Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denny Zahir Dayyan
"Penelitian ini mengenai tenaga kerja yang melakukan mobilitas berkaitan dengan aktifitas kegiatan pertambangan PT Kaltim Prima Coal. Perilaku ini dilatarbelakangi oleh adanya kesempatan kerja akibat peningkatan aktiitas pertambangan, yaitu seiring peningkatan produksi. Dan kemungkinan adanya faktor pendorong dari daerah asal untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik. Kemudian dihitung seberapa besar perpindahan penduduk dari luar daerah yang dituju. Persentase orang yang keluar dari Region I (Kec. Bengalon dan Kec. Sangatta) sangatlah kecil, dan sebaliknya orang yang masuk jauh lebih banyak. Selanjutnya hubungan antara peningkatan aktifitas kegiatan tambang dan laju orang yang migrasi ke daerah tersebut diuji dengan trend polynomial regression dan linear regression.

This study is concerning about the labor mobility related to mining activities of PT. Kalimantan Prima Coal. This behaviour is motivated by the job opportunities due to mining activities increase and production increases. And the possibility of motivate factors of the origin area to get a better prosperity. Then calculated how much the migration people from outside of designated area. The percentage of people who come out from Region 1 (sub district Bengalon and district Sangatta) is very small, otherwise people who come are much more. Furthermore the relation between mining activities increases and the rapid of migration people into the area tested with polynomial regression and linear trend regression."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soemarno Witoro Soelarno
"Pertambangan mempunyai kekuatan yang signifikan untuk dikembangkan sebagai penggerak pembangunan di daerah terpencil dimana pertambangan itu berada. Namun, apabila kebergantungan daerah tersebut cukup besar pada pertambangan, pada suatu saat apabila kegiatan pertambangan berakhir maka dapat menyebabkan shock pada banyak aspek, misalnya terhentinya kegiatan perekonomian, pengangguran, meningkatnya kriminalitas, dan keresahan sosial lainnya.
Hasil Proses Hierarki Analisis menunjukkan bahwa pada perencanaan penutupan tambang yang menunjang pembangunan berkelanjutan, para pihak pemangku kepentingan sepakat faktor perlindungan dan kelestarian fungsi lingkungan mendapat bobot paling besar untuk diperhatikan, kemudian diikuti oleh pembangunan dan keberlanjutan ekonomi, serta sosial dan kesehatan masyarakat. Para pihak pemangku kepentingan sepakat bahwa penggunaan lahan bekas tambang diprioritaskan untuk kawasan perkebunan, dengan alternatif lain untuk dikembangkan adalah budidaya perairan Sena kawasan wisata. Pemerintah Daerah dan perusahaan tambang dipandang sebagai pihak yang mempunyai peran besar pada keberhasilan perencanaan dan plaksauaan penutupan tambang. Sektor pertanian menjadi sektor yang paling konvergen (sesuai) untuk menggantikan sektor pertambangan pada masa pasca tambaug.
Permodelan system dynamics menunjukkan bahwa kombinasi pengusahaan tanaman karet, kelapa sawit, dan hutan dengan dana investasi dari royalti batubara, dapat mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah Kabupaten Kutai Timur pada masa pasca tambang. Manfaat ekonomi dari penanaman hutan diperoleh dari kompensasi penyerapan karbon melalui Mekanisme Pembangunan Bersih, basil hutan non kayu, dan pemanenan hasil kayu secara berkelanjutan. Reinvestasi dari bagian pendapatan hasil tambang melalui mekanisme Dana lnvestasi Pembangunan Berkelanjutan (DIPB), mampu difungsikan sebagai MODAL untuk pembangunan berkelanjutan.
Daerah-daerah yang mempunyai kebergantungan yang tinggi pada hasil tambang, perlu menyusun kebijakan tentang alokasi pemanfaatan pendapatan dari pertambangan, agar pembangunan dapat berlaujut pada periode pasca tambang.

Mining industry has a significant potency as the prime mover of the development in the area where mining is developed, especially in remote area. But if the region too dependent on mining revenue, some day, whenever the mining is ceased it will shock some aspects; it could stop the economic activities, it will cause unemployment, the raise of crime, and some other social disquiets.
