Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siagian, Alfian Syahmadan
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan penelitian untuk memeriksa apakah Upa-upa dapat berfungsi sebagai piranti mnemonik untuk mempermudah proses transmisi dan pewarisan tradisi Mangkobar pada masyarakat Batak Angkola di Tapanuli Selatan Sumatra Utara. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Padangsidimpuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatra Utara. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dan sebagian besar data yang diperoleh adalah data lapangan. Sebagai data pendukung, penulis juga melakukan penelitian dan studi pustaka. Peneltian ini menggunakan teori formulaik Parry-Lord terutama pada konsep transmisi, pewarisan, formula, oralitas, piranti mnemonik (alat pengingat) dan pembentuk tema. Untuk menganalisis bagaimana sebuah bagian Upa-upa dapat berfungsi sebagai piranti mnemonik juga dipakai pendetakan semiotika khususnya konsep triadik peirce. Untuk menuangkan hasil penelitian ke dalam bentuk tulisan dipergunakan pendekatan etnografi yang juga digunakan untuk menghimpun data kebudayaan dan keseharian masyarakat tempatan. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa Upa-upa sebagai benda konkrit dapat diolah bersama dengan kognisi masyarakat untuk diinterpretasi sebagai sebuah nasihat perkawinan yang penting. Penelitian ini dapat melihat bahwa secara internal tradisi mangkobar dapat ditransmisikan lewat formula yang berupa bunyi dan secara eskternal taradisi ini dapat ditransimi lewat simbol Upa-upa

ABSTRACT
This Thesis is a research about transmission proses in Batak Angkola Oral Tradition. This is to check if Upa-upa can be functioned as a mnemonic device in order to make the transmission and the inheritance process of Mangkobar tradition easier in Batak Angkola Communityy in South Tapanuli North Sumatra. The research took places in Kota Padangsidimpuan and Tapanuli Selatan Region in North Sumatra. The Research is a field research and the biggest amount of the datum that was collected is field data. As a supporting, the researcher was also doing literary observation and study. This research using formulaic theory Parry-Lord especially in transmission, inheritance, formula, orality, mnemonic devices dan the building of theme as in formulaic theory. In order to analyses how an Upa-upa part can be functioned as a mnemonic device the researcher is also using the semiotika approach especially triadic ? peircean concepts. In the term of wiriting, the researcher using the ethnographic approach in order to collect the cultural data and the ethnic gorup daily data. This research was able to prove that Upa-upa as a representament can be analysed along with the ethnic group cognition in order to be interpreted as an important marital advices. The research was able to indicate that internally mangkobar tradition can be transmitted by formula which is sounds and formulas can be transmitted by symbol which is Upa-upa."
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Alfian Syahmadan
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan penelitian untuk memeriksa apakah Upa-upa dapat berfungsi sebagai piranti mnemonik untuk mempermudah proses transmisi dan pewarisan tradisi Mangkobar pada masyarakat Batak Angkola di Tapanuli Selatan Sumatra Utara. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Padangsidimpuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatra Utara. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dan sebagian besar data yang diperoleh adalah data lapangan. Sebagai data pendukung, penulis juga melakukan penelitian dan studi pustaka. Peneltian ini menggunakan teori formulaik Parry-Lord terutama pada konsep transmisi, pewarisan, formula, oralitas, piranti mnemonik (alat pengingat) dan pembentuk tema. Untuk menganalisis bagaimana sebuah bagian Upa-upa dapat berfungsi sebagai piranti mnemonik juga dipakai pendetakan semiotika khususnya konsep triadik peirce. Untuk menuangkan hasil penelitian ke dalam bentuk tulisan dipergunakan pendekatan etnografi yang juga digunakan untuk menghimpun data kebudayaan dan keseharian masyarakat tempatan. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa Upa-upa sebagai benda konkrit dapat diolah bersama dengan kognisi masyarakat untuk diinterpretasi sebagai sebuah nasihat perkawinan yang penting. Penelitian ini dapat melihat bahwa secara internal tradisi mangkobar dapat ditransmisikan lewat formula yang berupa bunyi dan secara eskternal taradisi ini dapat ditransimi lewat simbol Upa-upa.

