Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117893 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perkembangan teknologi komunikasi yang muncul selalu saja meneriakan pesiminisme " inilah kematian majalah sebagai media komunikasi!. Para penggila komputer bahkan banyak menggantungkan informasinya dari majalah khusus komputer ( pc world) majalah menjadi artefak budaya yang efektif dan meluas melewati masa-masa perkembangan genre media komunikasi."
302 WACA 5:17 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bofandra Muhammad
"Kinerja bisnis merchant acquirer PT. XYZ masih belum mencapai posisi yang optimal. Dalam rangka meningkatkan kinerja bisnis, diperlukan informasi yang dapat tersedia dengan cepat saat dibutuhkan. Namun PT. XYZ masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan suatu informasi secara cepat dan mudah.
Permasalahan ?Lamanya waktu untuk pembuatan suatu laporan? memiliki akar permasalahan pada tahapan masukan, proses, dan keluaran. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, diperlukan data warehouse yang dapat melakukan integrasi masukan dari berbagai data sumber, pemrosesan data secara otomatis, dan memberikan tampilan antarmuka pengguna yang mudah digunakan. Oleh karenanya, pertanyaan dari penelitian ini adalah ?Bagaimana rancangan dan implementasi data warehouse yang sesuai dengan kebutuhan informasi merchant acquirer PT. XYZ.
Pengembangan data warehouse menggunakan metodologi yang dikembangkan oleh Ralph L. Kimball. Hasil akhir penelitian ini, adalah sebuah data warehouse yang dapat menjawab kebutuhan informasi merchant acquirer PT. XYZ."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Rifi Firdaus Lustika
"Penyediaan rumah atau papan menjadi satu kebutuhan primer atau dasar yang masih belum sepenuhnya tuntas sejak Indonesia merdeka. Salah satu upaya pemerintah dalam penyediaan perumahan adalah melalui program bantuan pembangunan rumah khusus yang ditujukan untuk masyarakat berkebutuhan khusus seperti nelayan, daerah perbatasan, korban bencana, dll. Percepatan penyediaan perumahan yang layak huni dan terjangkau sangat dibutuhkan untuk mengurangi jumlah Backlog Rumah dan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang semakin tinggi. Dalam pelaksanaannya, penyediaan perumahan di Indonesia memiliki beberapa kendala antara lain permasalahan keterlambatan penyediaan perumahan dan keterbatasan anggaran pemerintah.
Keterlambatan penyediaan perumahan disebabkan oleh ketidakcermatan dalam hal justifikasi verifikasi kelayakan administrasi dan teknis pada calon lokasi pembangunan rumah khusus, selain itu juga, dikarenakan terbatasnya anggaran pemerintah maka diperlukan terobosan inovatif kebijakan penyediaan perumahan yang dapat menghasilkan rumah layak huni dan terjangkau, dengan tetap menyesuaikan Anggaran APBN yang tersedia. Teknologi rumah baru tersebut harus tetap memenuhi ketentuan syarat-syarat teknis yang berlaku seperti tahan terhadap gempa dan mudah pelaksanaannya di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Teknologi RISHA merupakan terobosan teknologi inovatif yang dapat digunakan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja biaya dan waktu rumah khusus menggunakan aplikasi RISHA dan Pengembangan Strategi Penerapan Pembangunan Rumah Khusus di Kementerian PUPR. Metodologi yang digunakan adalah metodologi Empiris, Risk Analysis (Matriks Probabilitas dan Dampak) dan Wawancara Pakar.
Metodologi Empiris digunakan untuk mengetahui kinerja biaya rumah RISHA dibandingkan dengan harga rumah konvensional, Metode Risk Analysis (Matriks Probabilitas dan Dampak) digunakan untuk mengetahui faktor dominan yang berpengaruh terhadap kinerja waktu rumah RISHA pada proyek pembangunan rumah khusus, sedangkan metode wawancara para ahli digunakan untuk mengetahui Pengembangan Strategi Penerapan Tahap Konstruksi dan Pra Konstruksi melalui perubahan SOP verifikasi administrasi dan kelayakan teknis.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Rumah RISHA memerlukan biaya yang lebih murah dengan mutu beton yang lebih tinggi serta waktu pengerjaan yang lebih cepat dibandingkan rumah konvensional prototipe 36 m2, selain itu dihasilkan pengembangan SOP verifikasi administrasi dan teknis yang dapat mengurangi peluang terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pembangunan rumah khusus.

