Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93963 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Nur Fathiya
"Jurnal ini membahas tentang analisis simbol yang terdapat dalam esai Korea berjudul Bori karya Han Heuk Goo dalam buku kumpulan esai berjudul Hanguk Beseteu Suphil 70. Pada penelitian ini, penulis menganalisis makna dari simbol-simbol dalam esai Bori melalui pendekatan semiotik. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif serta studi kepustakaan yang bersumber dari buku-buku dan artikel terkait. Penelitian dimulai dengan menerjemahkan esai Bori, kemudian mencari sumber-sumber terkait dengan penelitian. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah Han Heuk Goo menggunakan berbagai simbol dalam esai ini untuk menyampaikan pesan perjuangan kepada seluruh masyarakat Semenanjung Korea di tahun 1955 untuk tetap berteguh hati dan tidak berputus asa meskipun pada saat itu mereka sedang berada dalam keterpurukan pasca Perang Korea.

This journal discusses about symbols analysis that contained in Korean essay entitled Bori written by Han Heuk Goo from a book of essay collection entitled Hanguk Beseteu Suphil 70 and used semiotic approach to analyze the meaning of symbols in this essay. In conducting the research, the writer used descriptive qualitative and study of literature from books and related articles. The study begins with translating the essay and find other sources related to Bori essay. The writer found the conclusion that Han Heuk Goo used symbols in this essay to giving fight spirit for all of the people in Korean Peninsula in 1955. She wanted to encourage them to keep fight for living and not to losing hope eventhough they were in an adversity situation caused by Korean War."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yeti Marliana
"Artikel ini berisi analisis tentang simbol-simbol kebudayaan Rusia yang terdapat dalam film animasi serial televisi Маша и Медведь /Masha i Medved’ (Masha dan Beruang). Маша и Медведь /Masha i Medved’ (Masha dan Beruang) merupakan sebuah cerita rakyat Rusia yang diangkat kembali menjadi film animasi serial anak-anak. Film ini mengalami pengembangan cerita dari cerita aslinya dan film ini telah dipublikasikan di 20 negara. Melalui penelitian ini peneliti ingin memaparkan simbol-simbol kebudayaan yang terkandung di dalam cerita Маша и Медведь /Masha i Medved’ (Masha dan Beruang) dengan menggunakan teori semiotik Charles Sander Pierce. Berdasarakan hasil analisis, terdapat unsur kebudayaan didalam film animasi serial televisi Маша и Медведь /Masha i Medved’ (Masha dan Beruang) yang ditujukan sebagai salah satu bentuk penyebaran kebudayaan Rusia ke khalayak luas.

This article contains an analysis of the Russian cultural symbols contained in the television series of animated film Маша и Медведь / Masha i Medved '(Masha and Bear). Маша и Медведь / Masha i Medved '(Masha and Bear) is a Russian folk tale re-elected as the animated film series children. The film is experiencing the development from the original story of this movie has been published in 20 countries. Through this study the researcher wants to expose the cultural symbols contained in the story Маша и Медведь / Masha i Medved '(Masha and Bear) by using semiotic theory of Charles Sanders Pierce. Based on the anlysis result, there is a cultural element in the television series of animated films Маша и Медведь / Masha i Medved '(Masha and Bear) are intended as a from of dissemination of Russian culture to a wide audience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elma Anggitha
"Skripsi ini membahas tentang uang logam Rusia tahun 1997-2007 yang dikaji dalam semiotik. Uang logam Rusia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Emisi Umum dan Emisi Khusus. Dalam Emisi Khusus terdapat berbagai serf di setiap tahun pengeluarannya. Uang logam mempunyai 2 sisi, yaitu sisi depan dan sisi belakang. Di setiap sisinya, uang logam yang dianalisis terdapat tanda verbal dan tanda nonverbal. Tanda verbal dan tanda nonverbal ini bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada pengguna uang logam tersebut. Tanda verbal dapat berupa tulisan atau angka, sedangkan Tanda nonverbal dapat berupa gambar atau warna. Dari 64 keping uang logam yang dianalisis, terdapat 7 keping Emisi Umum dan 57 keping Emisi Khusus, setiap keping mempunyai tanda verbal dan nonverbal. Tanda nonverbal yang berupa gambar yang paling sering terdapat dalam uang logam adalah simbol, namun ada pula yang berupa ikon.