ABSTRACT
This Thesis is a research about transmission proses in Batak Angkola Oral Tradition. This is to check if Upa-upa can be functioned as a mnemonic device in order to make the transmission and the inheritance process of Mangkobar tradition easier in Batak Angkola Communityy in South Tapanuli North Sumatra. The research took places in Kota Padangsidimpuan and Tapanuli Selatan Region in North Sumatra. The Research is a field research and the biggest amount of the datum that was collected is field data. As a supporting, the researcher was also doing literary observation and study. This research using formulaic theory Parry-Lord especially in transmission, inheritance, formula, orality, mnemonic devices dan the building of theme as in formulaic theory. In order to analyses how an Upa-upa part can be functioned as a mnemonic device the researcher is also using the semiotika approach especially triadic ? peircean concepts. In the term of wiriting, the researcher using the ethnographic approach in order to collect the cultural data and the ethnic gorup daily data. This research was able to prove that Upa-upa as a representament can be analysed along with the ethnic group cognition in order to be interpreted as an important marital advices. The research was able to indicate that internally mangkobar tradition can be transmitted by formula which is sounds and formulas can be transmitted by symbol which is Upa-upa."
2015
T45145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novytya Ariyanti
"ABSTRAK
Skripsi ini mengenai bagaimana connectionism dapat digunakan untuk menjelaskan variasi model budaya para santri Pondok Pesantren Al-Idrus Lebak, Banten dalam proses belajar mereka untuk memahami teks kitab kuning. Belajar teks kitab kuning yang bertuliskan huruf gundul, akan menimbulkan kemungkinan perbedaan pemahaman antara santri dengan ustad melalui trial and error. Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dengan teknik participant observation dan indepth interview. Deskripsi awal, menyebut bahwa terdapat tahapan proses belajar santri untuk pencapaian kata ?paham? mengenai teks kitab kuning, serta dalam proses belajar santri menggunakan mnemonic devices atau alat bantu pengingat. Kemudian, alat bantu pengingat ini semakin dirangsang oleh lingkungan struktur ekstrapersonal. Struktur ekstrapersonal tersebut mendiktekan terjadinya variasi model budaya.

ABSTRAK
This thesis is about how connectionism can be used to explain the variations of cultural model of students in Islamic Boarding School Al-Idrus Lebak, Banten in their learning process to understand the kitab kuning text. Learning thekitab kuning which is writtenS without diacritics will possibly cause differences in understanding between the students and the teacher, through ?trial and error?. This thesis uses qualitative method through data collecting technique by participant observation and indepth interview. The first explanation tells us that there are some stages in the learning process of the students to ?understand? the kitab kuning. Also, the students used mnemonic devices in the learning process. Then, thedevices arestimulated constantly by extrapersonal structure of environment. The extrapersonal structure dictates the variations of cultural models.
"
2016
S65028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiba Nabila Haryanto
"Kamus merupakan media tertua yang digunakan dalam pengajaran bahasa asing sebagai alat bantu untuk mengenal kosakata. Kebanyakan kamus dwibahasa hanya memuat lema di dalamnya, namun dalam kamus Langenscheidt Kamus: Bahasa Jerman sebagai Bahasa Asing terdapat 12 halaman ilustrasi berwarna sebagai penjelas kosakata bahasa Jerman. Penelitian ini membahas penyajian ilustrasi dan teknik yang digunakan dari ilustrasi berwarna tersebut untuk memudahkan pemelajar dalam memahami kosakata serta penggunaannya. Analisis dilakukan dengan mengaplikasikan teori penggunaan gambar dalam pengajaran serta teknik mnemonik untuk mempelajari kosakata bahasa asing menurut Sperber (1989). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kamus ini menerapkan beberapa teknik mnemonik yaitu dengan pengkategorian kosakata yang ingin ditampilkan dalam tema atau topik tertentu. Kemudian di dalam ilustrasi digunakan teknik penomoran, teknik cerita, dan teknik asosiasi untuk memperkenalkan kosakata bahasa Jerman.
