Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131586 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukmah Fitriani
"Penyakit hipertensi merupakan sillent killer sebagian yang meningkat pada usia 60 tahun ke atas. Peningkatan prevalensi hipertensi memerlukan perawatan jangka panjang berupa manajemen diri yang mengacu pada kemampuan lansia untuk mempertahankan perilaku positif secara efektif dan mandiri. Intervensi keperawatan Gerakan Lansia Sadari Hipertensi dengan Manajemen Diri (GESIT MANDIRI) diberikan pada 57 lansia dengan hipertensi. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan, aktifitas fisik, diet, interaksi dengan tenaga kesehatan, monitoring tekanan darah dan kepatuhan terhadap regimen pengobatan. Hasil pre dan post menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata nilai pengetahuan 3.84, sikap 7.78, keterampilan 9.86 (terjadinya peningkatan 2SD), manajemen diri terjadinya peningkatan 5.54 dan terjadinya penurunan tekanan darah sistolik 13 mmHg dan diastolik 8,6 mmHg. Manajemen diri disarankan untuk dilakukan karena memberikan dampak pada peningkatan kesadaran status kesehatan dalam menjalani gaya hidup sehat.

Hypertension as a silent killer has increased on insidence at 60 years old. Hypertension requiries a long term treatment by having self management. It refers to the older ability to maintain daily positive behavior effectively and independently. GESIT MANDIRI a provided to 57 olders with hypertension. As a nursing intervention includes health education, physical activity, diet, interactions with health professionals, blood pressure monitoring and adherence to treatment regimen. The results showed that there was an increased of knowledge, attitude and skill. Scores before and after intervention 3,84; 7,78 and 9,86. Self managements score also increased 5,54. Sistolics and diastolics pressures mean decreased 13 mmHg;8,6 mmHg. Therefore, self management is suggested to be done becase ts impact to awareness of applying healthy life style.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rizkia
"Hipertensi merupakan komorbid yang dapat menyebabkan perburukan prognosis pasien COVID-19. Pasien hipertensi perlu menerapkan perilaku manajemen diri meliputi integrasi diri, regulasi diri, interaksi dengan tenaga kesehatan, monitoring tekanan darah, dan mematuhi regimen pengobatan. Namun, pasien hipertensi belum menerapkan perilaku manajemen diri secara adekuat yang menyebabkan tidak terontrolnya tekanan darah hingga menyebabkan komplikasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku manajemen diri pasien hipertensi pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini melibatkan 144 responden dengan desain penelitian cross sectional yang diseleksi menggunakan systematic random sampling. Perilaku manajemen diri klien hipertensi diukur menggunakan Hypertension Self-Management Behavior Questionnaire (HSMBQ). Hasil penelitian menunjukkan 65,9% perilaku manajemen diri pasien hipertensi dalam kategori cukup. Sekitar 70,1%, 66%, 63,2%, 74,3%, 85,4% pasien hipertensi memiliki kategori cukup dalam intergrasi diri, regulasi diri, interaksi dengan tenaga kesehatan, monitoring tekanan darah, dan kepatuhan regimen pengobatan. Pandemi COVID-19 berkontribusi dalam perilaku manajemen diri pasien hipertensi, dimana pasien menyadari perilaku manajemen diri penting sebagai upaya perawatan diri. Peran edukator dan konselor perawat komunitas perlu dimaksimalkan untuk meningkatkan perilaku manajemen diri pasien dengan memanfaatkan berbagai teknologi digital.

Hypertension is a comorbid condition that can worsen the prognosis of COVID-19. Hypertensive patients need to apply self-management behaviors including self-integration, self-regulation, interaction with health workers, monitoring blood pressure, and complying with treatment regimens. However, hypertensive patients have not implemented adequate self-management behavior which causes uncontrolled blood pressure to cause complications. This study was conducted to identify the self-management behavior of hypertensive patients during the COVID-19 pandemic. This study involved 144 respondents with a cross sectional using systematic random sampling. Management behavior of hypertensive clients was measured using Hypertension Self-Management Behavior Questionnaire (HSMBQ). The results showed that 65.9% of the self-management behavior of hypertensive patients was in the sufficient category. Approximately 70.1%, 66%, 63.2%, 74.3%, 85.4% of hypertensive patients had sufficient category in self-integration, self-regulation, interaction with health workers, blood pressure monitoring, and adherence to medication regimens. The COVID-19 pandemic has contributed to the self-management behavior of hypertensive patients, where patients realize that self-management behavior is important as a self-care effort. The role of community nurse educators and counselors needs to be maximized to improve patient self-management behavior by utilizing various digital technologies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Rahayu
"Hipertensi adalah salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler dengan angka kejadian nasional yang tinggi. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 101 Subjek Penelitian masyarakat RW 01 Srengseng Sawah, yang diambil secara acak antara April hingga Mei 2012. Proporsi hipertensi adalah 33,7%. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi adalah umur dan obesitas sedangkan faktor-faktor risiko selainnya tidak menunjukkan hubungan. Untuk menurunkan angka kejadian hipertensi diperlukan pengendalian faktor risiko hipertensi.

