Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194905 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muh Ardila Amry
"Tesis ini membahas mengenai analisis kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam penerapan dan penegakan kebijakan di propinsi DKI Jakarta periode 2012-2017. Beberapa kebijakan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama tersebut adalah program Jakarta Pintar, Program Jakarta Smart City, Pembukaan Gerai Samsat di setiap kecamatan di wilayah DKI Jakarta, Relokasi warga Kampung Pulo, Jakarta Timur dan Penertiban Lokalisasi Kalijodo, Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengamatan lapangan didukung dengan metode wawancara dan menghimpun dokumen terkait. Wawancara dilakukan kepada petugas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, petugas Polri dan warga masyarakat. Hasilpenelitian dianalisis secara kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Basuki Tjahaja Purnama, seperti: (1) Program Kartu Jakarta Pintar dan Program Jakarta Smart City dikaitkan dengan teori perubahan sosial, merupakan perubahan yang terjadi pada masyarakat di kota Jakarta mengenai nilai-nilai sosial, norma dan berbagai pola dalam kehidupan manusia; (2) Pembukaan Gerai Samsat di Setiap Kecamatan di Seluruh Wilayah DKI Jakarta dikaitkan dengan teori Koordinasi, merupakan bentuk kerjasama antar instansi dalam menjalankan roda organisasi sehingga dapat berjalan dengan baik; dan (3) Relokasi Warga Kampung Pulo, Jakarta Timur serta Penertiban dan Penutupan Lokalisasi Kalijodo, Jakarta Barat dikaitkan dengan teori kepemimpinan, bahwa kegiatan tersebut hanya dapat dilakukan oleh seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi atau mengendalikan pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain, sedangkan dikaitkan dengan teori dimensi budaya, kegiatan tersebut merupakan penjabaran dari teori Low Context, yakni perkataan atau sebuah pernyataan yang tidak mengandung candaan dan langsung menjelaskan maksud atau arti sebenarnya. Berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, dalam prakteknya dapat berhasil berkat adanya peran dari aparat kepolisian dalam penerapan program tersebut.

This Tesis is discuss the leadership analysis Jakarta Governor Basuki Tjahaja Purnama in the application and enforcement of policies in the province of DKI Jakarta 2012-2017 period. Some policies Governor Basuki Purnama Tjahaja among others Program Jakarta Pintar, Program Jakarta Smart City, opening outlets Samsat in every sub-district in Jakarta, relocation of residents of Kampung Pulo, East Jakarta and Control Localization Kalijodo, West Jakarta. This research was conducted with methods of field observations are supported by the method of interview and gather related documents. Interviews were conducted to Jakarta Education Department officials, police officers and citizens. This research was conducted by descriptive qualitative.
The results showed that the various policies that have been issued by Basuki Tjahaja Purnama, such as: (1) Program Jakarta Pintar and Program Jakarta Smart City associated with the theory of social change, is a change that occurred in the community in the city of Jakarta on social values, norms and various patterns in human life; (2) The opening of outlets SAMSAT in each sub-district in the entire Territory of Jakarta is associated with the theory of coordination, is a form of inter-agency cooperation in running the organization so that it can run well; and (3) Relocation of Residents of Kampung Pulo, East Jakarta and Controlling and Closing Localization Kalijodo, West Jakarta is associated with leadership theory, is that these activities can only be done by someone in leading, guiding, influencing or controlling their thoughts, feelings, or behavior of others, whereas is associated the theory of cultural dimensions these activities is the elaboration of the theory of Low Context, is words or a statement that does not contain jokes and directly explain the meaning or the true meaning. Various policies have been issued by the Governor Basuki Tjahaja Purnama, in practice can be managed to the role thansk of the police in the implementation of the program.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penelitian ini berjudul Causal Map Kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok) dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Provinsi DKI Jakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan causal map kepemimpinan
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik
di Provinsi DKI Jakarta. Teori yang digunakan untuk menggambarkan causal map
antara lain adalah teori kepemimpinan, kepemimpinan transformasional,
pemimpin yang dinamis, pelayanan publik, serta kepemimpinan dan pelayanan
publik. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan melakukan
wawancara mendalam kepada narasumber yang dipilih oleh peneliti. Data yang