The dictionary is the oldest media used in teaching foreign languages as a tool to help recognize vocabulary. Most bilingual dictionaries only contain entries in them, but in the Langenscheidt Dictionary: German as a Foreign Language, there are 12 pages of colored illustrations to explain German vocabulary. This research discusses the presentation of illustrations and the techniques used in these colored illustrations to make it easier for students to understand vocabulary and its use. The analysis was carried out by applying the theory of using pictures in teaching as well as mnemonic techniques for studying foreign language vocabulary according to Sperber (1989). The result of this research shows that this dictionary applies several mnemonic techniques, namely by categorizing the vocabulary to be displayed in certain themes or topics. Then in the illustrations, numbering techniques, story techniques, and association techniques are used to introduce German vocabulary."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman
"Tradisi maataa merupakan tradisi tahunan yang di dalamnya terdapat berbagai ritual, kabhanti, dan tarian. Tradisi maataa memiliki nilai yang dapat mempersatukan masyarakat pendukungnya. Nilai itu berupa nilai religius dan nilai sosial, bahkan secara filosofi tradisi maataa merupakan perwujudan dari siklus kehidupan terutama yang berhubungan dengan kelahiran dan perkawinan. Selain itu, masalah kelisanan ditemukan dalam kabhanti tradisi maataa.
Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan kelisanan dan keberlangsungan tradisi maataa. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelisanan dalam tradisi maataa tercermin dari kabhanti yang dilantunkan yang sarat dengan repetisi dan penggunaan perumpamaan yang mengambil dari alam sekitar. Selain itu, kabhanti dalam tradisi maataa penciptaannya terjadi secara spontan sangat bergantung pada audiens dan penari. Dari segi formula kabhanti dalam tradisi maataa umumnya berbentuk frasa dan ketika dilantunkan terjadilah variasi yang berbentuk teks dan cara melantunkannya. Untuk mempertahankan eksistensinya tradisi maataa diwariskan dengan melalui tiga pola pewarisan yaitu pewarisan dalam pertunjukan, pewarisan secara langsung, dan pewarisan di kalangan sendiri.

Maataa is an annual tradition and has various ritual, kabhanti and dancing. Maataa tradition has value that could unite all the society. Those values are religious and social value, even philosophically maataa tradition is a life cycle which relates to natality and marriage. In other hand, orality problem is also found in kabhanti maataa tradition.
The objective of this research is to explore the orality and the sustainity of maataa tradition. It used qualitative method by ethnography approach. The result shows that orality in maataa tradition reflected from the sound of kabhanti which has repetition and using of metaphor from the environment. Then, kabhanti in maataa tradition created spontaneously depend on the audiences and the dancers. Kabhanti formula generally in phrase and there are is variations on text and the way of orality when it is orality. There are three inheritance ways in keeping the existence of maataa tradition which are by performance, direct and inheritance of the society itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29270
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad AS Hikam
"Pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang, No. 2Tahun 2017 tentang Keormasan (Perppu Ormas) sebagai UU dan pengesahan UU No.5 Tahun 2018 tentang Terorisme adalah sebuah capaian kebijakan strategis dalam sektor keamanan nasional yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah maupun masyarakat sipil untuk membendung kiprah kelompok-kelompok radikal di Indonesia, terutama (namun tak terbatas pada) mereka yang terkait dengan gerakan-gerakan Islam radikal, baik yang diketahui menggunakan pendekatan kekerasan maupun yang tidak. Pemetaan yang tepat terhadap perkembangan kelompok radikal, pada tataran lingkungan strategis global, regional, dan nasional, penting dilakukan karena akan menjadi landasan bagi pembentukan kebijakan publik yang lebih luas dan mendalam tekait penanggulangan radikalisme dan gerakan radikal di masa depan. Analisis kualitatif deskriptif yang dilakukan penulis berdasarkan data-data, dokumen dan fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa pengesahan Perppu Ormas No 2 Tahun 2017 dan UU No 5 Tahun 2018 tentang Terorisme mempunyai dampak signifikan jika diikuti dengan tindakan-tindakan tegas oleh penegak hukum."