Hypertension is one of the risk factors of cardiovascular diseases that has high incident in the national level. The research was done with the cross sectional design to the 101 Subjek Penelitiants at RW 01 Srengseng Sawah who were taken randomly on April until May 2012. The hypertension proportion was 33,7%. Risk factors which have relation with the hypertension incident were age and obesity whereas the other factors did not have. Risk factors need to be managed to decrease the hypertension incident."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43162
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niko Dima Kristianingrum
"Peningkatan jumlah lansia diabetisi berdampak pada status kesehatan individu, keluarga dan negara. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan penatalaksanaan jangka panjang melalui manajemen diri. GELAS MANDIRI merupakan sebuah intervensi keperawatan dengan mengaplikasikan manajemen diri diabetes melitus yang berlandaskan pendidikan manajemen diri diabetes dan dukungan manajemen diri diabetes melalui integrasi manajemen layanan kesehatan, community as partner, family centered nursing, konsekuensi fungsional, perawatan diri pada lansia diabetisi. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan GELAS MANDIRI pada manajemen layanan kesehatan, komunitas, dan keluarga lansia diabetisi.
Hasil kegiatan ini terbentuk posbindu dan kelompok B3 (belajar, berbagi, bertindak) lansia, dan terjadi peningkatan perilaku kader yaitu pengetahuan (36,2%), sikap (14,3%), dan ketrampilan (25%). Hasil menunjukkan peningkatan perilaku kelompok lansia diabetisi yang meliputi pengetahuan (32,6%), sikap (18,7%), ketrampilan (60%), dan penurunan kadar gula darah lansia (32,5%). Hasil juga menunjukkan terjadi peningkatan tingkat kemandirian keluarga (100%), pengetahuan (35%), sikap (20,2%), dan ketrampilan (24%).
Kesimpulan dari penulisan ini yaitu intervensi GELAS MANDIRI meningkatkan kemampuan kader, lansia, dan keluarga dalam merawat lansia diabetesi secara mandiri serta penurunan gula darah lansia diabetisi. Penelitian ini merekomendasikan perlunya dukungan kebijakan, peran perawat komunitas, dan dukungan keluarga bagi lansia diabetisi untuk mampu melakukan manajemen diri.

The increase of older adults population with diabetes mellitus have impacted the health status of individual, family, and the nation. Diabetes is a chronic disease that requires long term management through self management. GELAS MANDIRI is a nursing intervention by applying diabetes self management based on diabetes self management education and diabetes self management support through the integration model of health service management, Community as Partner, Family Centered Nursing, functional consequence, and self care in older adults with diabetes mellitus. This report aimed to provide an overview of the implementation GELAS MANDIRI on health services management, community, and family of older adults with diabetes mellitus.
The results of these activities were the establishment of Posbindu and B3 older adult group, also the increasing of health volunteer behavior, including knowledge (36,2%), attitudes (14,3%), and skills (25%). The result showed increasing of older adults behavior include knowledge (32,6%), attitudes (18,7%), and skills (60%), also the decrease in blood glucose level (32,5%). There was an increase of family independence (100%), knowledge (35%), attitude (20,2%), and skill (24%).
This report concludes that GELAS MANDIRI improves the ability of health volunteer, older adults, and families in the care of older adults with diabetes mellitus independently as well as a decrease in blood glucose level. The study recommends the need of policy support, community health nurses and family supports for older adults with diabetes mellitus to be able to do self management.;
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Lidiyawati
"Hipertensi merupakan penyebab penyakit kardiovaskular terbanyak. Kejadian hipertensi di Kota Sukabumi mencapai 750 kasus pada 2013. Penyebab secara umum antara lain usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan, kurangnya motivasi penderita hipertensi untuk datang ke pelayanan kesehatan. Angka kejadian hipertensi tertinggi di Kota Sukabumi terjadi di Puskesmas Sukakarya.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara self-management dengan tingkat kejadian hipertensi pada agregate dewasa di Kota Sukabumi. Metode penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling dengan jumlah sampel 102. Analisa data menggunakan uji gamma. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara self-management dengan tingkat kejadian hipertensi.
Penelitian ini merekomendasikan agar deteksi dini hipertensi dan sosialisasi self-management pada hipertensi dilakukan melalui Posbindu PTM. Perawat di komunitas juga dapat meningkatkan kemampuan self-management pada hipertensi melalui proses kelompok di masyarakat.