The provision of houses is one of the primary or basic needs that has not yet been fully completed since Indonesia's independence. One of the government's efforts in providing housing is through a special housing development assistance program aimed at people with special needs such as fishermen, border areas, disaster victims, etc. Accelerating the provision of affordable and habitable housing is needed to reduce the number of inadequate Backlog of Houses and Houses (RTLH). In its implementation, the provision of housing in Indonesia has several obstacles, among others, the problem of delays in providing housing and limited government budgets. The delay in the provision of housing is caused by inaccuracies in the justification of verification of administrative and technical feasibility in prospective special housing construction sites.
In addition, due to the limited government budget, innovative breakthroughs on housing provision policies are needed that can produce decent and affordable housing, while still adjusting the APBN Budget. which are available. The new home technology must still meet the provisions of applicable technical conditions such as earthquake resistance and easy implementation in remote areas in Indonesia. RISHA technology is an innovative technology breakthrough that can be used.
The purpose of this study was to find out the cost and time performance of houses specifically using the RISHA application and the Development of Strategies for the Application of Special Housing Development in the Ministry of public works and public housing.
The methodology used is the Empirical methodology, Risk Analysis (Probability and Impact Matrix) and Expert Interview. Empirical methodology was used to determine RISHA's home cost performance compared to conventional house prices, the Risk Analysis Method (Probability and Impact Matrix) was used to determine the dominant factors that affected RISHA's home time performance on special home construction projects, while the interview method experts used to find out Strategy Development Implementation of Construction and Pre-Construction Phase through changes in SOP for administrative verification and technical feasibility.
Based on the results of the study, it is known that RISHA houses require cheaper costs with higher concrete quality and faster processing time than conventional 36 m2 prototype houses, besides that, the development of applicable administrative and technical verification SOPs is produced and can reduce the chance of late implementation special house building work.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutama Arif Bramantyo
"Kemajuan teknologi seluler berdampak pada kebutuhan telekomunikasi yang membutuhkan konektivitas yang cepat, mudah dan efisien. Teknologi M2M memungkinkan penggunaan layanan data seluler untuk mentransmisikan data antara mesin dan mesin dengan perangkat yang lebih praktis menggunakan teknologi seluler dan mempunyai kecepatan tinggi. Teknologi M2M diprediksi akan meningkat pertumbuhan bisnisnya hingga tahun 2020 dan bisa menjadi ladang bisnis bagi perusahaan provider telekomunikasi. Di sisi lain, Pada tahun 2016 hingga 2018, terjadi penurunan jumlah pelanggan VSAT & BWA baru di PT XYZ pada area Jabodetabek. Penurunan ini disebabkan oleh permasalahan teknis di lapangan yang membuat akses VSAT & BWA tidak bisa diinstal di lokasi pelanggan. Untuk mengatasi keadaan tersebut, solusinya adalah dengan penggunaan teknologi M2M.
Penelitian ini menganalisis strategi dan kelayakan konektivitas M2M sebagai pengganti VSAT & BWA menggunakan metode Return On Investment (ROI) dan pengujian performansi. Selain itu, penelitian ini juga memutuskan strategi bisnis M2M untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan pendapatan yang diperoleh PT XYZ menggunakan matriks SWOT, matriks Internal Eksternal, Matrix Grand Strategy, dan QSPM.
Hasil penelitian, menyatakan bahwa M2M layak digunakan sebagai pengganti akses VSAT dan BWA. Selain itu dipilih strategi terbaik menggunakan QSPM yaitu “Bekerjasama dengan perusahaan aplikasi atau startup untuk membuat layanan atau produk baru menggunakan perangkat M2M

Advances in cellular technology have an impact on telecommunication needs that require fast, easy and efficient connectivity. M2M technology enables the use of cellular data services to transmit data between machines and machines with more practical devices using cellular technology that have fast connectivity. M2M technology is predicted to increase its business growth until 2020 and become a business field for telecommunications provider companies. On the other hand, in 2016 until 2018, there was a decrease in the number of new VSAT & BWA customers at PT XYZ in the Jabodetabek area. This decrease was caused by technical problems in the field that made VSAT & BWA access unable to be installed at the customer's location. To overcome this situation, the solution is to use M2M technology.
