Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Aji Perdana
"Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh suatu parasit yang hidup di dalam darah melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria masih merupakan masalah di Indonesia karena hingga tahun 2015 jumlah keseluruhan kasus malaria sebesar 217.025 kasus. Pada tahun 2015 Provinsi Lampung memiliki jumlah kasus paling banyak setelah Papua, NTT, Papua Barat, Maluku Sumatera Utara dengan jumlah kasus positif 3.991 kasus dimana Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten endemis malaria.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan perilaku dan tempat perindukan nyamuk terhadap kejadian malaria setelah dikontrol dengan variabel potensial confounder lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian case-control dengan jumlah sampel 180 responden, dengan kasus 60 dan kontrol 120 berusia ≥ 15 tahun, menggunakan data insiden. Data dianalisis dengan uji chi-square, stratifikasi, dan regresi logistik.
Setelah dikontrol variabel confounding didapatkan variabel pemasangan kawat kasa berhubungan dengan kejadian malaria (OR : 3,15 ; 95% CI : 1,099-9,074; p = 0,033). Sedangkan variabel keluar malam, obat nyamuk, penggunaan kelambu, tempat perindukan nyamuk dan jarak tempat perindukan nyamuk tidak berhubungan dengan kejadian malaria. Umur merupakan efek modifikasi terhadap hubungan antara penggunaan kelambu dan kejadian malaria. Masyarakat hendaknya melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pemasangan kawat kasa pada setiap ventilasi rumah dan menutup setiap lubang pada dinding rumah yang berpotensi nyamuk bisa masuk serta menggunakan kelambu pada saat tidur malam.

Malaria is an infectious disease caused by a parasite that lives in the blood through the bite of a female Anopheles mosquito. Malaria is still a problem in Indonesia since 2015 the total number of 217.025 of malaria cases. In 2015, Lampung province has the most number of cases after Papua, East Nusa Tenggara, West Papua, Maluku, North Sumatera amount of positive 3,991 cases in which the District Pesawaran a malaria endemic districts.
The main purpose of this study was to determine the relationship of behavior and breeding places on the incidence of malaria after controlling for potential confounders. This study is a case-control study with a sample size of 180 respondents, with 60 cases and 120 controls aged ≥ 15 years, using incident data. Data were analyzed by chi-square test, stratification and logistic regression.
After adjusting confounding variables installation of wire netting significant relationship with the incidence of malaria (OR : 3,15 ; 95% CI : 1,099-9,074; p = 0,033). Out of the house at night, insect repellent, use of mosquito nets, mosquito breeding places and distances breeding places are not relationship with the incidence of malaria. Age is a modification effect on the relationship between the use of mosquito nets and malaria. The people should take steps to prevent the installation of wire netting perform at every home ventilation and close any holes in the walls of houses that potentially could enter and use mosquito netting when sleeping at night. The people should take steps to prevent malaria by doing the installation of wire netting at each home ventilation and close any holes in the walls of houses that potentially could enter and use mosquito netting when sleeping at night.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi, Niken Wastu
"Malaria merupakan suatu penyakit yang penyebarannya sangat luas di negara yang beriklim tropis maupun sub tropis. Kabupaten Pesawaran salah satu kabupaten dengan tingkat endemisitas yang tinggi di Provinsi Lampung. Puskesmas Hanura merupakan wilayah dengan endemisitas tertinggi yaitu AMI 88,7 %, API 22,9% dan SPR : 27,2 %.Tujuan penelitian mengetahui hubungan keberadaan tempat perindukan nyamuk dengan kejadian malaria di Puskesmas Hanura. Desain penelitian kasus kontrol, data primer. Jumlah sampel 396. Hasil menunjukkan variabel tempat perindukan nyamuk berhubungan bermakna dengan kejadian malaria. ( OR = 5,58 ; CI : 3,625 - 8,599). Rumah penduduk dengan tempat perindukan nyamuk berisiko 5,58 kali dibanding tidak ada tempat perindukan nyamuk.