diperoleh berupa data primer dari hasil wawancara mendalam dan data sekunder
dari media dan dokumen lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa causal
map Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dilakukan dengan 6 (enam) strategic
direction, yaitu peningkatan kesadaran masyarakat atas pelayanan publik,
penyediaan sarana atau media bagi aspirasi masyarakat terhadap pelayanan
publik, pemberian reward dan punishment kepada birokrat, peningkatan layanan
perumahan melalui layanan rumah susun, peningkatan layanan transportasi
melalui layanan transjakarta, serta pengadaan lahan bagi kepentingan umum
sebagai penunjang layanan publik. Lebih lanjut, causal map juga dinterpretasikan
menjadi causal loop, menunjukan bahwa peningkatan kualitas pelayanan publik di
Provinsi DKI Jakarta berporos pada aplikasi e-government., This research is entitled Causal Map of Basuki Tjahaja Purnama Ahok rsquo s Leadership in Improving Public Service Quality in DKI Jakarta Province The purpose of this research is to describe Causal Map of Basuki Tjahaja Purnama Ahok rsquo s Leadership in improving public service quality in DKI Jakarta Province Theories which used to describe causal map are leadership theories transformational leadership dynamic leaders public service and leadership and public services relation This research is a qualitative research using depth interview as a main method in gathering data of each informants The primary data is based on depth interview and the secondary data is based on media and any other sources The result of this research shows that Basuki Tjahaja Purnama Ahok rsquo s Causal Map is based on 6 six strategic direction which are increasing public awareness for public service providing media for public aspiration applying reward and punishment for bureaucrats improving housing services via rumah susun impoving transportation services via Transjakarta and land occupation for public purposes Furthermore causal map also interpreted into causal loop showing that improving public service quality in DKI Jakarta Province depends on e government application ]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ied Sabilla
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertunjukan komunikasi
kepemimpinan seorang kepala daerah. Dengan menggunakan pendekatan
dramaturgi, peneliti melakukan pengamatan berperan serta didukung dengan
wawancara mendalam dan penggunaan data-data sekunder untuk melakukan studi
dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepala daerah melakukan
komunikasi kepemimpinan secara berlapis, mulai dari keterampilan
pengembangan strategi hingga pengunaan keterampilan dalam konteks situasi
organisasi yang lebih kompleks. Kemampuan komunikasi dipertunjukan dalam
peran yang berbeda-beda berkisar pada fungsi administratif pimpinan, fungsi
manajerial, hingga politik. Kerja sama antara tim dalam organisasi dengan tim
profesional dalam perannya sebagai tenaga ahli dapat membawa pemimpin
mewujudkan figur kepemimpinan yang kuat sementara pemanfaatan teknologi
memberikan kontribusi perubahan terutama dalam organisasi pemerintahan karena
penyebaran informasi-informasi pembangunan dapat dilakukan melalui beragam
kanal dan dengan memanfaatkan media sosial.

ABSTRACT
This research aims to understand the performance of leadership
communication of a regional head. By applying dramaturgical approach,
researcher conducted participant observation method completed with indepth
interview and used of secondary data to do the document studies. The results
show that regional head as a leader, implements leadership communication that
consist of layered expanding skills from strategy development to the use of the
skills in more complex organizational situation. Communication skills shown in
some different roles such as administrative, manajerial to politic function. The
cooperation between internal team in an organization with professional team or
specialist can create a strong leadership figure while the use of technology gives
contribution to the governmental organization change because the dissemination
of development informations can be socialized through various channels and by
utilizing social media."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana Widia Ningrum
"Tesis ini membahas dampak gaya kepemimpinan kepala daerah terhadap iklim komunikasi dengan melihat pada kasus Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, atau yang lebih dikenal dengan nama Ahok, dalam merevitalisasi birokrasi Pemprov DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana gaya kepemimpinan menjadi penentu iklim komunikasi dan iklim organisasi dengan menganalisa empat indikator yaitu transparansi, rekrutmen, kinerja dan penerapan sanksi. Penelitian dilakukan dengan dengan pendekatan fenomenologi, melalui metode kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam.
