Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145753 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukmah Fitriani
"Penyakit hipertensi merupakan sillent killer sebagian yang meningkat pada usia 60 tahun ke atas. Peningkatan prevalensi hipertensi memerlukan perawatan jangka panjang berupa manajemen diri yang mengacu pada kemampuan lansia untuk mempertahankan perilaku positif secara efektif dan mandiri. Intervensi keperawatan Gerakan Lansia Sadari Hipertensi dengan Manajemen Diri (GESIT MANDIRI) diberikan pada 57 lansia dengan hipertensi. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan, aktifitas fisik, diet, interaksi dengan tenaga kesehatan, monitoring tekanan darah dan kepatuhan terhadap regimen pengobatan. Hasil pre dan post menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata nilai pengetahuan 3.84, sikap 7.78, keterampilan 9.86 (terjadinya peningkatan 2SD), manajemen diri terjadinya peningkatan 5.54 dan terjadinya penurunan tekanan darah sistolik 13 mmHg dan diastolik 8,6 mmHg. Manajemen diri disarankan untuk dilakukan karena memberikan dampak pada peningkatan kesadaran status kesehatan dalam menjalani gaya hidup sehat.

Hypertension as a silent killer has increased on insidence at 60 years old. Hypertension requiries a long term treatment by having self management. It refers to the older ability to maintain daily positive behavior effectively and independently. GESIT MANDIRI a provided to 57 olders with hypertension. As a nursing intervention includes health education, physical activity, diet, interactions with health professionals, blood pressure monitoring and adherence to treatment regimen. The results showed that there was an increased of knowledge, attitude and skill. Scores before and after intervention 3,84; 7,78 and 9,86. Self managements score also increased 5,54. Sistolics and diastolics pressures mean decreased 13 mmHg;8,6 mmHg. Therefore, self management is suggested to be done becase ts impact to awareness of applying healthy life style.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rizkia
"Hipertensi merupakan komorbid yang dapat menyebabkan perburukan prognosis pasien COVID-19. Pasien hipertensi perlu menerapkan perilaku manajemen diri meliputi integrasi diri, regulasi diri, interaksi dengan tenaga kesehatan, monitoring tekanan darah, dan mematuhi regimen pengobatan. Namun, pasien hipertensi belum menerapkan perilaku manajemen diri secara adekuat yang menyebabkan tidak terontrolnya tekanan darah hingga menyebabkan komplikasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku manajemen diri pasien hipertensi pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini melibatkan 144 responden dengan desain penelitian cross sectional yang diseleksi menggunakan systematic random sampling. Perilaku manajemen diri klien hipertensi diukur menggunakan Hypertension Self-Management Behavior Questionnaire (HSMBQ). Hasil penelitian menunjukkan 65,9% perilaku manajemen diri pasien hipertensi dalam kategori cukup. Sekitar 70,1%, 66%, 63,2%, 74,3%, 85,4% pasien hipertensi memiliki kategori cukup dalam intergrasi diri, regulasi diri, interaksi dengan tenaga kesehatan, monitoring tekanan darah, dan kepatuhan regimen pengobatan. Pandemi COVID-19 berkontribusi dalam perilaku manajemen diri pasien hipertensi, dimana pasien menyadari perilaku manajemen diri penting sebagai upaya perawatan diri. Peran edukator dan konselor perawat komunitas perlu dimaksimalkan untuk meningkatkan perilaku manajemen diri pasien dengan memanfaatkan berbagai teknologi digital.