Hypertension is the most causes of cardiovascular disease. The incidence of hypertension in the city of Sukabumi reached 750 cases in 2013. The causes generally include age, sex, education, and employment, lack of motivation from hypertensive patients to come to the health service. The highest incidence of hypertension in Sukabumi occurred in Sukakarya Health Center.
This research purposes to determine the relationship between self-management and the hypertension incidence level among adults in Sukabumi. A descriptive correlation design applied with cross sectional method. A proportional random sampling applied. There were 102 respondents joined. Data was analyzed by gamma test.
The results showed a significant relationship between self-management and the hypertension incidence level. This study recommends that early detection of hypertension and socialization of self-management for hypertension is done through Posbindu PTM. The community health nurses can also improve self-management of hypertension through the support or self-help groups in society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"Hipertensi umumnya terjadi karena diet makanan yang tidak seimbang dan merupakan faktor yang paling mudah dimodifikasi. Hipertensi yang tidak diatasi akan berdampak pada kecacatan dan produktifitas aggregate dewasa. Hipertensi yang ditemukan pada aggregate dewasa perlu penanganan yang serius. Praktik Spesialis Keperawatan Komunitas menuntut perawat untuk dapat memberikan solusi mengatasi masalah dan mencegah komplikasi hipertensi melalui "Program Diksi". Program Diksi merupakan suatu bentuk intervensi keperawatan komunitas pada aggregate dewasa di kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan dengan mencatat tekanan darah, diet makanan dan relaksasi. Program Diksi ini telah memberikan hasil yang positif dengan bukti dapat menurunkan jumlah penderita hipertensi derajat 2 menjadi hipertensi derajat 1 dan normal dengan jumlah penderita awal 22 menjadi 11 orang di akhir, sehingga disimpulkan terjadi penurunan jumlah penderita hipertensi. Penurunan tekanan darah terjadi setelah dilakukan program Diksi yang dilakukan selama 8 bulan pada 63 orang dewasa dengan tekanan darah sistolik 10,29 mmHg dan tekanan diastolik 4,81 mmHg.Intervensi "Diksi" diharapkan dapat diterapkan di masyarakat.

Hypertension generally occurs due to an unbalanced diet, which is the most easily modified factor. Hypertension that is not well addressed will have an impact on disability and reduced productivity of adults aggregate. Hypertension found in aggregate adults needs serious treatment. Community Specialist Nursing Practice requires nurses to be able to provide a solution to overcome the problem and prevent the complications of hypertension through the "Diksi Program". Diksi program is a form of community nursing intervention on adult aggregate in Srengseng sawah South Jakarta. The intervention includes recording blood pressure, managing diet and perform relaxation. Diksi program has yielded positive results with the evidence of the number of people with hypertension reduced from the degree of 2 to 1 and the normal degree of hypertension with the number from 22 to 11 people at the end of program. The report concluded a decline in the number of people with hypertension. The decrease in blood pressure occurs after Diksi program that was conducted for 8 months in 63 adults with systolic blood pressure of 10.29 mm Hg and a diastolic pressure of 4.81 mmHg. "Diksi" intervention is expected to be implemented in the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yusriana
"Penurunan fungsi tubuh dan kemampuan tubuh lansia membuat pemenuhan kebutuhan dasar menjadi tidak adekuat. Masalah yang paling sering disebabkan oleh hal tersebut adalah penurunan kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan pemenuhan kebutuhan dasar dengan kualitas hidup lansia di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.
Desain penelitian ini adalah studi korelasi dengan jenis penelitian analitic correlation melalui pendekatan cross sectional study dengan jumlah sampel 111. Pengambilan sampel dilakukan dengn cara purposive sampling. Uji bivariat dengan spearman rank, Multivariat dengan uji regresi linear ganda terhadap konfounding yaitu karaktersitik.
Didapatkan hasil karakteristik umur (median=67,00), jenis kelamin perempuan (75,7%) dan pendapatan rendah (71,2%) merupakan konfounding dengan masing-masing nilai untuk umur p=0,00, jenis kelamin p=0,057, dan pendapatan p=0,130. Pemenuhan kebutuhan dasar dengan kualitas hidup mempunyai hubungan yang signifikan.
Disarankan agar perawat dalam meningkatkan kualitas hidup lansia yang mengalami kelamahan atau kemunduran secara fisik sehingga tidak mampu dalam pemenuhan kebutuhan dasar adalah dengan cara menurunkan dan mengatasi gejala yang dialami lansia serta meningkatkan persepsi positif terhadap lansia.