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa gaya kepemimpinan Ahok yang otoriter dinilai berdampak terhadap iklim komunikasi dan iklim organisasi, sehingga terjadi revitalisasi sistem kerja birokrasi Pemprov DKI Jakarta. Namun meskipun dengan gaya kepemimpinan yang otoriter tersebut Ahok menerapkan transparansi pada sistem kerja birokrasi Pemprov DKI Jakarta dengan tujuan mengurangi terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga mengembalikan citra pemerintah sebagai pemberi solusi dari permasalahan sosial yang ada di masyarakat.

This thesis discusses the leadership style of Governor Basuki Tjahaja Purnama or known as Ahok impact towards communication climate and organization climate therefore revitalizing the bureaucracy of Pemprov DKI Jakarta. The purpose of the research is to describe how leadership style can determine communication climate and organization climate by analyzing four indicators such as transparency, recruitment, work performance and applicating sanctions. This research uses qualitative method with phenomonology approach and in depth interview in collecting data technique.
The result of this research shows that how Ahok's authoritarian leadership style have an impact towards communication climate and organization climate, therefore revitalize the work system in Pemprov DKI Jakarta bureaucracy. Despite Ahok's authoritarian leadership style, he apply transparency in Pemprov DKI Jakarta's work system to decrease corruption, colution and nepotism in order to restore the government image as a problem solver.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Rasyida
"Kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi pengikutnya. Terdapat berbagai jenis kepemimpinan, salah satunya kepemimpinan transformatif yang dibahas di dalam skripsi ini. Skripsi ini membahas mengenai kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta dalam kebijakan Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta pada periode 2017-2019. MRT merupakan moda transportasi umum massal yang baru diluncurkan di DKI Jakarta pada tahun 2019 setelah mulai diinisiasi pada tahun 1985. Keberadaan MRT diharapkan dapat menurunkan jumlah pengguna transportasi pribadi, sehingga pada akhirnya bisa berkontribusi untuk menanggulangi masalah yang telah lama ada di DKI Jakarta, yaitu kemacetan. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori transformational leadership seperti yang dikemukakan oleh Bass (2003), yaitu empat komponen transformational leadership yang terdiri dari idealized influence, inspirational motivation, individual consideration, dan intellectual stimulation. Dengan metode kualitatif, hasil analisis data menunjukkan bahwa Gubernur DKI Jakarta merefleksikan atribut transformational leadership dalam kebijakannya mengenai MRT Jakarta.

Leadership is how a leader influence their followers. There are various types of leadership, one of which is transformational leadership which discussed in this theasis. This thesis discussed the leadership of the DKI Jakarta Governor regarding Mass Rapid Transit (MRT) policy. MRT is a mass public transportation mode that was only launched in 2019 after it was initiated since 1985. The existence of MRT is expected to reduce the number of private transportation users, so that it can contribute to overcome the long-standing problem in DKI Jakarta, traffic congestion. The theory used in this study is the theory of transformational leadership as proposed by Bass (2003), namely the four components of transformational leadership which consisted of idealized influence, inspirational motivation, individualized consideration, and intellectual stimulation. Using qualitative methods, the results of the data shows that the Governor of DKI Jakarta reflects the attributes of transformational leadership in his policy regarging Jakarta MRT."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Rachmany
"Kepemimpinan dalam organisasi telah lama menjadi perhatian utama para praktisi dan akademisi. Hal ini disebabkan pemimpin organisasi memiliki posisi sentral dalam menggerakkan seluruh sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuannya. Praktek kepemimpinan yang relevan dengan kondisi kebutuhan organisasi akan mampu menghantarkan organisasi mencapai tingkat kinerja tertentu. Persoalannya kemudian adalah model kepemimpinan apa yang relevan diterapkan dalam sebuah organisasi. Dalam berbagai literatur, ditemukan berbagai teori kepemimpinan dimulai dari teori kepemimpinan sifat, prilaku, kontingensi atau situasional, sampai teori kepemimpinan integratif Kepemimpinan integratif kemudian berkembang menjadi teori kepemimpinan transaksional, visioner, kharismatik dan transformasinnal. Dari teori kepemimpinan transformasional selanjutnya berkembang menjadi teori kepemimpinan superleadership.
