang sama baiknya.

Recently, the use of renewable sources in the preparation of various industrial materials has been revitalized in response to environmental concerns. Natural oils are considered to be the most important genre of renewable sources. Jatropha curcas oil (JPO) based polyol is an alternative material that may possibly replace petrochemical-based polyol for polyurethane coating material. Polyurethane was synthesized by reacting JPO-based polyol with isocyanate. To produce JPO-based polyol, JPO was first epoxidized to form epoxidized J. curcas oil (EJP), subsequently it was converted to polyol by the opening ring reaction with acrylic acid (AA) using triethylamine (TEA) as a catalyst. The JPO-based polyurethane film resulting from this study is compared with polyurethane film from commercial polyol for gloss, hardness, and adhesion quality. The result showed that the source of polyol has an influence on gloss, hardness, and adhesion of polyurethane film, but the differences with using isocyanate has less influence. Using visual observation, polyurethane film produced from L.OHV polyol, H.OHV polyol and commercial polyol have similar quality. "
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI, 2012
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Martino H.
"Pengadaan BBM yang disubsidi pemerintah dan digunakan umumnya oleh masyarakat kurang mampu sebagai sumber energi untuk kegiatan sehari-hari sangat besar dan membebani keuangan negara seiring dengan penurunan produksi minyak mentah domestik dan krisis energi pasca perang teluk II. Upaya subsidi pemerintah yang mencapai 60 trilyun rupiah/tahun kepada masyarakat kurang mampu sering mengalami kendala dalam pendistribusiannya seperti terjadinya kelangkaan yang terjadi tidak hanya di daerah terpencil, tetapi juga di kota besar seperti Medan. Untuk menjamin alokasi BBM sesuai dengan kebutuhan riil di masyarakat, perlu dilakukan suatu kajian dengan memperhitungkan faktor-faktor yang terkait. Pemilihan kota Medan didasarkan atas pertimbangan bahwa Medan adalah salah satu kota besar di Indonesia dengan intensitas pemakaian BBM yang cukup tinggi.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai proyeksi kebutuhan premium dan solar beserta rencana pengembangan infrastruktur SPBU dalam lingkup kotamadya Medan. Proyeksi dilakukan dengan melakukan analisis terhadap demografis daerah yang bersangkutan berdasarkan besarnya jumlah penduduk, Produk Domestik Bruto (PDB) panjang jalan, intensitas pemakaian BBM serta elastisitas konsumsi BBM terhadap PDRB dengan menggunakan perangkat lunak Minitab Powersim dan Simulasi Monte Carlo.

Subsidized kerosene, which is generally consumed by poor people in Indonesia as an energy source and daily needs, is very big and give load to national finance as a result of a decline in crude oil production and world energy crisis post gulf war II. Goverment subsidize effort which has reached 60 trilyun rupiah/years have problem in distribusion like lack that has been recently happened, not only in remote area, but also in big city like Medan. In order to guarantee the fuel alocation match with the real demand in society, it need a study which consider the variables that influence the fuel demand. The election of Medan based on consideration that Medan is one of the big city in Indonesia with the high intensity of fuel demand.
In this paper will be discussed about the forecast of fuel and diesel demand with the plan development of fuel station in Medan region. The forecast is done with the analysis of the region?s demographic based on the sum of the population, Gross National Product (GDP), road length, fuel intensity and the elasticity of of fuel consumtion with the GDP using software minitab, powersim and Monte Carlo simulation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41146
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>