Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nita Nuryatin
"ABSTRAK
Sejak tahun 2011, pemerintah telah menjamin layanan pengobatan bagi penderita
thalassemia. Pengobatan suportif yang didukung oleh BPJS berupa transfusi darah
dan obat khusus (kelasi besi) namun rumah sakit belum memiliki informasi akurat
mengenai biaya riil. Penelitian yang dilakukan di RS Anna Medika Bekasi ini
menggunakan metode ABC (Activity Based Costing) di mana aktivitas diperoleh
dari sampel 20 pasien thalassemia dewasa dengan rawat inap serta 20 pasien
thalassemia anak-anak dengan rawat inap. Hasil studi menunjukkan bahwa biaya
satuan pelayanan pasien thalassemia dewasa dengan rawat inap adalah Rp.
8.559.433 dan Rp. 6.411.485 pasien thalassemia anak-anak dengan rawat inap per
episode. Pemicu biaya adalah biaya operasional (61%) dan tingkat pemulihan
biaya (cost recovery rate) adalah 108%.

ABSTRACT
Since 2011, the government covered all treatment for thalassemia patients. BPJS
provide a supportive treatment including blood transfusion and chelating iron
medicine, but the hospital donot have accurate informationa on the real cost. This
research done in Anna Medika Hospital was using Activity Based Costing
approach, activity on inpatient care of the patients was captured from sampled of
20 adults and 20 children patients treated at the hospital. The study revealed that
unit cost per episode was Rp. 8.559.433 for adult thalassemia patient and Rp.
6.411.485 for the thalassemia children patient with inpatient care. Cost driver was
operational cost (60%). Cost recovery rate was 108%."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renita Afriani Yohakim
"Tesis ini membahas tentang pengaruh stimuli pemasaran, psikologi dan keluarga pasien terhadap keputusan dalam membeli layanan rawat inap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masing-masing variabel baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini dengan jenis cross sectional, yang dilakukan di RS Anna Medika selama 3 bulan (Oktober – Desember tahun 2012), dengan sampel pasien berjumlah 105 pasien rawat inap dengan kriteria inklusi yaitu pasien yang dirawat selama 2 hari atau lebih, yang bersedia mengisi kuesioner sebagai data primer penelitian. Analisis penelitian dilakukan secara univariat dengan menghitung distribusi frekuensi setiap variabel, bivariat untuk menguji hubungan setiap variabel independen (Stimuli Pemasaran, Psikologi dan Keluarga Pasien) dengan variabel dependen (Keputusan Dalam Membeli Layanan Rawat Inap) menggunakan Uji Chi-Square, Uji Korelasi dan Regresi. Selain itu, untuk lebih lanjut mengetahui hubungan yang kuat seluruh variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan analisis multivariat menggunakan path analysis dan Uji Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu Variabel stimuli pemasaran mempunyai pengaruh yang terbesar terhadap keputusan pasien dalam membeli pelayanan rawat inap di RS Anna Medika Bekasi sebesar 5,27% dan 31,76% secara tidak langsung. Variabel keluarga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pasien dalam membeli pelayanan rawat inap di RS Anna Medika Bekasi sebesar 3,53% secara langsung dan 9,79% secara tidak langsung. Variabel psikologi pasien mempunyai pengaruh terkecil terhadap keputusan pasien dalam membeli pelayanan rawat inap di RS Anna Medika Bekasi sebesar 2,09%

This thesis discusses the effects of marketing stimuli, psychology and the patient's family against the decision in buying the inpatient services. The purpose of this study to determine how much influence of each variable either directly or indirectly. Research with this kind of cross-sectional, conducted in the hospital Anna Medika for 3 months (from October to December in 2012), with a sample of patients totaling 105 patients hospitalized with inclusion criteria of patients treated for 2 days or more, who are willing to fill out a questionnaire as primary data research. Univariate analysis of research done by calculating the frequency distribution of each variable, to examine the bivariate relationship of each independent variable (Stimuli Marketing, Psychology and Family Patients) with the dependent variable (Decision In Buying Services Inpatient) using the Chi-Square, Correlation and Regression Testing. In addition, to further determine the relationship strong throughout the independent variable on the dependent variable multivariate analysis using path analysis and Multiple Linear Regression Test. The results obtained are marketing stimuli have the greatest direct influence on patients decisions to purchase services in a hospital inpatient Medika Anna Bekasi in 2012. But if all components performed simultaneously it will provide an even greater influence on patients decisions in purchasing inpatient services at Anna Medika Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T40857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Nuraini
"Keuntungan Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah menurunkan kejadian hipotermia dan mempersingkat masa rawat di Rumah Sakit. Pelatihan menurut Kirkpatrick adalah upaya meningkatkan pengetahuan, mengubah perilaku dan mengembangkan keterampilan.