Khusus dalam studi ini, kepemimpinan yang dimaksudkan adalah kepemimpinan superleadership yang dikembangkan oleh Manz dan Sims. Teori kepemimpinan superleadership inilah yang ingin diteliti dalam konteks Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di DKI Jakarta. Kepemimpinan superleadership diartikan sebagai pemimpin yang melakukan pengembangan bagi pegawainya agar mampu menjadi self-leadership.
Di sisi lain, kinerja merupakan faktor yang sangat penting bila dilihat dari perspektif keberlangsungan organisasi karena kinerja dapat menjadi ukuran sehat atau tidaknya sebuah organisasi. Dalam konteks sektor publik, fungsi kinerja tidak hanya sebagai alat ukur sejauhmana tingkat keberhasilan rencana stratejik yang telah ditetapkan sebelumnya, melainkan pula kineaja berfungsi sebagai sarana pertanggunjawaban dan komunikasi organisasi dengan publik atau stakeholder. Berdasarkan pemahaman tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi dan sekaligus menganalisis struktur hubungan yang sesuai dan signifikan antara praktek superleadership dengan kinerja KPP di DKI Jakarta.
Strategi yang diterapkan oleh pemimpin yang mempergunakan model kepemimpinan superleadership adalah menfokuskan diri pada semua tingkatan (Ievel) organisasi. Artinya, upaya pengembangan superleadership dimulai dari tingkat individu, tingkat tim sampai ke tingkat organisasi. Pada tingkatan individu, pemimpin berupaya memimpin pegawai untuk menjadi self-leadership (leading individual to become self-leadership). Pada tingkatan tim, pemimpin berupaya memimpin tim menjadi self-leadership (leading team to self-leadership). Sedangkan pada tingkatan organisasi, pemimpin berupaya mengarahkan kemampuan self-leadership, baik pada tingkat individu maupun pada tingkal tim yang terintegrasi ke dalam bentuk orgaaisasi yang self-leadership (leading organizational cultures to self-leadership). Ketiga fokus strategi superleadership inilah yang menjadi acuan utama untuk menilai pengaruhnya terhadap kinerja di KPP DKI Jakarta. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Integrated Performance Measurement System/IPMS, yaitu sistem pengukuran kinerja yang menitikberatkan stakeholders requirement sebagai dasar perancangan. Stakeholders requirement bagi setiap stakeholder tersebut terdiri dari pemerintah terkait dengan penerimaan pajak, pimpinan organisasi terkait dengan program perbaikan internal, pegawai terkait dengan kepuasan kerja dan wajib pajak terkait dengan kepuasan wajib pajak.
Berlandaskan pandangan para ahli tersebut, permasalah pokok yang diajukan dalam studi ini adalah apakah kinerja KPP selama ini lebih dipengaruhi oleh model kepernimpinan yang ada, khususnya jika dilihat dalam perspektif model superleadership? Tujuan yang ingin dicapai dari studi ini aclalah mengkonfirmasi dan menganalisis struktur hubungan yang sesuai dan signifikan antara kerangka konseptual yang dihipotetiskan dengan data lapangan. Adapun struktur hubungan yang akan dikonfirmasi dan dianalisis tersebut terdiri dari tiga, yaitu: pertama pengaruh memimpin individu untuk mampu memimpin diri sendiri terhadap kinerja organisasi; kedua pengaruh memimpin tim untuk mampu mnmimpin diri sendiri terhadap kinerja organisasi; ketiga pengaruh memimpin organisasi untuk mampu memimpin diri sediri terhadap kinerja organisasi.
