Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218570 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ucu Saefurohman
"ABSTRAK
Proses komunikasi, kolaborasi dan koordinasi yang baik berdampak besar
terhadap efektivitas organisasi dan merupakan elemen penting dalam pencapaian
pelayanan kesehatan yang bermutu. Tujuan penelitian ini untuk menelaah pola
komunikasi, kolaborasi dan koordinasi di Puskesmas Ibrahim Adjie Kota
Bandung yang menerapkan standar mutu ISO 9001:2008 dan sebagai puskesmas
berprestasi tahun 2016 di Jawa Barat. Metode penelitian menggunakan
pendekatan kualitatif bersifat konfirmatori. Keabsahan data dijaga dengan teknik
triangulasi sumber dan metode melalui wawancara mendalam pada empat orang
narasumber, diskusi group terarah oleh enam orang staf, observasi dan telaah
dokumen. Hasil penelitian menunjukan terdapat pola komunikasi semua level dan
saluran. Pola kolaborasi spektrum luas bersifat spesialisasi, diformalisir. Pola
koordinasi bersifat penguatan dan perluasan. Tantangan yaitu pemilihan prioritas
penyampaian informasi, adanya peran ganda, kesalahpahaman, kesulitan
menselaraskan waktu kegiatan dengan instansi lain, pengulangan proses
koordinasi ketika ada pergantian pejabat seperti camat atau lurah, adanya
keterlambatan persetujuan laporan program kegiatan dari pihak kecamatan dan
kelurahan. Saran yaitu agar terus menjaga pola yang telah ada dan
meningkatkannya, perlu adanya advokasi untuk penguatan sumber daya manusia,
perlu ada nota kesepahaman dengan instansi lain, perlu mentransfer pola proses
yang telah kepada personil puskesmas secara berkesinambungan. Instansi luar
yang sejenis perlu meniru dan menerapkan pola proses yang ada dari Puskesmas
Ibrahim Adjie

ABSTRACT
The process of communication, collaboration and coordination have a major
impact on the effectiveness of the organization and an important element in the
achievement of quality health services. The purpose of this study to analyze
patterns of communication, collaboration and coordination in Puskesmas Ibrahim
Adjie - Bandung, which has implemented a quality standard ISO 9001: 2008 and
as the best health center in 2016 in West Java. The research method uses a
qualitative approach is confirmatory. To maintain the validity of the data was
performed using triangulation sources and methods of data collection is done by
in-depth interviews to four people who are important in the process, focus group
discussions by six staff, observation and study of the document. The results
showed there is a pattern of all levels and channels of communication. The
pattern of broad-spectrum collaboration is secondary. Coordination patterns are
strengthening and expansion. Barriers that often happens, the choice of priority
delivery of information, the dual role, misunderstanding, trouble harmonize time
activities with other agencies, the repetition of the process of coordination when
there is change of officials such as district or village heads, the delay in the
approval of program activity reports from the district and village. Suggestions are
to continue to maintain the existing pattern and increase, the need for advocacy
for the strengthening of human resources, the need for a MoU, it is necessary to
transfer the pattern of the process that has been ongoing basis to the health center
personnel. Outside agencies similar to apply the pattern of the existing processes"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Marsaulina Olivia
"SBAR merupakan sebuah teknik komunikasi untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi tim dalam upaya keselamatan pasien Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif cross sectional comparative Hasil penelitian memperlihatkan terdapat perbedaan yang signfikan pada aspek pengetahuan mengenai unsur komunikasi efektif, pentingnya pengetahuan dasar tentang lawan bicara, pertanyaan yang bersifat terbuka, pentingnya menjadi pendengar yang baik, pentingnya kolaborasi antar tenaga kesehatan untuk menciptakan kerjasama tim yang baik dalam upaya keselamatan pasien dan peningkatan yang signifikan dalam hal tindakan menggunakan metode Komunikasi SBAR pada perawat yang telah mengikuti pelatihan. Perlu evaluasi lebih lanjut mengenai cara penyelenggaran pelatihan dan pemantauan pelaksanaannya di Rumah Sakit, agar dapat berguna untuk pelayanan kepada pasien yang berkualitas dalam upaya Keselamatan Pasien.

