Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130878 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rantika Adhiningtyas
"ABSTRAK
Studi ini membahas mengenai representasi perempuan lajang dalam film
Indonesia. Perempuan lajang kerap mendapatkan stereotip negatif dan bahkan
status sosialnya dianggap lebih rendah dibandingkan perempuan menikah.
Realitas ini juga kerap ditampilkan dalam media. Penelitian ini menggunakan
teori representasi Stuart Hall. Penelitian ini menggunakan paradigma
konstruktivis-interpretatif dengan pendekatan kualitatif. Hasilnya adalah adanya
representasi dan stereotip perempuan yang sudah menikah, representasi dan
stereotip perempuan lajang dewasa sebagai orang yang pemarah, perempuan
lajang yang mendapatkan label sebagai ?perawan tua?, dan perempuan yang
dianggap ideal (perempuan menikah) pada film ?Kapan Kawin??. Representasi ini
dihasilkan karena adanya representasi mental yang berdasarkan pada mitos-mitos
mengenai perempuan yang masih terjadi di Indonesia hingga saat ini.

ABSTRACT
This study discuss the representation of single woman in Indonesian film. Single
woman often receive negative stereotype and her social status considered under
the married woman. This reality also shown in media. This study using
constructivist-interpretative paradigm with qualitative approach. The result
shows representation and stereotype of married woman, representation and
stereotype singe lady as an anger person, single woman who gets labelling such
as ?perawan tua?, and ideal woman (married woman) in ?Kapan Kawin??. This
representation was produced because of the mental representation based on
myths regarding woman that still occurs in Indonesia today."
2016
T46309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlin Anggitasari
"Film merupakan salah satu bentuk karya sastra yang efektif menyampaikan ideologi atau suatu pemikiran kepada masyarakat luas. Film Ode to My Father yang diproduksi pada tahun 2014 merupakan salah satu film Korea Selatan yang tidak hanya menampilkan kembali peristiwa sejarah dengan rentang waktu masa perang Korea hingga Korea modern tetapi juga mengandung representasi jangnam atau anak laki-laki pertama dalam keluarga Korea di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan teori semiotika Roland Barthes.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui makna representasi atas nilai-nilai jangnam dalam film Ode to My Father dan untuk mengetahui makna konotasi, denotasi, serta mitos atas nilai-nilai jangnam yang ditampilkan dalam film Ode to My Father.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi jangnam yang ditampilkan dalam film Ode to My Father antara lain mendampingi orang tua dalam mengasuh adik-adik, menjadi pengganti ayah sebagai kepala keluarga, sikap siap bekerja keras untuk kepentingan keluarga, sikap teguh hati dan berkepribadian tangguh, sikap rela berkorban untuk kepentingan keluarga, dan bertanggung jawab untuk memimpin ritual tradisi dalam lingkup keluarga.

Film is a type of literary work that can effectively spread an idea or an ideology to a larger audience. One South Korean movie from 2014, Ode to My Father, not only depicts historical occurrences from the Korean War to contemporary Korea, but also features a representation of jangnam, or the first son in a Korean family. Roland Barthes' semiotic theory approach is used with a qualitative descriptive analytic method in this study.
The goals of this study are to understand the significance of how Jangnam values are represented in the movie Ode to My Father and to understand the connotation, denotation, and mythical interpretations of Jangnam values displayed in the movie.
The results of this study indicate that the representation of jangnam shown in the film Ode to My Father includes accompanying parents in raising younger siblings, being a substitute for the father as the head of the family, being ready to work hard for the benefit of the family, having a firm heart and having a tough personality, being willing to sacrifice for the benefit of the family, and is responsible for leading traditional rituals within the family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Oktafia Dwijayanti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas fungsi makian dalam tuturan dialog film Wer Bin Ich ? Kein System ist Sicher berdasarkan konteks dan situasi pembicaraan yang menyertai tuturan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang disertai penghitungan jumlah data. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum makian memiliki 4 fungsi, yaitu expletive, abusive, stylistic atau auxiliary, dan social atau humorous. Namun, keempat fungsi ini dapat muncul di saat bersamaan (overlap), disebabkan oleh situasi pembicaraan saat penuturan.