This study analyzes the strategy and feasibility of M2M connectivity as a substitute for VSAT & BWA using the Return On Investment (ROI) method and performance testing. In addition, this study also decided the M2M business strategy to increase the number of customers and revenue obtained by PT XYZ using the SWOT matrix, Internal External matrix, Grand Strategy Matrix, and QSPM.
The results of this study stated that M2M is worthy of being used instead of VSAT and BWA access. In addition, the best strategy that was chosen by QSPM is "Cooperate with application companies or startups to create new services or products using M2M devices."
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Kustiawan
"Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek dari self-service technology quality setelah terjadi kegagalan dan pemulihan nya pada pengalaman pelanggan, kepuasan dan intensi untuk membeli kembali pada saat melakukan online shopping.
Metode penelitian. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok pelanggan, pelanggan yang mempersepsikan kegagalan adalah tanggung jawab mereka serta yang mempersepsikan kegagalan adalah tanggungjawab online shopping website. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan survei pada konteks jasa online shopping. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner pada 200 responden, diambil dengan metode mall intercept. Metode analisis yang digunakan adalah partial least squares structural equation modeling.
Temuan - Hasil penelitian menjelaskan bahwa self-service technology setelah terjadi kegagalan dan pemulihan nya mempengaruhi pengalaman dan kepuasan pelanggan. Kemudian, pengalaman pelanggan mempengaruhi kepuasan berbelanja online dan kepuasan berbelanja online mempengaruhi intensi untuk membeli kembali.
Implikasi - Hasil penelitian berimplikasi pada perusahaan yang membuka website belanja online untuk membangun strategi pemulihan dari kegagalan, meningkatkan kualitas dari self-service technology dan meningkatkan kualitas dari pengalaman pelanggan.
Orisinalitas/Nilai - Penelitian ini menggunakan expectation confirmation theory dan attribution theory pada efek dari self-service technology setelah terjadi kegagalan dan pemulihan nya pada dua kelompok pelanggan, dimana dasar dari atribusi yang dilakukan adalah locus of failure responsibility.

Purpose - The purpose of this study is to examine the effect of self-service technology quality after failure and its recovery on online shopping experience, satisfaction, and repurchase intention.
Design/Methodology/Approach - This study involves two customer groups, a group who perceives the failure to be their own responsibility and the online shopping website responsibility. This study uses quantitative methods through surveys in the context of online shopping services. The research data were collected by self-administered questionnaires, which involved 200 respondents, taken with mall intercept method. The analytical method used is a model of partial least squares structural equation modeling.
Findings - The key findings of this research is self-service technology quality after failure and self-service technology recovery influence the online shopping experience and its satisfaction. Other findings are online shopping experience effect online shopping satisfaction, and online shopping satisfaction influence on its repurchase intention.
Practical implications - The findings of this research have implications for online shopping website companies such as to develop a service failure recovery strategy, to improve the quality of self-service technology and customer experience.
Originality/Value - This study used expectation confirmation theory and attribution theory on the effect of self-service technology quality after failure and its recovery on two customer group, which based on attribution of the locus of failure responsibility.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D2642
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizqi Alfarizi Ramadhan
"Perkembangan teknologi dan bidang usaha yang terus berkembang, ditambah dengan terjadinya pandemi sejak tahun 2019 memberikan dampak dan perubahan signifikan terutama dalam hal penyelesaian sengketa bisnis. Para pencari keadilan terutama pelaku usaha membutuhkan mekanisme penyelesaian sengketa bisnis baru yang sesuai dengan asas sederhana, cepat, dan berbiaya ringan yang mana diwujudkan oleh Mahkamah Agung RI dengan diakomodir melalui dibentuknya PERMA 2/2015 yang kemudian diubah dengan PERMA 4/2019 tentang gugatan sederhana, serta menerbitkan PERMA 1/2019 tentang e-court dan e-litigation. Dasar hukum tersebut bertujuan untuk membuat mekanisme proses pengadilan menjadi cepat, sederhana, dan berbiaya ringan, terutama melalui penyelesaian sengketa gugatan sederhana yang dapat diselenggarakan melalui mekanisme e-litigation yang telah tersedia di seluruh jaringan sistem e-court di seluruh pengadilan negeri di Indonesia sehingga terwujudnya ease of doing business.