SBAR is a communication technique to improve team communication and collaboration in patient safety. This study was conducted using quantitative crosssectional comparative .The results showed there were significant differences in the aspects of knowledge about the elements of effective communication, the importance of basic knowledge about the other person, the open question, the importance of being a good listener, the importance of collaboration among health professionals to create good teamwork in patient safety and improvement significant in terms of the action using the SBAR communication method to the nurse who had been trained. Needs further evaluation on delivering the training and monitoring its implementation in hospitals in order to be useful for a quality service to patients in an effort to Patient Safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Study on grade of collaboration and graph communication of the authors for Indonesia Agricultural Research and Development Journal (IARDJ) and Indonesia Journal Of Agricultural Science (IJAS) published in 2005-2006 aimed at determining researcher collaboration ang their productivity,and also they who were capable as synthetical point comparing to researchers who collaborated rearly or even never...."
JUPEPER
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"This research aim to know and to analyse how much the influence of coordination in constructing Tax Object Sales Value forward effectiveness of services to tax community. This pointed out that for increasing coordination with implementation in relationship with tax objact sales value consist of objective integration, activity integration and achievement purpose efficiently would be promote a services tax object sales value to the object sales value to the tax community. The research population were tax payers and others institutional relationship with tax object sales value at DKI Jakarta. Sampling technique was proportional stratified random sampling . This technique is used if the population dishomogen and stratified proportional. Data technique collecting which is used in this research was observation, interview, documentation and questioner. Questioner which constitute measure equipment in this research should be tested and reliable. The mainstay point out precision, stability of measure equipment which be used. Data collecting of the research result be analysed with using quantitative metode approach while linear regression analysis has been performed in the quantitative approach. The result of hypothesis test indicate that objective integration, activity integration and achieve a purpose efficiently influenced significantly a services tax object sales value to the tax community, and the achievement of this research also need to know and to analyse for increasing dimension of objective integration, activity integration and achievement purpose integrated in order to find out satisfication to tax community services which to expected. based on this research The Head of Kanwil Pajak or The Head of KTP in carry out coordination must be receptance input from others instutions interrelated for constructing Tax Object sales value at each their regions."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sihite, Onggal
"ABSTRAK
Di dalam dunia kesenian visual, dunia Barat membedakan antara seni dan kerajinan. Dalam kesenian Jawa pembedaan tersebut tidak dikenal. Tetapi dikotomisasi antara seni dan kerajinan umum berlaku di Kampung Taman. Munculnyapun belum demikian lama yaitu beberapa tahun setelah tradisi baru mereka dalam membuat batik. Tradisi baru mereka adalah membuat batik lukis yang bukan untuk memenuhi fungsi busana melainkan sebagai pendukung dekorasi interior saja. Munculnya tradisi baru tersebut mereka melahirkan pula cara ekepresi yang berbeda.
Perbedaan cara berekspresi di dalam kesenian batik masyarakat Kampung Taman akibat dari adanya dikotomi antara seni dan kerajinan. Yang secara umum orang-orang Taman mendefinisikan seni sebagai karya-karya yang bersifat individual dan dibuat dalam jumlah terbatas. Sedangkan kerajinan adalah karya produk massal dibuat dalam jumlah yang banyak (dalam bentuk yang berulang-ulang) oleh banyak orang. Akan tetapi ketika dihadapkan terhadap ciri-ciri bentuk satuan karya apakah itu karya seni atau kerajinan masyarakat tidak dapat mengkategorikan secara jelas tanpa melihat konteks di luar satuan karya tersebut.
Kampung Taman adalah kawasan wisata, di mana hasil kesenian masyarakatnya mempunyai kaitan erat dengan pasar yang bersifat turistik. Masalah yang menarik dari gejala-gejala ini adalah: pertama, mengapa muncul cara berekspresi yang berbeda dalam menghadapi pasar yang bersifat turistik?; kedua apabila hasil suatu karya seni dan kerajinan demikian Samar mengapa masyarakat Taman mengkategorikan seni bertentangan dengan kerajinan?; ketiga, apabila kategori seni dan kerajinan lebih mencerminkan pertentangan, bagaimana hubungan kesenian dengan konflik dan kerjasama yang ada dalam masyarakat pelaku kesenian batik?
Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah mencoba mengidentifikasi, memahami, dan menjelaskan konflik dan juga kerjasama yang terwakili dengan adanya dikotomisasi antara seni dan kerajinan.