ABSTRACT
This research focuses on the analysing the swearwords? functions in the movie Who Am I, based on context and speech situations they are spoken. This research uses qualitative descriptive method, supported by calculation of datas. Analysis? results show that swearwords generally have 4 functions (expletive, abusive, stylistic/auxiliary, social/humorous). However, these functions can overlap each other caused by the context and speech situation of the spoken swearwords.
"
2016
S64064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahreza Muhamad Husein
"Pada tanggal Pada tanggal 10 November 2021 organisasi animal rights Deutsches Tierschutzbuero e.V. mempublikasikan kampanye iklan bertemakan perayaan Natal yang mengangkat isu mengenai eksploitasi yang terjadi terhadap angsa yang tiap tahun terus meningkat, terutama di waktu Natal. Melalui iklan animasi singkat ini akan dibahas bagaimana eksploitasi digambarkan dalam iklan. Pengamatan mengenai unsur eksploitasi dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua bagian, pertama-tama unsur eksploitasi akan dijabarkan melalui pemaknaan rangkaian gambar yang diambil dari iklan, unsur yang diangkat seputar seputar lingkup adegan, sinematografi dan tanda non verbal. Yang kedua adalah unsur audio atau musik yang dapat diamati dalam iklan. Dalam pengamatan ini penulis menggunakan terori semiotika film Christian Metz yang menggunakan pendekatan semiotika untuk melakukan pemaknaan unsur-unsur visual dan audio dalam iklan.

On November 10, 2021 the animal rights organization Deutsches Tierschutzbuero e.V. published a Christmas-themed advertising campaign that raises the issue of the exploitation of geese, which continues to increase every year, especially at Christmas time. Through this short animated ad, it will be discussed how exploitation is portrayed in the ad. The observation of the elements of exploitation in this paper is divided into two parts, first of all the elements of exploitation will be explained through the intepretation of a series of images taken from the advertisement, the points is raised around the scope of the scene, cinematography and non-verbal signs. The second is the audio or music element that can be observed in the advertisement. In this observation, the author uses Christian Metz's semiotic film theory which uses a semiotic approach to interpret visual and audio elements in advertisements."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Andari Widya Lestari
"Film Beijing, New York dengan judul Bahasa Mandarin北京、纽约(pinyin : Běijīng Niǔyuē) dirilis pada tahun 2015 di Beijing. Film Beijing, New York menceritakan kebimbangan wanita Cina bernama Jasmine yang pergi ke Amerika demi mewujudkan mimpi untuk menjadi pemain biola terkenal. Jasmine tinggal di tempat yang memiliki perbedaan budaya dengan tanah kelahirannya. Walaupun ia sudah lama tinggal di Amerika, pada kenyataannya Jasmine tidak dapat meninggalkan budaya Cina. Film Beijing, New York yang disutradarai oleh Rain Li ini memiliki banyak tanda yang mengandung makna tertentu. Makalah ini membahas tanda-tanda yang berkaitan dengan Jasmine sebagai tokoh utama film Beijing,New York. Tanda yang muncul dapat menjelaskan kehidupan tokoh Jasmine selama tinggal di Amerika, serta tanda-tanda yang berkaitan dengan budaya Cina yang masih melekat pada diri Jasmine.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Dwi Yannita
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang kata asing dan kata pinjaman yang berasal dari bahasa Inggris (Anglizismen) dalam film Little Thirteen ditinjau dari segi morfologi, fonetis dan semantik. Dalam skirpsi ini dipaparkan bagaimana perubahan kata-kata tersebut setelah dipinjam oleh bahasa Jerman, seperti perubahan bentuk kata, perubahan bunyi dan perubahan makna. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif yang dijelaskan melalui uraian-uraian kata secara deskriptif dan menggunakan metode studi pustaka. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kata-kata bahasa Inggris yang dipinjam oleh bahasa Jerman dapat dikelompokkan ke dalam berbagai jenis peminjaman.

ABSTRAK
The focus of this study is about foreign words and load words which came from English (Anglizismen) in the movie LITTLE THIRTEEN and is analyzed morphologically, phonetically and semantically. This study explains how the words change, for example the change of the form, the pronounciation and also the meaning. This study uses a descriptive qualitative method of research and the data is gained through literary research. The result of this study shows that the words which are taken or came from English to German could be classified into types of loan."
2016
S63634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liem Satya Limanta
"

