Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219457 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Urip Rahayu
"ABSTRAK
Vital Exhaustion (VE) dikarakteristikkan oleh perasaan kelelahan, peningkatan irritabilitas, dan perasaan demoralisasi. VE merupakan prediktor terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK). Secara ekplisit disebutkan dalam penelitian sebelumnya bahwa kualitas tidur, beban kerja, konflik keluarga, status ekonomi, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan status perkawinan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya VE. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor ? faktor yang berhubungan dengan VE pada pasien PJK di RSU Cibabat Cimahi dan RS. Rajawali Bandung. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien PJK. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 40 orang ditentukan dengan cara non probability sampling yaitu concecutive. Kualitas tidur dikaji oleh Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI), beban kerja dikaji NASA Task Load Index, vital exhaustion dikaji oleh Maastricht Questioneri, dan usia, jenis kelamin, pendidikan, status ekonomi, konflik keluarga dan status perkawinan dikaji dengan kuesioner standar data demografi. Faktor - faktor yang berhubungan dengan VE adalah kualitas tidur, beban kerja dan konflik keluarga (p<0,05). Sedangkan pada analisis regresi logistik berganda menunjukan faktor yang berhubungan dengan VE adalah kualitas tidur dan konflik keluarga. Pasien PJK yang kualitas tidurnya buruk berpeluang mengalami vital exhaustion 6,729 kali (95% CI : 1,360 -33,283 ) dibandingkan kualitas tidurnya baik setelah dikontrol dengan konflik keluarga. Pasien PJK dengan konflik keluarga berpeluang mengalami vital exhaustion 5,426 kali (95% CI : 1,116 ? 26,372) dibandingkan tidak mempunyai konflik keluarga setelah dikontrol dengan variabel kualitas tidur. Kualitas tidur yang buruk pada pasien PJK dapat disebabkan oleh dipsnoe, distritmia dan batuk. Selanjutnya, peneliti menyarankan untuk dibuat kebijakan rumah sakit untuk meningkatkan kualitas tidur dengan cara tidak melakukan tindakan non urgen pada saat jam tidur pasien dan menganjurkan untuk mempertahankan kualitas tidur. Pada pasien rawat jalan dengan mengendalikan/menghindari terjadinya konflik keluarga.

ABSTRACT
Vital Exhaustion (VE) is a state characterized by unusual fatique, irritability and, demoralization. It is a predictor of Coronary Heart Disease (CHD). Previous study found quality of sleep, workload, family conflict, economic status, age, gender, educational level, and marital status related with vital exhaustion. This study was a descriptive correlational with cross-sectional design that aims to examine the relationship between factors and vital exhaustion at Cibabat Cimahi General Hospital and Rajawali Bandung Hospital. The population were all patients with CHD. The sample size and was 40 patients, was collected by using a concecutive non probability sampling technic.The quality of sleep was assessed by Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI), whereas the workload were assessed by NASA Task Load Index, and vital exhaustion was assessed by Maastricht Questioneries. In addition the age, gender, education level, family conflict , marital status were assessed by demografic questionnaries. Factors that related to a vital exhaustion were quality of sleep, workload, and family conflict (p<0,05). While, The regression logistic multiple showed that factors related to vital exhaustion are the quality of sleep and family conflict. CHD patient with poor sleep had a greater risk vital exhaustion than good sleep after adjusting family conflict RR 6,729 (95% CI : 1,360 -33,283 ) and CHD patient with family conflict had a greater risk vital exhaustion than without family conflict after adjusting quality of sleep RR 5,426 (95% CI : 1,116 ? 26,372). The causal factors of sleep disturbance which affected CHD were dipsnea, dysrythmia and cough. Futhermore, the recommendation for policy maker in the hospital lead to the need of making a regulation to maintain the quality of sleep of the patients. Also, a policy to prevent family conflict to outpatient clients and families."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Astuti
"Tidur merupakan kebutuhan fisiologis manusia, perempuan mengalami perubahan pola tidur dan kehilangan waktu tidurnya di malam hari setelah melahirkan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan karakteristik responden, kelelahan, kecemasan, dukungan suami, temperamen bayi dengan kualitas tidur ibu postpartum.
Desain penelitian cross sectional dengan sampel 168 yang diambil dengan consecutive sampling di wilayah Kecamatan Prambanan dan Jogonalan. Pengambilan data menggunakan intrumen kelelahan, kecemasan, dukungan suami, Infant Characteristic Questionnaire (ICQ), dan Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI).