Dalam upaya menjelaskan gejala-gejala ini diperlukan suatu pengamatan terlibat dan wawancara mendalam terhadap masyarakat pelaku kesenian batik di Kampung Taman. Kampung Taman diambil sebagai lokasi penelitian berkat kerangka teori yang dibuat dan pertimbangan-pertimbangan teknis: tempat tersebut memungkinkan dikaji secara mendalam, dan orang-orang yang dapat diajak kerjasama sehingga didapat data-data yang memadai.
Dikotomisasi seni dan kerajinan seperti ini bukanlah kebiasaan pada masyarakat Jawa. Pengadopsian istilah seni dan kerajinan menimbulkan konflik kepentingan. Karena mereka dapat mendefinisikan karya lain sebagai kerajinan dan orang lain sebagai perajin. Sehingga ada kelompok masyarakat yang membuat karya batik yang bersifat individualistis dan yang bersifat produk massal. Konflik berkaitan dengan pasar di mana karya-karya unik individualistik direproduksi oleh orang lain secara massal. Pengadopsiam konsep seni dan kerajinan tersebut tidak diikuti dengan mendaftarkan hak cipta pada lembaga yang berwenang. Konflik-konflik tersebut diekspreslkan dengan merendahkan karya-karya kerajinan. Selain itu masing-masing kelompok membuat organisasi kesenian masing-masing. Yang satu berlabel seni dan yang satu lagi berlabel kerajinan.
Namun ada ketidaktegasan dalam membuat kategori apakah karya tertentu digolongkan sebagai kerajinan atau seni. Seni dapat menjadi kerajinan, dan seni dapat pula mengandung unsur kerajinan. Ketidaktegasan tidak menghalangi dikotomisasi antara seni dan kerajinan. Ini pula yang menandakan adanya konflik kepentingan antara dua kelompok tersebut. Karena suatu karya bukan konteksnya pada karya itu sendiri melainkan terkait dengan siapa pembuatnya.
Sisi lain dari konflik mereka juga dapat melakukan kerjasama. Jika konflik kepentingan masyarakat mengambil semacam model dikotomisasi antara seni dan kerajinan. Kerja sama mempunyai nuansa lain. Kerjasama bukan mengambil model dari seni mengandung unsur kerajinan dan kerajinan dapat menjadi seni. Kerjasama mereka lakukan dalam upaya menonjolkan Kampung Taman sebagai "desa seni" supaya menjadi sorotan masyarakat lain yang lebih luas. Ini ada hubungannya dengan upaya pemugaran situs budaya Kompleks Taman Sari oleh pemda DIY. Pemugaran ini dikhawatirkan terjadinya penggusuran. Masyarakat saat ini masih dalam tanda tanya tentang kelangsungan hidup mereka bagaimana nasib mereka jika pemugaran itu terlaksana. Untuk itu selama dalam masa menunggu lebih baik mereka berpameran karya-karya batik di luar kampung mereka, supaya masyarakat lain tahu bahwa mereka eksis. Untuk itu mereka perlu bekerjasama dalam upaya tersebut."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandapotan
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan intervensi untuk meningkatkan kolaborasi dan kompetensi pada karyawan di strategic job family PT XYZ. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi perubahan strategi XYZ dalam meningkatkan daya saing dalam kompetisi global. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan mengukur organizational identification pada karyawan di divisi yang akan digabung (merge) yang berdasarkan survey engagement memiliki nilai kolaborasi antar divisi rendah. Secara spesifik, kolaborasi sebagai suatu variable juga terdiri dari beberapa dimensi yang berproses di dalamnya. Ada lima dimensi yang diukur yaitu governance, administration, organizational autonomy, mutuality dan norms.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara organizational identification dan kolaborasi. Selain itu, berdasarkan perhitungan deskriptif didapatkan perbedaan nilai dari dimensi-dimensi yang membentuk kolaborasi. Dimensi yang dianggap rendah yang menjadi dasar rancangan program intervensi ini, yang mengkombinasikan antara intervensi proses kelompok serta beberapa inisiatif knowledge management.

The purpose of this research is to develop interventions to improve employee collaboration and competence in strategic job family at XYZ. This is done in anticipation of strategy changes in the XYZ to increase competitiveness in the global competition. This study used quantitative methods to measure organizational identification on employee in that division will be merged (merge) and also based on a survey of engagement has a low value of collaboration among divisions. Specifically, the collaboration as a variable also consists of several dimensions process in it. There are five dimensions were measured, namely governance, administration, organizational autonomy, mutuality and norms.