Malaria is a disease that is very widely spread in most parts of the world, both the tropical and sub-tropics. Pesawaran District is one of the districts with high endemis in the province of Lampung. Hanura Health Center is on the highest endemy region of AMI 88,7 %, API 22,9% dan SPR (Slide Positive Rate): 27,2 %. This study aims to determine the relationship of mosquito breeding place presence with malaria finding at Hanura health center This research design is case control study, using primary data. The overall samples are 396. The results showed that the mosquito breeding places variables significantly associated with malaria incidence. ( OR = 5,58 ; CI: 3,625 - 8,599). People houses with mosquito breeding places at risk of 5,58 times compared with no mosquito breeding places."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T21805
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurasni
"Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten yang endemis tinggi di Provinsi Lampung. Puskesmas Hanura merupakan wilayah dengan endemisitas yang tinggi dimana API 43,9?. Tujuan penelitian Mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di desa Lempasing puskesmas Hanura. Desain penelitian cross sectional dengan data primer, jumlah sampel 211, dilakukan uji chi-square. Data tentang sosio-demografi, pengetahuan, sikap, perilaku, dan lingkungan dikumpulkan dengan wawancara dan observasi melalui pengisian kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian malaria adalah pendidikan (OR=2,135; 95%CI: 1,168-3,902), dan penggunaan kelambu (OR=1,594: 95%CI: 1,067-2,383). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria.

Malaria one of communicable disease still remains public health problem in Indonesia even in the world. Pesawaran District is one high malaria endemic district in Lampung Province. Hanura Health Centre is a high malaria endemic area which its API 43,9?. This study aims to analyze Factors associated with the occurence of malaria in Hanura Health Centre. The design study is cross sectional study, using primary data, the overall samples are 211, chi-square test was done. Data of Socio-demografy, knowledge, attitude, and behavior collected through interview and observation using questionaires. The results showed that two were three variables significantly associated with malaria incidence; education (OR=2,135; 95%CI: 1,168-3,902), and using of bednets (OR=1,594: 95%CI: 1,067-2,383). Concluded that significantly assosiated between education and using bednets."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Sambodo
"Faktor manusia (host) yang pcnling dalam pcnccgahan malaria adalah Faklor perilaku, seperti perilaku pencegahan dan pencarian pengobatan. Salah satu Faktor pencegahan malaria berkaitan dengan pcngcmbangan program kelambunisasi adalah keteraturan masyarakat untuk tidur mcnggunakan kelambu sepanjang malam.
Penelitian ini bertujuan umuk mengetahui hubungan menggunakan kclambu dengan kejadian malaria, clengan mempertimbangkan faktor-faktor: umur, jenis keiamin, pendidikan, waktu bekerja, pengetahuan tentang malaria, penyuluhan lcelambu, kecukupan kelambu, lama tinggal, pemilikan temak besar, obat anti nyamuk, kassa, dan alat pellndung diri keluar mlam. Penelitian ini dilalcsanakan di Kabupaten Lampung Selatan, dengan pertimbangan prevalensi klinis malaria di Kabupaten Lampung Selatan sangat fluktuatifl yaitu ll,5%0 tahun 2000, cenderung meningkat menjadi l3,65%¢ pada tahun 2003 dan menurun kembali menjadi ll,3%¢ di tahun 2004, scdangkan pada tahun 2005 kcmbali turun mcnjadi 9,67_ disamping, itu program kelambunisasi baru bcrjaan, lokasi pcnelitian adalah salah salu puskesmas lercndcmis di Kabupatcn Lampung Selalan, yaitu Puskcsmas Hanura.
Berdasarkan pcnelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara menggunakan kelambu dengan kejadian malaria, dimana respondcn yang tidak mcnggunakan kelambu berisiko 4,82 kali terkena malaria dibandingkan dengan responden yang leralur tidur menggunakan kclambu. Faktor resiko yang berpotensi menjadi konfounder sehubungan dengan keteraturan tidur mcnggunakan kelambu dengan kejadian malaria adalah pengetahuan responden tentang cara pencegahan malaria dan status penyuluhan tentang kelambu yang dilerima oleh responden. Respondcn yang tidak tahu cara pencegahan malaria berisiko 6,64 kali dibanding responder; yang tahu tentang cara pencegahan malaria. Variabcl umur responden kelompok muda < 15 tahun beresiko terkena malaria pemah menerima pcnyuluhan kelambu akan terlindungi dari malaria 2,37 kali dibandingkan dengan responden yang beumur > 15 tahun.