Hasil uji regresi logistik sebagian besar ibu postpartum mengalami kualitas tidur buruk dan faktor yang paling mempengaruhi kualitas tidur adalah temperamen bayi. Pemberian intervensi yang untuk membantu istirahat tidur pada ibu postpartum terutama pada ibu yang memiliki bayi dengan temperamen sulit.

Sleep is one of human physiological needs. Women experience changes in sleep patterns and decreased sleep duration at night after childbirth. This study aimed to identify the correlation between the respondents’ characteristics, fatigue, anxiety, the husband’s support, the infant temperament and sleep quality in postpartum mothers.
The study design was cross-sectional. The samples were 168 postpartum mothers, selected by consecutive sampling in Prambanan and Jogonalan District. Data were collected using the instruments of fatigue, anxiety, the husband's support, the Infant Characteristic Questionnaire (ICQ), and the Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI).
The result of logistic regression test showed that most postpartum mothers experience poor sleep quality and the most influencing factor was the infant temperament. It is recommended to provide interventions to promote sleep and rest in postpartum mothers, especially in women who have difficult temperament babies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Idris
"Pekerjaan perawat di Rumah Sakit sangat bervariasi baik jenis dan jumlahnya, sehingga perawat memiliki beban kerja yang tinggi dan hal ini dapat menyebabkan kelelahan. Tujuan penelitian ini menjelaskan hubungan kualitas tidur dan shift kerja dengan kelelahan kerja. Metode penelitian semi kuantitatif yang bers i fat analitik dengan rancangan cross sectional. Tempat penelitian di RSUD kota Bekasi, dengan sampel 100 perawat. Pengukuran kelelahan menggunakan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja dan Piitsburg Sleep Quality Index untuk kualitas tidur.
Analisis data univariat menunjukkan responden mengalami kelelahan sedang (83%), dan kualitas tidur buruk (71%), sedangkan hasil bivariat menggunakan nilai pearson correlation yang memiliki hubungan dengan kelelahan yaitu kualitas tidur dengan nilai p=0.009 (p value < 0.05), dan status kesehatan dengan nilai p=0.033. Kesimpulan kualitas tidur dan status kesehatan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kelelahan perawat di RSUD Kota Bekasi.

Hospital nurse jobs in highly variable both type and quantity, thus making the nurses have a high workload and this can lead to fatigue. The purpose of this study was to determine the relationship of shift work sleep quality and fatigue work. Semi-quantitative research methods with the analytic cross sectional design. Hospital research site in Bekasi city, with a sample of 100 nurses. Measurement of fatigue using the Fatigue Feelings Questionnaire Measuring Work and Piitsburg Sleep Quality Index for the quality of sleep.
Univariate analysis of the data showed respondents experienced moderate fatigue (83%), and poor sleep quality (71%), while the bivariate results using Pearson correlation values which are related to fatigue is sleep quality with p = 0.009 (p value of <0.05), and health status with p = 0.033. In conclusion, the quality of sleep and health status are factors that most influence the fatigue of nurses in hospitals Bekasi.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriarto Nugroho
"ABSTRAK
Pendahuluan : Perawat rumah sakit memiliki risiko mengalami gangguan kualitas tidur. Penelitian tahun 2012 di Salatiga dan Semarang menemukan 52,6% perawat mengalami gangguan kualitas tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola kerja gilir dengan kualitas tidur dan prevalensi kejadian gangguan kualitas tidur pada perawat dua rumah sakit militer di Jakarta.
Metode : Desain penelitian menggunakan comparative cross sectional melibatkan 183 perawat dua rumah sakit militer yaitu 83 perawat dari rumah sakit yang menerapkan pola 2 kerja gilir perhari dan 100 perawat dari rumah sakit yang menerapkan pola 3 kerja gilir perhari. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data karakteristik faktor pekerja dan pekerjaan. Penilaian kualitas tidur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index yang telah divalidasi.