Tujuan penelitian tersebut akan dapat dicapai melalui penggunaan pendekatan kuantitatif dan Structural Equation Modeling/SEM sebagai teknis analisisnya. Level analisis adalah organisasi dengan jumlah sampel sebanyak 28 KPP yang tersebar di wilayah kanwil DKI Jakarta. Adapun jumlah unit responden yang diharapkan dapat menjawab seluruh informasi yang dibuluhkan adalah sebanyak 504 unit responden dari kalangan pegawai, dan 504 unit responden dari kalangan wajib pajak orang pribadi dan badan. Teknik penarikan sampel yang dipergunakan adalah stratified random sampling.
Hasil perhitungan statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa hipotetis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara memimpin individu untuk mampu memimpin diri sendiri terhadap kinerja organisasi ternyata terbukti. Hipotetis kedua yang menyatakan terdapat pengaruh antara memimpin tim untuk mampu memimpin diri sendiri terhadap kineija organisasi ternyata tidak terbukti. Sedangkan hipotetis ketiga yang menyatakan terdapat pengaruh antara memimpin organisasi untuk mampu memimpin diri sendiri terhadap kinerja organisasi temyata terbukti. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pandangan beberapa ahli, antara lain Manz dan Sims tentang pengaruh kepemimpinan, khususnya superleadership terhadap kinerja organisasi, dalam kontek organisasi KPP di DKI Jakarta tidak sepenuhnya terbukti.

Leadership in the light of organization has become the main attention by practitioners and scholars for a long time. This is due to the leader of organization plays a central role in driving the entire sources of organization to achieve its goal. Leadership practices which is relevant to the needs of the organization will adept to lead organization to achieve certain level of performance. The question then is what sort of leadership model would be relevant to be applied in a certain organization. In literatures, numbers of leadership theories are found, starting from the theory of traits, behavior, contingency or situational until the theory of integrative leadership.
The Integrative leadership theory then has been developed into the leadership theory of transactional, visionary, charismatic and transformational. Then, from this transformational theory was developed further into the superleadership theory. The leadership paradigm used in this study is superleadcrship which is developed by Manz and Sims. This theory of superleadership is going to be observed in this study to ascertain whether it is exercised in District Tax Offices in Jakarta Superleadership here is meant as leader who motivates his/her personnel in order to be able to become self-leadership.
In the other hand, performance is a very important factor in the organization if it is seen from the angle of "going concern? perspective. This is due to the fact that in normal case performance is commonly used as a yardstick to see whether the organization is healthy or not. In the contact with public sector, performance function is not only used as yardstick to what extent the degree of success of strategic plan that has been set before, but the performance also to function as the responsibility and communication instruments to the public or stakeholders. Based on the concept above, this study attempt to contirm as well as, to analyze correlation structure which is fit and signiticant between superleadership practices with the performance ofthe District Tax Office in Jakarta.
Strategy applied by leader using superleadership model is to focus on all level in the organization. It means that developing effort ofthe superleadership is started from the individual level, team level until organizational level. In the individual level, leader tries to lead his/her personnel to become self-leadership (leading individual to become self-leadership). In the team level, leader tries to lead the team to become self-leadership (leading team to become self-leadership) while in the organizational level, leader tries to direct his self-leadership competence, either in the individual level or in the team level which are integrated in a form of self-leadership organization (leading organizational cultures to self-leadership).
The three focus strategies above are used as the main references to measure its influences ofthe leadership to the performances of the District Tax Office in Jakarta. The measurement system is used in this study is Integrated Performance Measurement System/ IPMS. This system emphasizes stakeholder requirement as a basic of measurement. Stakeholders consists of government, leader of the institution, tax employees and tax payers. Each stakeholder has different requirement. Govemment in this regard, concern on tax revenue. Leader of tax institution would concern about the improvement of the internal business process. Tax employees concern about their life satisfaction, while taxpayers concern about a prime service.