Result of Analytical Hierarchy Process shows that factor of protection and continuation of environmental functions gets the largest portion to be concerned in mining closure plan that supporting the sustainable development, followed by the social, economic and public health development and continuation. Stakeholders agreed to define post mining land use for plantations and water preserve and also as a tourism site. Local Government and mining company were assumed have very important role on the efficacy ofthe planning and the practice of mining closure. In the period of post mining, agriculture sector is the most convergent sector to replacing the mining sector.
Simulation with system dynamics shows that a combination of palm oil and rubber plantation, and forestry funded by invested fund ji-om the coal royalty, so called as Investment Fund for Sustainable Development, could support the sustainable development in the period of post mining. Economic rent from forestry obtained by compensation through Clean Development Mechanism, sustainable forest products, non timber forest products, and environmental services provided by forest. Reinvestment of fund generated from mineral royalty through Investment Fund for Sustainable Development is able to be functioned as CAPITAL for sustainable development.
Regions with high dependency to mineral revenue, need to formulate policy with regard to mineral revenue allocation and utilization for supporting sustainable development in the post mining period.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
D1540
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weni Lidya Sukma
"Saat ini pasar kerja didominasi oleh pekerjaan informal sedangkan kondisi pekerjaan mereka cenderung tidak layak, sehingga diperlukan upaya untuk menyediakan pekerjaan layak. ILO melalui  Recommendation 204 menyampaikan tentang pentingnya formalisasi pekerjaan informal sebagai salah satu upaya menciptakan pekerjaan yang layak untuk semua. Namun memasuki pekerjaan formal dari pekerjaan informal tidak dapat terjadi dengan mudah. Mereka harus menghadapi beberapa halangan berupa regulasi yang kaku, pajak, dan pelayanan sektor publik yang tidak baik. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan kesempatan bagi pekerja informal untuk mengakses keuangan, barang modal, maupun akses infrastruktur yang menunjang. Melalui kerangka pilihan pekerjaan, penelitian ini akan menganalisis pengaruh dari pekerjaan orang tua terhadap pekerjaan anak. Dalam hal ini, yang akan dianalisis adalah pengaruh mobilitas status pekerjaan dari pekerjaan informal ke pekerjaan formal dan sebaliknya. Dengan menggunakan data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS), gambaran tenaga kerja Indonesia menunjukkan sebagian besar pekerja adalah orang yang tidak mengalami mobilitas pekerjaan. Hasil marginal effects dari regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa hanya pengalaman mobilitas status pekerjaan ayah yang dapat memengaruhi mobilitas status pekerjaan anak. Ayah yang menjadi stayer dan mengalami upward mobility akan memberikan  peluang lebih besar bagi anak untuk menjadi stayer dan peluang lebih kecil untuk melakukan downward mobility. Selain itu juga ditemukan bahwa karakteristik perkawinan dan keberadaan anak dalam rumah tangga akan memengaruhi mobilitas status pekerjaan anak yang tinggal bersama ibunya dan tidak memberikan pengaruh pada mobilitas status pekerjaan anak yang tinggal bersama ayahnya. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa tantangan struktural masih tetap terjadi untuk melakukan transisi ke pekerjaan formal. Dari generasi orang tua sampai dengan generasi anaknya, masalah akses ke pekerjaan formal masih tetap bertahan.