Berdasarkan penclitian ini diketahui menggunakan kelambu sangal mcmpengamhi keberhasilan program pengendalian malaria jika dilaksanakan dcngan mempertimbangkan upaya pcningkatan pcngetahuan masyarakat temang pencegahan malaria Serta manfaat penggunaan kelambu. Oleh karcna itu kiranya perlu dilakukan penyuluhan ulang temang manfaal penggunaan kclambu dalam pcnccgahan tcrjadinya pcnularan malaria, karcna berdasarkan penclilian ini hal tersebut dapat mcningkalkan cakupun pcnggunaan kelambu di masyarakul.

An important human factor in malaria prevention activities is behavioral factor, such as prevention behavior and care seeking. One of prevention factor of malaria which is related with bednets program is the using of bednets by the community during night-rest time.
This research aims to determine correlation between the using ot' bednets by the community with malaria incidence in Hanura Health Centre, South Lampung District. The correlation will be considered to variables, which are age groups, gender, educational level, working hours, the community knowledge regarding malaria prevention, health education, length stay, ownership of cattle, mosquito coils, kassa, the using of self protection clothes during night time. The prevalence of clinical malaria in South Lampung District is fluctuated, from ll.5%o in 2000 to l3.65%o in 2003 and decreases to ll.3%a in 2004 and 9.67%o in 2005. The location of this study is Hanura Health Centre due to thc most endemic malaria condition of this health center in South Lampung District.
This research finds that there is statistical significant relationship between the using of bednets by the community with malaria incidence. Non using bednets group risks 4.67 times to have malaria infection compare to using bednets group. Confounder risk factors are knowledge of the community regarding malaria prevention efforts and health education to use bednets. Lack knowledge of malaria prevention respondents risk 6.64 times compares to good knowledge of malaria prcvcntion respondents. Responden age group is risk factor for malaria incidence. Age group responden < I5 years more risk 2,32 times compare to age group 2 IS years.
In conclusion, successful bednets distribution program in malaria control activities should be followed with increasing the knowledge of malaria prevention among the community and increasing health education to use bednets. Therefore, malaria control program in South Lampung District should continue malaria health education program on regular basis for the community in Hanura Health Centre. The message could consist of malaria prevention activities and the using ofbednets.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T29205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Minerva Theodora P.
"Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten yang endemis tinggi di Provinsi Bengkulu. Puskesmas Lais merupakan wilayah dengan endemisitas yang tinggi dimana API 37,8‰. Tujuan penelitian menganalisa pengaruh keberadaan tempat perindukan nyamuk sebagai faktor risiko kejadian malaria di Puskesmas Lais. Desain penelitian kasus kontrol dengan data primer, jumlah sampel 184, dilakukan uji chi-square dan dilanjutkan dengan uji regresi logistik ganda. Data tentang tempat perindukan nyamuk dikumpulkan dengan wawancara dan observasi melalui pengisian kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian malaria adalah keberadaan tempat perindukan nyamuk (OR=3,484; 95%CI: 1,880-6,458), penggunaan kelambu (OR=4,514: 95%CI: 2,426-8,398) dan penggunaan anti nyamuk (OR=2,224; 95%CI: 1,230-4,020). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keberadaan tempat perindukan nyamuk dengan kejadian malaria. Adanya tempat perindukan nyamuk di sekitar pemukiman penduduk memberikan risiko sebesar 3,484 kali terjadinya malaria dibandingkan tanpa tempat perindukan nyamuk setelah dikontrol oleh penggunaan kelambu dan anti nyamuk.

Malaria one of communicable disease still remains public health problem in Indonesia even in the world. North Bengkulu District is one high malaria endemic district in Bengkulu Province. Lais Health Centre is a high malaria endemic area which its API 37,8‰. This study aims to analyze the influence of the presence of mosquito breeding places related to malaria risk in Lais Health Centre. The design study is case control study, using primary data, the overall samples are 184, chisquare test was done continued with logistic regresion test. Data of mosquito breeding places were collected through interview and observation using questionaires.