Departing from the above mentioned concept, the research problem raised in this study is whether the organization performance is influenced by the role of existing leadership, especially if it is seen from the superleadership stand point The objective of the study is to confirm and to analyze the relevant and significant correlation structure between die hypothesis made in the conceptual frame work with the fact in the iield. The correlation structure that are conlinned and analyzed consist of three item, as the followings:
1. The influence of leading individual to self-leadership towards the performance of organization
2. The influence of leading team to self-leadership towards the performance of the organization.
3. The influence of leading organizational cultures to self-leadership towards the perfonnance of the organization.
This research objective has been accomplished through quantitative approach and Structural Equation Modeling/SEM as its analytical instruments. Unit analysis level is organizational, with the numbers of sample 28 District Tax Office scattered throughout Jakarta. Numbers of responses units that are expected to be able to answer all needed information are 504 responses units from tax employees, and 504 response units from individual and corporate tax payers. Method of collecting sample used is stratified random sampling.
The result of statistical computation has shown that the first hypothesis which stated that there is influence between leading individual to self-leadership towards the performance of organization is proven. The second hypothesis that stated there is influence between leading team to be able to self-leadership toward the performance of organization is not proven. While the third hypothesis that stated there is influence between leading organization to be self-leadership towards the performance of the organization is proven. The above result has ascertained that the Manz and Sims?s concept, concerning the superleadership influence the performance of organization, in the above mentioned District Tax Offices in Jakarta are not fully verified.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
D824
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niko Fajar Setiawan
"Pada tahun 2012, DKI Jakarta mengalami pergantian kepemimpinan, Jokowi terpilih menjadi Gubenur DKI Jakarta periode 2012 – 2017 yang hanya dijalankan oleh Jokowi dari 2012 – 2014 saja. Selama kepemimpinannya, pelayanan publik menjadi sektor yang menjadi perhatiannya. Jokowi selalu mengontrol apa yang dilakukan oleh anak buahnya dengan “blusukan”. “blusukan” yang dilakukan oleh Jokowi tidak hanya sekedar berjalan-jalan saja, tetapi dirinya memastikan bahwa pelayanan publik yang dilakukan oleh Kelurahan maupun Kecamatan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Namun apa yang dilakukan oleh Jokowi, kontra produktif dengan kenyataan bahwa ada 72.000 PNS Pemprov DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini untuk mencari jawab bagaimana gaya kepemimpinan Jokowi yang dilakukan dengan “blusukan”. Metode penelitian yang dipakai adalah pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, “blusukan” yang dilakukan oleh Jokowi merupakan bentuk kontrol dirinya sebagai pimpinan terhadap anak buahnya.

In 2012, a new governor was elected, Jokowi elected to be a governor for 2012 – 2017,which Jokowi . during his leadership, public service is the most sector he wants to improve. Jokowi always looking what Goverment employee did with “blusukan”. What Jokowi do with “blusukan” is not just looking around, but he always make sure that, Goverment employee also do a great public service. What his done during his period, in some way is contraproductive in fact that, DKI Jakarta has 72.000 civil servant which support Provincial Goverment. The purpose of this study is to find answers how Jokowi uses “blusukan” of his leadership style. Research method of this study is qualitative research. The result ini this research is “blusukan” which is done by Jokowi is a form to control goverments employee
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vira Febi Febrian
"Innovative work behavior penting untuk dimiliki oleh para pekerja, di mana hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya melalui penerapa gaya kepemimpinan empowering leadership yang memberikan tanggung jawab kepada pekerja melalui serangkaian tindakan manajemen untuk meningkatkan hasil kerja positif, ataupun dengan employe curiosity yang dimiliki oleh pekerja untuk mencari lebih dalam informasi baru, pengalaman yang relevan dan menjelajah peluang baru untuk dirinya. Perusahaan perlu untuk memperhatikan bagaimana Innovative work behavior yang dimiliki oleh pekerja agar tujuan perusahaan ataupun individu tetap tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh empowering leadership dan employe curiosity terhadap Innovative work behavior. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner untuk diolah lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dimana kuesioner disebar kepada 369 pekerja industri kreatif sektor kuliner di DKI Jakarta. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan pengolahan data menggunakan software IBM SPSS Statistics 22. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa empowering leadership dan employe curiosity memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Innovative work behavior.