This time, the labor market is dominated by informal jobs while their jobs are decent. Required feasible to provide decent work, ILO through Recommendation 204 conveys the importance of formalizing informal work as one of the efforts to develop decent work for all. But moving formal jobs from informal jobs cannot be done easily. They have to deal with several obstacles consisting of rigid regulations, taxes, and bad public service. This can lead to an imbalance of opportunities for informal workers to access finance, capital goods, and also access supporting infrastructure. Through job choice, this study will analyze the work of parents on children's work. In this case, what will be used is work mobility status from informal jobs to formal employment and vice versa. Using data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS), the description of Indonesian workforce shows more than half of workers were stayers. The results of the marginal effects on multinomial logistic regression only indicate the father's mobility status which can affect the child's mobility status. Fathers who is stayer and experience in upward mobility will provide greater opportunities for children being stayer and less opportunities to downward mobility. In addition, it is also found that the marital status and children existence in the household will affect the mobility status of children living together with mother and not affect the mobility status of children living together with father. This study conclude about the structural challenges that are still being made to make the transition to formal work. From the generation of parents to generations of their children, the problem of access to formal employment still persists."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapruddin
"Sejak awal proses pembangunan di Indonesia sektor pertanian telah memainkan peran penting terutama berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja dan sebagai sumber devisa bagi negara lewat produk-produk ekspor yang dihasilkan. Salah satu implikasi kemajuan pembangunan adalah berkurangnya peran sektor pertanian akibat berkembangnya sektor-sektor lain yang pada gilirannya mendorong perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian. Proses keluarnya pekerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian merupakan sesuatu yang wajar dan ini dialami oleh banyak negara di dunia.
Untuk Indonesia yang memiliki potensi pertanian yang besar perpindahan pekerja pertanian ke sektor lain perlu dicermati untuk menjaga agar pekerja yang tetap berada di sektor pertanian adalah pekerja yang berkualitas (umur muda dan berpendidikan lebih baik). Pekerja pertanian yang berkualitas diperlukan untuk mengembangkan sektor pertanian yang memiliki potensi besar tetapi masih belum digarap secara maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas pekerja keluar sektor pertanian.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan mobilitas pekerja keluar sektor pertanian ke sektor non pertanian, mengetahui faktor-faktor yang mendorong dan menghambat mobilitas pekerja dari sektor pertanian dan mengetahui distribusi perpindahan pekerja sektor pertanian ke sektor non pertanian.
Analisis terhadap kecenderungan pekerja pertanian keluar ke sektor non pertanian dilakukan dengan menggunakan data Survai Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (Sakerti) tahun 1993 dan tahun 1997. Data Sakerti (1993 dan 1997) merupakan data panel (responden tahun 1993 diwawancarai kembali pada tahun 1997) sehingga memungkinkan dilakukannya analisis dengan atribut individu yang sama pada kedua tahun pengamatan. Studi ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis inferensial untuk melihat fator-faktor yang mempengaruhi mobilitas pekerja keluar sektor pertanian menggunakan model regresi logistik bitter.
Dari analisis deskriptif beberapa temuan penting adalah terjadinya kecenderungan yang terus meningkat pekerja pertanian keluar ke sektor lain dan adanya lapangan pekerjaan yang secara konsisten merupakan penampung terbanyak pekerja pertanian. Antara tahun 1990-1997 persentase pekerja pertanian yang pindah ke sektor lain meningkat dari 4,8 persen di tahun 1990 menjadi 6,1 tahun 1995 dan 11,6 persen pada tahun 1997.
Kecenderungan pekerja pertanian keluar sektor non pertanian makin meningkat seiring peningkatan pendidikan pekerja pertanian. Sedangkan hubungan yang sebaliknya dijumpai dengan umur pekerja, artinya makin tua umur pekerja pertanian mobilitas persentase pekerja keluar sektor pertanian dijumpai makin menurun.
Dari analisis inferensial dijumpai variabel-variabel yang pengaruhnya signifikan terhadap mobilitas pekerja keluar sektor pertanian adalah pendidikan, daerah tempat tinggal, keberadaan usaha tani rumah tangga, upah pekerja non pertanian, wilayah tempat tinggal, interaksi status pekerjaan dengan pendidikan dan interaksi umur dengan pendidikan. Dari variabel-variabel yang signifikan tersebut dapat disimpulkan faktorfaktor yang mendorong mobilitas pekerja keluar sektor pertanian adalah pendidikan, lokasi tempat tinggal, wilayah tempat tinggal dan upah non pertanian. Sedangkan faktor penghambat hanyalah keberadaan usaha tani rumah tangga."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hazmi Achmad Gaffar
"Mobilitas adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari Kegiatan Ekonomi dan Tenaga Kerja, itu akan terjadi secara alami. Skeldon dalam teorinya mengatakan bahwa mobilitas tenaga kerja memiliki variasi pola tergantung pada sosial-ekonomi masyarakat. Artikel ini akan mengkaji dampak karakteristik demografi dan lokasi perumahan di empat belas wilayah metropolitan di Indonesia. Dengan metode multinomial logit regression, penulis menemukan bahwa secara umum, faktor-faktor yang diteliti memiliki dampak yang sama terhadap pola mobilitas di setiap wilayah metropolitan di Indonesia walaupun dalam beberapa kasus terdapat perbedaan hasil korelasi antara variabel tertentu terhadap pola mobilitas.