Hasil : Prevalensi gangguan kualitas tidur pada perawat 52,5%, pada kelompok 2 kerja gilir perhari didapat prevalensi 63,9 % dan pada kelompok 3 kerja gilir perhari didapat prevalensi 43 %. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara pola kerja gilir dengan kualitas tidur dengan ORsuaian=3,09 dan 95%CI = 1,44 - 6,62. Status pernikahan menunjukkan hubungan bermakna dengan kualitas tidur dengan ORsuaian= 5,58 dan 95%CI = 2,08 ? 14,93. Masa kerja juga menunjukkan hubungan bermakna dengan kualitas tidur dengan ORsuaian= 3,78 dan 95%CI = 1,73 ? 8,23.
Kesimpulan dan Rekomendasi : Terdapat hubungan antara pola kerja gilir dengan gangguan kualitas tidur pada perawat di dua rumah sakit militer di Jakarta. Faktor lain yang berhubungan adalah status pernikahan serta masa kerja. Saran bagi manajemen rumah sakit yakni merubah pola kerja gilir menjadi 3 kerja gilir perhari. Edukasi berupa penyuluhan tentang kerja sehat dan sleep hygiene serta menyediakan ruangan khusus yang nyaman untuk perawat di setiap ruang perawatan untuk melepas lelah pada saat dinas.

ABSTRACT
Introduction : Nurses at hospital are at risk getting sleep quality disorder. Previous study in 2012 in Salatiga and Semarang showed that 52,6 % nurses suffers sleep quality disorder. The aim of this research are to know the asscociation betwen workshift pattern and the prevalence of sleep quality disorder among nurses at two military hospitals in Jakarta.
Method : The design of research is compartive cross sectional which involved 183 nurses from two military hospitals, consists of 83 responders from hospital which apply workshift pattern 2 shifts perday and 100 responders from hospital which apply workshift pattern 3 shifts perday. Interview was taken to seek the employee characteristic and job characteristic data. Assesment of sleep quality using quesioner from Pittsburg Sleep Quality Index which has been validated.
Result : Prevalence of sleep quality disorder is 52,5%. In group with 2 workshift perday the prevalence is 63,9% and group with 3 workshift perday prevalence is 43%. From test of analitic statistic, it can be conclude that there is significant connection between workshift pattern with sleep quality ORadj= 3,09 and 95%CI = 1,44 - 6,62. Marital Status conclude that there is significant connection between marital status with sleep quality ORadj= 5,58 and 95%CI = 2,08 ? 14,93. Period of working conclude that there is significant connection between period of working with sleep quality ORadj= 3,78 and 95%CI = 1,73 ? 8,23.
Conclusion and Recommendation : There is a asscociation between workshift pattern and sleep quality disorder. The other factors are marital status and period of working. Suggest to hospital is changes workshift pattern into 3 times perday. Education about work healthy and socialisation of sleep hygiene and also add special room for nurse to relax.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Arifin
"ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme akibat adanya defisiensi insulin atau resistensi insulin sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah dan glukosuria. Toleransi glukosa dan sensitivitas insulin dapat berkaitan dengan gangguan tidur. Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi ginjal, mata, saraf, kardiovaskuler dan kerusakan pembuluh darah perifer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Umum Propinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Hasil analisis dengan korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 (r=0.277, p=0.006), hubungan berpola positif. Aktivitas fisik berkontribusi terhadap hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah. Berdasarkan hasil penelitian ini perawat sebaiknya memperhatikan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pasien DM.