The results showed that there were three variables significantly associated with malaria incidence; the mosquito breeding place (OR=3,484; 95%CI: 1,880-6,458), using bednets (OR=4,514: 95%CI: 2,426-8,398) and using mosquito destroyer (OR=2,224; 95%CI: 1,230-4,020). Concluded that significantly assosiated between mosquito breeding places with malaria risk, the occurance of malaria of people living with mosquito breeding place have 3,484 times at risk to malaria compares to people living without mosquito breeding place after being contolled by using bednets and mosquito destroyer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Kesumaningtyas
"Di Indonesia masih banyak terdapat usaha informal yang belum memilliki akses mendapatkan pelayanan kesehatan kerja. Permasalahan program kesehatan kerja seringkali terjadi dikarenakan pergantian dokter puskesmas, kurangnya pengetahuan dari petugas dan kader kesehatan kerja. Di Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung terdapat empat puskesmas yang menjadi percontohan program upaya kesehatan kerja dimana sudah diberikan pelatihan kepada dokter dan pemegang program tentang kesehatan kerja serta sudah pernah dilakukan bimbingan teknis serta monitoring. Akan tetapi, program upaya kesehatan kerja di puskesmas belum berjalan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kendala apa saja yang ada dalam implementasi program upaya kesehatan kerja pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan juga evaluasi.
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan fungsi manajemen menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, Kepala Seksi Kesehatan Khusus dan Matra, Kepala Puskesmas, Pemegang program dan perwakilan dari sasaran. Hasil dari penelitian ini yaitu program upaya kesehatan kerja belum menjadi prioritas dikarenakan bukan merupakan program pokok di puskesmas namun ada juga yang mengemukakan bahwa tidak ada perbedaan antara program prioritas dan program pengembangan. Masih kurangnya pengetahuan, jumlah sumber daya manusia yang terlibat dalam program upaya kesehatan kerja. Dari segi anggaran, program upaya kesehatnan kerja memiliki alokasi anggaran baik sehingga program upaya kesehatan kerja masih terintegrasi dengan program kesehatan lain.
Selain itu, program upaya kesehatan kerja juga tidak didukung oleh peralatan yang memadai serta tidak ada rencana kerja. Dan juga keterlibatan sasaran yang kurang aktif serta kondisi lingkungan yang tidak mendukung dari sisi keamanan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa program upaya kesehatan kerja di Kabupaten Pesawaran belum menjadi prioritas dikarenakan masuk kedalam program pengembangan dan belum diukung adanya sumber daya manusia yang memadai, tidak ada alokasi anggaran, tidak ada peralatan serta rencana kerja, keterlibatan masyarakat masih kurang aktif serta lingkungan yang kurang mendukung.
Oleh karena itu, program upaya kesehatan kerja perlu dimasukkan dalam rencana kerja baik itu di dinas kesehatan dan puskesmas. serta adanya alokasi anggaran untuk program serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dan juga peralatan yang menunjang program serta di butuhkan kerjasama lintas sektor untuk lebih memaksimalkan implementasi program upaya kesehatan kerja di puskesmas.

In indonesia there are still many informal businesses who have not have access occupational health services. Occupational health problems program often occurred due to the doctor puskesmas, the lack of knowledge of officers and kader occupational health. In Pesawaran District, there are the four be pilot programs health effort work where already provided training to medical doctors and holder programme about occupational health and is has been done technical training and monitoring.But, program health effort work at puskesmas not run. This study aims to identify the constraints all that is for the implementation of program health effort work in the planning stages, the implementation and also evaluating.
This research qualitative by using function management uses the method in-depth interviews and review of documentation. Informants in this research was head of district health pesawaran, head of specific health and matra, the head of puskesmas, holders the program and representatives of the target. The result of this research namely the program health effort work had not been priority because not is a program basic puskesmas but some are suggested that there is no difference between priority programs and development program. There is a lack of knowledge, the number of human resources involved in the program health effort work. On the budgeting side, program efforts kesehatnan work are budget allocation good and the health effort work still integrated with other health program.