Mobility is something that cannot be separated from Economic Activity and Labor, it will occur naturally. Skeldon in his theory said that labor mobility varies in patterns depending on the socio-economic community. This article will examine the impact of demographic characteristics and location of housing in fourteen metropolitan areas in Indonesia. With the multinomial logit regression method, the authors found that in general, the factors studied had the same impact on mobility patterns in each metropolitan area in Indonesia, although in some cases there were differences in the correlation results between certain variables with mobility patterns."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqika Alamsyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan pola mobilitas non-permanen tenaga kerja di kawasan metropolitan antara sebelum dan selama pandemi Covid-19. Penelitian ini juga menganalisis pengaruh faktor individu dan faktor daerah asal dan tujuan pekerja terhadap keputusan pilihan pola mobilitas non-permanen selama pandemi. Adapun data yang digunakan adalah Sakernas 2019, 2020, dan 2021. Metode penelitian menggunakan regresi multinomial logistik. Hasil penelitian menunjukan terjadi penurunan pola mobilitas non permanen di kawasan metropolitan Indonesia selama pandemi melanda. Faktor yang mempengaruhi pola mobilitas komuter selama pandemi adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, sektor lapangan pekerjaan, klasifikasi daerah tempat tinggal, serta pertumbuhan PDRB. Sementara, faktor yang mempengaruhi pola mobilitas sirkuler selama pandemi melanda adalah usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, bekerja di sektor manufaktur, klasifikasi daerah tempat tinggal, serta pertumbuhan PDRB.

This research aims to analyze the changes in the patterns of non-permanent labor mobility in metropolitan areas before and during the Covid-19 pandemic. The study also examines the influence of individual factors and factors related to the workers' origin and destination areas on the decision to choose non-permanent mobility patterns during the pandemic. The study utilizes data from Sakernas (National Labor Force Survey) for the years 2019, 2020, and 2021. The research methodology employed in this study is multinomial logistic regression. The findings of this research reveal a notable decline in non-permanent mobility patterns in Indonesian metropolitan areas during the pandemic. Factors that influence commuter mobility patterns during the pandemic include age, gender, education level, employment status, employment sector, residential area classification, and regional gross domestic product growth. Meanwhile, factors that affect circular mobility patterns during the pandemic include age, gender, marital status, education level, employment status, working in the manufacturing sector, residential area classification, and regional GDP growth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Indah Mulyani
"Lahan yang mahal di pusat kota membuat pekerja bergeser ke luar dan mengakibatkan munculnya mobilitas pekerja. Salah satu dampak yang dihasilkan adalah konsumsi energi meningkat yang berdampak pada lingkungan buruk dan krisis energi di kasus yang lebih parah. Dengan demikian, penting untuk memahami hubungan dari mobilitas pekerja dan konsumsi energi. Penelitian ini mengevaluasi dampak dari mobilitas pekerja yang terbagi menjadi pekerja komuter dan sirkuler terhadap konsumsi energi total, listrik, dan BBM. Digunakan extended Stochastic Impacts oleh model Population, Affluence, and Technology (STIRPAT).
Hasil utama didapatkan menggunakan metode IV dengan data panel dari 33 provinsi dari tahun 2013 sampai 2018. Diperoleh hasil berupa: (1) pekerja komuter tidak signifikan berdampak terhadap konsumsi energi total dan BBM, tapi berdampak signifikan terhadap listrik; (2) pekerja sirkuler memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan konsumsi energi total, BBM, dan listrik.