ABSTRACT
Diabetes mellitus was a metabolic disorder related to insulin deficiency or insulin resistance, and it can raised blood glucose concentration and glycosuria. Glucose intolerance and insulin sensitivity related to sleep disturbance. Chronic hyperglycemia was associated with kidney, eyes, nerve, cardiovaskluer failure and peripheral vascular disease. The aim of this Study was to determine association between sleep quality and blood glucose. objectives to determine the associated of sleep quality and blood glucose in Type 2 Diabetes Patients in General Hospital Province of West Nusa Tenggara. It was cross-sectional study with 96 sample. Pearson Correlation showed that sleep quality was related to blood glucose of type 2 Diabetes patients (r=0277, p=0.006). Physical activity have contribution to the association of sleep quality and blood glucose level in type 2 Diabetes. Based on this result, nurse should give serious attention in rest and sleep for tipe 2 diabetic patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Fadillah Sopha
"ABSTRAK
Stres dan kecemasan merupakan kondisi psikologis yang umumnya dirasakan pasien penyakit ginjal kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik pasien penyakit ginjal kronis dengan tingkat stres dan kecemasan saat ditetapkan mendapatkan terapi hemodialisis. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik cross sectional dengan melibatkan 32 pasien yang baru ditetapkan mendapatkan terapi hemodialisis. Untuk mengetahui tingkat stres dan kecemasan digunakan Depression Anxiety and Stress Scale. Dengan menggunakan uji kai kuadrat, didapatkan kesimpulan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan usia dan tingkat pendidikan, sedangkan tingkat kecemasan berhubungan dengan usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan status bekerja (p value ≤ 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa stres dan tingkat kecemasan saat ditetapkan mendapatkan terapi hemodialisis berhubungan dengan karakteristik pasien penyakit ginjal kronis. Hal ini memunculkan suatu kebutuhan akan adanya asuhan keperawatan untuk mengurangi stres dan kecemasan yang disesuaikan dengan karakteristik pasien."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zuriati Rahmi
"ABSTRAK
Masalah tidur merupakan masalah yang sering dialami oleh orang dewasa, termasuk perawat yang bekerja dengan sistem shift di ruang rawat inap. Koping adaptif diperlukan untuk mengatasi masalah tidur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran masalah tidur dan strategi koping perawat dalam mengatasi masalah tidurnya. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan melibatkan 106 perawat rawat inap yang diplih dengan cluster proportional sampling di salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Modifikasi Specialised Centres of Research Sleep Questionnaire yang digunakan untuk mengukur masalah tidur, sedangkan mekanisme koping perawat diukur dengan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat yang bekerja pada unit rawat inap mengalami masalah tidur seperti insomnia (30,2%), sleep apnea (14,2%), restless legs syndrome (10,4%), dan narkolepsi (10,4%). Perawat yang mengatasi masalah tidur dengan koping adaptif sebanyak 50,9%. Pengaturan jadwal shift yang tepat, pengawasan terhadap pelaksanaan jadwal, dan pemilihan koping yang adaptif diharapkan dapat menurunkan prevalensi masalah tidur pada perawat."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Senopati Digja Adhika Al Thaff
"Faktor manusia menyumbang 61 persen kasus kecelakaan di Indonesia, faktor ini utamanya terjadi ketika pengemudi terdistraksi dari aktivitas berkendaranya, salah satunya perilaku mind wandering. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan, peran, dan perbedaan antara sleep quality dan usia terhadap mind wandering ketika berkendara. Partisipan penelitian ini adalah 259 pengemudi mobil yang berusia 18 sampai 50 tahun dan berdomisili di Jabodetabek. Pengukuran variabel mind wandering menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari “The Four Factors of Mind Wandering (4FMW) Questionnaire dan sleep quality menggunakan alat ukur “Sleep Quality Scale”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sleep quality, usia, dan mind wandering. Selain itu, sleep quality dan usia memiliki peran yang signifikan terhadap mind wandering (R = 0.240, F(2, 259) = 41.633, p < 0.01) tetapi, hanya sleep quality yang menunjukan peran signifikan terhadap mind wandering. Usia tidak ditemukan memiliki peran ketika dilihat secara bersamaan dengan sleep quality terhadap mind wandering ketika berkendara pada pengendara mobil di Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukan semakin buruk sleep quality individu, maka semakin tinggi kecenderungannya untuk mengalami mind wandering ketika berkendara.

Human factors contribute to 61 percent of accident cases in Indonesia, primarily occurring when drivers are distracted from their driving activities, one of which is mind wandering. This study aims to examine the relationship, role, and differences between sleep quality and age on mind wandering while driving. The participants of this study were 259 car drivers aged 18 to 50 years and residing in Jabodetabek. The measurement of mind wandering variables used a tool adapted from "The Four Factors of Mind Wandering (4FMW) Questionnaire," and sleep quality was measured using the "Sleep Quality Scale." The results showed a significant relationship between sleep quality, age, and mind wandering. Additionally, sleep quality and age have a significant role in mind wandering (R = 0.240, F(2, 259) = 41.633, p < 0.01); however, only sleep quality showed a significant role in mind wandering. Age was not found to have a role when viewed together with sleep quality on mind wandering while driving among car drivers in Jabodetabek. The results indicate that the worse an individual's sleep quality, the higher their tendency to experience mind wandering while driving."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Dewi Rahmayanti
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Sjarifuddin Madjid
Depok: UI-Press, 2009
PGB 0049
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>