This research explores the pivotal role of innovative work behavior (IWB) in the realm of employee performance, emphasizing the influence of empowering leadership and employee curiosity. Empowering leadership, characterized by the delegation of responsibilities to employees through strategic management actions, and employee curiosity, driven by a proactive quest for new information and opportunities, are examined as critical determinants of IWB. Utilizing a quantitative approach, 369 employees from the creative industry, specifically the culinary sector in DKI Jakarta, participated in the study through purposive sampling. Data analysis, conducted via multiple linear regression using IBM SPSS Statistics 22, reveals compelling and statistically significant positive effects of both empowering leadership and employee curiosity on IWB. These findings underscore the importance of fostering empowering leadership styles and cultivating employee curiosity to enhance innovative work behavior, thereby contributing to organizational success and individual growth."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sholahudin Malik
"Isu sentral penelitian ini adalah pola kepemimpinan kharismatik dan proses rutinisasi kharisma yang terjadi di sebuah lembaga yang disebut Pesantren. Pesantren As-Syaf'i'yah adalah salah satu lembaga yang telah mengalami alih generasi kepemimpinan dari Kyai (Pimpinan Pesantren) kepada anak-anaknya Konsep kepemimpinan dan urbanisasi kharisma ini merujuk pada konsep Weber.
Studi ini menggunkan metode penelitian kualitatif, penulis memilih teknik indept interview (wawancara mendalam) untuk membuka apa raja mengenai pola kepemimpinan KH. Abdullah Syafi'i (Pendiri Pesantren As-Syafiiyah), bagaimana kiprahnya dalam memimpin pesantren. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan studi kasus (case study). Dengan menggunakan studi kasus, penelitian ini diharapkan tidak akan melebar, melainkan terfokus pada penelitian kepemimpinan dan rutinisasi kharisma di pesantren As-syafiiyah. Penulis juga menggunakan pendekatan Life Story (Sejarah Hidup). Penggalian sejarah hidup ditakukan lewat wawancara yang berhubungan dengan biografi dan penelusuran calatan-catatan atau dokumentasi, yaitu penggalian dengan maksud untuk menguugkap sejarah masa lalu. Dalam hal ini penulis menelusuri sejarah hidup KH. Abdullah Syafi'ie dan kiprahnya mendirikan pondok pesantren As-Syaf'i'yah.
Berdasarkan hasil penelitian, keunggulan pribadi, kemampuan mewujudkan mimpi-mimpi untuk membangun pesantren dan masyarakat, keikhlasan dan kekuatan menyedot massa yang dimthla KH. Abdullah Syafi'ie menandainya sebagai pemimpin kharismatik Janis tatanan ini dilegitimasikan dengan kualitas-kualitas pribadi terkemuka dari individu-individu yang luar biasa kesuciannya, heroismenya atau keutamaannya yang memungkinkan mereka untuk memerintah sejumlah besar orang dalam hubungan-hubungan tatap muka. Kharisma diiukiskan sebagai kualitas﷓kualitas adimanusiawi yang dikenakan pada para nabi dan para pahlawan militer yang memungkinkan mereka untuk memaksakan gagasan-gagasan dan nilai-nilai mereka sendiri pada seluruh kelompok.