Hypertension is a comorbid condition that can worsen the prognosis of COVID-19. Hypertensive patients need to apply self-management behaviors including self-integration, self-regulation, interaction with health workers, monitoring blood pressure, and complying with treatment regimens. However, hypertensive patients have not implemented adequate self-management behavior which causes uncontrolled blood pressure to cause complications. This study was conducted to identify the self-management behavior of hypertensive patients during the COVID-19 pandemic. This study involved 144 respondents with a cross sectional using systematic random sampling. Management behavior of hypertensive clients was measured using Hypertension Self-Management Behavior Questionnaire (HSMBQ). The results showed that 65.9% of the self-management behavior of hypertensive patients was in the sufficient category. Approximately 70.1%, 66%, 63.2%, 74.3%, 85.4% of hypertensive patients had sufficient category in self-integration, self-regulation, interaction with health workers, blood pressure monitoring, and adherence to medication regimens. The COVID-19 pandemic has contributed to the self-management behavior of hypertensive patients, where patients realize that self-management behavior is important as a self-care effort. The role of community nurse educators and counselors needs to be maximized to improve patient self-management behavior by utilizing various digital technologies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Rahayu
"Hipertensi adalah salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler dengan angka kejadian nasional yang tinggi. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 101 Subjek Penelitian masyarakat RW 01 Srengseng Sawah, yang diambil secara acak antara April hingga Mei 2012. Proporsi hipertensi adalah 33,7%. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi adalah umur dan obesitas sedangkan faktor-faktor risiko selainnya tidak menunjukkan hubungan. Untuk menurunkan angka kejadian hipertensi diperlukan pengendalian faktor risiko hipertensi.

Hypertension is one of the risk factors of cardiovascular diseases that has high incident in the national level. The research was done with the cross sectional design to the 101 Subjek Penelitiants at RW 01 Srengseng Sawah who were taken randomly on April until May 2012. The hypertension proportion was 33,7%. Risk factors which have relation with the hypertension incident were age and obesity whereas the other factors did not have. Risk factors need to be managed to decrease the hypertension incident."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43162
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niko Dima Kristianingrum
"Peningkatan jumlah lansia diabetisi berdampak pada status kesehatan individu, keluarga dan negara. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan penatalaksanaan jangka panjang melalui manajemen diri. GELAS MANDIRI merupakan sebuah intervensi keperawatan dengan mengaplikasikan manajemen diri diabetes melitus yang berlandaskan pendidikan manajemen diri diabetes dan dukungan manajemen diri diabetes melalui integrasi manajemen layanan kesehatan, community as partner, family centered nursing, konsekuensi fungsional, perawatan diri pada lansia diabetisi. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan GELAS MANDIRI pada manajemen layanan kesehatan, komunitas, dan keluarga lansia diabetisi.
Hasil kegiatan ini terbentuk posbindu dan kelompok B3 (belajar, berbagi, bertindak) lansia, dan terjadi peningkatan perilaku kader yaitu pengetahuan (36,2%), sikap (14,3%), dan ketrampilan (25%). Hasil menunjukkan peningkatan perilaku kelompok lansia diabetisi yang meliputi pengetahuan (32,6%), sikap (18,7%), ketrampilan (60%), dan penurunan kadar gula darah lansia (32,5%). Hasil juga menunjukkan terjadi peningkatan tingkat kemandirian keluarga (100%), pengetahuan (35%), sikap (20,2%), dan ketrampilan (24%).
Kesimpulan dari penulisan ini yaitu intervensi GELAS MANDIRI meningkatkan kemampuan kader, lansia, dan keluarga dalam merawat lansia diabetesi secara mandiri serta penurunan gula darah lansia diabetisi. Penelitian ini merekomendasikan perlunya dukungan kebijakan, peran perawat komunitas, dan dukungan keluarga bagi lansia diabetisi untuk mampu melakukan manajemen diri.