In addition, health effort program work also are not supported by proper equipment and had no work plan. And also the involvement of a target that is less active as well as environmental conditions that not in favor of security side. This research concluded that the program working health effort in kabupaten pesawaran had not been a priority because entered into a program to develop and has not diukung the presence of human resources sufficient, there was no budget allocation, there is no equipment and the work plan, the involvement of the community is still less active as well as the environment less supportive.
In addition, health effort program work also are not supported by proper equipment and had no work plan. And also the involvement of a target that is less active as well as environmental conditions that not in favor of security side. This research concluded that the program working health effort in kabupaten pesawaran had not been a priority because entered into a program to develop and has not diukung the presence of human resources sufficient, there was no budget allocation, there is no equipment and the work plan, the involvement of the community is still less active as well as the environment less supportive. Hence, health effort program work will need to be included in the work plan whether it is in health department and public health center. And the existence of the budget allocation for the program as well as improving the quality of human resources and also that support equipment of the program and need cooperation cross-sectors to be more maximize the implementation of health effort program work in public health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrul Hudaira
"Malaria is an infectious disease caused by a malaria parasite spread by female Anopheles mosquitoes, and is currently a public health problem. Besides causing death, it also affects work productivity and income. Puskesmas Hanura, wich is included ah High Incidence Area with AMI of l59,8 per 1000 persons, has done many efforts to deal with malaria, one of those is encouraging the use of bednets by distributing them to the community. The community there uses bednets while sleeping to help prevent malaria incidence.
This study used case control design, to elicit whether there is any significant relationship between exposure to mosquitoes and malaria by comparing case group and control group. Data were collected from Puskesmas I-Ianura, whit case group being patients who have been diagnosed with malaria (based on clinical symptoms and laboratory result) and control group are those who are not diagnosed with malaria, Primary data were also collected using stmctured questionnaires.
The result of bivariate analysis with a confidence of 95% showed that variabels correlating with malaria incidence the use of badnets with p value = 0,000 and OR = 4,177 (95%: 2,537-6,879), the use of mosquito coil with p value = 0,038 and OR = 1,962 (95% Cl: 1,078-3,57l) and being outside the housing during night time with p value = 0,016 and OR = 1,926 (95% CI: 1,159-3,20l).
The result of multivariate analiysis showed that using bednets when sleeping has a correlation with malaria incidence. Those who do not use bednets have 4,177 times begger risk to catch malaria than those who do. g.
It is suggested that the community be given thorough infomation on the importance of preventing the spread of malaria. The distribution of badnets should be continued and information should be given also regarding how to use bednets properly and their benefits. It is also suggested that people should stay inside the house night."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nopitri Wahyuni
"ABSTRAK
Penelitian ini menggambarkan upaya- upaya yang dilakukan Pemerintah Desa Hanura dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada kegiatan perencanaan Dana Desa dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi dalam peningkatan partisipasi tersebut. Metode penelitian yang digunakan ialah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menjabarkan bahwa memang terdapat upaya- upaya penting yang dilakukan Pemerintah Desa Hanura untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam tahapan kegiatan perencanaan Dana Desa mulai dari persiapan petugas, penjangkauan masyarakat, kegiatan pengkajian masalah kebutuhan atau masalah, dan perencanaan sebagai penformulasian solusi itu sendiri. Upaya- upaya peningkatan partisipasi tersebut juga dapat berbeda- beda di setiap desa tergantung tahapan yang dilewati serta peran dan keterampilan dari pemerintah desa untuk melakukan perubahan yang dilakukan. Peran dan keterampilan tersebut mulai dari fasilitatif, edukasional, representasional dan teknis, untuk memberikan peluang dan memampukan masyarakat dalam berpartisipasi. Selain itu, kendala- kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Desa Hanura, baik dari sisi aparat desa maupun masyarakat, telah dikelola dengan peran kepala desa dan manajemen konflik agar partisipasi masyarakat dapat berjalan efektif. Penelitian ini kemudian menyarankan agar pemerintah desa mengembangkan komunikasi secara kultural kepada masyarakat serta pengkaderan desa agar tujuan dari peningkatan partisipasi masyarakat tersebut dapat tercapai.