Dalam upaya menemukan keotentikan dan fokus penelitian penulis menggunakan teori Max Weber mengenai Kharisma dan Rutinisasi Kharisma. Beberapa proses yang relevan yang dikemukakan Weber antara lain dengan ditandai sediktnya tiga hal : Pertama, Pencarian orang-orang yang memiliki tanda-tanda atau isyarat-isyarat kharisma yang serupa dengan tanda-tanda yang telah dimiliki seorang pemimpin kharismatik terdahulu. Kedua, Secara biologis terun-temurun kharisma dapat diwariskan. Dalam hal ini pemimpin kharismatik dapat diganfikan oleh keturunannya, yang juga memiliki kualitas-kualitas yang sama. Cekga, cara pemecahan yang sangat sederhana dan lazim ialah menyerahkannya kepada keputusan pemimpin berkharisma dan meminta dia untuk memilih seorang pengganti.
Penulis juga meneliti proses perjalanan rutinisasi kharisma tersebut. Setelah Kharisma terbentuk apakah telah terjadi proses delegitimasi kharisma. Dari data-data yang tersedia, make ditemukan proses terjadinya delegitimasi kharisma dari anak-anak KH. Abdullah Syafi'ie tersebut. Sedikitnya ada 6 faktor yang melatar balakangi delegitimasi itu dengan indikator yang nampak dan perlakuan komunitas pesantren dada umumnya.
Setanjutnya, pada konteks perubahan masyarakat modem di tengah arus perubahan kola di sekitar kompteks pesantren As-Syafiiyah. Ketika Abdullah Syafi'ie berkiprah, Jatiwaringin belum seramai sekarang, Struktur masyarakatnya masih homogen dimana mata pencaharian penduduk Iebih banyak berkebun dan pedagang. Tetapi masyarakat Jatiwaringin sekarang sangat plural. Semakin derasnya arus urbanisasi, dimana kebanyakan para pendatang tidak mengetahui secara pasti perjalanan pesantren dan aktivitas pimpinannya. Gerak perubahan dan pluralitas masyarakat tersebut, menurut analisa penuts juga menjadi salah satu kontribusi tidak populerya para pimpinan pesantren. Ditambah minimnya proses interaksi kalau tidak dikatakan tidak ada proses interaksi sama sekali antara pimpinan pesantren dengan masyarakat sekitar kecuali dalam lingkup pengajian yang jumlahnya terbatas.
Faktor eksternal ini mendorong perubahan masyarakat tradisional ke rasional, yang dinyatakan Weber akan menjadikan kharisma tidak lagi menjadi elemen yang paring panting. Hal ini akan menandai babak bare dimana sistem dan birokrasi menjadi jawaban atas masyarakat modern dan rasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Fauziah
"Skripsi ini membahas mengenai gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November tahun 2012. Adapun tujuan diadakannya penelitian ini untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala kantor dan selanjutnya melihat bagaimana pencapaian visi dan misi yang terdapat di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Selatan. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Pengumpulan data yang dilakukan melalui kuesioner dan didukung dengan wawancara serta observasi langsung di lapangan. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala kantor ialah gaya kepemimpinan demokrasi. Dampak dalam penerapan gaya demokrasi ini ialah sebagian besar para pegawai memahami secara jelas tupoksi yang diembannya sehingga pelaksanaan misi berjalan lancar dan hampir mengalami kemajuan yang berkesinambungan dalam mewujudkan visi yang terdapat di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Selatan.

This thesis analyzes the leadership style which is implemented by the Head of the South Jakarta Administration Library and Archive Office. This research was conducted in September - November 2012. The aim of this research is to understand the leadership style of the head of office and to observe how it affects the achievement of the vision and mission of the South Jakarta Administration Library and Archive Office. The approach used in this research is quantitative, conducted through a survey method. Collection of the data is carried out through questionaires and supported by a interview and a direct observation on the field. Results of the research show that the leadership style of the head of the office is democratic leadership. The effects of the implementation of this democratic leadership style is that most of the employees understand clearly the tasks that they are responsible of. This results in a smooth operation of their mission, nearly resulting in a continuous progress in achieving the visions of the South Jakarta Administration Library and Archive Office."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>