The results showed that there was no significant relationship between organizational identification and collaboration. In addition, based on the calculation, it showed differences value of the dimensions that make up the collaboration. Lower perceived dimensions on which to base the design of the intervention program, which combines the intervention group process and knowledge management initiatives.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ali
"ABSTRAK
Kolaborasi merupakan hubungan rekanan sejati, semua pihak menghargai kekuasaan pihak lain, mengenal, menerima lingkup kegiatan, melindungi, tujuan diketahui bersama. Penelitian bertujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan kolaborasi perawat dengan dokter di Rumah Sakit Pusat Kepolisian RS. Sukanto Jakarta. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, jumlah sample 104. Sampel penelitian adalah random sampling perawat yang bekerja di ruang rawat inap, instrumennya kuesioner. Hasil penelitian terdapat hubungan kontrol kekuasaan dengan kolaborasi p value 0,001, tujuan bersama p value 0,006, proses p value 0,000. Hasil Multivariat : faktor paling berpengaruh terhadap kolaborasi perawat dengan dokter adalah proses. Saran : manajemen melibatkan perawat dalam proses, tujuan bersama, berbagi kontrol kekuasaan disetiap kebijakan organisasi.

Abstract
Collaboration respresents a real partnership, all respect the authority of each party, recognize, accept the scope of activities, preserve, and the goal is known together. The purpose of this research was to find out factors that influence nurse-doctor collaboration at Sukanto Police Central Hospital Jakarta. This research design was descriptive correlation with cross sectional approach, involving 104 samples. Research samples were the total population of nurses working at impatient unit. This study used questionnaire as the instrument. Result of this study showed a correlation between power control and collaboration (p value 0,001), conmon goal (p value 0,006), and process (p value 0,000). Conclusion the most influential factor to nurse-doctor collaboration is the process. Suggestion management engage nurses in process, common goal, sharing power control in every organizational policy."
2010
T29412
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo Basuki
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kesi Widjajanti
"The collaboration between small and medium enterprises (SMEs) and large enterprises (LEs) have been widely researched. Previous research on collaborative marketing strategy has been developed, but the contribution of these strategies for SMEs is still unclear. This research focuses on “marketing collaboration”to clarify the role of collaboration, based on the discussion of the findings that emerged from the qualitative study of SMEs. This is related to the characteristics of creative industries which mostly consist of SMEs with limited knowledge and skills to enter in the field of marketing. To expand the business SMEs is very difficult if done alone. To accelerate the development of its business, SMEs need to collaborate with an LEs which has a marketing network. Marketing collaboration between SMEs and LEs to be one effective way to develop business, as both sides can increase profitability. While LEs can improve technological innovation other hand, SMEs receive various benefits such as access to technology and access to new markets.
Kolaborasi antara perusahaan usaha kecil dan menengah (UKM) dengan perusahaan besar telah banyak diteliti. Penelitian
terdahulu tentang strategi kolaborasi pemasaran telah dikembangkan, namun kontribusi strategi tersebut bagi UKM
masih belum jelas. Penelitian ini berfokus pada kolaborasi pemasaran, untuk mengklarifikasi peran dari kolaborasi berdasarkan
pembahasan temuan yang muncul dari penelitian kualitatif UKM. Hal ini terkait dengan karakteristik industri
kreatif yang sebagian besar terdiri dari UKM dengan pengetahuan dan keterampilan yang terbatas di bidang marketing.
Untuk memperluas bisnis UKM sangat sulit jika dilakukan sendiri. Untuk mempercepat pengembangan usahanya, UKM
perlu berkolaborasi dengan perusahaan besar yang memiliki jaringan pemasaran. Kolaborasi Pemasaran antara UKM dan
perusahaan besar menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan bisnis, karena kedua belah pihak bisa meningkatkan
keuntungannya. Perusahaan-perusahaan besar dapat meningkatkan inovasi teknologi sedangkan di lain pihak UKM menerima berbagai manfaat seperti akses ke teknologi dan akses ke pasar baru."
Management Research Center (MRC) Department of Management, Faculty of Economics, University of Indonesia and Philip Kotler Center, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>