Tujuan: Menilai evaluasi 1 tahun pasca pelatihan PMK pada peserta petugas kesehatan terlatih RSUD Pasar Rebo di wilayah Jakarta Timur pada tahun 2018.
Metode: Mixed Method,Penelitian Kualitatif di dukung oleh penelitian kuantitatif pada 12 informan petugas kesehatan di Ruang Nicu, Perina, Delima yang sudah pernah mengikuti pelatihan PMK pada satu tahun yang lalu. Wawancara Mendalam, diskusi kelompok untuk mengetahui keterampilan petugas dan pengetahuan PMK setelah dilakukan pelatihan didukung oleh observasi keterampilan secara cek list dan pengisian kuesioner yang sama pada saat satu yang lalu.
Hasil penelitian: dari hasil wawancara dan diskusi kelompok petugas melakukan keterampilan PMK langsung menggunakan bayi ke ibunya, tidak didukung oleh sarana dan prasana PMK ini didukung oleh data kuantitatif tidak ada perbedaan yang bermakna keterampilan PMK p =0,504 petugas kesehatan setelah satu tahun pasca mendapat pelatihan PMK. Pada saat observasi sebelum dilakukan test ada 4 petugas yang buku dan pernyataannya tidak pernah membaca lagi setelah pelatihan, hasil pengetahuan petugas mengalami penurunan hanya satu petugas yang tetap dari nilai post test satu tahun yang lalu dan dilakukan kembali dengan soal yang sama.
Kesimpulan: penelitian ini menilai evaluasi pelatihan PMK yang diselenggarakan satu tahun yang lalu dan yang menjadi keterbatasan dengan responden yang sedikit kemungkinan hasilnya tidak relevan.

Advantages of kangaroo mother care (KMC) is to reduce the incidence of hipotermia and shorten hospital stay. Training according to Kirkpatrick is an effort to improve knowledge, change behavior and develop skills.
Aim: Assess the evaluation of 1 year post-KMC training on trained health care personnel in Pasar Rebo General Hospital in East Jakarta in 2018.
Method: Mixed Method Qualitative research was supported by quantitative research on 12 health worker informants in Nicu, Perinatologi, Delima Room who had attended KMC training one year ago. In-depth interviews, group discussions to find out the skill of FMU officers and knowledge after training were supported by skill observation on check list and filling out the same questionnaire on the previous one.
Results: the results of interviews and discussions of groups of officers performing KMC skills directly using infants to their mothers, not supported by facilities and infrastructure KMC is supported by quantitative data there is no significant difference in KMC skills p = 0,504 health workers after one year after receiving KMC training . At the time of observation prior to the test there were 4 officers whose books and statements never read again after the training, the officer's knowledge result decreased only one officer who remained from the post test score one year ago and re-done with the same problem.