This thesis discusses about the Russian coins during 1997-2007, studied based on semiotics. Russian coin is divided into 2 types, they are known as General Emission and Specific Emission. There are various series included in Specific emission on each of their annual expenditures. Coin has 2 sides, the Obverse and Reverse. There are verbal and nonverbal signs on each side of the analyzed coin. These verbal and non-verbal signs are intended to provide information for the users of such coins. Verbal signs may include text or numbers, while non-verbal signs can be a picture or color. From 64 coins that are analyzed, there are 7 piece have verbal and nonverbal signs. The most common image (of a non-verbal sign) found in the coin is a symbol, but icons can also be found on some."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14946
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhaputri Widiantini
"Tesis ini membahas permasalahan bahasa dalam sistem patriarki. Menurut saya, bahasa merupakan persoalan mendasar yang memisahkan proses pembentukan identitas pada perempuan dan laki-laki. Perbedaan penggunaan bahasa dalam ruang publik telah menyulitkan perempuan untuk terlibat penuh dalam kegiatan masyarakat. Untuk membuktikan perbedaan ini, saya mengambil dua contoh bahasa yang berbeda dalam mantra dan ayat kitab suci. Saya menemukan bahwa dalam bahasa mantra, identitas feminin memberikan kebebasan pada pembentukan identitas perempuan. Identitas feminin didorong oleh kedinamisan semiotik matemal yang kuat sehingga menciptakan identitas perempuan yang berdaya. Sementara itu, dalam bahasa ayat, saya menemukan kekakuan bahasa simbolik yang diskriminatii Saya beranggapan bahwa perjuangan perempuan adalah melalui pencarian dasar epistemologi bahasa yang khas untuk keluar dari tataran simbolik patriarkal. Perempuan harus bexjuang pada mang semiotik matemal agar mampu mengolah ahora feminjn dan menciptakan bahasanya sendiri. Pembongkaran makna melalui teori feminisme Julia Kristeva akan menghasilkan sebuah pemahaman baru tentang identitas perempuan. Layaknya pennainan mantra, perempuan akan mampu menciptakan sebuah bahasa baru yang mengekspresikan abjeksi dirinya sehingga dogmatisasi ayat simbolik yang mengintemalisasi diri sejak fase: inisiasi simbolik dapat direduksi. Dengan demikian, revolusi pembebasan perempuan akan tercipta lewat penciptaan mantra khas dirinya
The thesis examines the language concern which exists inside the patriarchal system. In my opinion, language has become a fundamental aspect that segregates the identity creation process of male and female world. The different language usage applied in general public restricts female to get fully involve in daily life activities, that makes females feel themselves uncomfortable living in the society. I have taken two distinctive examples of language usage applied in pagan spell in contrast to the one used in the bible verses in order to obtain a proof of difference usage that might exist. I found that inside the pagan spell, feminine identity gives a freedom to create women identity. This situation is made possible by the strong dynamicity of maternal semiotic that creates a powerful women identity. On the other hand, inside the bible verses, I found a stiffness form of symbolic language in it, which produces a discriminative language. Women have to tight it through a 'maternal semiotic room' to establish a feminine chora and construct their very own language. Dismantling the meanings, refers to feminism theory of Julia Kristeva, will yield a new understanding toward women identity. Like interlacing the play of spell, actually women are capable to create a new language which expresses their abjection. Thus, process of dogmatisms of symbolic verses which induce women?s intemalization that has occurred since the time of symbolic initiation phase, can be reduced. As a result, thc revolution to liberate woman will be created through her very own spell creation."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Pari
"Bagi Peirce, manusia adalah homo semioticus, artinya dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu bertemu dengan tanda, dan berhubungan dengannya dalam setiap aktivitas baik pikiran maupun perilaku sebagai interpretasi terhadap tanda. serta pengetahuan manusia pun diperoleh dan diungkapkan dalam tanda-tanda. Ilmu yang mempelajari tanda disebut semiotik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan semiotic dari sudut filsafat khususnya epistemalogi. Sebagai bidang filsafat yang mengkaji hakekat pengetahuan. Serta penerapan teori semiotik dalam kegiatan kehidupan sehari-hari baik bagi individu maupun kelompok masyarakat.