The increase of older adults population with diabetes mellitus have impacted the health status of individual, family, and the nation. Diabetes is a chronic disease that requires long term management through self management. GELAS MANDIRI is a nursing intervention by applying diabetes self management based on diabetes self management education and diabetes self management support through the integration model of health service management, Community as Partner, Family Centered Nursing, functional consequence, and self care in older adults with diabetes mellitus. This report aimed to provide an overview of the implementation GELAS MANDIRI on health services management, community, and family of older adults with diabetes mellitus.
The results of these activities were the establishment of Posbindu and B3 older adult group, also the increasing of health volunteer behavior, including knowledge (36,2%), attitudes (14,3%), and skills (25%). The result showed increasing of older adults behavior include knowledge (32,6%), attitudes (18,7%), and skills (60%), also the decrease in blood glucose level (32,5%). There was an increase of family independence (100%), knowledge (35%), attitude (20,2%), and skill (24%).
This report concludes that GELAS MANDIRI improves the ability of health volunteer, older adults, and families in the care of older adults with diabetes mellitus independently as well as a decrease in blood glucose level. The study recommends the need of policy support, community health nurses and family supports for older adults with diabetes mellitus to be able to do self management.;
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Lidiyawati
"Hipertensi merupakan penyebab penyakit kardiovaskular terbanyak. Kejadian hipertensi di Kota Sukabumi mencapai 750 kasus pada 2013. Penyebab secara umum antara lain usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan, kurangnya motivasi penderita hipertensi untuk datang ke pelayanan kesehatan. Angka kejadian hipertensi tertinggi di Kota Sukabumi terjadi di Puskesmas Sukakarya.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara self-management dengan tingkat kejadian hipertensi pada agregate dewasa di Kota Sukabumi. Metode penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling dengan jumlah sampel 102. Analisa data menggunakan uji gamma. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara self-management dengan tingkat kejadian hipertensi.
Penelitian ini merekomendasikan agar deteksi dini hipertensi dan sosialisasi self-management pada hipertensi dilakukan melalui Posbindu PTM. Perawat di komunitas juga dapat meningkatkan kemampuan self-management pada hipertensi melalui proses kelompok di masyarakat.

Hypertension is the most causes of cardiovascular disease. The incidence of hypertension in the city of Sukabumi reached 750 cases in 2013. The causes generally include age, sex, education, and employment, lack of motivation from hypertensive patients to come to the health service. The highest incidence of hypertension in Sukabumi occurred in Sukakarya Health Center.
This research purposes to determine the relationship between self-management and the hypertension incidence level among adults in Sukabumi. A descriptive correlation design applied with cross sectional method. A proportional random sampling applied. There were 102 respondents joined. Data was analyzed by gamma test.
The results showed a significant relationship between self-management and the hypertension incidence level. This study recommends that early detection of hypertension and socialization of self-management for hypertension is done through Posbindu PTM. The community health nurses can also improve self-management of hypertension through the support or self-help groups in society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"Hipertensi umumnya terjadi karena diet makanan yang tidak seimbang dan merupakan faktor yang paling mudah dimodifikasi. Hipertensi yang tidak diatasi akan berdampak pada kecacatan dan produktifitas aggregate dewasa. Hipertensi yang ditemukan pada aggregate dewasa perlu penanganan yang serius. Praktik Spesialis Keperawatan Komunitas menuntut perawat untuk dapat memberikan solusi mengatasi masalah dan mencegah komplikasi hipertensi melalui "Program Diksi". Program Diksi merupakan suatu bentuk intervensi keperawatan komunitas pada aggregate dewasa di kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan dengan mencatat tekanan darah, diet makanan dan relaksasi. Program Diksi ini telah memberikan hasil yang positif dengan bukti dapat menurunkan jumlah penderita hipertensi derajat 2 menjadi hipertensi derajat 1 dan normal dengan jumlah penderita awal 22 menjadi 11 orang di akhir, sehingga disimpulkan terjadi penurunan jumlah penderita hipertensi. Penurunan tekanan darah terjadi setelah dilakukan program Diksi yang dilakukan selama 8 bulan pada 63 orang dewasa dengan tekanan darah sistolik 10,29 mmHg dan tekanan diastolik 4,81 mmHg.Intervensi "Diksi" diharapkan dapat diterapkan di masyarakat.

Hypertension generally occurs due to an unbalanced diet, which is the most easily modified factor. Hypertension that is not well addressed will have an impact on disability and reduced productivity of adults aggregate. Hypertension found in aggregate adults needs serious treatment. Community Specialist Nursing Practice requires nurses to be able to provide a solution to overcome the problem and prevent the complications of hypertension through the "Diksi Program". Diksi program is a form of community nursing intervention on adult aggregate in Srengseng sawah South Jakarta. The intervention includes recording blood pressure, managing diet and perform relaxation. Diksi program has yielded positive results with the evidence of the number of people with hypertension reduced from the degree of 2 to 1 and the normal degree of hypertension with the number from 22 to 11 people at the end of program. The report concluded a decline in the number of people with hypertension. The decrease in blood pressure occurs after Diksi program that was conducted for 8 months in 63 adults with systolic blood pressure of 10.29 mm Hg and a diastolic pressure of 4.81 mmHg. "Diksi" intervention is expected to be implemented in the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Dian Yunita Sari
"