Conclusions: This study evaluates the evaluation of KMC training held a year ago and which is limited to the few respondents likely to be irrelevant."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mainora
"Faktor penyebab stunting menurut WHO 2013 secara komprehensif diuraikan menjadi faktor langsung dan tidak langsung. Prevalensi Balita stunting di Indonesia tergolong cukup tinggi dan distribusinyapun tidak merata, antara desa kota maupun antar provinsi. Tujuan penelitian ini ingin melihat bagaimana gambaran prevalensi stunting, capaian indikator PISPK, serta bagaimana hubungan 12 indikator PISPK dengan prevalensi stunting di kabupaten/kota di Indonesia tahun 2017. Desain penelitian ini adalah studi crossectional dengan sampel sebanyak 452 kabupaten/kota di Indonesia, menggunakan data sekunder prevalensi stunting dan 12 indikator program PIS-PK. Analisis statistik yang di lakukan yaitu univariat,Uji korelasi Spearmen dan Pearson serta analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi linear ganda.Hasil penelitian ini menunjukkan.
Hasil uji bivariat di peroleh variabel dengan prevalensi stunting yang berhubungan secara signifikan adalah persentase keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat - , persentase keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional JKN - , persentase bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap - , persentase ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan - , persentase penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standart , persentase penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur.
Hasil uji multivariat di dapatkan persentase keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan prevalensi stunting.Dari hasil penelitian ini diharapkan pemerintah dan semua pihak dapat meningkatkan program-program yang sudah berjalan selama ini dalam meningkatkan akses jamban sehat oleh keluarga di Indonesia, serta program lainnya yang berhubungan dengan prevalensi stunting, seperti peningkatan fungsi Posyandu.

Stunting factors according to WHO 2013 are comprehensively described to be direct and indirect factors. The prevalence of under five stunting in Indonesia is quite high and the distribution is uneven, between urban and inter provincial villages. The purpose of this study is to see how the prevalence of stunting, PISPK indicator achievement, and how 12 PISPK indicator relationship with stunting prevalence in districts cities in Indonesia in 2017. The design of this study is cross sectional study with 452 districts cities in Indonesia, using data secondary prevalence of stunting from the results of Nutrition Status Monitoring PSG and 12 indicators of PIS PK program. Statistical analysis done was univariate, Spearmen and Pearson correlation test and multivariate analysis using multiple linear regression test.
The results of this study show that bivariate test results obtained by variables with prevalence of stunting are significantly related is the percentage of families have access or use healthy latrine, the percentage of families have become members of the National Health Insurance JKN, the percentage of infants get basic immunization complete, the percentage of mothers performing delivery at health facilities, the percentage of patients with pulmonary tuberculosis get treatment according to standard, the percentage of hypertensive patients perform regular treatment.
Multivariate test results in obtaining a percentage of families having access to or using healthy latrine were the dominant factors associated with stunting prevalence. From the results of this study, it is expected that the government and all parties can improve the programs that have been running so far in improving access to healthy latrines by families in Indonesia, as well as other programs related to the prevalence of stunting, such as improving the function of Posyandu.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danti Kamalia Sari
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas penerapan sanksi pidana administrasi terhadap pelanggaran pengelolaan limbah medis yang tidak sesuai dengan standar atau peraturan peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh rumah sakit. Metode penelitian yang digunakan ialah yuridis-normatif, yakni penelitian yang berdasarkan pada hukum tertulis berupa peraturan perundang-undangan berlaku, teori hukum konsep hukum, doktrin atau pendapat ahli dan literatur. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit terbagi menjadi limbah non medis dan limbah medis. Sebanyak 70-90% rumah sakit menghasilkan limbah non medis yang bersifat seperti limbah domestik atau rumah tangga. Sedangkan sekitar hampir 30% rumah sakit menghasilkan limbah medis yang termasuk dalam limbah bahan berbahaya dan beracun bahkan jenis tertentu termasuk dalam limbah sangat berbahaya. Meskipun prosentasenya tidak sebesar limbah non medis namun dampak yang dihasilkan sangat besar untuk lingkungan hidup seperti pencemaran. Pengelolaan limbah medis rumah sakit sudah dapat dilakukan dengan berbagai teknologi dan/atau bekerjasama dengan pihak ketiga, namun berbagai alasan sering kali rumah sakit tidak melakukan pengelolaan limbah medis rumah sakit. Pelanggaran-pelanggaran tersebut sering kali berawal dari tidak memiliki izin untuk melakukan pengelolaan limbah. Oleh sebab itu, perlu penerapan sanksi dengan melakukan pendekatan Command And Control (CAC). CAC merupakan campur tangan pemerintah untuk mengatur masyarakatnya mulai dari penerapan standar hingga memberikan izin. Pendekatan CAC dalam penerapan sanksi disesuaikan dengan regulatory chain, dimana siklus dalam penegakan hukum lingkungan berawal dari perundang-undangan; penentuan standar; pemberian izin; kemudian penerapan; dan penegakan hukum. Penegakan hukum yang dimaksud dalam penelitian ini ialah penerapan sanksi terhadap bentuk pelanggaran perundang-undangan, standar dan/atau izin yang diberikan.