Bagi semiotik pengetahuan manusia merupakan interpretasi terhadap tanda yang diungkapkan dalam bentuk tanda juga. sehingga bisa diinterpretasi lagi secara berkesinambungan. Proses interpretasi tanda ini disebut semiosis yang menjadi proses epistemologi. Proses semiosis ada dua tahap, tahap I adalah proses interpretasi tanda yang dilakukan berdasarkan keyakinan yang telah menjadi kebiasaan. secara pra radar. Namun interpretasi ini terhenti apabila timbul kesangsian. Semiosis tahap II dilakukan berdasarkan penalaran logis melalui proses abduksi sebagai suatu kemungkinan berdasarkan observasi, dilanjutkan deduksi sebagai kansekuensi logis dari kemungkinan serta induksi sebagai pembuktian baik dalam masyarakat maupun laboratorium, dengan memperhatikan relasi tanda pada objeknya dan menentukan interpretant sebagai hasil interpretasi pada tanda oleh individu.
Setiap individu dapat mempunyai interpretasi yang sama ataupun berbeda terhadap tanda yang sama, tergantung pada konteks pengalamannya. yang menentukan objek yang direpresentasikan oleh tanda. sama atau berbeda, yang menjadi dasar interpretant. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dalam kegiatan kehidupan sehari-hari dari tanda waktu shalat.
Tanda waktu shalat yang berdasarkan posisi matahari dan bumi dapat di interpresentasikan oleh putaran jam. bunyi bedug atau kentongan, suara azan sebagai interpretasi waktu shalat Relasi tanda waktu shalat dapat pada objek yang lama atau berbeda. sehingga interpretasinya juga dapat sama atau berbeda baik dalam pikiran maupun perilaku. Di antaranya ada yang merelasikan tanda itu dengan objek kewajiban shalat dan membentuk interpretant harus shalat. Sehingga interprestasinya dapat juga sama atau mereka segera melaksanakan shalat. Ada yang merelasikan dengan objek kurun waktu shalat dan membentuk interpretant bisa ditunda. dan ada yang merelasikan dengan objek janji dengan pacar sehingga membentuk interpretant harus menemuinya."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Farahmita Putri
"Ardah Najdiyah merupakan tarian perang tradisional yang sangat populer di Jazirah Arab. Tarian tersebut tidak hanya menjadi warisan budaya semata namun juga untuk mengenang sejarah pertempuran yang dipimpin oleh Raja Abdul Aziz al-Saud dalam menyatukan wilayah di Arab Saudi. Tarian tersebut memiliki tujuan untuk menunjukkan kekuatan dan keberanian para prajurit di medan perang. Ardah Najdiyah masuk ke dalam Daftar Representative UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka yang didapatkan dari buku, jurnal, situs dan analisis video yang berkaitan dengan tari Ardah Najdiyah. Dalam mewujudkan penelitian tersebut, peneliti menggunakan dua teori yaitu unsur gerakan tari dan semiotika Charles Sanders Peirce. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka yang didapatkan dari buku, jurnal, situs resmi, dan analisis video yang berkaitan dengan Ardah Najdiyah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ardah Najdiyah merupakan tarian yang memiliki makna penting terkait sejarah berdirinya Arab Saudi dan pelestarian tradisi suku nomaden Badui. Ardah Najdiyah menunjukkan identitas dan kekuatan masyarakat Arab Saudi dalam berperang yang menjadi bagian penting dalam kehidupannya.