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang paling banyak dialami oleh lansia di Indonesia. Hal ini didukung dengan fenomena bahwa masih banyak lansia hipertensi yang tekanan darahnya belum terkontrol walaupun sudah minum obat antihipertensi. Pendekatan non farmakologis diperlukan sebagai pendamping medikasi. Program “Langkah Mandiri” (Lansia Gesit, Kuat, Aktif, dan Harmoni dalam Manajemen Diri Hipertensi) yang didukung dengan inovasi berbasis web “SI-Langkah Mandiri” (Sistem Informasi Lansia Gesit, Kuat, Aktif, dan Harmoni dalam Manajemen Diri Hipertensi), diharapkan mampu meningkatkan manajemen diri lansia hipertensi dan keluarga sehingga tekanan darah mampu terkontrol secara optimal serta berkesinambungan. Program ini diberikan pada 86 orang yang tergabung dalam kelompok lansia hipertensi dan 10 keluarga dengan lansia hipertensi. Intervensi yang ditawarkan dalam program ini adalah edukasi dengan pendekatan stimulation game, relaksasi otot progresif, pijat kaki dengan minyak pijat lavender dan musik relaksasi, imajinasi terbimbing dan latihan fisik orhiba. Beberapa intervensi ini kemudian dikemas ke dalam program berbasis web “SI-Langkah Mandiri” dengan harapan terjaga sustainibilitasnya. Hasil yang didapatkan adalah terjadi peningkatan yang signifikan pada skor tingkat pengetahuan hipertensi dan manajemen diri hipertensi. Selain itu, terjadi penurunan yang signifikan pada rerata nilai tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, denyut nadi dan indeks massa tubuh. Program inovasi keperawatan sebagai pendamping obat antihipertensi yang didukung dengan pendekatan teknologi mampu mengoptimalkan perawatan diri lansia dengan penyakit kronis, khususnya hipertensi.


Hypertension is one of non-communicable disease that is most commonly experienced by the older people in Indonesia. This is supported by the phenomenon that there are still many hypertensive older people whose blood pressure has not been controlled despite taking antihypertensive medication. A pharmacological approach is needed as a companion for medication. The “Langkah Mandiri” Program (Lansia Gesit, Kuat, Aktif, dan Harmoni dalam Manajemen Diri Hipertensi) supported by the innovative web-based program named “SI-Langkah Mandiri” (Sistem Informasi Lansia Gesit, Kuat, Aktif, dan Harmoni dalam Manajemen Diri Hipertensi), is expected to improve the self-management of hypertensive older people and family so that blood pressure is able to be controlled optimally and continuously. This program is given to 86 older people who are members of the hypertensive group and 10 families with hypertensive older people. The interventions offered in this program are education with a stimulation game approach, progressive muscle relaxation, foot massage with lavender massage oil and relaxation music, guided imagery and orhiba physical exercise. Some of these interventions are then packaged into the”SI-Langkah Mandiri” web-based program in the hope of maintaining its sustainability. The results obtained were a significant increase in the score of hypertension knowledge levels and hypertension self management. In addition, there was a significant decrease in the mean value of systolic blood pressure, diastolic blood pressure, pulse and body mass index. The nursing innovation program as a companion to antihypertensive drugs supported by a technological approach is able to optimize the self-care of the older people with chronic diseases, especially hypertension.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yusriana
"Penurunan fungsi tubuh dan kemampuan tubuh lansia membuat pemenuhan kebutuhan dasar menjadi tidak adekuat. Masalah yang paling sering disebabkan oleh hal tersebut adalah penurunan kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan pemenuhan kebutuhan dasar dengan kualitas hidup lansia di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.
Desain penelitian ini adalah studi korelasi dengan jenis penelitian analitic correlation melalui pendekatan cross sectional study dengan jumlah sampel 111. Pengambilan sampel dilakukan dengn cara purposive sampling. Uji bivariat dengan spearman rank, Multivariat dengan uji regresi linear ganda terhadap konfounding yaitu karaktersitik.
Didapatkan hasil karakteristik umur (median=67,00), jenis kelamin perempuan (75,7%) dan pendapatan rendah (71,2%) merupakan konfounding dengan masing-masing nilai untuk umur p=0,00, jenis kelamin p=0,057, dan pendapatan p=0,130. Pemenuhan kebutuhan dasar dengan kualitas hidup mempunyai hubungan yang signifikan.
Disarankan agar perawat dalam meningkatkan kualitas hidup lansia yang mengalami kelamahan atau kemunduran secara fisik sehingga tidak mampu dalam pemenuhan kebutuhan dasar adalah dengan cara menurunkan dan mengatasi gejala yang dialami lansia serta meningkatkan persepsi positif terhadap lansia.