ABSTRACT
This undergraduate thesis describes the efforts of Hanura local apparatus in strengthening community participation in Village Fund planning activities and the efforts to overcome the barriers in the ongoing process. This research used the qualitative research with descriptive approach. The result explains that Hanura local apparatus have encouraged the community participation in every single Village Fund planning process from team preparation, community engagement, community assessment, and planning as the solution formulation. The efforts could be different to other villages depend on the the planning process faced also the roles and skills applied. Those roles and skills by local apparatus, such as facilitative, educational, representational and technical, to widen the chances and enable the community to participate. Besides, the barriers both from the apparatus and community have been managed by the roles of local leader and conflict management to get the community participation run effective. This research gives recommendation for the local apparatus to develop the cultural communication to community also form local cadres to grab the goal of community participation strengthening. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferizal Masra
"Di Indonesia, penyakit malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah luar Jawa Bali. Di daerah-daerah tersebut masih sering terjadi letusan wabah yang menimbulkan banyak kematian. Pemberantasan penyakit malaria dapat dilakukan dengan pemutusan rantai penularannya, melalui upaya menghilangkan tempat perindukan nyamuk Anopheles di sekitar rumah, sehingga nyamuk tidak dapat berkembangbiak.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara tempat perindukan nyamuk dengan kejadian malaria di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2002. Desain penelitian yang digunakan adalah Kasus-Kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 196 orang dan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keberadaan tempat perindukan nyamuk yang berjarak kurang dari 2 km dari pemukimam mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian malaria, dengan nilai OR sebesar 3,774 (95 % CI: 1,975-7,211), dan setelah dikontrol oleh variabel lain, yakni pekerjaan dan pemakaian kelambu yang berperan sebagai faktor konfonding, nilai OR menjadi 3,687 (95 % Cl: 1,819-7,473).
Aktifitas di luar rumah pada malam hari, Pemasangan kassa pada ventilasi rumah, dan lama bermukim di wilayah penelitian, merupakan variabel yang mempunyai hubungan langsung dengan kejadian malaria, akan tetapi tidak mempunyai pengaruh secara bermakna terhadap hubungan antara tempat perindukan nyamuk dengan kejadian malaria.
Disarankan agar masyarakat lebih berperan aktif dalam pemberantasan penyakit malaria dengan upaya membersihkan tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahya, melakukan perlindungan individu dan perlindungan rumah/keluarga terhadap gigitan nyamuk Anopheles.
Dan bagi Pemerintah Daerah bersama-lama dengan Dinas Kesehatan agar lebih intensif lagi melaksanakan kegiatan pemberantasan penyakit malaria dengan lebih melibatkan peran serta aktif masyarakat dan melaksanakan penyuluhan tentang pendidikan kesehatan masyarakat secara intensif.

In Indonesia, malaria diseases remains one of public health problems, mainly at the districts beyond Java and Bali.Within those districts, frequently occurs the outbreaking disease with result to the mortality case. Malaria disease elimination through breaking down the infection linking by cleaning up the Anopheles breeding places around the house, in order the mosquito could not growth.
The research is conducted to find assosiation strength between breeding place with malaria incidence in Kecamatan Teluk Behmg Barat, Kota Bandar Launpung Tahnm 2002. Research design used is Case-Control with total sample are 196 peoples and using questioner as collecting instrument
The research shows that the existence of breeding place which the distance is less than 2 km from community residence have significant assosiation with malaria incidence, with OR is 3,774 (95% CI : 1,975 - 7,211), and controlled by another variables, that is occupational and bad net used which plays role as confounding factor, then OR becomes 3,687 (95% CI : 1,819 - 7,473).
Night outdoor activities, screening applied on ventilation, length of stay in the research area, are the direct variables to the malaria incidence without having significant influence to the relation between breeding place and malaria incidence.
The community is advised to participate actively in eliminating the malaria disease by cleaning up the breeding place of mosquito around the house, individual protecting and house/flintily protecting against anopheles bitting.