ABSTRACT
The research discusses the implementation of criminal administrative sanctions against the offense medical waste management which are not in accordance with standard of the laws and rule conducted by the hospital. The research method used is normative juridical, i.e research based on written laws and regulations applied, legal theory of legal concepts, doctrine or expert opinion and related literatures. The research results concluded that waste generated by the hospital is divided into non-medical waste and medical waste. Approximately 70-90% the hospitals produce non-medical waste that is like domestic or household waste. Whereas, about nearly 30%, the hospitals produce medical waste that is included in hazardous and toxic waste materials, even certain types are included in the highly hazardous waste. Although the percentage is not as big as non-medical waste, but the resulting impact is enormous for the environment such as pollution. Medical waste management can be done with various technologies and / or cooperate with third parties, but for various reasons, often the hospitals do not conduct medical waste management. Such violations often stem from not having permission to undertake waste management. Therefore, it is necessary to apply sanctions by approaching Command And Control (CAC). CAC is a government intervention to organize its people from standard implementation to granting permission. The CAC approach in the implementation of sanctions is adjusted to the regulatory chain, where the cycles in enforcement of environmental law started from legislation; standard setting; licensing; then application; and law enforcement. Law enforcement which is referred in this study is the application of sanctions against forms of violation of legislation, standards and / or permits granted."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halifia Zukhrina
"Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan layanan rumah sakit yang berguna memberikan feedback bagi pihak manajemen, karena dengan mutu pelayanan yang baik akan dapat memberikan kepuasan. Kepuasan pasien sendiri akan memberikan dampak minat beli ulang pasien dan promosi bagi rumah sakit.
Latar belakang penelitian ini adalah kinerja rawat inap RS. Bella yang menurun dan belum adanya informasi mengenai kepuasan pasien beserta hubungannya dengan minat pemanfaatan ulang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat inap dan minat pemanfaatn ulang serta hubungan keduanya.
Desain penelitian adalah cross sectional dengan dengan analisis deskriptif dan merupakan penelitian survey terhadap 120 orang pasien yang dirawat di RS. Bella dengan menggunakan kuisioner Parasuraman dkk yang telah disesuaikan dengan kondisi rumah sakit. Kuisioner berisi lima dimensi mutu Servqual yaitu tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel mutu Servqual mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Metode Servqual bisa digunakan sebagai alat ukur kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan di rumah sakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tertinggi dari kepuasan responden terdapat pada dimensi assurance, dimana 62.5 % responden menyatakan puas dan 37.5% menyatakan tidak puas. Kepuasan tertinggi kedua ada pada dimensi emphaty (51.7%), urutan selanjutnya adalah kepuasan dimensi tangibility (46.7%), dan dimensi reliability (45.8%). Kepuasan terendah ada pada dimensi responsiveness yaitu hanya 40.8% responden yang menyatakan puas sedangkan 59.2% menyatakan tidak puas. Responden yang berminat untuk pemanfaatan ulang pelayanan rawat inap sebanyak 82 orang (68.3%) orang, dan yang tidak berminat sebanyak 38 responden (31.7%). Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh Rumah Sakit sebagai salah satu alat untuk menyusun strategi dalam perbaikan mutu pelayanan.

Patient satisfaction is one of the indicators for measuring hospital service and giving feedback for management, because of good service quality will give satisfaction, in the other hand patient satisfaction will give effect for reutilization interest and hospital promotion.