Faktor lain yang terpengaruh dari mobilitas pekerja adalah tingkat kesehatan yang menurun dan perbedaan pada kehidupan sosial pekerja. Meskipun demikian, terdapat manfaat yang dihasilkan di sektor ekonomi individu, keluarga, dan regional. Guna menentukan apakah mobilitas pekerja di Indonesia perlu didorong atau tidaknya, diperlukan analisa komprehensif dari sisi ekonomi, lingkungan, dan sosial negara. Mobilitas pekerja dapat didorong dengan cara meminimalisir cost yang dihasilkan dari dampak lingkungan dan sosial

Expensive land in the city center forces workers to shift outward and results in the emergence of mobility. One of the impacts that being resulted is the increase of energy consumption which has an impact on the bad environment and an energy crisis in more severe cases. Therefore, it is crusial to understand the relationship between labor mobility and energy consumption. This study evaluates the impact of labor mobility divided into commuter and circular workers on total energy, electricity and fuel consumption. It uses Stochastic Impacts by Regression on Population, Affluence, and Technology (STIRPAT) model.
The main results were generated using IV method with balanced panel data from 33 provinces from 2013 to 2018. The results obtained are: (1) commuter workers do not have a significant impact on total energy consumption and fuel, but have a significant impact on electricity; (2) circular workers have a significant impact on increasing total energy consumption, fuel, and electricity.
Other factors affected by labor mobility are declining health levels and differences in the social life of workers. Nonetheless, there are benefits to be generated in individual, family, and regional economic sectors. In order to determine whether labor mobility in Indonesia should be encouraged or not, a comprehensive analysis is required from the country's economic, environmental and social perspectives. Labor mobility can be encouraged by minimizing costs resulting from environmental and social impact.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bukit Raharja
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan keadaan dunia pertambangan secara umum mengalami berbagai hambatan salah satunya sengketa pertambangan yang diakibatkan oleh masalah pertanahan. Hambatan penyelesaian sengketa tanah juga dialami oleh PT Kaltim Prima Coal merupakan salah satu produsen batubara di Indonesia. PT Kaltim Prima Coal melakukan kegiatan operasi pertambangan batubara berdasarkan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara Nomor J2/Ji.Dn/16/82 yang dibuat dan ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia dan PT Kaltim Prima Coal pada tanggal 8 April 1982 ldquo;PKP2B rdquo; . PT Kaltim Prima Coal dalam melakukan kegiatan operasional pertambangan di wilayah PKP2B seringkali terhambat akibat adanya warga yang menyatakan memiliki tanah perwatasan di dalam wilayah PKP2B PT Kaltim Prima Coal. Namun kenyaataan dasar hukum memiliki hak atas tanah perwatasan di dalam wilayah PKP2B PT Kaltim Prima Coal tidak sesuai dengan UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara serta UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

ABSTRACT
This research is based on general mining practice facing many obstacles one of the major problem is land dispute. The land dispute issue is also being faced by PT Kaltim Prima Coal, one of the largest coal producers in Indonesia. PT Kaltim Prima Coal conducts its mining activity based on Coal Contract of Work Number J2 Ji.Dn 16 82 made between the Government of Republic Indonesia and PT Kaltim Prima Coal dated April 8, 1982 ldquo CCoW rdquo . PT Kaltim Prima Coal in conducting mining activity in the CCoW area is mostly disturb by residents that claims the tanah perwatasan ownership inside the CCoW area. This issue is against Law Number 4 of 2009 on Mineral and Coal Mining and Law No. 5 of 1960 on Agrarian Law."