Bogor: Universitas Pertahanan, 2018
355 JDSD 8:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Thenny Gunawan
"Mnemonik merupakan teknik yang digunakan dalam memudahkan mengingat atau menghafal suatu hal. Konsep ini telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang, terutama pendidikan. Akan tetapi, saat ini konsep mnemonik juga banyak diterapkan dalam arsitektur untuk menstimulasi ingatan tertentu melalui karakteristik khusus. Konsep mnemonik dapat berpotensi membantu aktivitas lansia demensia dalam berhuni terutama ADL (Activities of Daily Living) sebagai terapi lingkungan dalam membentuk memori navigasi. Demensia sendiri merupakan sindrom progresif akibat penurunan fungsi otak yang umum menyerang lansia di atas 60 tahun. Meski masih dalam tahap yang masih ringan, penderita demensia telah menunjukkan gejala gangguan visuospasial. Gejala ini ditandai dengan disorientasi lingkungan, gangguan kontras dan konstruksi, agnosia visual, hingga gangguan representasi visual, sehingga berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari lansia demensia bahkan di dalam hunian. Oleh karena itu, skripsi ini akan membahas konsep mnemonik yang diterapkan pada pengalaman visual pada hunian yang dementia-friendly. Berdasarkan kajian yang dilakukan, pembentukan ruang mnemonik pada hunian lansia demensia membutuhkan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh vividness pada elemen ruang sebagai landmark dan repetisi landmark dalam membentuk alur aktivitas. Pengamatan dilakukan pada dua aplikasi virtual hunian dementia-friendly sebagai studi kasus - Dementia-Friendly Home (Australia) dan 360° Virtual Reality Dementia-Friendly HDB Home Design (Singapura). Berdasarkan pengamatan tersebut, didapat bahwa ruang toilet, kamar tidur, ruang makan, dan dapur memiliki landmark vividness terbanyak sebagai indikasi diterapkannya konsep mnemonik yang cukup kuat. Selain itu, ditemukan bahwa landmarking dapat membentuk pola alur yang berbeda untuk membangkitkan memori navigasi, misalnya pola cabang dan pola satu arah.

Mnemonics is a technique used in making it easier to remember or memorize something. This concept has been widely applied in various fields, especially education. However, nowadays the concept of mnemonics is also widely applied in architecture to stimulate certain memories through special characteristics. The concept of mnemonics can potentially help the activities of the elderly dementia in inhabiting especially ADL (Activities of Daily Living) as an environmental therapy in forming navigation memory. Dementia itself is a progressive syndrome due to decreased brain function which commonly affects the elderly over 60 years old. Although still in a mild stage, people with dementia have shown symptoms of visuospatial disorders. This symptom is characterized by environmental disorientation, contrast and construction disorders, visual agnosia, to visual representation disorders, so it has the potential to interfere with the daily activities of dementia elderly even in the dwelling. Therefore, this thesis will discuss mnemonic concepts applied to visual experiences in dementia-friendly dwellings. Based on the studies carried out, the formation of mnemonic space in the elderly dementia residence requires certain characteristics determined by the vividness of the space elements as landmarks and the repetition of landmarks in forming the flow of activity. Observations were made on two dementia-friendly residential virtual applications as a case study - Dementia-Friendly Home (Australia) and 360° Virtual Reality Dementia-Friendly HDB Home Design (Singapore). Based on these observations, it was found that the toilet room, bedroom, dining room, and kitchen have the most vividness landmarks as an indication of the application of a fairly strong mnemonic concept. In addition, it was found that landmarking can form different flow patterns to evoke navigation memory, e.g. branch patterns and one-way patterns."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keizo Azzuhdi Pradipta Rizal
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas metode mnemonik semantic encoding dalam penghapalan makna kanji ketika dibandingkan dengan metode pengajaran ceramah dalam jangka waktu pendek. Penelitian ini juga bertujuan untuk mencari tahu efektivitas mnemonik ketika sebagian aspek dari mnemonik yang digunakan tidak akrab di benak pengguna. Tujuan ini berangkat dari adanya kebutuhan sebuah metode pembelajaran yang efektif agar dapat memaknai dan menghapalkan kanji dalam waktu singkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melaksanakan pre-test kepada test group mengenai pengetahuan kanji setelah diberikan daftar kanji yang akan dipelajari dan diberikan kesempatan menghafal, lalu diberi perlakuan dan mengambil data kembali pada post-test. Setelah dilakukan pengumpulan data, responden dari grup mnemonik diwawancarai untuk mencari tahu resepsi responden terhadap metode mnemonik. Penelitian ini membuktikan bahwa metode mnemonik semantic encoding lebih efektif dibandingkan metode ceramah dalam menghapal makna kanji di kurun waktu singkat, dan perbedaannya signifikan secara statistik. Penelitian ini juga menemukan bahwa metode mnemonik semantic encoding tidak dapat distandarisasi, karena pengalaman pribadi dan latar belakang budaya yang berbeda-beda menentukan berterima atau tidaknya sebuah mnemonik. Penelitian ini juga menemukan bahwa diperlukan konteks budaya untuk memahami koneksi antara makna komponen kanji dan makna kanji secara keseluruhan, dan oleh karenanya, makna kanji secara keseluruhan tidak selalu dapat dipahami hanya dengan menggunakan makna komponen.