Ardah Najdiyah is a traditional dance that is very popular in the Arabian Peninsula. Ardah Najdiyah is not only a cultural heritage but a symbol of the strength and courage of the soldiers on the battlefield and commemorates the history of the battle led by King Abdul Aziz al-Saud in uniting the region in Saudi Arabia. This study discusses the semiotic elements and themes contained in the Ardah Najdiyah dance performance. In realizing this research, the researcher uses two theories, namely elements of dance movement and the semiotics of Charles Sanders Peirce. This study uses a descriptive qualitative method with a literature study approach obtained from books, journals, websites and video analysis related to the Ardah Najdiyah dance. The results of this study indicate that Ardah Najdiyah is a dance that has an important meaning related to the history of the founding of Saudi Arabia and the traditions of the nomadic Bedouin tribe. Ardah Najdiyah shows the identity and strength of the people of Saudi Arabia in war which is an important part of her life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Resie Dwi Utami
"Jurnal ini membahas tentang duka seorang gisaeng yang tersirat dalam empat puisi karya gisaeng Yi Maechang yaitu 술취한 손님에게 (Sulcwihan Sonnimege, Untuk Tamu yang Mabuk), 스스로 박명을 한탄함 (Seuseuro Bangmyeongeul Hanthanham, Meratapi Kemalangan Sendiri), 새장의 학 (Saejangeui Hak, Bangau dalam Sangkar) dan 스스로 한스러워 (Seuseuro Hanseureowo, Bersedih Sendiri). Gisaeng merupakan wanita penghibur yang dilegalkan oleh pemerintah untuk bekerja menghibur raja atau para bangsawan. Meskipun memiliki beberapa privilege, namun sebenarnya gisaeng juga menyimpan kesedihan karena profesinya tersebut. Melalui metode kualitatif, penulis ingin mengetahui seperti apa duka gisaeng yang tersirat dalam keempat puisi Yi Maechang serta simbol dan imaji yang ia gunakan untuk menggambarkan kesedihannya.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keempat puisi Yi Maechang menekankan pada imaji penglihatan dan perasaan. Ia juga menggunakan simbol seperti bangau yang terkurung dalam sangkar, batu permata berharga yang belum diketahui orang-orang, atasan hanbok sutera yang robek, dan air mata mutiara untuk menggambarkan dukanya sebagai gisaeng. Melalui analisis imaji dan simbol, dapat diketahui bahwa duka Yi Maechang sebagai gisaeng antara lain mengalami keterkungkungan akibat profesinya tersebut, harus melayani pria yang tidak ia cintai, serta kesepian dan kepedihan akibat ditinggal pergi oleh kekasih.

This journal discusses about the sorrow of gisaeng that knotted in four Yi Maechang‟s poems entitled 술취한 손님에게 (Sulcwihan Sonnimege, To The Drunken Guest), 스스로 박명을 한탄함 (Seuseuro Bangmyeongeul Hanthanham, Lamenting One‟s Misfortune), 새장의 학 (Saejangeui Hak, Crane in The Cage), and 스스로 한스러워 (Seuseuro Hanseureowo, Grieve by Herself). Gisaeng is female entertainers that legitimazed by the government to entertaining the king or the nobles. Eventhough gisaeng have some privilege but actually gisaeng also retain the sorrow because her profession. Through qualitative method, the writer want to know what kind of sorrow that knotted in four Yi Maechang‟s poems and symbol and image that she used to describe her sadness.
The result of this study is four Yi Maechang‟s poems emphasize the usage of view image and feeling image. She also used symbols like crane in the cage, jade whose genuine worth remains unknown, silken robe, and tear like pearl to describe her sadness. Through image and symbol analysis, it knowed that the grief of gisaeng Yi Maechang is she has been bounded due to her profession as gisaeng, she has to entertain someone whom she doesn't love, and feel lonely and sorrow because her lover left her.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Stasya Desnafira
"Argumen yang dimuat pada artikel kualitatif ini menekankan bahwa konsumen dari negara-negara berkembang cenderung percaya dan lebih menghendaki berbagai produk dari negara maju karena memiliki kemampuan sebagai peningkat status sosial si pengguna. Dengan begitu, superioritas yang tidak terbantahkan melalui konsumsi produk berstatus merupakan dasar pikir yang cenderung dianut oleh masyarakat modern. Spesifik ke dalam fokus penelitian, argumen sebelumnya ditemukan pada lingkup merek kosmetik luar yang mendominasi preferensi mayoritas perempuan kota di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi), Indonesia. Mengacu pada survey online tahunan tertentu yang ditujukan pada 713 hingga 866 perempuan urban di Jabodetabek, dominasi merek kosmetik luar terdiri dari Amerika Serikat, Perancis, Korea Selatan, dan Inggris. Menggunakan bingkai pemikiran teoritis dari Bordieu mengenai pentingnya modal simbolik, didapati bahwa individu mengaitkan pembedaan status melalui konsumsi berdasarkan apa yang pihak lain anggap sebagai produk dengan status superior. Lebih jauh lagi, konsumen berkenan untuk tetap loyal terhadap merek luar dari negara maju karena ada kepercayaan bahwa produk tersebut akan tetap lebih unggul dibanding produk lokal. Originalitas dalam artikel penelitian ini ada pada latar belakang untuk mengkaji kenapa mengonsumsi berbagai produk dari negara maju kemudian membentuk dasar pikir mengenai status yang lebih unggul. Penelitian lebih jauh dibutuhkan untuk mengetahui keuntungan maupun kerugian secara sosio-ekonomi dari fenomena ini.