The development of technology and business fields are growing rapidly, and in addition with global pandemic since 2019 has brought significant impacst especially in business dispute resolution. Justice seekers especially bussiness people demand a new mechanism for business dispute resolution that are simple, fasat, and low cost where Indonesian Supreme Court try to accommodate with establishment of PERMA 2/2015 which amended by PERMA 4/2019 regarding simple lawsuit, and establishment of PERMA 1/2019 regarding e-court and e-litigation. These rules are the legal basis to formed a judiciary process which mechanisms were held with a fast, simple, and low-cost process which applied by simple lawsuit (Small Claims) mechanism through an e-litigation process that is available in the entire network of e-court system in all district court in Indonesia where ease of doing business were applied and realized with those mechanism."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Rizkie Liesya
"Terdapat dua bahasa isyarat di Indonesia, yaitu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo). SIBI telah diresmikan oleh pemerintah sebagai bahasa untuk Tuli di SLB-B pada tahun 2001. Padahal sebelumnya Tuli telah memiliki bahasa, yaitu bahasa isyarat yang berasal dari Tuli secara alami. Bahasa alami Tuli tersebut diresmikan oleh komunitas Tuli pada tahun 2008 dengan nama Bisindo. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana identitas Tuli ditunjukkan dalam Bisindo. Penelitian ini menggunakan metode etnografi dengan melakukan observasi partisipan dan wawancara mendalam di komunitas Tuli dan lembaga lainnya yang berperan mengembangkan Bisindo. Hasil penelitian dalam skripsi ini menunjukan bahwa Tuli lebih memilih untuk menggunakan Bisindo daripada SIBI karena Bisindo merupakan Identitas bagi Tuli. Penelitian ini lalu menemukan bahwa Tuli menggunakan Bisindo sebagai alat dalam pergerakan sosial menuju kesetaraan Tuli di masyarakat.

There are two sign languages in Indonesia, namely the Indonesian Sign Language System (SIBI) and the Indonesian Sign Language (Bisindo). The SIBI was formalized by the government as the language for the Deaf in SLB-B in 2001. Even though Deaf already has language, which is sign language that comes from Deaf naturally. The Deaf natural language was formalized by the Deaf community in 2008 under the name Bisindo.This study aims to illustrate how Deaf's identity is shown in Bisindo.This study uses ethnographic methods by conducting participant observation and in-depth interviews in the Deaf community and other institutions that play a role in developing Bisindo.The results of this study indicate that Deaf prefers to use Bisindo rather than SIBI because Bisindo is the Identity for the Deaf.This research then found that Deaf uses Bisindo as a tool in social movements towards Deaf equality in society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Andi Kambau
"ABSTRAK
Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) tradisional tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Volume dan struktur informasi multimedia mengalami peningkatan yang tidak terpikirkan dan terdapat hubungan semantik antar-media. Untuk menemukan kembali informasi semantik antar-media adalah sebuah tantangan. Tulisan ini mengeksplorasi Sistem Temu Kembali Informasi Multimedia Terpadu Berbasis Konsep (STKIM-TBK). STKIM-TBK menggunakan hubungan semantik antar-media informasi dan teknik deep learning untuk mengungkap struktur informasi multimedia yang mungkin ada. Penelitian ini mengusulkan solusi untuk mengakses berbagai koleksi objek multimedia terdistribusi dan menyajikan secara komprehensif objek warisan budaya dalam empat jenis media, teks, gambar, audio, dan video yang direpresentasikan sebagai Konsep. STKIM-TBK menggunakan ontologi untuk menyediakan kosa kata, struktur informasi, dan membangun hubungan antar-konsep pada media yang berbeda. Koleksi objek warisan budaya digunakan sebagai domain penelitian ini. Relasi Ontologi STKIM-TBK memiliki tiga proses utama; Pertama adalah Proses Pengindeksan yang terdiri dari mengumpulkan objek multimedia, pembuatan dataset, mengekstraksi deskrispsi teks dan fitur multimedia dan mengklasifikasikan konsep-konsep dengan Convolutional Neural Network (CNN) dan Recurrent Neural Network (RNN). Objek-objek dalam Konsep terklasifikasi diindeks dan disimpan pada Objek Terindeks. Kedua adalah Pemrosesan Kueri yang terdiri dari penginputan objek multimedia dan mengenalinya sebagai objek dalam suatu konsep terklasifikasi. Ketiga adalah Proses Temu Kembali yang mencocokkan objek terklasifikasi dari input multimedia pada Pemrosesan Kueri dengan Objek-objek dalam Objek Terindeks menggunakan Skema Ontologi. Pengindeksan Terpadu membuat model pengklasifikasi multimedia untuk mengenali dan mengklasifikasi teks, citra, audio, dan video dengan melatih tiga lapisan arsitektur CNN dan 50 lapisan arsitektur RNN menggunakan dataset enam objek pada empat media dari tiga etnis di Indonesia. STKIM-TBK yang merepresentasi konsep dapat mewakili semua fitur dari empat media sekaligus. Skema Ontologi menggunakan teknik Desain Ontologi Sederhana untuk mengorganisasi konsep-konsep terkait dengan konsep yang lain pada etnis yang sama. Relasi Ontologi STKIM-TBK menunjukkan kemampuan sistem mengekstraksi fitur dari empat representasi media menjadi suatu Konsep dan meningkatkan fleksibilitas struktur klasifikasi warisan budaya UNESCO untuk mencari objek terkait yang lebih banyak.