The District Government and Provincial health authority are expected to work together intensively in malaria eliminating by involving community roles, and conducting counseling about conummity health education intensively.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T4600
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kholis Ernawati
"Tambak terlantar merupakan man made breeding places pada daerah endemis malaria di ekosistem pantai Pengelolaan habitat perindukan vektor dapat memutuskan rantai penularan malaria Penerapan manajemen terpadu yaitu manajemen kasus dan manajemen lingkungan dalam pengendalian malaria merupakan key alternative terutama pada daerah endemis dengan jumlah habitat perindukan vektor berupa tambak terlantar yang luas Pengelolaan tambak terlantar perlu menerapkan prinsip berkelanjutan yaitu mempertimbangkan aspek ekologi ekonomi sosial kelembagaan dan teknologi Tujuan penelitian ini adalah merumuskan model pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan vektor berkelanjutan Lokasi penelitian adalah desa Sukarame Sukamaju dan Kampung Baru Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung Metode yang digunakan untuk pemilihan alternatif pengelolaan tambak terlantar berkelanjutan yaitu Analytical Network Process ANP Penyusunan model pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan vektor menggunakan metode System Dynamics Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan alternatif pengelolaan tambak terlantar agar tidak menjadi habitat perindukan vektor yang mempertimbangkan aspek aspek keberlanjutan adalah budi daya ikan Nila Bandeng 27 Budi daya udang 22 rehabilitasi mangrove 18 mengeringkan tambak 12 mengalirkan air laut ke tambak 10 dan membersihkan ganggang atau lumut 9 Urutan kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan alternatif pengelolaan tambak terlantar adalah aspek lingkungan 26 sosial 24 Teknologi 18 Kelembagaan 17 dan ekonomi 15 Skenario terbaik pada model pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan vektor berkelanjutan dilakukan dengan intervensi predator 60 dan rehabilitasi mangrove 10 Pengelolaan tambak terlantar membutuhkan keterlibatan lintas sektor yaitu instansi Dinas Perikanan 70 pengusaha tambak 80 peran serta aktif masyarakat 50 dan keterlibatan instansi Dinas Kesehatan 70 dalam manajemen kasus malaria Pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan vektor berkelanjutan dapat menurunkan habitat perindukan vektor 8 28 kepadatan larva Anopheles sp 55 2 nyamuk Anopheles sp 11 68 dan kasus malaria 25 78

Derelict ponds are man made breeding places in endemic areas in coastal ecosystems Vector breeding habitat management can break the chain of transmission of malaria Implementation of the integrated management of case management and environmental management in malaria control is a key alternative especially in endemic areas by the number of vector breeding habitats such as ponds abandoned areas Management of abandoned farms need to apply sustainable principles that consider the ecological economic social institutional and technological The purpose of this study is to formulate a model of malaria control through sustainable management of vector breeding habitats The research location is the village Sukarame Sukamaju and Kampung Baru Punduh Pedada subdistrict Pesawaran district Lampung province The method used for the selection of alternative sustainable management of derelict ponds were Analytical Network Process ANP Modeling the control of malaria through vector breeding habitat management using System Dynamics The results showed that the sequence of alternative farm management so as not to be stranded vector breeding habitats that considers aspects of sustainability are Tilapia aquaculture Milk 27 shrimp cultivation 22 rehabilitation of mangroves 18 dry ponds 12 sea water flowing into the pond 10 and cleaning algae or moss 9 The order of the criteria to be considered in the selection of alternative to derelict farm management are environment 26 social 24 technology 18 institutional 17 and economy 15 The best case scenario in a model of malaria control through sustainable management of vector breeding habitat is done by the intervention predators 60 and mangrove rehabilitation 10 Management of abandoned farms that require cross sector involvement Fisheries agencies 70 farm employers 80 public participation 50 and the Public Health Service agency involvement 70 in malaria case management Control of malaria vector breeding habitat through sustainable management can reduce vector breeding habitats of 8 28 density of larval Anopheles sp 55 2 the mosquito Anopheles sp 11 68 and decrease malaria cases of 25 78 "
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>