The decrease function and ability of the older persons body make the fulfillment of basic needs in adequate. One of the most factors is caused by quality of life decrease. When the older persons feels perceived physical weakness as limitation, so the perception of health will decrease too. This study aims to identify the correlation of fulfillment of basic needs with older persons quality of life in Srengseng Sawah South Jakarta.
Analytic correlation was used as design of this research with cross sectional study approach. This study used 111 samples, where as purposive sampling is applied in sample collection. In multivariate, paired linear regression is used to know characteristics confounding.
The result wereage, sex and income as confounding with p value 0.00 for age, sex with p value 0.057 and p value for income 0.130. There is correlation with fulfillment the basic needs and quality of life in older persons.
This study suggest to increase quality of life in weakness or physical decrease in elderly by overwhelming the symptoms and positive improvement of older persons perception.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Harez Porma
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S2724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Gita Miranti
"Penelitian ini membahas tentang self-management pada orang tua tunggal wanita yang bekerja. Albrecht (1967) menyatakan bahwa orang tua tunggal wanita yang bekerja memiliki beban yang paling berat dibandingkan hanya menjadi ibu, ataupun ibu yang bekerja tetapi memiliki pasangan. Hal ini disebabkan karena banyak hal, antara lain adalah tidak adanya bantuan pasangan dalam pengambilan keputusan, tekanan ekonomi, dan hilangnya sosok ayah dalam mengurus anak.
Selain itu studi yang dilakukan oleh Burden (dalam Martin & Colbert, 1997) menyatakan bahwa orang tua tunggal wanita memiliki tingkatan stres yang paling tinggi dalam menangani berbagai tanggung jawab atas rumah tangga dan pekerjaan. Setelah mereka menjadi orang tua tunggal, para ibu yang bekerja menghadapi tantangan untuk dapat menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan (Williams, Stacey, & Wahlstrom, 2006).
Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana orang tua tunggal wanita yang bekerja mengontrol afeksi, kognisi dan tingkah lakunya dalam menjalani berbagai macam peran yang mereka miliki dan bagaimana mereka mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Menurut O'Keefe dan Berger (1999) self-management adalah kemampuan pada diri seseorang untuk dapat mengendalikan afeksi, tingkah laku dan kognisi yang mengarahkan seseorang kepada tujuan yang hendak dicapai agar dapat memenuhi keinginan orang itu.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus intrinsik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-management dapat membantu orang tua tunggal wanita yang bekerja dalam menjalani berbagai macam peran yang mereka miliki dan membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu meraih keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.

This study explains about self-management on working single mother. Albrecht (1967) stated that working single mothers are carrying double the load of other working mothers and mothers who have spouse. It is caused by many factors such as no existence of spouse to share the decision making, economic pressure, and the loss of father figure in rearing the children.
Besides that, in a study of working parents, single female parents had the highest level of stress in handling multiple responsibilities of job and home (Burden in Martin & Colbert, 1997). Not only that, after they become single mothers, they are challenged to balance family and work life (Williams, Stacey, & Wahlstrom, 2006).
The purpose of the research is to observe how working single mothers control their affect, cognition, and behavior with many roles they have and how they overcome the issues of becoming a working single mother. O'Keefe and Berger(1999) defined self-management as the ability to take charge of our affect (A), behavior (B), and cognition (C) in order to accomplish our goals.
This research uses qualitative approach with intrinsic case-study. The result of this research indicates that self-management helps working single mother to overcome the issues and to achieve what they want, regarding their role as working single mother, which is work and family balance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>