Background : Hospital effort achievement still low. Surely it’s a challenge for hospital in its effort facing competitions. And ther is no informationabout patient satisfaction related to reuse interest.
Objectives of this research is to describe patient satisfaction and inpatient reutilization interest and the relationship between both.
Method : descriptive analysis with cross sectional design and interviewing to 120 patients. Research methodology is quantitative analysis with univariate analysis, and bivariate analysis (Fisher Test and Parasuraman Corelations).
Results : The results of study are the highest patient satisfaction is dimension of assurance and the lowest satisfaction is dimensions of responsiveness. The results of statistic test are dimension tangibility, responsiveness, assurance and emphatyhave significantly relationship to re- use interest of inpatient care services. Beside that patient satisfactions survey as a tool for observing hospital service quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Rustandi Gojali
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Program Indonesia Sehat denganpendekatan keluarga PIS-PK di Kabupaten Bandung tahun 2017. Proses implementasikebijakan dilihat dari unsur proses kebijakan, komunikasi, ketersediaan sumberdayatenaga, biaya, fasilitas yang dibutuhkan, proses disposisi, dan struktur birokrasi ditingkat dinas kesehatan dan di puskesmas. Selain itu peneliti juga menganalisa faktorkondisi sosial, ekonomi dan politik terkait peran dan dukunganstakeholder terhadapimplementasi program keluarga sehat ini. Desain penelitian ini adalah penelitiankualitatif dengan metode deskriptif eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan di dinas kesehatan dan 12 puskesmas percontohan di wilayah Kabupaten Bandung. Metode pengambilan data menggunakan metode wawancara mendalam dan focus group discussion FGD kepada beberapa informan yang dipilih purposif sampling, informan dari dinas kesehatan dan puskesmas serta melakukan trianggulasi data dengan telaahdokumen.
Hasil penelitian didapatkan bahwa disposisi dan persepsi yang kurang dari pengambil keputusan key decision maker di dinas kesehatan mengakibatkan kurangnya dukungan dan komitmen sehingga memberikan dampak kurangnya komunikasi, tidak berjalannya koordinasi, dan tidak jelasnya struktur birokrasi. Kurangnya komunikasi di dinas kesehatan mempengaruhi proses perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan sampai monitoring evaluasi. Komunikasi yang kurang efektif mempegaruhi keterlibatan lintas sektoral di tingkat Kabupaten Bandung. Implementasi program keluarga sehat di puskesmas tidak berjalan optimal. Hambatan utama implementasi di puskesmas karena keterbatasan tenaga dan anggaran. Meskipun sebagian besar puskesmas percontohan sudah melaksanakan beberapa tahapan pelaksanaan program, dari target pendataan keluarga yang ditetapkan sebesar 30 ditahun 2017, hasil cakupan sementara hanya mampu mencapai kurang dari 5.
Disposisi dan komunikasi menjadi faktor yang sangat mempengaruhi implementasi program di tingkat dinas kesehatan. Sedangkan faktor ketenagaan dan pembiayaan merupakan faktor penghambat utama implementasi program ditingkat puskesmas. Persepsi dan sikap dari organisasi profesi PPNI dan IBI dan institusi pendidikan terkait program ini cukup baik dan mendukung. Studi ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan kepada dinas kesehatan untuk meningkatkan manajemen program terutama dalam proses komunikasi, koordinasi, perencanaan dan pembiayaan dan distribusi tenaga kesehatan dalam implementasi program.

Aim. This thesis aims to analyze the policy implementation of the Indonesian HealthProgram with Family Approach PIS PK in Bandung Regency in 2017. The process of policy implementation is seen from the elements of policy process, communication, availability of resource,manpower, cost, facilities needed, disposition process and bureaucracy structure at the the Health Center Office and the community health center. This study is also to analyze social, economic, and political factors related to the role and support of stakeholders towards the implementation of the program. Methods. This study was a qualitative research with descriptive design. This research was conducted in the the Health Center Office and twelve community health centers in Bandung Regency area. Data were collected using in depth interview and Focus Group Discussion FGD with informants from those institutions selected using purposive sampling. Data triangulation with document review was performed to ensure the trustworthiness.