ABSTRACT
Traditional Information Retrieval System is no longer sufficient to satisfy the information need of users. The volume and structure of multimedia information mounted unthinkable, and the semantic relationship among media exists. To retrieve information which semantically intact among media is a challenge. This study explores the Unified Concept-Based Multimedia Information Retrieval System (UCB-MIRS). The UCB-MIRS employs ontological relationship among media of information and deep learning technique to uncover the structure of multimedia information that may exist. It proposes a solution to access various distributed multimedia object collection and present comprehensive media of cultural heritage in four types of media, text, image, audio, and video that represent as a Concept. The UCB-MIRS use an ontology to provide vocabularies, information structure and create relationship among concepts at different media. The collection of cultural heritage object used as a domain research. Ontological relationship in UCB-MIRS has three main processes; the first is Indexing Process which consist of collecting multimedia object, creating a dataset, extracting multimedia textual description and features, then classifying concepts with Convolutional Neural Network (CNN) and Recurrent Neural Network (RNN). The object in the classified concepts are indexed and stored on Object Indexed. The second is Query Processing which consist of inputting multimedia object and recognizing it as an object in classified concepts. The third is Retrieval Process which is matching the the classified object of multimedia input on Query Processing and object in the Object Indexed using Ontology Schema. In Unified indexing, multimedia classifier model recognize and classify text, images, audio and video by training three layers of CNN architecture and 50 layers of RNN architecture using six objects dataset in four media from three ethnicities in Indonesia. UCB-MIRS can represent all features of four media. The ontology using Simple Design Ontology technique to organizes concepts related to another concept in the same ethnics. Ontological relationship in UCB-MIRS shows the capability of the system to extract features of four media representation to become a concept and increasing the flexibility structure of UNESCO cultural heritage classification to find the more related object."
2019
D2653
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Antoni
"Dunia telekomunikasi menjadi lokomotif inovasi yang secara fundamental mengubah kehidupan manusia. Perkembangan teknologi telekomunikasi mewujudkan beberapa sistem yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara serta efektifitas dan efisiensi dalam kehidupan manusia. Meninjau manfaat peran telekomunikasi, Pemerintah Indonesia membangun jaringan backbone serat optik nasional yang disebut Palapa Ring dengan memanfaatkan kontribusi Kewajiban Layanan Universal yang dikelola oleh Kementerian Telekomunikasi dan Informatika (KOMINFO) Republik Indonesia. Namun demikian, Jaringan Palapa Ring memiliki tingkat pemanfaatan yang rendah karena strategi pengelolaan bisnis yang belum matang.
Penelitian ini menganalisis strategi terbaik yang dapat diterapkan BAKTI sebagai perwakilan KOMINFO dalam mengelola pelaksanaan bisnis dan operasi Palapa Ring. Analisis strategi dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif strategic planning matrix (QSPM), Analisis SWOT dan IE Matrix. Analisis tersebut dielaborasi berdasarkan hasil evaluasi faktor internal dan eksternal dimana pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode deksriptif.
Strategi terbaik yang dihasilkan dari analisis dalam penelitian ini adalah “Mengkatalisasi pertumbuhan 4G di area rural”. Strategi tersebut menjadi strategi terbaik dari 5 (lima) strategi alternatif yang telah terbentuk. Penentuan strategi terbaik ditinjau dari hasil metode QSPM dimana strategi tersebut memiliki nilai Total Attractiveness Score (TAS) sebesar 3,49.