Disertasi ini membahas bagaimana perempuan dikonstruksi dalam representasi nasionalisme pada tiga film daerah perbatasan Indonesia. Ketiga film yang dikaji, Tanah Air Beta, Batas, dan Tanah Surga Katanya...dianalisis dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan konsep utama tentang bangsa, nasionalisme dan identitas nasional, konsep unsur-unsur formal dan naratif film, dan konsep pendukung Jakarta gaze dan tourist gaze. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana konstruksi perempuan dalam menyoal nasionalisme dalam film perbatasan dilakukan, bagaimana konstruksi perempuan dalam menghadirkan nasionalisme melalui simbol-simbol dalam ketiga film, dan bagaimana konstruksi perempuan dalam menyikapi oposisi biner terkait nasionalisme dalam ketiga film daerah perbatasan Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan sejauh mana konstruksi perempuan dalam representasi nasionalisme dalam ketiga film daerah perbatasan menunjukkan peran perempuan terkait isu nasionalisme. Penelitian ini menemukan bahwa konstruksi perempuan dalam representasi nasionalisme di dalam film-film daerah perbatasan Indonesia dilakukan melalui agensi perempuan sebagai single mother dan guru, agensi perempuan terkait simbol-simbol nasionalisme, dan agensi perempuan dalam menyikapi oposisi biner antara pusat dan pinggiran serta antara Indonesia dan non-Indonesia. Dalam konstruksi tersebut ditemukan bahwa perempuan berperan sangat penting dalam menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari.


This dissertation discusses how women are constructed in the representation of nationalism in three Indonesian border films. The three films, namely Tanah Air Beta, Batas, and Tanah Surga Katanya...were analyzed with a qualitative method applying the main concepts of nation, nationalism, national identity, formal and narrative elements of film, and supporting concepts of Jakarta and tourist gaze. The problems to be discussed cover the questions on the construction of women in nationalism issues in border films, on the construction of women in representing nationalism through certain symbols, and on the construction of women in giving response toward the binary oppositions related to nationalism in the three Indonesian border films. The purpose of this research is to show the expansion of womens roles in relation to nationalism issues. This research finds that the construction of women in representing nationalism in Indonesian border films is carried out through womens agency as single mothers and teachers, through their agency in relation to symbols of nationalism, and through their agency in giving response toward the binary opoosition between the centre (Jakarta) and periphery and also between Indonesia and non-Indonesia. The construction shows that women play a very important role in instilling the pride of being Indonesians and sharpening the sense of nationalism in daily life.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2751
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Anidyawati Utami
"Perjalanan mencari jati diri adalah genre film yang populer dalam industri film. Terdapat dua film terkenal yang membawakan perjalanan pencarian jati diri ini, yaitu Eat, Pray, Love (2010) dan Wild (2014). Salah satu konsep yang paling terkenal terkait pencarian jati diri adalah Hero?s Journey dari Joseph Campbell (1949). Namun, sebetulnya Hero?s Journey adalah konsep yang sudah sangat tua dan mungkin tidak cocok untuk digunakan pada era modern seperti saat ini. Jurnal ini menganalisa bagaimana konsep Hero?s Journey ini digunakan dalam era modern dengan membandingan dua karakter film, yaitu Liz Gilbert dari film Eat, Pray, Love (2010) dan Cheryl Strayed dari film Wild (2014) dan mencari tahu bagaimana mereka menemukan jati diri mereka melalui perjalanan di area yang berbeda. Hasil yang ditemukan adalah terdapat beberapa perbedaan yang terlihat dalam kedua karakter tersebut. Liz hanya melewati 11 dari 12 tahap dari Hero?s Journey dengan urutan yang berbeda. Sedangkan Cheryl melewati 9 dari 12 tahap yang ada di Hero?s Journey. Semua hasil ini menunjukkan bahwa tidak semua tahap dari Hero?s Journey ditemukan dalam manusia modern saat menemukan jati diri mereka.
Self-discovery journey is a popular genre in film industry, and there are two popular films about self-discovery journey which are Eat, Pray, Love (2010) and Wild (2014). One of the popular concepts of self-discovery is the concept of Hero?s Journey by Joseph Campbell (1949). However, Hero?s Journey is a very old traditional concept that may not be fit into people nowadays. This paper analyses how Hero?s Journey concept is used in modern time by comparing the way the two characters, Liz Gilbert in Eat, Pray, Love (2010) and Cheryl Strayed in Wild (2014) try to discover their true selves on their own way through their journey in different world. From the findings, there are some significant differences in both characters. Liz only goes through 11 out of 12 stages of Hero?s Journey with difference sequence, while Cheryl only passes 9 out of 12 stages of Hero?s Journey. All these findings show that modern people cannot go through all the Hero?s Journey stages to find their true selves."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Eka Putri
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tanda-tanda verbal yang merepresentasikan harapan-harapan akan kemerdekaan melalui analisis puisi-puisi karya Yun Dongju dalam film biografi berjudul Dongju: The Portrait of a Poet. Puisi-puisinya ditulis pada masa penjajahan Jepang di Korea Selatan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa film biografi ini menggambarkan perjuangan Korea selama periode kolonialisasi Jepang. Sebagai seorang penyair yang hebat, karyakarya Yun Dongju sangat dihargai dan telah dipelajari oleh para peneliti sastra. Akan tetapi, penelitian yang berfokus pada representasi harapan akan kemerdekaan dalam puisi Dongju belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini menggunakan lima belas puisi yang muncul dalam film berjudul Dongju: The Portrait of a Poet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana harapan masyarakat Korea akan kemerdekaan direpresentasikan melalui tanda-tanda verbal pada puisi-puisi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan semiotik. Hasil dari penelitian ini adalah penemuan tanda-tanda verbal yang merepresentasikan kemerdekaan melalui kata benda hayati dan non hayati. Kata benda hayati yang lingkupnya dibatasi seputar manusia muncul dengan frekuensi yang cukup banyak dan melambangkan harapan-harapan baru dan semangat kemerdekaan. Kata benda non hayati juga menyimbolkan keinginan akan masa depan yang cerah dan sarat akan harapan kemerdekaan.