2017
T49302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habibulloh Adi Negoro
"Internet dan teknologi telah membuat disrupsi besar arus informasi dan sifat transaksi ekonomi. Studi ini fokus pada bagaimana kejutan mempengaruhi dan membuat perubahan dalam pencarian pekerjaan. Baru-baru ini biaya pencarian pekerjaan telah berkurang dan sekarang lebih mudah bagi pekerja (bahkan pekerja yang menganggur) untuk mencari pekerjaan baru. Kemudahan ini telah membuat pencarian pekerjaan lebih mudah dari sebelumnya dan mudah untuk menemukan lowongan pekerjaan. Dalam studi ini, OLS pooled dan cross-sectional telah digunakan untuk memperkirakan jumlah pemindahan pekerjaan yang dilakukan oleh generasi milenial dan X untuk mendeteksi apakah perbedaan dari hopping pekerjaan signifikan antar generasi. Studi ini menemukan bahwa generasi milenial tidak berpengaruh signifikan terhadap pendahulunya. Namun, generasi milenial memiliki potensi dan kemampuan yang lebih tinggi untuk bergerak lebih dari generasi sebelumnya karena mereka memiliki tingkat pendidikan rata-rata yang lebih tinggi. Studi ini juga menemukan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat memberikan kemampuan dan daya tawar yang lebih tinggi kepada pekerja untuk pindah ke pekerjaan lain, di mana kemampuan yang lebih tinggi yang diperoleh dari tingkat pendidikan dimulai dari sarjana.

The internet and technology has made large shocks of information flows and the nature of economic transactions. This study focus on how the shock affects and made changes in the job search. Recently the searching cost of a job has been decreased and now it’s easier for workers (even unemployed labor) to seek for a new job. This easiness has made job seeking simpler than ever and it’s easy to find job vacancy. In this study, pooled and cross-sectional OLS has been used to estimate the number of job moves done by millennial and X generation to detect whether the difference of job-hopping is significant between generations. This study found that millennial generation does not significantly to their predecessors. Yet, millennial generation has higher potential and ability to move more than the previous generations since they have higher average of education level. This study also found that higher education level could give higher ability and bargaining power to the labor to move to another job, where higher ability gained from the education level starts from bachelor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Putra Nugraha
"Penelitian ini berdasarkan dari gugatan pada PT. Ridlatama Tambang Mineral pada Bupati Kutai Timur, PT. Ridlatama Tambang Mineral telah melakukan investasi cukup besar terkait dengan daerah di Kutai Timur akan tetapi terntaya investasi tersebut mempunyai masalah terkait dengan izin explorasi berdasarkan UU No 4 Tahun 2009 Tentang Pertambagan, akan tetapi Bupati telah menerbitkan banyak izin terkait dengan Izin Ekplorasi dan Izin Eksploitasi pada berbagai pihak yang menimbulkan sengekta antara PT. Ridlatama Tambang Mineral dan Pemerintah Indonesia Bupati Kutai Timur, hal ini dikarenakan Izin Eksplorasi dan Eksploitasi PT Ridlatama di cabut oleh Bupati Kutai Timur, Dalam Putusan PK No.138/PK/TUN/2012 PT. Ridlatama harus mendapatkan izin pinjam pakai kawasan hutan dari Menteri Kehutanan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan penyelidikan umum dan atau eksplorasi pertambangan di wilayah kawasan hutan sebelum ada izin dari Menteri Kehutanan, namun pada kenyataannya sebelum izin dari Menteri Kehutanan tersebut diperoleh, PT. Ridlatama telah melaksanakan kegiatan penyelidikan umum dan atau eksplorasi pertambangan di wilayah kawasan hutan.

The Research is based on the lawsuit PT. Ridlatama Tambang Mineral on Indonesia Goverment Kutai Timur Regent, PT. Ridlatama Tambang Mineral have a major investor's perspective, especially when investing in region such as Kutai Timur which have a problem in legal system remains a chronic problem, investors are ensured that they are protected against expropriation Law No. 4 Year 2009 provides a major impact from the investor which the local administrator are allowed to issue mining permits, The local govermenet has issued many of the Izin EKCP exploration livenses and Explotation Licenses many permits were issued mining area can be owned by more than one company with different permits, a situation that has triggered disputes between the PT. Ridlatama Tambang Mineral and Indonesia Goverment East Kutai Regent, Based on the the Bupati of East Timur the licences held by Ridlatama Group have remove the EKCP Licenses from Ridlatama Group, based on decree No 138 PK TUN 2012, PT. Ridlatama must obtain borrow to use permits from ministry of forestry and must public inquiry and exploration of mining in forest area but based on facts the borrow to use forest permit not been obtain from ministry of forestry PT. Ridlatama has been Carried out its general investigation and mining or exploration activities in forest area."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>