Telecommunication world is becoming innovation locomotive which fundamentally changing human life. The development of telecommunications technology embodies several systems that can increase effectiveness and efficiency of human life and economic growth of a country. Reviewing the benefits of the role of telecommunications, Government of Indonesia is building a national fiber optic backbone network called Palapa Ring by utilizing the contribution of Universal Service Obligations managed by the Ministry of Communications and Information (MCI) of the Republic of Indonesia. However, the Palapa Ring Network has a low utilization rate due to its immature business management strategy.
This study analyzes the best strategies that can be applied by BAKTI as MCI's representatives in managing Palapa Ring business and operations. The strategy analysis is carried out using the quantitative strategic planning matrix (QSPM) method, SWOT Analysis and IE Matrix. The analysis is elaborated based on the results of evaluation of internal and external factors which data collection is done using a descriptive method.
The best strategy resulted from the analysis in this study is “Catalyzing 4G growth in rural areas”. This strategy is the best strategy of 5 (five) alternative strategies that have been formed. Determination of the best strategy is reviewed from the results of the QSPM method where the strategy has a value of Total Attractiveness Score (TAS) of 3.49."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrashafa Putri Mahardika
"Perkembangan inovasi di bidang teknologi menyebabkan beragamnya model dan variasi teknologi finansial. Sebagai langkah untuk memastikan optimalisasi teknologi finansial bagi pertumbuhan ekonomi dan pencegahan adanya potensi gangguan stabilitas sistem keuangan, regulatory sandbox digunakan untuk menguji inovasi, layanan, model bisnis, dan mekanisme layanan teknologi finansial. Penggunaan regulatory sandbox kemudian menimbulkan pertanyaan bagaimana model pengaturan serupa diterapkan diberbagai negara dan bagaimana kerangka hukum di Indonesia mengatur mengenai regulatory sandbox. Selanjutnya dibahas peranan regulatory sandbox dalam menjamin akuntabilitas dan keamanan penyelenggaraan teknologi finansial. Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif.
Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah berbagai negara menerapkan regulatory sandbox dengan tahapan Application, Selection, Regulatory Sandbox dan Exit. Perbedaan pengaturan regulatory sandbox yang diterapkan dapat dilihat dari tiga indikator: peserta, manfaat, dan perlindungan konsumen. Regulatory sandbox di Indonesia diakomodir oleh dua lembaga, yakni Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Dari segi teknis, lembaga pemerintahan yang berwenang mengatur serta mengawasi penyelenggaraan fintech ialah Kemenkominfo dan BSSN. Fintech tergolong sebagai sistem elektronik pelayanan publik harus melakukan pendaftaran ke Kemenkominfo dan penyelenggaraannya diawasi oleh BSSN. Tetapi, belum ada koordinasi yang tegas yang dilakukan oleh lembaga pemerintah pelaksana teknis dan bisnis (BI dan OJK) dalam kaitannya dengan regulatory sandbox di bidang fintech. Regulatory sandbox dapat dikategorikan sebagai langkah preventif penyelenggaraan fintech bagi perlindungan masyarakat. Tetapi langkah represif yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan OJK selama ini sudah sering dilakukan terkait dengan penyalahgunaan data maupun penipuan yang diselenggarakan oleh fintech.

The development of innovation in the technology sector has led to a variety of models and variations in financial technology. As a measure to ensure the optimization of financial technology for economic growth and a decrease in the level of financial potential, a sandbox system is used to obtain innovation, services, business models, and financial technology services. Regulatory sandbox then began to questioned about how the rules apply in various countries and how Indonesia regulate about regulatory sandbox. Then discussed how regulatory sandbox ensuring accountability and security in the implementation of financial technology. This research is conducted by normative juridical approach.
The conclusions generated from this study are countries that apply regulatory sandbox have general arrangement: Application, Selection, Regulatory Sandbox and Exit. The difference in the regulatory sandbox regulations can be seen from three indicators: participants, benefits, and consumer protection. Regulatory sandbox in Indonesia accommodated by two institutions, Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan. From a technical aspects, regulatory sandbox regulated and supervised by Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Badan Siber dan Sandi Negara. Fintech is classified as an electronic public service system which must register with the Kemenkominfo and its implementation is supervised by the BSSN. However, there has been no firm coordination by technical and business government institution (BI and OJK) regarding implementation of regulatory sandbox. Regulatory sandbox can be categorized as a preventive measure of consumer protection. But the repressive steps coordinate by Kemenkominfo and OJK often been done related to data security and fraud.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T52665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>