The decrease function and ability of the older persons body make the fulfillment of basic needs in adequate. One of the most factors is caused by quality of life decrease. When the older persons feels perceived physical weakness as limitation, so the perception of health will decrease too. This study aims to identify the correlation of fulfillment of basic needs with older persons quality of life in Srengseng Sawah South Jakarta.
Analytic correlation was used as design of this research with cross sectional study approach. This study used 111 samples, where as purposive sampling is applied in sample collection. In multivariate, paired linear regression is used to know characteristics confounding.
The result wereage, sex and income as confounding with p value 0.00 for age, sex with p value 0.057 and p value for income 0.130. There is correlation with fulfillment the basic needs and quality of life in older persons.
This study suggest to increase quality of life in weakness or physical decrease in elderly by overwhelming the symptoms and positive improvement of older persons perception.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Harez Porma
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S2724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar Aspa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran nilai-nilai Personal terhadap Orientasi Kewirausahaan Individu dan Intensi Kewirausahaan. Nilai-Nilai Personal dikategorikan berdasarkan kategori yang disampaikan oleh Schwartz (1992) yang terdiri atas Openness to Change, Conservation, Self Enhancement, dan Self Transcendence. Unit analisis penelitian ini adalah peserta Management Trainee (Officer Development Program) yang sedang menjalani masa pelatihan di Corporate University PT Bank xxx (Persero) Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya Conservation yang tidak menunjukkan pengaruh terhadap Orientasi Kewirausahaan Individu. Kategori Nilai-Nilai Personal lainnya yang terdiri atas Openness to Change, Self Transcendence, dan Self Enhancement menunjukkan ada pengaruhnya terhadap Orientasi Kewirausahaan Individu. Selanjutnya untuk pengujian antara Nilai-Nilai Personal terhadap Intensi Kewirausahaan, diketahui bahwa Self Enhancement dan Conservation berpengaruh terhadap Intensi Kewirausahaan, sedangkan dua kategori lainnya tidak menunjukkan hasil yang sama. Kemudian pengujian terakhir dilakukan dengan hasil Orientasi Kewirausahaan Individu tidak berpengaruh terhadap Intensi Kewirausahaan.

ABSTRACT
This study discusses the role of Personal Values on entrepreneurship, especially Individual Entrepreneurial Orientation and Entrepreneurial Intention. The study conducted on the individual level with the respondents being participants of the Management Trainee (Officer Development Program) who were undergoing training at Corporate University PT Bank xxx (Persero) Tbk. The research method used is Structural Equation Modeling (SEM). The results show that there is no influence of Conservation on Individual Entrepreneurial Orientation. Other Personal Values categories of Openness to Change, Self-Transcendence, and Self Enhancement indicate that there is an effect on Individual Entrepreneurial Orientation. Furthermore, for testing the impact of Personal Values on Entrepreneurial Intention, the results obtained that Self Enhancement and Conservation affect Entrepreneurial Intention, while the other two categories do not show the same results. Finally, we found that no effect of Individual Entrepreneurial Orientation on the Entrepreneurship Intention."
2018
T54507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Insani Rahmi Putri
"Hipertensi menjadi faktor risiko utama untuk penyakit serius seperti kardiovaskular, ginjal, dan stroke. Salah satu upaya untuk mengontrol kejadian hipertensi dengan melakukan manajemen diri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan manajemen diri pada klien hipertensi di RT 001/RW 030 Perumahan Alamanda Regency, Bekasi. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan 56 sampel yang diambil menggunakan total sampling. Uji chi square menunjukkan hasil bahwa efikasi diri memiliki hubungan bermakna dengan manajemen diri p=0,040; OR=4,375; 95 CI=0,99-19,26.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa klien dengan efikasi diri yang tinggi memiliki 4,3 kali kesempatan dalam melakukan manajemen diri yang baik dibandingkan dengan klien yang memiliki efikasi diri rendah. Penelitian ini merekomendasikan untuk memperhatikan karakteristik demografi dalam membantu meningkatkan efikasi diri agar manajemen diri menjadi lebih baik.

Hypertension is a major risk factor for serious cardiovascular events, kidney disease, and stroke. Self management is the method to control hypertension prevalences. This analytic cross sectional study aimed to explore relationship between self efficacy with self management among hypertensive client at RT 001 RW 030 Perumahan Alamanda Regency, Bekasi. Fifty six samples was chosen by total sampling method.
Analytic test using chi square showed that self efficacy hasrelationship with self management p 0,040. Further analysis showed that client with high self efficacy has 4,3 times doing better self management than client with low self efficacy OR 4,375. The concern about demographic characteristic is necessary to help promoting self efficacy of hypertensive client to achieve adequate self management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>