The argument in this article emphasizes that consumers from developing countries tend to trust and prefer products from developed countries due to its ability as social status enhancer. Therefore, unquestioned superiority that is embedded from consuming those status goods are staple modern mindset in society. Specific into the research focus, previous argument are found in foreign brands of cosmetics which dominate the preference of most urban women in Greater Jakarta (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi), Indonesia. Referring to certain annual online surveys towards 713 to 866 urban women in Greater Jakarta, the dominance of foreign brands of cosmetics consist of United States of America, France, Japan, South Korea, and United Kingdom. Using the theoretical framework of Bourdieu’s about symbolic capital importance, it showed that individual correlate their status distinctions through consuming what other consider to be superior status goods. Furthermore, consumers are willing to stay loyal towards foreign brands because there is a believe that it will always be better over the local ones. The originality of this research lies in the background to examine on why consuming goods from developed countries shapes the mindset of a better status. Further research are needed to understand the socio-economic benefit and loss of this phenomenon."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"This research describes religious symbols at rumah gadang Abai
Sangir Solok Selatan. The symbols lay on walls, stairs, doors, and
windows. Using the descriptive qualitative method and Paul Ricoer
theory, the research shows that the society put on their belief on those
symbols. How they live as person and society described on the symbols. "
390 WE 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prida Ariani Ambar Astuti
"Logo bagi perusahaan merupakan sebuah tanda, baik berupa gambar maupun stilisasi huruf yang memuat filosofi, misi, dan aspirasi perusahaan. Logo panting bagi sebuah perusahaan, karena jiwa dan kepribadian perusahaan akan tampak dalam logo yang digunakannya. Ilmu tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya adalah ilmu semiotik. Dalam semiotik segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat dapat teramati, mengacu pada hal yang merujuknya, dan dapat diinterpretasikan, adalah tanda. Dengan menggunakan akal sehatnya, seseorang biasanya menghubungkan sebuah tanda pada rujukannya (reference) untuk menemukan makna tanda tersebut.
Ada dua alasan mengapa Hotel Majapahit terpilih sebagai lokasi penelitian, pertama, meskipun logo baru telah ditetapkan untuk digunakan, namun logo lama tetap dipakai, ini berarti Hotel Majapahit saat ini menggunakan dua buah logo, dan alasan kedua adalah masalah waktu, waktu peluncuran logo lama dan logo baru hanya berselang dua tahun.
Dari data yang berhasil dikumpulkan ternyata ada dua tanda yang digunakan dalam logo baru Hotel Majapahit ini, yaitu tanda visual, yang meliputi gambar sebuah bangunan bermenara dengan kibaran bendera pada masing-masing puncak menara, bentuk logo yang bulat telur, serta warna hitam dan transparan yang digunakan didalamnya, dan tanda bahasa. Untuk tanda bahasa sendiri, ada dua bahasa yang digunakan dalam logo baru Hotel Majapahit ini, yaitu bahasa Indonesia untuk kata Hotel Majapahit Surabaya dan bahasa Inggris untuk kata since 1910. Dari tanda-tanda yang terdapat dalam logo barunya ini, Hotel Majapahit ingin menyampaikan pesan sebagai sebuah hotel dengan fasilitas dan layanan kelas satu, layaknya di sebuah istana kerajaan. Selain itu logo barn ini juga berisi harapan Hotel Majapahit agar keadaan di Indonesia kembali seperti situasi pada tahun 1900-an dimana pada waktu itu bisnis perhotelan mengalami perkembangan yang pesat, serta ajakan kepada seluruh bangsa Indonesia untuk bersama-sama menjaga kelestarian bangunan bersejarah ini.
Logo baru ini juga digunakan untuk mengatasi dan mengantisipasi dampak lebih lanjut dari krisis multidimensional yang hingga saat ini masih melanda Indonesia, selain merupakan salah satu strategi yang diterapkan oleh Hotel Majapahit untuk menaikkan tingkat human kamarnya. Sementara dari hasil wawancara dengan pihak manajemen dan karyawan Hotel Majapahit, mereka mengakui bahwa semenjak logo baru ini digunakan, para karyawan ini menjadi lebih bersemangat dalam bekerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>