Results. The result of the research showed that lack of disposition and perception of key decision makers inthe Health Center Office levelresulted in the lack of support and commitment, which caused of lack of communication, coordination and clarity of bureaucratic structure. The lack of communication at the level of the Health Center Office affected the process of planning, financing, implementation and evaluation as well as influenced cross sectoral engagement at Bandung district level. The implementation of health family program at the community health center was not optimal. The main obstacles to the implementation were limited manpower and budget. Although most community health centers had implemented several stages of program implementation, however, from 30 of the target of the program in 2017, the coverage only reached less than 5.
Conclusion. Disposition and communication were the main factors affecting the implementation of programs at the Health Center Office level. While manpower and financing were the main factors inhibiting the implementation of the program at the community health center level. However, perceptions and attitudes of professional organizations Indonesian National Nurses Association and Indonesian Midwifery Association and the educational institutions related to this program were quite good and supportive.This study recomend to health center office to improving of communication and coordination in Bandung District level and re organizing and distributing of manpower such as nurse, midwifery, public health, sanitarian, and nutritionist to support this program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurulhuda Arfiyani
"Pemberian ASI yang tidak optimal memberi andil terhadap terjadinya 45% kematian akibat infeksi neonatal, 30% kematian akibat diare dan 18% akibat infeksi saluran napas pada balita. Di negara berkembang, sekitar seperempat sampai setengah dari kematian di tahun pertama kehidupan terjadi dalam minggu pertama kelahiran. Banyak intervensi yang dapat meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup bayi baru lahir dengan biaya yang relatif rendah dan layak untuk diimplementasikan, salah satunya adalah pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif pada minggu pertama kelahiran.
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada tujuh hari pertama kelahiran di wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priuk Jakarta Utara. Desain penelitian adalah cross sectional dengan sampel penelitian 79 responden. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia tujuh hari di wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priuk.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada satu pun hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Eksklusif pada tujuh hari pertama kelahiran dengan umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, IMD, dukungan suami dan dukungan petugas kesehatan.

An Unoptimized ways of breastfeeding have played the role in 45% baby mortality of neonatal infection, 30% mortality of diarrhea and 18% mortality of respiratory tract infection. In developing countries, more than 25% mortality within one year lifespan occur in the first week of birth. There are so many ways of intervention that could increase the health and surviving chance of the newbornn with relatively inexpexsive method, which are also very much worth to be implemented. Early Initiation of Breastfeeding and Exclusive breastfeed within first week of birth are those methods mentioned above.
The objective of this research is understanding the factors of giving exclusive breastfeed within first seven days of birth in North Jakarta Kecamatan Tanjung Priok Public Health Center area. Design of this research is cross sectional with 79 respondents research sample. The population is mothers with seven days old baby within the said hospital area.
The result of the research conclude that there are not even one significant relation between giving exclusive breastfeed within first seven days of birth with age, education, occupation, parity, knowledge, Early Initiate Of Breastfeeding, spouse's support and medical attendant’s support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Putri Apriliani
"Dalam pelaksanaan desentralisasi, Dana Alokasi Khusus (DAK) kesehatan diberikan kepada daerah tertentu untuk membantu pembiayaan kesehatan sesuai prioritas pembangunan kesehatan nasional yang capaian kinerjanya digambarkan melalui indikator Cakupan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (PF) dan Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1). Peningkatan anggaran DAK kesehatan setiap tahun belum diiringi peningkatan cakupan PF dan KN1 di daerah dimana masih terdapat ketimpangan yang cukup besar antar daerah. Menggunakan data sekunder tingkat kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2014-2017, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak DAK kesehatan terhadap cakupan PF dan KN1. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier data panel dengan fixed effect model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka pendek DAK kesehatan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap cakupan PF dan KN1. DAK kesehatan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap cakupan PF pada tahun ke duanya sementara dampaknya terhadap cakupan KN1 belum terlihat bahkan sampai jangka waktu 2 tahun. Merujuk pada hasil tersebut, maka proses perencanaan, penganggaran dan administrasi DAK kesehatan perlu dilakukan dengan lebih baik lagi agar manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka pendek. Selain itu, diperlukan pengawasan dan evaluasi yang lebih baik agar transparansi dan akuntabilitas dalam penganggaran dan pengeluaran DAK kesehatan dapat efektif membantu pemerintah pusat maupun daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas.