ABSTRACT
This research discusses verbal signs that represent hopes for independence through the analysis of poems by Yun Dongju in biographical movie titled Dongju: The Portrait of a Poet. His poems were written during colonial period of Japan in South Korea. Thus, this biographical film portrayed the struggle of Korean during the colonial period. As a great poet, Dongju s literary works have been highly appreciated and studied among scholars yet the one focus on representation of hope in Dongju s poem has not been conducted. This research used fifteen poems that appeared in the biographical film Dongju: The Portrait of a Poet. The purpose of this research is to find out how the Korean community s expectation of independence is represented through verbal signs on the poems. The method used in this research is descriptive analysis method with semiotic approach. The result of this research is the discovery of verbal signs that represent freedom through biological and non-biological nouns. The biological nouns associated with human"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Farahmita Putri
"Ardah Najdiyah merupakan tarian perang tradisional yang sangat populer di Jazirah Arab. Tarian tersebut tidak hanya menjadi warisan budaya semata namun juga untuk mengenang sejarah pertempuran yang dipimpin oleh Raja Abdul Aziz al-Saud dalam menyatukan wilayah di Arab Saudi. Tarian tersebut memiliki tujuan untuk menunjukkan kekuatan dan keberanian para prajurit di medan perang. Ardah Najdiyah masuk ke dalam Daftar Representative UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka yang didapatkan dari buku, jurnal, situs dan analisis video yang berkaitan dengan tari Ardah Najdiyah. Dalam mewujudkan penelitian tersebut, peneliti menggunakan dua teori yaitu unsur gerakan tari dan semiotika Charles Sanders Peirce. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka yang didapatkan dari buku, jurnal, situs resmi, dan analisis video yang berkaitan dengan Ardah Najdiyah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ardah Najdiyah merupakan tarian yang memiliki makna penting terkait sejarah berdirinya Arab Saudi dan pelestarian tradisi suku nomaden Badui. Ardah Najdiyah menunjukkan identitas dan kekuatan masyarakat Arab Saudi dalam berperang yang menjadi bagian penting dalam kehidupannya.

Ardah Najdiyah is a traditional dance that is very popular in the Arabian Peninsula. Ardah Najdiyah is not only a cultural heritage but a symbol of the strength and courage of the soldiers on the battlefield and commemorates the history of the battle led by King Abdul Aziz al-Saud in uniting the region in Saudi Arabia. This study discusses the semiotic elements and themes contained in the Ardah Najdiyah dance performance. In realizing this research, the researcher uses two theories, namely elements of dance movement and the semiotics of Charles Sanders Peirce. This study uses a descriptive qualitative method with a literature study approach obtained from books, journals, websites and video analysis related to the Ardah Najdiyah dance. The results of this study indicate that Ardah Najdiyah is a dance that has an important meaning related to the history of the founding of Saudi Arabia and the traditions of the nomadic Bedouin tribe. Ardah Najdiyah shows the identity and strength of the people of Saudi Arabia in war which is an important part of her life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>