This study aims to examine the effectiveness of semantic encoding mnemonic in memorizing kanji meanings compared to the lecture method in a short period of time. This study also aims to find out the effectiveness of mnemonics when some aspects of the mnemonic used are unfamiliar to the user’s mind. The goal of this study comes from the problem in learning kanji for non-native speaker, which is the need for an effective learning method to memorize and understand kanji within a short period of time. The method used in this study is the mixed method. The data in this study was collected by carrying out a pre-test on the test group, which was given after the list of kanji to be memorized, then given the treatment and then given a post-test. After collecting data, respondents from the mnemonic group were interviewed to find out the respondent's reception of the mnemonic method. This study proves that the semantic encoding mnemonic method is more effective than the lecture method on memorizing the meanings of kanji within a short timeframe and the difference is statistically significant. This study also finds that the semantic encoding mnemonic method cannot be standardized, because different personal experiences and cultural backgrounds determine whether a mnemonic is logically sound. This study also found that the cultural context needed to understand the connection between the meaning of the kanji components and the meaning of the kanji, and therefore, the meaning of the kanji cannot always be reached only by using the meaning of the components."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sastri Sunarti
"ABSTRAK
Penggunaan konsep "orality" merupakan sebuah terobosan yang besar karena selama ini kelisanan selalu dinilai dari sistem nilai keberaksaraan. Sebelumnya, orang yang melek huruf atau beraksara menganggap orang yang tidak beraksara sebagai buta huruf. Kondisi mereka dianggap sebagai suatu kekurangan, ketiadaan, dan kelemahan. Anggapan begitu dapat diterima dalam masyarakat yang beraksara universal. Padahal situasi dalam masyarakat yang belum tersentuh oleh tulisan sama sekali berbeda jika dibandingkan dengan masyarakat beraksara.Meski saat ini amat sulit menemukan masyarakat yang sama sekali niraksara tetapi jejak kelisanan atau orientasi kelisanan itu masih dapat kita temukan dalam masyarakat yang sudah mengenal keberaksaraan tinggi seperti surat kabar awal di Minangkabau.
Kelisanan sebagai satu medium, memiliki sistem yang sama sekali berbeda dengan sistem yang terdapat dalam keberaksaraan. Kita tidak dapat mellihat keunggulan kelisanan jika kita belum berhasil menorobos hadangan keberaksaraan kita. Surat kabar terbitan awal di Minangkabau memperlihatkan adanya interaksi antara kedua medium ini melalui beberapa ciri kelisanan yang disampaikan oleh Ong dan Sweeney. Ciri-ciri kelisanan yang terdapat dalam surat kabar terbitan awal di Minangkabau inilah yang akan dibahas dalam disertasi ini.

ABSTRACT
The use of the concept ?orality? constitutes an important break-through, because, until recently, the worth of orality has always been assessed from the point of view of literacy and its value system. In the past, people able to read and write, literates, considered those without letters to be illiterate. Their condition was defined as a deficiency, an absence, a weakness. Such a standpoint may be acceptable in a full-fledged literate society. However, in a society that has not yet been touched by literacy, the situation is totally different from that in a literate society. Even though today it is quite difficult to find a society that is without any script whatsoever, we can still find traces of orality, or of oral orientation, in societies such as Minangkabau, which are characterized by high levels of literacy.
Orality as a medium represents a system that differs totally from a literate one. We cannot appreciate the forte of orality if we don?t break through the limitations of our own literacy. Using characteristics of orality as identified by scholars such as Walter Ong and Amin Sweeney, it can be shown that in the earliest newspaper publications in Minangkabau society, there was considerable interaction between orality and literacy. It is the oral characteristics in these early Minangkabau newspaper publications that will be discussed in this PhD thesis."
Depok: 2011
D1175
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>