In the implementation of decentralization, the Special Allocation Fund (DAK) of health is given to certain regions to help their health financing according to national health development priorities. Performance achievements of these regions are illustrated through indicators of the Coverage of Delivery in Health Service Facilities (PF) and the Coverage of First Neonatal Visits (KN1). The increase in the health DAK budget every year has not been accompanied by an increase in the coverage of PF and KN1 especially in the regions where there are still significant disparities between them. Using secondary data at the district/city level in Indonesia in 2014-2017, this study aims to determine the impact of health DAK on PF and KN1 coverage. The analytical method
used is linear regression panel data with fixed-effect models. The results showed that in the short term health DAK had a positive but not significant effect on the coverage of PF and KN1. Health DAK has a positive and significant effect on PF coverage in the second year while its impact on KN1 coverage has not been seen even for a period of 2 years. Referring to these results, the process of planning, budgeting and administration of health DAK have to be improved in order to give the short term benefits to the people. In addition, better monitoring and evaluation process is needed so that
transparency and accountability in the budgeting and expenditure of health DAK can effectively assist national and regional governments in providing equitable, affordable and quality health services.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Raksi Padmasari
"Puskesmas memerlukan SDM kesehatan sebagai motor penggerak. Salah satu SDM kesehatan adalah dokter umum. Ketersediaan dokter umum dalam segi jumlah harus memadai dan terdistribusi secara merata. Kebijakan pendayagunaan dokter umum puskesmas yang berlaku di Provinsi DKI Jakarta memberikan keluluasaan bagi puskesmas kecamatan selaku instansi pelaksana dalam melakukan manajemen SDM. Salah satu variabel yang mempengaruhi proses implementasi kebijakan adalah kapabilitas instansi pelaksana. Kapabilitas ini ditunjukkan dengan kemampuan manajemen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi kebijakan pendayagunaan dokter umum puskesmas di Puskesmas Kecamatan Kemayoran. Penelitian menggunakan mixed method yang menggabungkan hasil kualitatif dengan hasil kuantitatif. Gambaran implementasi kebijakan adalah masih terjadi ketidakseimbangan beban kerja dokter umum antara puskesmas kelurahan dan puskesmas kecamatan. Hal ini disebabkan karena tidak ada aturan yang baku mengenai penempatan dokter umum sampai dengan tingkat puskesmas kelurahan dan kemampuan manajemen puskesmas kecamatan masih kurang. Salah satu rekomendasi kebijakan yang diajukan adalah perbaikan manajemen dengan menggunakan model simulasi distribusi dokter umum berdasarkan penyeimbangan forecasting beban kerja dokter umum di puskesmas wilayah Kemayoran.

Public health centre needs health human resources as a driving force. One of the health workforce is general practitioner. The availibity of general practitioners in terms of the amount should be adequate and evenly distributed. The policy of physician utilization at public health centre in the province of DKI Jakarta, gives authority for district public health centre as the implementing agency in managing human resources. One of the variables that influence the process of policy implementation is the capability of implementing agencies. This capability is indicated by the ability of management. The purpose of the study is to describe policy implementation of physician utilization at public health centre in Kemayoran. Research using a mixed methods that combines qualitative and quantitative results. As an overview of policy implementation, there is an imbalance of physician workload between district and sub district public health centre in Kemayoran. This is because there are no standard rules regarding the placement of a physician up to sub district level and lack of management skills at district public health centre. One of the proposed policy recommendation is improved management using simulation models of physician distribution which is based on physician workload balancing in Kemayoran public health centre."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>